Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Made Maya Sari Rahayu Sandi

Yudiantari
Nim : 1404205014
Kelas : A

Museum Bank Indonesia, Kota Tua

Museum Bank Indonesia berada di kawasan Kota Tua, Jakarta Utara, tepatnya di bagian
depan stasiun Beos Kota atau di samping Museum Bank Mandiri. Kota Tua merupakan sebuah
kawasan kota rintisan yang dulunya dibangun oleh Belanda sebagai pusat perdagangan di Asia.
Museum Bank Indonesia memiliki gaya neo-klasik dan dibangun pada tahun 1828 yang
sebelumnya digunakan Bank Indonesia Kota dan De Javasche Bank. Rancangan gedung
Museum Indonesia ini dikerjakan oleh biro arsitek terkenal Ed Cuypers dan Hulswit.

Gambar 1. Foto Museum Bank Indonesia


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 2. Perspektif Museum Bank Indonesia


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Awal mulanya bangunan objek wisata Museum Bank Indonesia adalah sebuah rumah
sakit umum yang bernama Binnen Hospitaal, hingga pada sekitar tahun 1828, bangunan tersebut
diubah fungsinya menjadi tempat penyimpanan uang atau Bank dengan nama De Javashe Bank.
Selama satu abad berlangsung, tepatnya pada tahun 1953 setelah 9 tahun kemerdekaan Republik
Indonesia, bangunan DJB ditetapkan sebagai Bank Sentral Indonesia atau yang lebih dikenal
sebagai Bank Indonesia. Selang 9 tahun kemudian yaitu pada tahun 1962, pemerintah Indonesia
kemudian memindahkan Bank Indonesia tersebut ke lokasi baru dan lebih strategis, sehingga
tempat BI yang dahulu mejadi kosong tanpa digunakan untuk keperluan yang penting. Akhirnya
pada tahun 2006 Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah meresmikan bangunan

kosong tersebut sebagai Museum Bank Indonesia yang dapat diakses secara mudah oleh
masyarakat umum.

Gambar 3. Foto Museum Bank Indonesia


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dulunya, Bank Indonesia didirikan untuk mendukung jalannya bisnis perdagangan yang
difokuskan di kawasan Batavia (kini Kota Tua). Bank Indonesia ini dimaksudkan untuk
mengenalkan kisah sejarah dari dunia perbankan kepada masyarakat Indonesia. Museum ini
menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak
sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun
1953 dan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak
kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005. Penyajiannya dikemas
sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display
elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan
pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. Selain itu terdapat pula fakta dan
koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa
kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga
secara menarik.

Museum Bank Indonesia terdiri dari dua buah lantai. Bagian lantai yang digunakan untuk
museum berada di lantai dua. Gedungnya berbentuk seperti angka delapan pada jam digital yang
alasnya terbuka, dengan bagian yang terbuka menghadap ke selatan. Di lantai dua ini kita akan
melalui beberapa ruangan, yaitu Loket (penitipan barang), ruang peralihan, ruang teater, ruang
pengantar sejarah (pra BI), ruang pameran tetap sejarah BI, ruang jeda 1 dan kids corner, ruang
bersejarah, ruang pameran tidak tetap, ruang emas moneter, ruang numismatic dan ruang jeda 3.
Pada bagian lobi terdapat kaca patri indah yang dipasang pada tahun 1935. Di Museum
Bank Indonesia terdapat 324 kaca patri, semuanya dibuat di Atelier Jan Schouten, Delft,
Belanda, pada periode 1922-1935. Permukaan kaca menciptakan bias warna indah dengan sinar
matahari. Kaca patri berkembang sejak zaman Gotik pada abad ke-12 dan Belanda membawanya
ke Indonesia untuk menghiasi bangunan zaman kolonial.
Peresmian Museum Bank Indonesia dilakukan melalui dua tahap, yaitu peresmian tahap I
dan

mulai

dibuka

untuk

masyarakat

(soft

opening)

pada

tanggal 15

Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesia saat itu, Burhanuddin Abdullah, dan peresmian
tahap II (grand opening) oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 21
Juli 2009.

Anda mungkin juga menyukai