Anda di halaman 1dari 4

Kebersihan Diri

Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman.
Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu postpartum dalam menjaga kebersihan diri, adalah
sebagai berikut :
a. Mandi teratur minimal 2 kali sehari
b. Mengganti pakaian dan alas tempat tidur
c. Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal
d. Menjaga perawatan perineum.
e. Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari
f. Mencuci tangan setiap membersihkan daerh genetalia.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan diri secara keseluruhan sangatlah penting untuk
menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.

Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra
volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara idak
tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi infeksi (lecet)
pada daerah sekitar akibat lokia.

Kebersihan Rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga ke adaannya menjadi lebih tipis d bandingkan keadaan normal.
Jumlah dan lamaya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain.
Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan
kondisioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering
rambut.

Kebersihan Kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang di butuhkan saat hamil akan di keluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilsngksn pembengkakan pada wajah, kaki,
betis, dan tangan iu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama melahirkan, ibu akan
merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering
dan jaga kulit tetap kering.

Kebersihan Vulva dan sekitarnya.

Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di


sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan
derah anus. Bershkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang jika telah di cuci dengan baik dan di keringkan di bawah
matahari atau di setrika.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka, bersihkan dengan air atau cuci menggunakan sabun.

Istirahat/Tidur
Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan untuk rileks
dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Kebutuhan istirahat dan tidur harus
dulu di utamakan daripada tugas-tugas rumah tangga yang kurang penting. Jangan sungkan
untuk meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Istirahat juga memberi ibu
energi untuk memenuhi kebutuhan makan dan perawatan bayi. Pasang dan dngarkan lagu-lagu
klasik pada saat ibu dan bayi beristirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah. Kurang
istirahat akan memengaruhi ibu dalam beberapa hal, antara lain :

Mengurang jumlah ASI yang di produksi


Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan
Memyebabkan depresi postpartum dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya.

Pemberian Asi
Berikan ASI kepada bayi sesering mungkin (sesuai kebutuhan) tanpa di jadwal. Hisapan bayi
akan merangsang kelenjar hypofisis anterior mengeluarkan prolaktin (yang memproduksi ASI)
dan hipofisis posterior untuk menegluarkan ASI keluar dengan lancar. ASI mengandung smua
bahan yang di perlukan bayi, mudah di cerna, memberikan perlidungan terhadp infeksi, selalu
segar, bersih dan siap di minum.
Meningkatkan suplai ASI dapat dilakukan dengan cara :
Untuk Bayi :

Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit di
setiap payudara.
Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkn rasa gerah dan duduklah selama
menyusui

Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dengarkan suara menelan
yang aktif.
Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui
Tidurlah bersebelahan dengan bayi

Untuk ibu :

Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum


Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap
kali terdapat masalah pada posisi penempean.
Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal
tersebut di atas.

Ada sebagian ibu menyusui yang takut memompa ASI nya , karena ASI akan terbuang dan
berkurang, padahal teori yang betul adalah, semakin sering ASI di pompaa akan semakin banyak
ASI berproduksi. Untuk memompa ASI, sebaiknya langsung memijat payudara dengan
menggunakan tangan kita dari pada memompa dengan menggunkan alat, karena dengan
menggunakan tangan ASI akan semakin terangsang untuk dapat berproduksi. Hasil yang di
dapatkan pun akan lebih banyak dengan menggunakan tangan dibandingkan alat pemompa.
Pemberian ASI yang tepat akan mengakibatkan turunnya berat badan ibu pada masa periode
menyusui. Penurunan BB ini akan tetap terjadi walau tanpa dilakukannya upaya diet yang nota
bene terlarang pada masa laktasi.
Seorang busui yang melakukan upaya pemberian ASI di enam bulan pertama kehidupan si kecil
umumnya akan mengalami penurunan BB sekitar 0,6-0,8 kg / kg BB / bulan. Menyusui ekslusif
dengan manajemen laktasi yang tepat bahkan akan menyebabkan penurunan BB yang optimal.
Pemberian ASI setelah bayi berusia enam bulan juga akan mengakibatkan turunnya BB sang ibu,
walau dengan dengan percepatan yang lebih rendah di bandingan enam bulan pertama menyusui.
Keberhasilan penurunan berat badan ini ternyata juga di pengaruhi oleh beberapa faktor terkait.
Modus menyusui yang benar, pengaturan asupan kalori perhari sesuai dengan anjuran bagi ibu
menyusui, aktivitas tubuh yang memadai dan penambahan BB saat hamil yang ideal (sesuai
dengan BMI yang di miliki) adalah beberapa faktor yang berpengaruh terhadap sukses turun
BB selama masa laktasi.
Sayangnya memang banyak wanita (khusunya d negara industri) tidak dapat meraih berat badan
sebelum hamil walaupun aktivitas pemberian ASI dilakukan. Hal tersebut umumnya terjadi
akibat terlalu besarnya asupan kalori harian saat masa menyusui, di tambah dengan aktifitas
tubuh yang rendah (Winvkist dan Rasmussen 1999). Namun walaupun mereka tidak dapat
meraih berat bdan sebelum hamil, bila di bandingkan dengan para ibu yang tidak memberika ASI
(dengan kondisi asupan kalori tinggi, altivitas tubuh rendah), mereka tetap menunjukan
penurunan berat badan di bandingkan kelompok kedua tersebut.

Daftar Pustaka
Haryeni Reni, Buku Ajar ASUHA KEBIDANAN IBU NIFAS & MENYUSUI/ Reni
Haryani,Amd.Keb,SKM ; Jakarta. TIM, 2010

Anda mungkin juga menyukai