Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor,
Sumedang, 45363, yusi_dea@unpad.ac.id
ABSTRAK
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS BINUKLIR HOFMANN-LIKE NETWORK
BESI(II) - NIKEL(II) DENGAN SIANIDA DAN ETILENDIAMIN. Senyawa kompleks binuklir
Hofmann like-network merupakan suatu senyawa yang memiliki dua sifat magnet, yaitu: high spin dan
low spin dalam kondisi yang berbeda pada satu senyawa sekaligus. Keadaan transisi spin dari high spin
ke low spin atau sebaliknya memiliki jalur hyteresis loop yang berbeda. Semakin lebar hysteresis loop
pada senyawa kompleks binuklir maka akan semakin baik kemampuannya dalam menyimpan memori
seperti dalam random access memory (RAM) pada PC. Tujuan dari penelitian ini adalah mensintesis
senyawa
besi(II) - nikel(II) dengan ligan sianida dan etilendiamin serta menentukan sifat-sifat
senyawa kompleks yang terbentuk. Sintesis kompleks besi(II) - nikel(II) dengan ligan sianida dan
etilendiamin ini dilakukan dengan cara mereaksikan tris-etilendiaminbesi(II) sulfat dengan kalium
tetrasianonikelat(II) dalam pelarut air menggunakan nitrogen Schlenk manifold dalam suasana bebas
oksigen. Penelitian ini menghasilkan kompleks binuklir Hofmann-like network besi(II)-nikel(II)sianida-etilendiamin yang berwarna hitam-kehijauan sebanyak 0,64685 g. Setelah dilakukan uji
kelarutan dengan beberapa pelarut, penentuan kemagnetan dengan MSB, dan penentuan komposisi
molekul padatan kompleks dengan SEM-EDX, diketahui bahwa kedua kompleks hanya larut sempurna
dalam akuaregia 12 M, bersifat paramagnetik pada suhu ruang, dan telah terbentuk ikatan binuklir
antara besi(II) dan nikel(II) dengan sianida sebagai ligan yang menjembatani kedua inti tersebut. Hasil
karakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-tampak dan FTIR menunjukkan bahwa kompleks
memiliki serapan maksimum pada maks sebesar 508 nm dan mengandung serapan N-H dari
etilendiamin, O-H dari molekul H2O, C-H sp3 dari etilendiamin, dan CN dari serapan Ni-CN.
Kata kunci: hysteresis loop, kompleks binuklir, transisi spin, nitrogen Schlenk manifold
ABSTRAK
SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF HOFMANN-LIKE NETWORK BINUCLEAR
COMPLEX OF IRON(II) - NICKEL(II) WITH CYANIDE AND ETHYLENEDIAMINE. Binuclear
complexes of Hofmann-like network are compound that have two magnetic characteristics high and low
spin in different conditions on one compound at once. The state of transition spin of the high to low spin
or otherwise have path hyteresis loop different. Even wider of the hysteresis loop in binuclear complexes
then will be better his ability to keep memories such as in random access memory (RAM) on PC. The
purposes of this research are synthesis compounds of iron(II)-nickel(II) with cyanide and
ethylenediamine ligands and determining the properties complex compounds formed. Synthesis of
complexes of iron(II)-nickel(II) with cyanide and ethylenediamine ligands were done by way of reacting
tris-ethylenediamineiron(II) sulphate with potassium tetrasianonickelat(II) in aquades solvent uses
Nitrogen Schlenk Manifold in an atmosphere free of oxygen. This research resulted in Hofmann-like
network binuclear complex of iron(II)-nickel(II)-cyanide-ethylenediamine are black-greenish colored.
After test solubility was done with some solvent solubility, determination of magnetization with MSB,
and determination of molecular composition of complex solids with SEM-EDAX, note that the complex
is only soluble in aquaregia 12 M, paramagnetic at room temperature, and have formed a binuclear
bond between iron(II) and nickel(II) with a cyanide ligand as a bridging two core samples.
278
Characterization of the results using UV-visible spectrophotometer and FTIR indicated that the
complex has a maximum absorption at max of 508 nm and containing N-H absorption of
ethylenediamine, O-H from H2O molecules, C-H sp3 from ethylenediamine, and CN absorption of NiCN.
Key words: hysteresis loop, binuclear complexes, transition spin, Nitrogen Schlenk Manifold
1. PENDAHULUAN
Senyawa kompleks binuklir telah banyak
diteliti dan dikembangkan pada tahun 1930-an.
Keunikan senyawa ini dapat membentuk transisi
spin (TS) dari keadaan high spin ke low spin
ataupun sebaliknya akan memiliki sifat
kemagnetan
yang
lebih
tajam,
serta
penggunaanya lebih luas, terutama untuk
komponen dalam memori komputer. Semakin
lebar hysteresis loop pada senyawa kompleks
binuklir maka akan semakin baik kemampuanya
dalam menyimpan memori.
Kitazawa et al melaporkan gabungan
senyawa kompleks besi(II) dan piridin, suatu
ligan monodentat, dengan senyawa kompleks
Ni(II) membentuk polimer kompleks bimetal
Hofmann-like network yang dibuktikan dari
difraksi sinar x kristal tunggal kompleks tersebut
[1].
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
mereaksikan
kalium
tetrasianonikelat(II),
K2[Ni(CN)4]
dan
kompleks
trisetilendiaminbesi(II)
sulfat
[Fe(en)3]SO4.
Penelitian mengenai sintesis kompleks binuklir
besi(II)-nikel(II) dengan ligan sianida dilakukan
untuk pengembangan senyawa kompleks
binuklir hofmann like-network yang berpotensi
memiliki sifat transisi spin.
279
2.1 Senyawa
Tunggal
Kompleks
Besi(II)
Berinti
Kompleks
Besi(II)
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri atas alat-alat gelas yang umum dipakai
di laboratorium seperti botol coklat, botol
bening, corong saring, gelas kimia, gelas ukur,
kaca masir. Digunakan pula alat khusus untuk
suasana bebas oksigen, yaitu: nitrogen manifold
Schlenk, dan rubber septum.
Untuk mengkarakterisasi kompleks besi(II)nikel(II)
yang
terbentuk
dilakukan
menggunakan spektrofotometer UV-tampak,
spektrofotometer inframerah, SEM-EDX, uji
kelarutan dan penentuan sifat magnet
menggunakan MSB.
Berinti
3.3 Metode
Metode penelitian ini terdiri atas pembuatan
reagen, pembuatan pelarut bebas oksigen,
pembuatan senyawa kompleks binuklir dan
karakterisasinya.
3.3.1 Pembuatan Reagen Kalium Tetrasianonikelat(II), K2[Ni(CN)4]
Sebanyak
15
gram
nikel(II)sulfat
heksahidrat dilarutkan dalam 20 mL akuades
dalam gelas kimia sambil diaduk menggunakan
magnetic stirrer sampai terbentuk larutan
berwarna hijau. Kemudian ditambahkan kalium
280
281
6. UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih disampaikan kepada
Jurusan Kimia FMIPA Unpad yang telah
membantu baik dalam bentuk fasilitas, dana
ataupun peralatan bagi keberhasilan dan
kelancaran kegiatan penelitian ini.
282
7. DAFTAR PUSTAKA
5. GUIONNEAU,P.,
L._ETARD
J-F.,
YUFIT D. S., CHASSEAU D., BRAVIC
G., GOETA A.E., HOWARD J.A.K.,
KAHN O., Structural Approach of the
Features of the Spin Crossover Transition in
Iron (II) Compounds, J Mater.Chem 9:
(1999) 985.
6. ELHAK, J., MONEY V. A., BARRETT
S. A., KILNER C. A., R. EVANS, I.
HALCROW, M. A., The Spin-states and
Spin-crossover Behaviour of Iron(II)
Complexes of 2,6-dipyrazol-1-ylpyrazine
Derivatives, Dalton Transactions, (2003)
2053-2060.
7. JAHRO, I. S., ONGGO D., RAHAYU S. I.
DAN ISMUNANDAR, Sintesis dan
Karakterisasi Senyawa Kompleks Polimer
{[MnIICrIII(C2O4)3][Fe(NH2-trz)3]Cl}.6H2O.
Seminar Nasional MIPA 2005. Depok.
(2005).
DISKUSI
Rudi
Apakah dilakukan SEM dari sinle kristalnya?
Haisl sintesis berupa apa?
Apakah sudah dilihat dengan XRD?
Yusi D
SEM tidak dilakukankarena hasil SEM berupa anatomi yang tidak mendukung penelitian tapi yang
mendukung adalah komposisi. Produknya berupa semi amorf.
XRD telah dilakukan namun hasilnya kurang baik sehingga perlu dilakukan rekristalisasi.
283