Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

PENDIDIKAN
PROSES PENGAMBILAN DATA

Dosen Pengampu :
Dra. Wilda Syahri, M.Pd
Disusun Oleh :
AYU RAHMAWATI PUTRI (A1C114001)
HISKIA IRFAN MANULANG (A1C114028)
RTM INTAN SRIERSA (A1C114036)
RIAN SETIAWAN (A1C114029)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak


kenikmatan, rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kita terutama kepada para
penyusun sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul PROSES
PENGAMBILAN DATA ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Yang
selalu menjadi suri tauladan kita dalam berbagai aspek kehidupan. Semoga kita
senantiasa bisa mencontohnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada anggota kelompok yang
telah bekerja keras, berupaya untuk menyelesaikan makalah ini. Dan juga kepada
semua pihak yang telah membantu para penyusun dalam pencarian berbagai
sumber referensi untuk digunakan sebagai bahan acuan pembuatan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk menunjang dan memberikan kemudahan bagi
para mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, sehingga dalam
kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan nyaman dan efektif. Harapan selanjutnya,
semoga makalah ini dapat digunakan sebagai sarana belajar bagi mahasiwa serta
bisa dijadikan referensi mengenai pembahasan yang terkait.
Akhir kata, makalah ini pastinya jauh dari kesempurnaan, tentunya masih
terdapat banyak kekurangan sehinngga kritik dan saran dari semua pihak kami
harapkan demi penyempurnaan dan terwujudnya tujuan penyusunan makalah ini.

Jambi, Oktober 2016

Tim penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid. Untuk
bisa mendapatkan data yang valid tersebut, maka peneliti harus terlebih
mengetahui macam-macam data.

Pengumpulan data adalah prosedur yang

sistematik untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Kegiatan pengumpulan data


merupakan kegiatan yang cukup melelahkan dan sering mengalami kesulitan.
Pengumpul data (pencacah) menyelusuri rumah demi rumah untuk membagi
kuesioner atau melakukan lnterviu yang kadang-kadang harus berkli-kali datang
baru bertemu dengan orang yang di cari sebagai responden. Sungguh merupakan
kegiatan membosankan, apalagi pencacah disambut oleh responden dengan rawut
wajah yang sinis atau disambut dengan dingin merupakan uji mental yang cukup
berat. Jika pencacah tidak sabar dan tidak siap mental, mungkin dapat
mengakibatkan keputusan dan kegagalan dalam penelitian. Disamping itu, jika
pencacah

melakukan

kesalahan

sikap

dalam

proses

interview,

akan

mememngaruhi data yang diberikan responden yang tentu kesimpulan dari hasil
pengolahan data nya akan salah juga. Oleh karena itu, pengumpulan data
merupakan kegiatan yang sangant penting dalam suatu penelitian.
Kualitas data hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh kualitas teknik
pengumpulan data dan kualitas pelaksanaan pengumpulan data. Kualitas teknik
pengumpulan data dan berkaitan dengan validitas dan reliabilitas alat / instrumen
penelitian, sedangkan kualitas pelaksanaan pengumpulan data berkaitan dengan
ketepatan dalam cara-cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Oleh
karena itu, data yang dikumpulkan harus valid untuk digunakan. Validitas data
dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat pengukur dan kualitas pengambil
datanya cukup valid.
Kualitas teknik pengumpulan data selalu ada hubungannya dengan masalah
penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah penelitian yang telah dirumuskan
memberi arah dan memengaruhi teknik pengumpulan data. Banyak masalah yang

dirumuskan tidak memungkinkan, atau instrumen penelitian yang ada tidak dapat
menghasilkan data seperti yang diinginkan. Jika demikian halnya yang terjadi,
maka mau tidak mau, harus mengganti masalah yang ingin dipecahkan dengan
masalah lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Untuk memperjelas arah kajian dalam makalah ini, maka disusun rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan data ?


Apa saja sumber-sumber data dalam penelitian ?
Apa saja klasifikasi data dalam penelitian ?
Bagaimana metode pengumpulan data ?
Bagaimana teknik pengumpulan data?

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan kajian


dalam makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Dapat mengetahui pengertian data.


Dapat mengetahui sumber-sumber data dalam penelitian.
Dapat mengetahui klasifikasi data dalam penelitian.
Dapat mengetahui metode pengumpulan data.
Dapat mengetahui teknik pengumpulan data.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DATA
Data adalah sesuatu yang diketahui atau dianggap diketahui (Things known
or assumed) yang dapat digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran
suatu keadaan, dan untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah.
Berikut adalah definisi maupun pengertian data menurut pendapat para ahli :

Menurut Nuzulla Agustina, data adalah keterangan mengenai sesuatu hal


yang sudah sering terjadi dan berupa himpunan fakta, angka, grafik, tabel,
gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu pemikiran,
objek, serta kondisi dan situasi.

Menurut Arikunto (2002), data merupakan segala fakta dan angka yang
dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan
informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu
keperluan.

Menurut Slamet Riyadi, data adalah kumpulan informasi yang diperoleh


dari hasil suatu pengamatan di mana data dapat berupa angka atau
lambang.

Menurut Anhar, data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu


kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan
sebagai bahan dasar suatu informasi.

Menurut Haer Talib, data adalah sekumpulan fakta dan sebuah fakta tak
lain adalah sebuah kenyataan atau kejadian.

Menurut Kuswadi dan E. Mutiara, data adalah kumpulan informasi


yang diperoleh dari suatu pengamatan, dapat berupa angka, lambang, atau
sifat.

Menurut Lia Kuswayatno, data adalah kumpulan kejadian atau peristiwa


yang terjadi di dunia nyata yang berupa angka-angka, huruf-huruf, simbolsimbol khusus, atau gabungan dari semuanya.

Menurut H. J. Sriyanto, data adalah suatu keterangan atau informasi


tentang objek penelitian.

Menurut Wahyu Supriyanto dan Ahmad Muhsin, data adalah bahan


baku dalam sebuah informasi, atau kelompok teratur simbol-simbol yang
mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya.

Menurut Zulkifli A. M, data adalah keterangan atay bukti mengenai suatu


kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri-sendiri, belum
diorganisasikan, dan belum diolah.

2.2 SUMBER SUMBER DATA


Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua
jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber data utama. Data primer disebut juga sebagai
data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan
data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik
yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara
lain observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik
(BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

2.3 KLASIFIKASI DATA


Data dapat diklasifikasikan dalam beberapa macam, yaitu :
1. KLASIFIKASI DATA BERDASARKAN TINGKATNYA
Berdasarkan tingkatnya, data dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Data mentah
Data mentah merupakan dokumen. Yaitu data yang diperoleh dan belum
diolah. Misalnya, kuesioner yang disebarluaskan dan telah diisi atau dijawab
responden, dikumpulkan peneliti dan dilakukan pengeditan untuk mengetahui
kebenarannya, tetapi belum diolah maka lembaran kuesioner yang telah dijawab
itu disebut dokumen sebagai data mentah.
b. Data yang diolah
Data yang diolah adalah data yang dikelompokkan dan dikategorikan serta
dimanipulasi sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah
dan bermanfaat untuk menguji hipotesis. Melakukan manipulasi data terhadap
data mentah berarti mengubah data menjadi suatu bentuk yang dapat dengan
mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena itu perlu dilakukan
beberapa tahap kegiatan, anatara lain melakukan editing (penyuntingan), coding
(penyandingan ), memindahkan data (keterangan-keterangan) yang telah disandi
dalam bentuk angka ke dalam worksheet (lembaran kerja), tabulasi data, dan
analisis data.
c. Data hasil analisis
Data hasil analisis merupakan bagian terpenting dalam metode ilmiah,
karena data yang telah dianalisis akan digunakan untuk memecahkan masalah
penelitian. Di samping itu, setelah melakukan analisis mengenai hubunganhubungan antara fakta yang terjadi, perlu dibuat penafsiran-penafsiran terhadap
hubungan antara fenomena. Kemudian, berdasarkan analisis dan penafsiranpenafsiran tersebut perlu dibuat kesimpilan dan implikasi-implikasinya, serta
saran-saran untuk kebijakan selanjutnya.

2. KLASIFIKASI DATA BERDASARKAN SIFATNYA


Berdasarkan sifatnya, data dikelompokkan dalam dua klasifikasi, yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif.
a. Data kualitatif, yaitu data yang menunjukkan kualitas sesuatu, berupa
keadaan, proses, kejadian, dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk kata.
Misalnya, buah itu rasanya manis, asam, pahit, dan lain-lain. Penggolongan
data kualitatif ini dititikberatkan pada cara berpikir induktif, karena pada
umumnya bertolak dari kasus-kasus khusus yang diinterpretasikan untuk
disusun sebagai generalisasi yang berlaku umum.
Dalam melakukan interpretasi dan pengambilan keputusannya, dibatasi
oleh kemampuan berpikir secara perseorangan. Jangkaun hasil penelitian
akan sangat bervariasi tingkat kedalaman dan keluasannya. Data yang sama
mungkin saja ditafsirkan secara berbeda karena sudut pandangnya berbeda
pula. Oleh karena itu, hasil penelitian menjadi subjektif. Sehubungan dengan
itu, sering data kualitatif dimodifikasi menjadi data kuantitatif. Namun,
banyak para peneliti tetap berpendapat bahwa penelitian kuantitatif murni,
tidak lebih rendah mutunya dari pada penelitian kuantitatif. Hal ini memang
sulit dibantah, karena banyak disiplin ilmu sosial yang memerlukan penelitian
kualitatif. Misalnya, penelitian ilmu filsafat, sejarah, budaya, bahasa dan lainlain.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat
dihitung secara matematik dan dianalisis secara statistik. Misalnya, ia
membeli buah jeruk sebanyak 3kg, jambu 2kg, dan salak 3kg. Penggunaan
data kuantitatif dalam penelitian, dinilai lebih objektif, karena bersifat konkret
untuk dijadikan bukti ilmiah. Dengan kata lain, data kuantitatif merupakan
tanda-tanda kebenaran yang dapat ditangkap oleh pancaindra, karena
bersumber dari fakta.

3. KLASIFIKASI DATA BERDASARKAN UKURAN / SKALANYA

Berkaitan dengan kuantifikasi, penggolongan data berdasarkan skalanya


sama dengan penggolongan variabel yang digolongkan menjadi empat klasifikasi,
yaitu:
a. Data Nominal
Data nominal atau disebut juga data kategorikal, terdiri dari dua kategori
atau lebih. Antara kategori tidak ada atau tidak dapat diketahui perbedaan
tingkatnya. Disamping itu, frekuensi nilai data nominal tidak dapat dinyatakan
dalam bilangan bentuk pecahan atau desimal di belakang koma, karena penilaian
dilakukan dengan jalan menghitung, bukan mengukur.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala nominal adalah :
1. Terdiri dari beberapa kategori. Jika hanya terdiri dari dua kategori, maka
kedua kategori tersebut merupakan dua kutub yang berlawanan. Contoh :
ya dan tidak, pria dan wanita. hadir dan tidak hadir, dan lainlain. Dalam contoh ini, jawaban responden yang menyatakan ya dan
tidak bukan merupakan tingkatan dan frekuensi nilainya berbentuk
bilangan bulat. Misalnya, hasil jawaban responden, sebanyak 65 orang ya
dan 35 orang menyatakan tidak. Tidak mungkin ada jawaban ya sebanyak
64,5 orang dan jawaban tidak sebanyak 35 orang.
2. Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
3. Jika terdiri lebih dari dua kategori maka antara tiap kategori tidak ada atau
tidak dapat diketahui tingkatannya. Misalnya, variabel agama di indonesia
ada empat kategori, yaitu : islam, kristen, budha, dan hindu, namun kategori
yang satu dengan lainnya tidak diketahui kategori yang mana lebih tinggi atau
lenih rendah. Jadi, data pada skala nominal hanya terbatas pada kemampuan
membedakan saja.
b. Data ordinal
Data ordinal adalah data yang disusun berdasarkan jenjang atau tingkatan
dalam suatu atribut tertentu, tetapi perbedaan masing-masing tingkatan tidak ada
batas yang jelas/ pasti atau masing-masing kategori mempunyai jarak yang
berbeda dan frekuensi nilainya dilakukan dengan jalan perhitungan, bukan

pengukuran. Misalnya, berat benda dikategorikan : sangat berat, berat, cukup


berat, ringan, dan sangat ringan. Dalam hal ini, perbedaan tingkatan/jenjang
antara sangat berat dan berat tidak dapat ditentukan dengan jelas atau tidak
mempunyai batas jarak tertentu. Untuk itu, dalam penelitian ilmu-ilmu sosial,
untuk dapat membedakan masing-masing tingkatannya maka pada jenjang
tertinggi diberi skor tertinggi, misalnya skor 5 pada kategori sangat berat,
jenjang dibawahnya diberi skor 4, dan seterusnya sampai jenjang terendah dengan
skor 1.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala ordinal adalah :
1. Terdiri dari beberapa kategori.
2. Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
3. Antara tiap kategori tidak diketahui dengan pasti jarak tingkatannya, atau
tidak dapat diukur, atau mempunyai perbedaan tingkatan yang tidak sama
pada antarkategori.
Contoh :
1. Tingkat pendidikan : SD, SMP, SMA, D3, S1,S2 dan S3.
2. Ani terpandai, anne pandai, anno kurang pandai
Kedua contoh di atas masing-masing ada beberapa kategori. Misalnya, kategori
SD, SMP, SMA, D3, S1, S2, dan S3. Tiap kategori dapat dibedakan dan dapat
diketahui tingkatannya, tetapi tidak di ketahui secara pasti atau tidak jelas berapa
besar jarak tingkatan antara masing-masing kategori. Demikian juga pada variabel
contoh kedua di atas, jarak kepandaian antara ani dan anno tidak jelas atau tidak
dapat diukur dengan pasti.

c. Data interval
Data interval adalah data yang dihasilkan dari pengukuran dan pengukuran
itu diasumsikan terdapat satuan pengukuran yang sama, sehingga masing-masing
kategori mempunyai jarak / interval yang jelas. Dalam hal ini, jarak antara

pengukuran masing-masing kategori berdasarkan jumlah atau selisih antara


ukuran kategori.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala interval adalah :
1. Terdiri dari beberapa kategori.
2. Antara kategori yang satu dengan lainnya dapat dibedakan.
3. Perbedaan ukuran antara kategori berdasarkan jumlah atau selisihnya.
Contohnya : jarak jakarta bogor 70 km ; jakarta bandung 240 km, maka jarak
bogor bandung 170 km, yaitu 240-70 = 170 km, maka dapat diketahui
perbedaan masing-masing jaraknya, yaitu jarak jakarta bandung lebih jauh
daripada jarak bogor bandung.

d. Data rasio
Data rasio adalah data yang dihasilkan dari perbandingan antara kategori,
atau variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nilai nol mutlak. Dalam hal
ini,

perbedaan

antara

kategori

dinytakan

dalam

kelipatannya

atau

perbandingannya.
Secara garis besar, ciri-ciri variabel skala interval adalah :
1. Terdiri dari beberapa kategori
2. Antara kategori yang satu dengan lainya dapat dibedakan.
3. Petbedaan ukuran antara kategori berdasarkan kelipatannya atau
perbandingannya, yang mempunyai titik nol absolut dengan makna
empiris.
Contoh : berat induk ayam 3kg, sedang anaknya 1kg, maka berat induk
ayam 3 kali anaknya atau berat anak ayam 1/3 induknya.

4. KLASIFIKASI DATA BERDASARKAN SUMBERNYA

Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua macam,


yaitu:
a. Data internal, yaitu data yang bersumber dari dalam organisasi.
b. Data eksternal, yaitu data yang bersumber dari luar organisasi.

5. KLASIFIKASI

DATA

BERDASARKAN

WAKTU

PENGUMPULANNYA
Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dibedakan atas dua macam, yaitu
data berkala (time series) dan data silang (cross section).
a. Data berkala (time series), yaitu data yang terkumpul dari waktu ke waktu
untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan.
Misalnya, data perkembangan harga bahan pokok selam 1 tahun yang
dikumpulkan setiap bulan.
b. Data silang (cross section), yaitu yang terkumpul pada suatu waktu tertentu
untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan
pada waktu itu.

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data berdasarkan metodenya dapat diklasifikasikan menjadi
tiga macam, yaitu :
1. Metode sensus, yaitu data dikumpulkan dari seluruh anggota populasi.
Hasilnya merupakan data sebenarnya yang disebut parameter. Hasil
penarikan kesimpulan berlaku umum dan pasti.
2. Metode sampel, yaitu data dikumpulkan dari ebagian anggota populasi
yang disebut sampel. Sampel yang dipilih diperkirakan mewakili
fenomena atau sifat-sifat populasi melalui teknik penarikan sampel yang
tepat. Hasilnya merupakan data perkiraan, tetapi kesimpulan yang ditarik
berlaku umum (generalisasi).

3. Studi kasus (cases study), yaitu pengumpulan data tentang status subjrk
penelitian yang berkenaan dengan suatu fenomena spesifik atau khas yang
dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap suatu objek,
kelompok, perusahaan, lembaga, atau terhadap gejala tertentu. Kesimpulan
penelitian tidak berlaku umum, tetapi hanya tertentu bagi kasus yang
diteliti. Kebanyakan skripsi dan tesis mahasiswa termasuk studi kasus
terhadap perusahaan tertentu, sehingga kesimpulan yang ditarik hanya
berlaku bagi perusahaan yang diteliti.

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data atau instrument penelitian yang digunakan dalam
penelitian ilmu-ilmu social dapat berbentuk : (1) kuesioner;

(2)wawancara

(interview); (3) pengamatan (observasi); (4) pengkuran (measurement); dan (6)


dokumentasi. Tehnik pengumpulan data ini membicarakan tentang bagaimana
cara penulis mengumpulkan data.
1. Kuesioner/angket/daftar pertanyaan
Dalam penelitian ilmu-ilmu social untuk penyusunan skripsi/tesis,sering kali
pengumplan data dengan menggunakan instrument atau alat penelitian berbentuk
kuesioner/angket/daftar pertanyaan( questionary).umumnya data dalam ilmu-ilmu
social bersifat kualitatif dan kebanyakan merupakan konsep mengenai berbagai
fenomena social yang abstrak dan tidak dapat diraba atau dirasa dengan
pancaindera. Untuk itu, diperlukan teknik membuat skala dengan cacra mengubah
data kualitatif menjadi suatu urutan kuantitatif, yakni dalam bentuk angka-angka,
sehingga dapat diolah dengan statistic.
Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa prinsip
penulisan angket yaitu sebagai berikut:
1. Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan
tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk

pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap


pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi
untuk mengukur variabel yang diteliti.
2. Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan angket
harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat berupa
terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan tidak
terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif dan
negatif.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak
menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7. Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
8. Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang
umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal
yang sulit.
9. Prinsip pengukuran, angket yang diberikan kepada responden adalah
instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan
diteliti. Oleh karena itu, angket harus diuji validitas dan reliabilitasnya
sebelum digunakan.
10. Penampilan fisik angket; penting dilakukan agar responden tertarik untuk
merespon angket tersebut.

2.

wawancara (interview)
Wawancara/interviu adalah alat pengumpulan data yang digugunakan dalam

komunikasi langsung yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan


oleh pengumpul data (interviewer) sebagai pencari informasi yang dijawab secara
lisan oleh informan (interviewee) sebagai pemberi informasi. Singkatnya
wawancara adalahpengumpulan data berupa Tanya jawab antar pihak pencari
informasi dan sumber informasi yang berlangsungsecara lisan. Informasi itu dapt
berbentuk tanggapan, pendapat keyakinan, perasaan, hasil pemikiran, dan
pengetahuan seseorang mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan maslah
penelitian.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang
oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga kuesioner adalah
sebagai berikut:
1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
peneliti.

3. Pengamatan ( observasi)
Pengamatan adalah kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap
suatu objek penelitian dengan menggunakan seluruh indra. Dalam kegiatan ini,
dilakukan pencatatan yang sistematis terhadap unsure-unsur yang tampak atau
dirasakan indra mengenai gejala yang muncul pada objek penelitian. Unsureunsur yang tampak atau yang dirasakan itu disebut data yang harus diamati dan

dicatat. Untuk pencatatan hasil pengamatan dapat dipergunakan beberapa alat,


diantaranya catatan (anekdot Record), catatan berkala, daftar cek, skala penelitian,
dan peralatanmekanik ( mechanic device).
Melalui observasi, penulis belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku
tersebut. Adapun observasi yang dilakukan penulis termasuk dalam jenis
observasi partisipasif. Yaitu penulis terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Sambil melakukan pengamatan, penulis ikut melakukan apa yang dikerjakan
oleh sumber data.
Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase utama yang
harus ditempuh, antara lain :
a) Pertemuan Perencanaan
Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan bersama
untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan menyamakan persepsi antara
observer (pengamat) dan observee (yang diamati) mengenai fokus
permasalahan yang akan diamati.
b) Observasi Kelas
Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses
pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa maupun situasi di dalam
kelas.
c) Diskusi Balikan
Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat mempelajari
data hasil observasi untuk dijadikan catatan lapangan dan mendiskusikan
langkah-langkah selanjutnya. Kegiatan ini harus dilaksanakan dalam situasi
saling mendukung (mutually supportive) serta didasarkan pada informasi yang
diperoleh selama observasi.
4. Pengukuran (measurement)
Teknik Pengukuran (measurement) dalam penelitian sosial, umumnya
disamakan dengan teknik penilaian / evaluasi (evalution). Dalam hal ini,

pengukuran dihubungkan dengan pengumpulan data bersifat kuantitatif dalam


bentuk angka, sedangkan penilain dihubungkan dengan pemberian makna angka,
sedangkan penilaian dihubungkan dengan pemberian makna bersifat penaksiran
secara kualitatif terhadap data kuantitatif dari hasil pengukuran.
Dengan demikian, penggunaan teknik pengukuran dalam penelitian sosial
mencakup sekaligus dua kegiatan, yaitu upaya mendeskripsikan data kuantitatif
melalui pengukuran, kemudian diikuti dengan evaluasi, yakni memberikan
penilaian atau makna terhadap data tersebut.pada umunya, teknik pengukuran
digunakan untuk mengungkapkandata berupa gejala psikologi dan kepribadian,
baik secara individual, kelompok, maupun dalam kehidupan suatu masyarakat.
Teknik pengukuran sebagai instrumen penelitian yang banyak digunakan adalah
tes standar dan tes buatan.
5. Dokumentasi
Dokumentasi adalah peninggalan tertulis mengenai data berbagai kegiatan
atau kejadian dari suatu organisasi yang segi waktu relatif belum terlalu lama. Jika
peninggalan tertulis yang relatif cukup lama maka berubah menjadi bukti-bukti
histori mengenai keadaan atau peristiwa masa lalu. Konsensus mengenai durasi
waktu sulit ditentukan karena tergantung dari jenis peninggalan tersebut, arsip
keuangan sebagai dokumen bisa sampai 25 atau 30 tahun, sedangkan arsip
lainnya mungkin tidak perlu selama itu. Misalnya, struktur organisasi sebagai
dokumentasi mungkin sampai dua atau tiga periode reorganisasi. Di sisi lain, data
mahasiswa suatu perguruan tinggi tetap saja sebagai dokumen / arsip sesuai
dengan usia perguruan tinggi tersebut.
Terlepas dari batas waktu, bahan-bahan dokumentasi itu merupakan
informasi atau data yang memberikan peluang yang luas bagi penyelenggara
penelitian. Dari bahan-bahan itu dapat ditemukan berbagai fakta tentang sesuatu
yang terjadi, berbagai teori, berbagai pendapat dan lain-lain. Terutama dalam
penelitian kualitatif. Bahan-bahan itu menjadi data utama bagi penelitiannya,
sedangkan dalam penelitian kuantitatif biasanya bahan-bahan itu sebagai data
sekunder dan mungkin saja dokumenter sebagai teknik utama, tergantung masalah

dan tujuan penelitiannya. Oleh karena itu, dokumentasi tetap diperlukan untuk
penelitian kualitatif maupun kuantitatif.
Menurut Hamidi (2004:72), Metode dokumentasi adalah informasi yang
berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari
perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh
peneliti untuk memperkuat hasil penelitian.
Metode dokumentasi dalam penelitian i dimaksudkan untuk memperoleh
data dengan cara dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan
dengan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi dari asal kata
dokumen yang artinya barang-barang tertulis.Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti laporan keuangan
perusahaan serta dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan
kepentingan penelitian.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Data adalah sesuatu yang diketahui atau dianggap diketahui (Things


known or assumed) yang dapat digunakan untuk mengetahui atau
memperoleh gambaran suatu keadaan, dan untuk membuat keputusan atau
memecahkan masalah.
2. Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua
jenis, yaitu data primer dan data sekunder.
3. Dalam penelitian data dapat diklasifikasikan dalam beberapa macam,
yaitu: klasifikasi data berdasarkan tingkatnya, klasifikasi data berdasarkan
sifatnya, klasifikasi data berdasarkan ukuran/skalanya, klasifikasi data
berdasarkan

sumbernya,

klasifikasi

data

berdasarkan

waktu

pengumpulannya.
4. Pengumpulan data berdasarkan metodenya dapat diklasifikasikan menjadi
tiga macam, yaitu : Metode sensus, metode sampel, Studi kasus (cases
study)
5. Teknik pengumpulan data atau instrument penelitian dapat berbentuk
sebagai berikut : (1) kuesioner;
pengamatan
dokumentasi

(observasi);

(4)

(2)wawancara (interview); (3)

pengkuran

(measurement);

dan

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan , Deni . 2014 . Metodologi Penelitian Kuantitatif . Jakarta :


PT REMAJA ROSDAKARYA
Djaelani , Aunu Rofiq . 2013 . Teknik pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif. VOL : XX, NO : 1 FPTK IKIP Veteran Semarang

Silaen, sofar dan widiyono .2013 .Metodologi penelitian sosial . Jakarta :


IN MEDIA
http://azhamasri.blpgspot.co.id/2015/04/sumber_data_jenis_data_dan_teknik.html
http://www.definisi-pengertian.com/2016/01/pengertian-data-definisimenurut-ahli.html (Diakses pada 27 oktober 2016 )

Anda mungkin juga menyukai