Makalah Askep Campak Dewasa
Makalah Askep Campak Dewasa
(DEWASA)
DisusunOleh :
1. Nur Afandi
2. Masrifah
3. Tutuk Nurwahyuni
4. Harmaniati
5. Citra Dwi Yuliana
6. Mochamad Cholid Hanafi
7. Nur Heppy Fauzia
8. Elisabect Simarmata
131511123043
131511123045
131511123047
131511123049
131511123051
131511123053
131511123055
131511123057
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Morbili (campak) adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari
seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).
Selama ini penyakit campak apabila tidak ditindaklanjutkan dalam keperawatannya maka
C.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan malah ini adalah:
1. Mengetahui Pengertian dari Morbili
2. Mengetahui Etiologi dari Morbili
3. Mengetahui Patofisiologi dari Morbili
4. Mengetahui Tanda dan gejala dari Morbili
5. Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik pada Morbili
6. Mengetahui Komplikasi pada Morbili
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Campak disebut juga Morbili. Morbili adalah penyakit akut yang sangat menular
yang disebabkan oleh infeksi virus. (Nanda 2015). Campak merupakan penyakit yang
sangat menular terutama menyerang anak-anak, walaupun pada beberapa kasus juga
dapat menyerang orang dewasa.
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk
mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai panas 38 C atau lebih dan
disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan mata merah. ( WHO )
Penyakit Campak adalah penyakit menular akut yang disebabkan virus Campak/
Rubella. Campak adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu
stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara
droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus ini terdapat dalam darah, air seni, dan
cairan pada tenggorokan. Itulah yang membuat campak ditularkan melalui pernapasan,
percikan cairan hidung ataupun ludah.
B. Etiologi
Virus campak termasuk dalam golongan paramyxovirus, penyebabnya ialah virus
morbili yang penularan secara droplet melalui udara sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala
klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam dan sedikit virus sudah dapat menimbulkan
infeksi. Virus campak tidak memiliki daya tahan tinggi. Apabila diluar tubuh manusia
keberadaannya tidak kekal, pada temperatur kamar akan kehilangan 60% sifat
efektivitasnya setelah 3-5 hari. Pada suhu 37 C waktu paruh usianya 2 jam. Sebaliknya
virus ini mampu bertahan dalam keadaan dingin dan pada -70 C dengan media protein
dapat hidup selama 5,5 tahun. Virus tidak aktif dalam pH rendah. (Sumarmo, 2002)
C. Patosiologi
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet udara, menempel dan berbiak.
Infeksi mulai saat orang yang rentan menghirup percikan mengandung virus dari secret
nasofaring pasien campak. Di tempat masuk kuman, terjadi periode pendek perbanyakan
virus local dan penyebaran terbatas, diikuti oleh viremia primer singkat bertiter rendah,
yang memberikan kesempatan kepada agen untuk menyebar ketempat lain, tempat virus
secara aktif memperbanyak diri di jaringan limfoid. Viremia sekunder yang memanjang
terjadi, berkaitan dengan awitan prodromal klinis dan perluasan virus. Sejak saat itu
( kira-kira 9 sampai 10 hari setelah terinfeksi ) sampai permulaan keluarnya ruam, virus
dapat dideteksi di seluruh tubuh, terutama di traktus respiraturius dan jaringan limfoid.
Virus juga dapat ditemukan di secret nasofaring, urine, dan darah.pasien paling mungkin
menularkan pada orang lain dalam periode 5 sampai 6 hari. Dengan mulainya awitan
ruam ( kira-kira 14 hari setelah infeksi awal ), perbanyakan virus berkurang dan pada 16
hari sulit menemukan virus, kecuali di urine, tempat virus bisa menetap selama beberapa
hari lagi. Insiden bersamaan dengan munculnya eksantema adalah deteksi antibody
campak yang beredar dalam serum yang ditemukan pada hampir 100% pasien dihari ke
dua timbulnya ruam. Perbaikan gejala klinis dimulai saat ini, kecuali pada beberapa
pasien, dimulai beberapa hari kemudian karena penyakit sekunder yang disebabkan oleh
bakteri yang bermigrasi melintasi barisan sel epitel traktus respiraturius. Terjadi sinusitis,
otitis media, bronkopneumonia sekunder akibat hilangnya pertahanan normal setempat.
eritema yang berbentuk macula papula disertai menaiknya suhu badan. Diantara macula
terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, dibagian atas
lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat
perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah
pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya. Terdapat
pembersaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan dibawah leher belakang. Pula
terdapat sedikit splenomegali. Tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari
campak yang biasa ini adalah black measles yaitu campak yang disertai perdarahan
pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.
3. Stadium Konvalensi
Erupsi berkurang
meninggalkan
bekas
yang
berwarna
lebih
tua
( hiperpigmentasi ) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada
anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan
gejala patognomonik untuk campak. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau
eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal
kecuali bila ada komplikasi.
E. Komplikasi
Otitis media akut Pneumonia / bronkopneumoni Encefalitis Bronkiolitis Laringitis
obstruksi dan laringotrakkhetis.
F. Penatalaksanaan
Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam tinggi.
Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin diperlukan
humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik
mempertahanakan suhu ruangan yang hangat. Penatalaksanaan Teraupetik
Pemberian vitamin A Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik
Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi Pemberian obat batuk dan
sedativum.
G. Pemeriksaan Penunjang
Serologi pada kasus atopic, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk
memastikannya. Tehnik pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah ksasi complement,
inhibisi hemaglutinasi, metode antibody uoresensi tidaklangsung.
Patologi anatomi Pada organ limfoid dijumpai : hyperplasia folikuler yang nyata,
senterum germinativum yang besar, sel Warthin-Finkeldey ( sel datia berinti banyak yang
tersebar secara acak, sel ini memiliki nucleus eosinolik dan jisim inklusi dalam
sitoplasma, sel ini merupakan tanda patognomonik sampak ). Pada bercak koplik
dijumpai : nekrosis, neutrol, neovaskularisasi. Darah tepi Jumlah leukosit normal atau
meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan antibody IgM anti
campak. Pemeriksaan untuk komplikasi
- Ensefalopati / ensefalitis ( dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar
-
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
Anamnesea
a. Identitas penderita
Meliputi nama pasien, umur dengan status gizi yang kurang dan sering mengalami
penyakit infeksi, jenis kelamin (L dan P pervalensinya sama), suku bangsa, no
register, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis
b. Keluhan utama
Pasien masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan adanya eritema dibelakang
telinga, di bagaian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang
bawah, badan panas, enantema ( titik merah ) dipalatum durum dan palatum mole.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pada pasien yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan tentang kapan
timbulnya panas, batuk, konjungtivitis, koriza, bercak koplik dan enantema serta
upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien belum pernah mendapatkan vaksinasi campak dan pernah kontak dengan
pasien campak.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah pasien belum mendapatkan vaksinasi campak.
f. Riwayat imunisasi
Riwayat pemberian imunisasi campak.
g. Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg /hari. Untuk pertambahan berat badan
ideal menggunakan rumus 8 + 2n. Status Gizi, Klasikasinya sebagai berikut : Gizi
buruk kurang dari 60% Gizi kurang 60 % - <80 % Gizi baik 80 % - 110 %
Obesitas lebih dari 120 %
Pemeriksaan sik ( had to toe )
Kriteria Hasil
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara, nafas yang bersih, tidak ada sianosis, dan.
dyspnen.
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten
c. Mampu mencegah dan mengidentikasi faktor yang dapat menghambat jalan nafas.
Selalu menunjukkan
NIC
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
e.
Kriteria Hasil
a. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi,
pigmentasi.
b. Tidak ada luka, atau lesi pada kulit
c. Perfusi jaringan baik
d. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya
cedera berulang.
e. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami.
Indikator
NIC : Pressure Management
Intervensi :
a. Anjurkan pasien untak menggunakan pakaian yang longgar.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang berlebihan
( diare)
ortoststik).
Monitor vital sign
Monitor masukan makanan atau cairan
Kolaborasikan cairan IV
Berikan cairan IV pada suhu ruangan
Pain Level
Kriteria Hasil
NIC
: Management pain
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor predisposisi.
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Ajarkan teatang teknik nonfamakologi
d. Kaji tipe dan untuk menentukan intervensi
e. Berikan analgetik untuk mengurangi nyer
f. Tingkatkan istirahat
BAB IV
STUDI KASUS
A. Studi Kasus
Ny.C usia 30 tahun datang ke RS dr.Soetomo dengan keluhan timbul kemerahan
di belakang telinga sepanjang rambut dan punggung belakang dan terasa nyeri , disertai
timbul merah di dalam mulut. Ny.C mengatakan keluhan itu timbul sejak 1 minggu yang
lalu sampai sekarang. Selain itu Ny.C juga mengeluh batuk pilek yang tidak sembuh
disertai diare. Pasien mengatakan selama ini belum pernah mendapatkan imunisasi
campak. Keadaan umum pasien saat datang ke rumah sakit TD: 110/60 mmHg,
N:100x/mnt, RR: 32 x/mnt, T: 39 C, turgor kulit tidak elastis, mukosa bibir kering, dan
pasien mengatakan sering merasa haus. Pada hasil pemeriksaan Laboratorium didapatkan
leukosit : 16.000 mmm/3 dan trombosit : 95.000 mmm/3
B. Pengkajian
1.Identitas penderita
Nama
:Ny.C
Umur
Suku bangsa
No register
Tanggal MRS
Diagnosa medis
:30 Tahun
:Jawa
:60001
: 10 September 2015
:Campak
2.Keluhan utama
Pasien mengeluh timbul kemerahan di telinga sepanjang rambut dan punggung
belakang dan terasa nyeri , disertai timbul merah di dalam mulut belakang telinga.
3.Riwayat kesehatan sekarang
Ny.C mengatakan keluhan itu timbul sejak 1 minggu yang lalu sampai sekarangdi
sertai dengan batuk pilek dan diare.
4.Riwayat kesehatan dahulu
Pasien belum pernah mendapatkan vaksinasi campak
Perkusi:Kembung (+)
Auskultasi: Bising usus meningkat
f.Kulit
Inspeksi : Eritema pada kulit terutama punggung belakang
Palpasi : Turgor tidak elastis
C. Analisa Data
No
1.
Data
DS:
Etilogi
Masalah
Inflamasi
Nyeri akut
Peningkatan
sekret
Ketidakefektifa
n bersihan
Jalan nafas
- Klien mengatakan
nyeri
DO:
- Skala nyeri 5-6
- TTV:
o N : 100x/i
-Laborat:
Leokosit = 16.000/mm3
Trombosit :
95.000/mm3
2..
DS:
- Klien mengatakan
batuk pilek
DO:
- Klien tampak kesulitan
bernapas
- TTV:
o N : 118 x/mnt
o RR : 32x /mnt
- Takipnea (+)
- Pernafasan dangkal
- Perkusi paru pekak
- Bunyi nafas Ronchi
(+)
3.
Ketidak
seimbangan
cairan dan
elektrolit
Rash/Ruam
Kerusakan
intregitas kulit
DO:
- mukosa mulut kering
- S:39 C
- Turgor kulit tdk elastis
DS:Pasien mengatakan
gatal
DO:
- Eritema pada kulit
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adana peningkatan sekret
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya rash/ ruam
E. Perencanaan
1.Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi
Pain Level
Kriteria Hasil
: Management pain
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor predisposisi.
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Ajarkan teatang teknik nonfamakologi
d. Kaji tipe dan untuk menentukan intervensi
e. Berikan analgetik untuk mengurangi nyer
f. Tingkatkan istirahat
Kriteria Hasil
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara, nafas yang bersih, tidak ada sianosis, dan.
dyspnen.
b. Menunjukkan jalan nafas yang paten
c. Mampu mencegah dan mengidentikasi faktor yang dapat menghambat jalan nafas.
Selalu menunjukkan
NIC
Intervensi :
a.
b.
c.
d.
e.
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan out put yang berlebihan
( diare)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan cairan dapat
terpenuhi
NOC : Fluid Balance
Kriteria Hasil :
a.
b.
c.
d.
Kriteria Hasil
Intervensi :
a. Anjurkan pasien untak menggunakan pakaian yang longgar.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Diagnosa keperawatan
Tindakan
Evaluasi
2015
09.00
09.30
S:Pasien mengatakan
nyeri berkurang
O:
12.00
09.00
2.Bersihan Jalan Nafas
tdk efektif b/d
peningkatan sekret
S: pasien mengatakan
batuk berkurang
O:
RR:28 x/mnt
Ronchi berkurang
A:Masalah bersihan
jalan nafas teratasi
sebagian
10.00
-Memonitor status hidrasi
3.Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit b/d
output yang berlebihan
P:Lanjutkan
Intervensi:3 ,4 dan 5
S:Pasien mengatakan
masih diare
O:
-mukosa bibir masih
kering
-diare 3-4 x/hari
-turgor kulit tdk elastis
P:Lanjutkan semua
intervensi
10.15
4.Kerusakan Intregitas
kulit b/d rash/ruam
S:pasien mengatakan
gatal berkurang
O:
Kemerahan dikulit
berkurang
A:Kerusakan
integritas kulit teratasi
sebagian
P:Lanjutkan Intervensi
5 dan 6
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit campak adalah penyakit menular dengan gejala kemerahan berbentuk
makulo popular selama tiga hari atau lebih disertai panas badan 38 C atau lebih dan
disertai salah satu gejala batuk, pilek dan mata merah. Keluhan yang umum muncul
adalah kelerahan yang timbul pada bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar keseluruh
tubuh. Selainitu, timbul gejala seperti u disetai mata berair dan kemerahan
( konjungtivitis ). Setalah 3-4 hari kemerahan mulai menghilang dan berubah menjadi
kehitaman yang akan tampak bertambah dalam 1-2 minggu dan apabila sembuh kulit
akan tampak seperti bersisik. Dengan istirahatyang cukup dan gizi yang baik, penyakit
campak ( pada kasus ringan ) dapat sembuh dengan cepat tanpa menimbulkan komplikasi
yang berbahaya. Namun, bila pasien dalam kondisi yang yang tidak sehat dapat
menyebebkan kematian. Pengobatan pada pasien dengan campak dapat dilakukan secara
simtomatik yaitu antipeiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk dan memperbaiki
keadaan umum. Tindakan lain adalah pengobatan segera terhadap komplikasi yang
timbul.
D. Saran Perawat
Mengingat bahwa penyakit campak merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang angka mordibilitasnya masih tinggi, maka penulis menyarankan untuk semua
perawat jika menemukan kasus campak secepatnya dirujuk ke rumah sakit sehingga
pasien secepatnya mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih baik.
Paramyxovirida
e morbili virus
Masuk
saluran
Mengendap
pada organ
kulit
Saluran cerna
limfoid
Epitel saluran
nafas
hiperflasi
jaringan
Ditangkap
oleh
makrofrag
Menyebar ke
kelenjar limfa
Mengalami
replikasi
Virus dilepas
kedalam aliran
darah ( viremia
primer)
Nyer
i
Poliferasi sel
endotel kapiler
dalam korium
Eksudasi
serum atau
eritrosit dalam
Penurunan
fungsi silia
Iritasi
mukosa usus
Peningkatan
sekret
Sekret
meningkatkan
Reflek
Ruam
Gangguan
integritas kulit
Ketidakefektifa
n bersihan
Peristaltik
meningkat
Diare
Dehidras
i
Kekurangan
volume
DAFTAR PUSTAKA