Anda di halaman 1dari 15

FORMULASI SEDIAAN GEL TANGAN SANITIZER EKSTRAK

ETANOL BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff. et Anders)


SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
MISS SORBAREEYAH LATEH
K 100 110 125

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015

FORMULASI SEDIAAN GEL TANGAN SANITIZER EKSTRAK


ETANOL BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff. et Anders)
SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus

FORMULATION OF GARCINIA ATROVIRIDIS ETANOLIC EXTRACT HAND GEL


SANITIZER AS ANTIBAC
TERIAL TO Staphylococcus aureus

Miss Sorbareeyah Lateh dan Rima munawaroh


Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura Surakarta 57102
Telp.(0271)717417

ABSTRAK
Penyakit sering berasal dari mikroorganisme dengan salah satu penyebarannya melalui
tangan terutama penyakit infeksi saluran pernafasan dan mulut. Estrak etanol buah asam gelugur
(Garcinia atroviridis) telah terbukti mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dengan nilai KHM 0,08% dan KBM 0,56%. Oleh karena itu penelitian ini
bertujuan untuk memformulasi gel hand sanitizer ekstrak etanol buah asam gelugur sebagai
pencegah bakteri pada tangan dengan basis carbomer 940. Gel hand sanitizer ekstrak etanol buah
asam gelugur diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu 4% dan 5%. Metode
pengujian antibakteri yang digunakan adalah metode difusi sumuran. Gel hand sanitizer diuji sifat
fisiknya, meliputi uji viskositas, uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya sebar dan uji pH.
Sediaan gel hand sanitizer memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri staphylococcus aureus.
Pada gel hand sanitizer dengan penambahan ekstrak etanol buah asam gelugur 4% diperoleh zona
hambat 9,000,50 mm, gel hand sanitizer dengan penambahan ekstrak etanol buah asam gelugur
5% diperoleh zona hambat yang paling tinggi sebesar 12,331,25 mm. Hasil organoleptis
menunjukkan gel hand sanitizer yang baik pada formula 1 yang mengandung ekstrak 4%.
Kata kunci : Antibakteri, Hand sanitizer, Garcinia atroviridis, Staphylococcus aureus, basis gel
Carbomer 940.

ABSTRACT
The disease is often derived from microorganisms with many spreading of microorganisms
and one of them is spread by respiratory infection and mouth, extract ethanol gelugur (Garcinia
atroviridis) has been shown to contain phenolic compounds as antibacterial activity by previous
research with MIC values against Staphylococcus aureus 0.08% and 0.56% KBM Hence, this study
aims to formulate a hand gel sanitizer gelugur sour fruit ethanol extract for the prevention of
bacteria on the hands with hand sanitizer carbomer 940.Gel ethanol extract gelugursour fruit
(Garcinia atroviridis) formulated with different concentrations of the extract which is 4% and 5%.
Antibacterial testing method by using the method of diffusion wells.Hand gel sanitizer tested
physical properties, including viscosity test, organoleptic test, homogeneity test, and test the ph.The
results obtained from the measurement of the diameter of inhibition zone after formulated in hand
gel sanitizer have antibacterial activity against Staphylococcus aureus bacteria. On hand sanitizer
gel with the addition of ethanol extract of fruit acids obtained gelugur4% inhibition zone of 9.00
0.50 mm, hand sanitizer gel with the addition of ethanol extract of tamarind fruit gelugur 5%
obtained the highest inhibition zone of 12.33 1.25 mm, at Positive controls have inhibitory of
0.6000 0.168 mm, and the negative control did not have inhibitory toward staphylococcus aureus
bacteria.Goods organoleptis testing is formula 1 on hand gel sanitizer with 4% concentration of
the extract gelugur fruit.
Keywords: Antibacteria, Hand sanitizer, Garcinia atroviridis, Staphylococcus aureus, basis Gel
carbomer940.

PENDAHULUAN
Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi
pada kulit (Jawetz et al., 2005). Infeksi Staphylococcus aureus akan menyebabkan
beberapa penyakit seperti jerawat, diare, toxic shock syndrome (Mahon and Manuselies,
2000) hingga penyakit yang menyebabkan kematian seperti endocarditis, pneumonia dan
osteomyelitis (Murray et al., 2002). Bakteri ini biasanya hidup pada jaringan kulit dan
lubang hidung dan tidak akan menginfeksi jika dalam keadaan normal karena tubuh
memiliki mekanisme perlindungan seperti antibodi dan akan menginfeksi luka terbuka
pada kulit atau melalui makanan yang tercemar.
Cara memutus penyebaran kuman masih menjadi tantangan bagi masyarakat, salah
satu cara yang sederhana untuk memutuskan penyebaran kuman adalah dengan mencuci
tangan yang merupakan pertahanan awal untuk mencegah penyebaran dan perkembangan
kuman yang menyebabkan berbagai penyakit sampai 90% dari jumlah semula dan akan
kembali dalam 8 jam (Syahrurachman et al., 2002). Pada saat ini telah umum digunakan
sediaan gel tangan sanitizer yang mengandung antiseptik oleh masyarakat yang peduli
kesehatan, sebagai jalan keluar untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tangan yang
praktis dan mudah dibawa (Shu, 2013). Antiseptik tangan bertujuan untuk menghilangkan
kotoran dan flora pada tangan (Irianto, 2013).
Gel merupakan sediaan setengah padat, bersifat tiksotropi yaitu menjadi cairan
ketika digoyang dan kembali memadat jika dibiarkan tenang. Obat topikal mengandung
dua komponen utama yaitu zat aktif yang merupakan komponen bahan topikal yang
memiliki efek terapeutik dan zat pembawa sebagai bagian inaktif (Yanhendri dan Yenny,
2012). Bahan antiseptik yang digunakan sebagai bahan aktif adalah alkohol, klorheksidin
dan triklosan (Jawets et al., 2005). Alkohol sebagai pelarut organik dan dapat melarutkan
lapisan lemak, sebum pada kulit dan mengiritasi kulit pada pemakaian berulang (Dyer et
al., 1998). Oleh karena itu, pada penelitian ini menggunakan ekstrak buah asam gelugur
sebagai pengganti zat aktif alkohol untuk mengurangi efek yang akan terjadi pada
pemakaian berulang.
Ekstrak etanol buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff.et Anders) telah
terbukti mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, dengan nilai
KHM 0,08% dan KBM 0,56%. Senyawa kimia dalam ekstrak etanol buah asam gelugur
yang beraktivitas antibakteri adalah fenolik dan flavonoid (Hengsa, 2014). Aktivitas
antibakteri buah asam gelugur terhadap bakteri Staphylococcus aureus lebih efektif
daripada bagian kulit biji (plasenta) (Tongboon et al., 2012).
2

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan formulasi gel tangan sanitizer ekstrak
etanol buah asam gelugur dengan basis carbomer 940. Carbomer 940 merupakan gelling
agent yang sangat umum digunakan dalam produksi kosmetik dengan stabilitas dan
kompatibilitas yang tinggi (Flory, 1953, cit Lu and Jun, 1998), mudah menyebar pada kulit
(Lachman et al, 1994) dan memiliki sifat iritasi yang sangat rendah pada penggunaan
berulang di kulit (Shu, 2013).
METODE PENELITIAN
A. Kategori Penelitian dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui aktivitas
antibakteri ekstrak etanol buah asam gelugur setelah diformulasikan ke dalam sediaan gel
tangan sanitizer dan sifat fisik sediaan gel tangan sanitizer.
1. Variabel bebas : kadar ekstrak etanol buah asam gelugur
2. Variabel tergantung : diameter zona hambat (zona radikal) terhadap Staphylococcus
aureus dan hasil uji sifat fisik sediaan gel meliputi organoleptis, diameter daya sebar,
viskositas, pH dan homogenitas.
3. Variabel terkendali : suhu, waktu inkubasi, asal tanaman.
B. Alat dan Bahan yang digunakan
1.Alat
Penelitian ini dilakukan dengan berbagai macam alat, yaitu alat gelas, Laminar air
flow (LAF), propipet, alat pembuatan dan pengujian hand gel sanitizer (cawan petri, mortir
dan stamper, alat gelas, pH meter (HANNA Instruments), viscometer (RION viscometer
VT-04), dan timbangan analitik (Lutron GM-300P)).
2.Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini : Buah asam gelugur dari Pattani
Thailand, Staphylococcus aureus diperoleh dari biakan murni dalam media Mueller Hinton
(OXOID) diambil dari Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, media Mueller Hinton (OXOID), akuades steril,
dan standar Mc. Farland (1,5108 CFU/mL), carbomer 940, TEA, metilparaben, gliserin,
Oleum Citrus aurantifolia Swingle dan akuades.

C.Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Formulasi dan Teknologi Farmasi, dan
Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
D.Jalannya Penelitian
1. Pembuat ekstrak etanol buah asam gelugur
Buah asam gelugur dicuci, ditiriskan, dipotong dan dijemur dengan menggunakan
penutup kain berwarna hitam. Simplisia buah asam gelugur yang telah kering dipotong
lebih kecil lagi dan direndam dalam etanol 96% dalam bejana maserasi yang terlindung
dari cahaya matahari, didiamkan selama 5 hari. Simplisia yang dimaserasi diaduk beberapa
kali untuk mendapat konsentrasi jenuh. Hasil yang didapatkan disaring dan dilakukan
remaserasi 2x. Maserat hasil maserasi dan remaserasi diuapkan dengan rotory evaporator
dan dilanjutkan dengan waterbath pada suhu 60 oC sampai diperoleh ekstrak kental.
2. Uji aktivitas antibakteri ekstrak dan gel
a. Sterilisasi alat dan bahan
Alat-alat dan bahan yang akan digunakan dicuci, dibungkus, dan disterikan terlebih
dahulu. Alat-alat gelas seperti cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer, pipet volume
dimasukkan ke dalam oven (pemanasan kering) dan disterilkan pada suhu 175oC selama 2
jam. Alat dan bahan yang tidak tahan pemanasan kering seperti media, tips dimasukkan
dalam autoklaf (pemanasan basah) pada suhu 121oC selama 15 menit.
b. Pembuatan media MH
Media padat MH 9,5 g dilarutkan dalam akuadest steril 250 mL dan dipanaskan
hingga melarut. Kemudian disterilisasi dengan autoklaf 121oC selama 15-20 menit. Media
yang telah steril dimasukkan ke dalam cawan petri di ruangan LAF.
c. Pembuatan stok bakteri dan suspensi bakteri
Media yang telah mengeras diambil dan digoreskan bakteri secara streak plate, dan
diinkubasi selama 24 jam.

Suspensi bakteri dibuat dengan cara mengambil beberapa

koloni tunggal yang telah dikultur dimasukkan ke dalam 2 mL BHI cair. Setelah itu
dibandingkan dengan kekeruhan larutan standar Mc.Farland, bila tidak sama ditambahkan
larutan NaCl 0,9 %.
d.Uji antibakteri ekstrak.
Ekstrak etanol buah asam gelugur dibuat 4 seri konsentrasi yaitu 1%, 2%, 4%, dan
8%. Media yang telah diinokulasi dengan bakteri S.aureus 200 L (1,5x108 CFU/mL)
4

dibuat 6 sumuran yang masing-masing diberi 4 seri konsentrasi, kontrol negative (DMSO),
dan kontrol positif (amoksisilin 100 mg ad WFI 10 mL) sebanyak 20L. Petri diinkubasi
pada suhu 37oC selama 18-24 jam dan diukur diameter zona hambatnya. Konsentrasi
ekstrak etanol buah asam gelugur yang dapat menghasilkan zona hambat digunakan untuk
formulasi.
3. Pembuatan gel tangan sanitizer
Pada pembuatan gel tangan sanitizer, formulasi diambil dari Shu (2013).
Tabel 1. Formula Gel Tangan Sanitizer Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur dengan Basis Carbomer
940
Nama Bahan

Satuan

Ekstrak etanol buah asam gelugur


Carbomer 940
TEA
Metil Paraben
Gliserin
Citrus aurantifolia Swingle
Akuades

Gram
Gram
Gram
Gram
Gram
Tetes
mL

Penimbangan Bahan
Formula 1
Formula 2 Formula 3
4
5
2
2
2
2,5
2,5
2,5
0,2
0,2
0,2
10,25
10,25
10,25
3
3
3
ad 100 mL ad 100 mL ad 100 mL

Fungsi
Bahan aktif
Basis gel
Alkalizing agent
Pengawet
Emollient
Pewangi
Pelarut

Pembuatan gel tangan sanitizer menurut Shu (2013), motir dan stamper disiapkan.
Carbomer 940 ditimbang sebanyak 2 gram dan ditaburkan diatas akuades 20 mL yang
sudah dipanaskan. Carbomer 940 yang sudah ditaburkan diaduk cepat di dalam mortir
sampai terbentuk masa gel dan ditambahkan TEA sebanyak 2,5 gram. Metil paraben
ditimbang sebanyak 0,2 gram dan dilarut dalam akuades sebanyak 5 mL, dimasukkan ke
dalam mortir, diaduk sampai homogen. Gliserin ditambahkan kedalam mortir, diaduk
sampai homogen. Ekstrak buah asam gelugur ditimbang sebanyak 4 gram dan dilarutkan
ke dalam akuades sebanyak 56,05 mL dan diaduk sampai larut. Ekstrak buah asam gelugur
yang sudah larut dimasukkan ke dalam mortir, dicampur sampai homogen, dan digerus
sampai terbentuk gel. Oleum Citrus aurantifolia Swingle ditambahkan sebanyak 3 tetes
dan diaduk sampai homogen.
4. Evaluasi Sediaan gel tangan sanitizer
a. Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan secara visual terhadap sediaan gel, meliputi warna, bau
dan bentuk gel, mudah dioleskan, dan tidak mengandung butiran-butiran kasar. Skala
penilaian 1-4 sebagai berikut : 1 (tidak suka), 2 (kurang suka), 3 (cukup suka), dan 4 (suka)
dengan jumlah panelis 20 orang.
a. Diameter daya sebar
Gel 0,5 gram diletakkan di tengah cawan petri yang telah ditempeli dengan kertas
millimeter blok. Penyebaran gel diukur dengan diameter gel yang menyebar dari dua sisi
5

setelah dibiarkan selama 1 menit. Pengukuran diameter gel dimulai tanpa beban, kemudian
ditambahkan beban 50 gram sampai diperoleh daya sebar yang konstan dan dicatat
diameter penyebaran gel setelah 1 menit, dilakukan 3x replikasi dengan cara kerja yang
sama.
b. Viskositas
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas adalah viskosimeter. Pengukuran
viskositas dilakukan sebanyak 3 kali replikasi dari ketiga formula gel tangan sanitizer,
dilakukan 3x replikasi dengan cara kerja yang sama.
c. pH
Sampel ditimbang sebanyak 1 gram. Sebanyak 10 mL akuades pH 7 ditambahkan,
lalu dilakukan pengadukan. Setelah homogen dilakukan pengukuran pH dengan cara
memasukan pH meter yang telah dikalibrasi, didiamkan beberapa saat sehingga didapat pH
yang tetap, dilakukan 3x replikasi dengan cara kerja yang sama.
d. Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas sediaan dapat dilakukan dengan cara, sediaan dioleskan
pada dua keping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1979),
dilakukan 3x replikasi dengan cara kerja yang sama.
5. Uji Antibakteri Gel Ekstrak Asam Gelugur
Uji antibakteri dengan metode difusi sumuran dengan cara membuat 4 sumuran
pada media yang telah diinokulasikan dengan bakteri S. aureus 200 l untuk formula 1,
formula 2, kontrol basis dan kontrol positif (gel hand sanitizer Lifebuoy yang
mengandung zat aktif alkohol), ke dalam sumuran tersebut diisi 100 mg formula gel tangan
sanitizer yang dibuat dengan cetakan cork borner. Diinkubasi pada suhu 37C selama 1824 jam dan diukur diameter zona hambatnya (zona radikal) dengan mengunakan penggaris.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Identifikasi Bakteri
Pengecatan Gram terhadap bakteri bertujuan untuk memastikan apakah bakteri
tersebut adalah bakteri Gram positif atau bakteri Gram negatif. Hasil pengecatan Gram
yang dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali memperlihatkan sel bakteri
berbentuk bulat, bergerombol seperti buah anggur, dan berwarna ungu (Gambar 1).
Dinding sel bakteri S.aureus memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal (kurang lebih 30
lapisan) sehingga berkurangnya permeabilitas dinding sel dan kompleks ungu kristal
6

iodium
m tidak daapat keluar dari dindiing sel. Hal
H ini sesuuai dengan ciri bakteeri
Staphyylococcus auureus (Jawettz et al., 2005).

Gambar
G
1. Hassil pengecatan
n gram bakterri Staphylococccus aureus

Uji biokim
miawi bakteeri menggunnakan mediaa agar garam
m manitol (Manitol Saalt
Agar).. Media ini merupakan media selekktif differen
nsial terhadaap Staphyloccoccus aureuus
(Fang dan Hedin, 2003) terjaddi perubahann warna media MSA daari merah menjadi
m
kuninng
(Gambbar 2). Perubbahan warnaa ini disebabkan Staphylo
ococcus aurreus dapat memfermenta
m
asi
manitool dalam keaadaan anaeroob (Singh daan Prakash, 2008).
2
Kontrol
Sampel

Gambar 2..Perubahan warna


w
media M
MSA oleh S.au
ureus dari merrah menjadi kuning
k

kstrak dan G
Gel
B. Haasil Uji Antiibakteri Ek
Ekstrak kental
k
buah asam geluggur yang diiperoleh sebbanyak 485,25 gram daari
maseraasi simplisiia kering 3000 gram, sehingga didapatkan
d
rrendemen ekstrak
e
kenttal
berwarna coklat tuua sebesar 16
6,17%.
Uji aktivittas antibakteri ekstrak etanol buahh asam geluugur pada penelitian iini
mengg
gunakan meetode difusi sumuran ddengan mennggunakan bbeberapa serri konsentraasi
yaitu 1%,
1 2%, 4%
%, dan 8% deengan volum
me 20 L tiapp sumuran. Berdasarkan
B
Tabel 2, hassil
uji akttivitas antibaakteri ini meenunjukan addanya zona hambat padda konsentrassi 4% dan 8%
sedanggkan konsentrasi 1% dan 2% tidak menunj
njukkan zonna hambat. Uji aktivitas
antibakteri mengggunakan konttrol positif yyaitu amokssisilin (1%) ddan kontrol negatif
n
adalaah
pelaruut DMSO 100%.

Tabel 2. Uji Aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff et.
Anders)
Replikasi
Sampel
I
II
III
Ekstrak 1% (200 g/sumuran)
6 mm
6 mm
6 mm
Ekstrak 2 % (400 g/sumuran)
6 mm
6 mm
6 mm
Ekstrak 4% (800 g/sumuran)
9,00 mm
10,50 mm
8,50 mm
Ekstrak 8% (1600 g/sumuran)
11,00 mm
12,00 mm
10,50 mm
Kontrol positif
20,00 mm
20,00 mm
20,50 mm
Kontrol negatif
6 mm
6 mm
6 mm
Keterangan : Diameter zona hambat termasuk diameter sumuran (6 mm)

1%
4%
2%

K+

8%
Gambar 3. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah asam gelugur

Pada konsentrasi 4% dan 8% yang memiliki zona hambat terhadap bakteri


S.aureus, maka rentang jumlah ekstrak untuk formulasi gel hand sanitizer diantara 4-8.
Pembuatan gel hand sanitizer pada penelitian ini adalah 4% dan 5% karena pada
konsentrasi tersebut bisa terbentuk gel yang bagus dan gel tidak akan terbentuk jika
konsentrasi ekstrak lebih dari 5%. Setelah pembuatan gel hand sanitizer ekstrak etanol
buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff.et Andres), maka dilanjutkan dengan uji
aktivitas antibakteri setelah diformulakan untuk menentukan zona hambat dari sediaan
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji pada penelitian ini dilakukan dengan metode
difusi sumuran sebanyak 4 sumuran yaitu: formula 1 (ekstrak 4 gram), formula 2 (ektrak 5
gram), formula 3 (tanpa ekstrak) dan kontrol positif (hand gel sanitizer Lifebouy) dengan
volume 100 mg/sumuaran yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat radikal (Gambar
4).

I
II
III

K+

Gambar 4. Hasil uji aktivitas antibakteri gel hand sanitizer ekstrak etanol buah asam gelugur

Tabel 3.Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan gel tangan sanitizer ekstrak etanol buah asam gelugur
(Garcinia atroviridis Griff.et Andres).
Formula
Diameter zona hambat (mm)
Formula 1(ekstrak 4 %)
9,00 0,50
Formula 2 (ekstrak 5 %)
12,33 1,25
Formula 3 (tanpa ekstrak)
Tidak ada zona hambat
K+ (zat aktif alkohol)
6,80 0,28

Hasil dari tabel 3 dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak buah
asam gelugur dalam gel akan menghasilkan zona hambat yang semakin besar terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan lebih besar dari kontrol positif.
C. Evaluasi Sediaan Gel Tangan Sanitizer
1. Organoleptis
Uji organoleptis adalah cara yang digunakan untuk menilai mutu suatu produk
dengan menggunakan kepekaan alat indera manusia dengan tujuan untuk mengukur tingkat
kesukaan atau hedonik terhadap gel tangan sanitizer. Penelitian ini menggunakan 20 orang
panelis yang tidak terlatih yang diminta untuk menilai aroma, warna, bentuk gel, mudah
dioles dan tidak mengandung butiran gel tangan sanitizer melalui lembar kuisioner yang
telah disediakan. Setiap panelis mendapatkan 3 jenis gel hand sanitizer, sehingga dapat
merasakan perbedaan dari ketiga jenis gel tersebut secara langsung. Histogram hasil uji
organoleptis sediaan gel hand sanitizer ekstrak etanol buah asam gelugur pada gambar 5.

Gambar 5. Hasil uji organoleptis sediaan gel tangan sanitizer ekstrak etanol buah asam gelugur
(Garcinia atroviridis Griff.et Andres)

Hasil uji organoleptis sediaan gel hand sanitizer ekstrak etanol buah asam gelugur
dapat disimpulkan bahwa data aroma dan tidak mengandung butiran formula 2 sebagai
formula yang paling bagus. Bentuk gel dan mudah dioles formula 1 sebagai formula yang
dipilih dan warna pada formula 3 memiliki nilai yang paling tinggi. Rata-rata para panelis
lebih menyukai sediaan gel tangan sanitizer formula 1 (sediaan yang mengandung ekstrak
buah asam gelugur 4 gram) dari hasil penelitian uji organoleptis dengan nilai total
9

sebanyak 13,25 pada formula 1, 13,00 pada formula 2 dan 12,70 pada formula 3 (Gambar
5).
2. Diameter Daya Sebar
Uji daya sebar digunakan untuk mengetahui kelunakkan sediaan gel ekstrak buah
asam gelugur saat dioleskan ke kulit dan telapak tangan manusia, dan seberapa besar
kemampuan gel untuk dapat menyebar sampai konstan atau tidak mengalami penyebaran
lagi dengan penambahan beban. Uji daya sebar merupakan uji yang penting pada sediaan
nonsolid, beban yang digunakan pada uji ini mempengaruhi luas penyebaran gel, semakin
besar beban yang diberikan maka semakin lebar daya sebar yang dihasilkan. Kemampuan
daya sebar gel yang semakin besar maka akan memudahkan sediaan gel saat diusapkan
(Naibaho et al., 2013). Hasil uji daya sebar menunjukkan bahwa semakin tinggi
penambahan konsentrasi ekstrak etanol buah asam gelugur pada sediaan gel maka semakin
kecil daya sebar gel dan hal ini menunjukkan gel tersebut semakin tidak baik. Konsistensi
sediaan gel yang semakin meningkat menyebabkan daya sebar gel pada formula 2 lebih
kecil dibandingkan pada formula 1 dan 3. Berdasarkan hasil uji analisis post Hoc
peningkatan konsentrasi ekstrak buah asam gelugur mempengaruhi daya sebar secara
signifikan (p<0,05) setiap formula.
Tabel 4.Hasil daya sebar sediaan gel tangan sanitizer ekstrak etanol buah asam gelugur
(Garcinia atroviridis Griff.et Andres).
Berat beban
Tanpa beban
50 gram
100 gram
150 gram
200 gram
250 gram
300 gram
350 gram
400 gram
450 gram
500 gram
550 gram
600 gram
650 gram
700 gram

Formula 1
4,48 0,17
5,45 0,24
6,12 0,24
7,28 0,24
7,63 0,12
7,63 0,12
-

Diameter sebar (cm)


Formula 2
2,75 0,13
2,81 0,13
2,86 0,13
2,86 0,13
-

Formula 3
2,33 0,08
2,68 0,09
2,90 0,04
3,20 0,16
3,35 0,17
3,60 0,18
3,68 0,17
3,90 0,19
4,02 0,16
4,15 0,23
4,22 0,25
4,35 0,23
4,50 0,37
4,66 0,42
4,66 0,42

Keterangan - : Tidak dilakukan

3. Viskositas
Tujuan uji viskositas untuk mengetahui tahanan dari suatu cairan yang mengalir,
semakin besar tahanan, maka semakin besar viskositasnya. Gel yang memiliki viskositas
yang rendah, maka penyebarannya semakin besar sehingga gel tersebut cepat
diabsorbsikan ke dalam kulit karena memiliki penyebaran kontak yang luas dengan kulit
(Kurniawan et al., 2012 & Martin et al., 1993). Peningkatan persentase ekstrak etanol buah
10

asam gelugur meempengaruhii viskositas gel tangan sanitizer seecara signifi


fikan (p<0,05)
yaitu viskositas
v
seemakin kecill pada formuula 2 sehing
gga gel semaakin mudah mengalir daan
absorbbsi obat ke dalam
d
kulit seemakin cepaat.
Tabel 5.
5 Hasil uji viskositas
v
sediaan gel tangaan sanitizer ek
kstrak etanol b
buah asam geelugur (Garcin
nia
atroviridis Griff.et Andrres)
Formula
F
Vikositas (
SD)
Formulaa 1 (ekstrak 4 %)
%
8,662 0,47 (rotoor no.1)
Formulaa 2 (ekstrak 5 %)
%
6,37 0,25 (rotoo no.1)
Formula 3 (tanpa ekstraak)
475 95,74 (rotoor no.2)

4. pH
H) pada kuulit antara 5-6,
5
maka tuujuan dari uji
u pH untuuk
Derajat keeasaman (pH
mengeetahui apakaah pH sediaaan tersebutt sesuai denngan pH kullit. Nilai pH
H sediaan gel
g
tangann sanitizer seetelah diform
mulasi yaitu pH pada foormula 1 sebbesar 3,28 0,13, formuula
2 sebeesar 2,96 0,09
0
dan form
mula 3 sebessar 6,54 0,,13 dengan m
meningkatny
ya konsentraasi
ekstrak
k maka gel akan mem
miliki nilai pH yang semakin rendah menuunjukkan siffat
keasam
man dari eksstrak yang daapat mengiriitasi kulit. Berdasarkan
B
hhasil uji anaalisis post Hooc
Test peningkatan
p
konsentrasi ekstrak buaah asam gellugur memppengaruhi niilai pH secaara

Ujiph

signifiikan setiap formula.


fo

Formula

Form
mula
Forrmula

Formula

Gamba
ar 6. Hasil ujii pH sediaan gel tangan ssanitizer ekstrrak etanol bu
uah asam gellugur (Garcin
nia
atroviridiis Griff.et And
dres)

5. Hom
mogenitas
Uji homoogenitas unntuk mengeetahui, apaakah kompoonen-kompo
onen sediaaan
tercam
mpur dengann baik dan tiidak menganndung butiraan-butiran attau partikel--partikel kasar
yang belum
b
terlarrut, dilakukan dengan m
mengoleskann sedikit seediaan gel pada
p
sekepinng
kaca/ obyek
o
glass transparan. Ketiga form
mula memilik
ki sifat homoogenitas yanng baik (Tabbel
7).
7 Hasil uji pH
p sediaan gel
g tangan saanitizer ekstra
ak etanol bu
uah asam gellugur (Garcin
nia
Tabel 7.
atroviridis Griff.et
G
Andrees)
Formula
F
pH
Formuula 1 (ekstrak 4 %)
Homogen, tidak
t
ada bahann yang belun teerlarut.
Formuula 2 (ekstrak 5 %)
Homogen, ttidak ada bahann yang belun teerlarut.
Formuula 3 (tanpa ekstrak)
Homogen, tidak
t
ada bahann yang belun teerlarut.

1
11

Hal ini dibuktikan bahwa ketiga formula tidak ada butiran yang mengumpul atau
partikel yang belum terlarut. Sediaan gel yang homogen mengindikasikan ekstrak buah
asam gelugur basis carbomer 940 terdistribusi secara merata dalam sediaan yang dibuat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sifat fisik gel hand sanitizer yang paling bagus dari hasil total uji organoleptis adalah
formula 1 (sediaan yang mengandung ekstrak buah asam gelugur 4 gram).
2. Setelah diformulasi menjadi sediaan gel hand sanitizer memiliki daya hambat terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat sebesar 12,33 1,25 mm pada
formula 2 dan zona hambat sebesar 9,00 0,50 mm pada formula 1. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi ekstrak maka semakin besar zona
hambat yang dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus.
Pada penelitian ini diperoleh pH sediaan gel hand sanitizer yang relatif rendah
sekitar 2,9 3,2, sehingga perlu menyesuaikan pH dengan pH kulit untuk meminimalkan
iritasi pada kulit.

DAFTAR ACUAN
Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, 33, Jakarta, Depkes RI.
Dyer, D., Gerenraich, K. B., & Wadhams, P. S., 1998, Testing a New Alcohol-Free Hand
Sanitizer to Cambat Infection, AORN Journal, 68(4), 239-251.
Fang, H., & Hedin, G., 2003, Rapid Screening and Identification of Methicillin Resistant
Staphylococcus aureus from Clinical Samples by Selective Broth and Real Time
PCR Assay, Journal Clinical Microbiology, 41 (7), 2894.
Flory, P.J., 1953, The Principles of Polymer Chemistry, Cornel University Press, Ithica,
New York, 584-585 in: Lu, Guangwei dan Ju, H.W., 1998, Difussion Studies of
Methotrexate in Carbopol and PoloxamerGels, International Jurnal of
Pharmaceutical, 160, 1-9
Hengsa, S., 2014, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur (Garcinia
atroviridis Griff. et Anders) terhadap Staphylococcus aureus dan Shigella
dysenteriae serta Bioautografinya, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Irianto, K., 2013, Mikrobiologi Medis, Cetakan kesatu, 81, Bandung, Alfabeta,cv
Jawetz, E., Melnick, J. L. & Adelberg, E. A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi XXII,
diterjemahkan oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E. B., Mertaniasih, N. M.,
Harsono, S., Alimsardjono, L.,82, 277-278, 279, 317-318, Jakarta, Penerbitan
Salemba Medika.
12

Lachman, Leon, dkk., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Ed. 3, diterjemahkan
oleh Siti Suratmi, pendamping Lis Aisyah, UI Press, Jakarta. 1091-1092.
Mahon, C.R., and G. Manuselies, 2000, Diagnostic Microbiology 2nd ed., W.B. Saunders
Company, United State of America.
Murray, P.R., K.S. Rosenthal, G.S. Kobayashi and M.A. Pfaller, 2002, Medical
Microbiology 4th ed, United State of America.
Shu, M., 2013, Formukasi Sediaan Gei Hand Sanitizer dengan Bahan Aktif Triklosan 0,5%
dan 1%, Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Universitas Surabaya, Vol.2 No.1.
Singh, P., dan Prakash, A., 2008, Isolation of Escherichia coli, Staphylococcus aureus and
Listeria monocytogenes from milk Products Sold Under Market Conditions at Agra
Region, Acta agriculturae Slovenica, 1, 83-88.
Tongboon, P., Suwanno, S., and Saowapark, S., 2012, The Efficiency of Antibakterial
Activity of Garcinia atroviridis Water Extraction, Journal of Community
Development Research; 5(1), 8.
Yanhendri. & Yenny, S. W., 2012, Berbagai Bentuk Sediaan Topikal dalam Dermatologi,
CKD-194/Vol.39 no.6, th.

13

Anda mungkin juga menyukai