dalam Organisasi Oleh: Nurul Hidayah, M. Ag. (Penyuluh Agama Islam dan Reporter Kantor Kemenag Kab. Tulungagung)
Dalam menjalin relasi dengan orang lain yang ada di
dalam maupun diluar organisasi, kita membutuhkan komunikasi untuk mencapai keinginan individu atau tujuan bersama, sebagaimana dikemukakan oleh Katherine MilerOrganizationalcommunication, broadly speaking is: people working together to achieve individual or collective goal. Dalam dunia kerja, komunikasi merupakan satu hal yang paling penting dan menjadi bagian dari tuntutan profesi (keahlian), (Gergen, Kenneth and Tojo Joseph, 2000). Selain berfungsi memperlancar dan mengarahkan pekerjaan menuju tujuan yang ditetapkan organisasi.Komunikasi juga merupakan sarana mengevaluasi dan memperoleh informasi keluhan bawahan dalam melaksanakan tugasnya sehingga manajer dapat memiliki keputusan yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam organisasi. Menurut Wilbur Schramm, ahli komunikasi dalam karyanya communication research in the USA, komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator sesuai dengan kerangka acuan (frame of reference) paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings)yang pernah diperoleh komunikan(Pace R. Wayne and Faules, Don F, 2000). Untuk bisa berkomunikasi dengan baik dibutuhkan tidak hanya bakat, tapi terutama kemauan untuk melakukan proses belajar yang kontinu. Keterampilan berkomunikasi yang baik meliputi kemampuan dasar untuk mengirim dan menguraikan pesan secara akurat dan efektif untuk memperlancar pertemuan, untuk memahami cara terbaik dalam penyebaran informasi dalam sebuah organisasi, serta untuk memahami makna simbolis tindakan-tindakan seseorang sebagai manajer. Elemen-elemen Komunikasi Pengirim, penerima, bahasa, pesan, model, dan saluran (channel) merupakan keseluruhan elemen proses komunikasi.Pengirim mentransmit komunikasi.Penerima mendapatkan dan menguraikan kodenya.Pengirim bervariasi dalam hal kemampuannya untuk membangun dan mengirimkan pesan, dan penerima bervariasi dalam hal kemampuannya menerima dan memahami pesan. Pesan dibangun dari simbol-simbol bahasa yang digu32
MPA 309 / Juni 2012
nakan dalam beberapamodel komunikasi dan dikirimkan
melalui suatu saluran komunikasi.Pesan disampaikan secara oral/lisan maupun tulisan. Komunikasi formal bergerak melalui organisasi saluran yang terstruktur. Komunikasi informal mengalir diluar struktur organisasi yang formal(OnongUchjana Effendi, 1992). Model dan Tujuan Komunikasi Komunikasi tertulis mempunyai makna yang formal dalam penyampaian informasi yang berhubungan dengan pekerjaan.Pesan tertulis merupakan sesuatu yang nyata (tangible). Ia memberikan suatu dokumen tentang tindakan organisasi dan dapat ditinjau kembali serta dipelajari. Satu hal yang menjadi perhatian utama seseorang yang mengirim pesan bisa jadi bahwa diharapkan penerima benar-benar menerimanya.Penelitian menunjukkan bahwa pesan yang telah ditulis dan dikirimkan tidak berarti bahwa orang yang dituju telah membaca dan memahaminya. Sebagian besar interaksi yang diperlukan dalam organisasi adalah melalui komunikasi oral/lisan.Suatu model dasar komunikasi lisan adalahinter view.Interview merupakan suatu interaksi lisan antara dua orang atau lebih yang menyebarkan atau mempertukarkan informasi (Hunt, 1980). Interview dapat dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain: 1.Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. 2. Untuk menyampaikan informasi tentang nilai dan iklim organisasi (Katz & Kahn, 1978). Penelitian telah mengindikasikan bahwa kualitas komunikasi itu sendiri mencerminkan sifat dasar iklim sosial organisasi (ODriscoll & Evans, 1988). 3.Ford dan Ford (1995) mengusulkan bahwa komunikasi lisan antar manajer tingkat tinggi mendorong kekuatan program perubahan organisasi. Arah Komunikasi Komunikasi organisasi berbeda sesuai dengan apakah tujuan pokoknya mengirim informasi kebawah, ataukah pada arah yang horisontal.Komunikasi kebawah membawa informasi yang berhubungan dengan tugas pada seseorang yang melakukan tugas tersebut.Ia juga membawa informasi tentang kebijakan dan prosedur, serta
yang berasal dari perbedaan individual
bisa jadi digunakan untuk feedback Komunikasi dua-arah ini manusia. Perbedaan persepsi, perbedayang bersifat motivasional pada karyamemungkinkan misunderan umur, perbedaan keadaan emosi, kewan. Komunikasi lateral atau horisontal standing/kesalah-pahaman trampilan mendengarkan, perbedaan terjadi antar rekan kerja. Anggota tim dan dapat dijernihkan. Para status, pencairan informasi, penyaringdepartemen harus berkomunikasi untuk teoritikus human relation, an informasi.2) Hambatan yang ditimmemperluas hubungan kerja mereka. berusaha mendorong ke bulkan oleh iklim psikologis dalam orKarena jalur otoritas tidak berseberangarah terbukanya ganisasi. an, maka komunikasi lateral ini lebih komunikasi antara para Mengatasi Kendala Komunikasi cepat daripada komunikasi ke atas atau pimpinan dan anggotaDalam Organisasi Untuk Pencapaian ke bawah secara hirarkis. Komunikasi anggotanya. Tujuan Bersama keatas membawa informasi dari tingkat 1. Hubungan Antar Pesona, dilabawah ke tingkat atas organisasi. Informasi itu mungkin concern pada aktivitas lingkungan luar kukan dengan: 1) Menjaga kontak pribadi yang akrab atau internal pada tingkat bawah organisasi (Suwarsono tanpa menumbuhkan perasaanbermusuhan. 2) Menetapkan dan menegaskan identitas kita dalam hubungan dan Alvin Y, 2001). Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang denganorang lain tanpa membesar-besarkan ketidakseefektifitas keputusan yang telah diambilnya. Anggota pakatan. 3) Menyampaikan informasi kepada oranglain tingkat bawah mempunyai kesempatan untuk mengin- tanpa menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman, peformasikan dan mengajukan keluhan, dan memberikan nyimpangan, atau perubahan lainnya yang disengaja. 4) saran untuk pengembangan.Pesan lebih mungkin untuk Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa dimengerti ketika sebuah pertukaran terjadi daripada ketika menimbulkan sikap bertahan atau menghentikan proses. penerima tidak membuat respon apapun. Dengan komu- 5) Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangnikasi satu-arah, informasi dikirim ke bawah dari pimpinan kan gaya hubungan persona dan antar pesona yang efektif. 6) Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa terlibat kepada anggota. Pimpinan tidak menanyakan atau tidak mengharap- dalam muslihat atau gurauan atau hal-hal lainnya yang kan suatu respon. Tentu saja, jika tidak ada komunikasi menggangu komunikasi yang menyenangkan. Hubungan antar pesona cenderung menjadi lebih keatas, maka akan sangat sulit mengetahui apakah pesan pimpinan telah dapat diterima. Pada komunikasi dua-arah, baik bila kedua belah pihak melakukan hal-hal yaitu, mepenerimaan pesan dapat diperjelas sebab suatu respon nyampaikan perasaan secara langsung dan dengan cara diharapkan kemunculannya. Komunikasi dua-arah ini yang hangat dan ekspresif, menyampaikan apa yang termemungkinkan misunderstanding/kesalah-pahaman jadi dalam lingkungan pribadi mereka melalui penyingdapat dijernihkan. Para teoritikus human relation, ber- kapan diri, menyampaikan pemahaman yang positif, hausaha mendorong ke arah terbukanya komunikasi antara ngat kepada satu sama lainnya dengan memberikan respons-respons yang relevan dan penuh pengertian, berpara pimpinan dan anggota-anggotanya. Komunikasi terbuka merupakan penyingkapan sikap tulus kepada satu sama lain dengan menunjukan informasi personal dan/atau yang berhubungan dengan sikap menerima secara verbal maupun non verbal, selalu pekerjaan. Dua isu sentral dari konsep itu adalah kejujuran menyampaikan pandangan positif tanpa syarat terhadap dalam menyingkap informasi dan keikhlasan dalam me- satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak mengnerimanya sehingga terjadi persamaan persepsi dalam hakimi dan ramah, berterus-terang mengapa menjadi sulit atau bahkan mustahil untuk sepakat satu sama lainnya proses mengirim atau menerima informasi. dalam perbincangan yang tidak menghakimi, cermat, jujur, dan membangun. Hambatan Komunikasi 2. Hubungan Posisional, yaitu 1) Merencanakan 1. Hambatan Teknis Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. penempatan/pengaturan jabatan secara benar. 2) BerJenis hambatan teknis dari komunikasi yaitu tidak adanya usaha menjernihkan hubungan. Kegagalan untuk menrencana atau prosedur kerja yang jelas, kurangnya in- jernihkan hubungan organisasi menimbulkan kecemburuformasi atau penjelasan, kurangnya ketrampilan membaca, an, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan,dan pelepasan tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan pemilihan media yang kurang tepat. lainnya dalam pengorganisasian. Untuk itu perlu adanya 2. Hambatan Semantik Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses individu yang dapat menjadi jembatan untuk mencairkan penyampaian pengertian atau idea secara secara efektif. situasi kebekuan komunikasi horizontal dan vertikal antar Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang sesama rekan dan antara bawahan atasan. 3. Hubungan Berurutan. Informasi disampaikan ke komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemung- seluruh organisasi formal oleh suatu proses; dalam proses ini orang dipuncakhierarki mengirimkan pesan ; kepada kinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya. orang kedua yang kemudian mengirimkannya lagi kepada 3. Hambatan Manusiawi Terjadi karena adanya faktor emosi dan prasangka orang ketiga. Reproduksi pesan orang pertama menjadi pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemam- pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua puan atau ketidakmampuan alat- alat pancaindera sese- menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci dalam sistem orang, dll. Menurut Crude n dan Sherman: 1) Hambatan ini adalah pengulang pesan. MPA 309 / Juni 2012