Anda di halaman 1dari 11

10

Contoh : KEGIATAN PENINGKATAN MUTU


DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM
JAKARTA
Tahapan kegiatan praktik dengan judul minimalisasi waktu tunggu dengan
monitoring realisasi pelaksanaan operasi yang dilaksanakan di Instalasi Bedah Sentral
Rumah Sakit Umum berdasarkan konsep Plan, Do, Check, and Act (PDCA Model),
yang dapat dilustrasikan dalam gambar berikut ini

Gambar 1: The PDCA Model IncludingImplementation Tools


Sumber: Leeboy Wendy and Erzos Clara Jean. (1991). The Health Care Managers Guide
To Continuous Quality Improvement. Amrican Hospital Publishing, Inc.
A. Tahap I : Plan (P)
Dilaksanakan tanggalanggal 23 Oktober s/d 23 Nopember 2009
1. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pelanggan dan harapan pelanggan di
Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Fatmawati

11

Customer eksternal : Pasien dan keluarganya dari berbagai macam kasus penyakit
dengan latar belakang pendidikan, status sosial dan ekonomi golongan bawah sampai
golongan atas.
Customer internal : dokter dengan keahlian masing-masing sesuai kasus, dokter
anestesi, perawat bedah, perawat anestesi, administrasi dan pekarya.
Harapan customer : ketepatan pelaksanaan operasi (tidak ada pembatalan operasi),
waktu tunggu, kenyamanan ruang tunggu, tidak terjadi infeksi nasokomial pasca operasi,
tidak terjadi kematian diatas meja operasi.
Output pelayanan di Instalasi Bedah Sentral adalah sebagai berikut :
a.
Jumlah operasi
b.
Jumlah penerimaan dibanding target
c.
Jumlah ketepatan pelaksanaan operasi
d.
Jumlah pelaksanaan operasi sesuai SOP
e.
Jumlah tim operasi yang melaksanakan time out sebelum operasi
f.
Jumlah imformed counsent
g.
Jumlah infeksi nasokomial pada pasien pasca operasi
2. Mendeskripsikan proses pelayanan yang saat ini dianalisa
a.
Pemantauan penerimaan pasien dari luar IBS RSUP Fatmawati
b.
Penjadwalan rencana operasi dilakukan oleh staf yang bertugas yang terdiri dari
jadwal operasi elektif dan operasi prima sedangkan cito sesuai dengan situasi dan
c.

kondisi pasien.
Pemantauan angka kematian di atas meja operasi, setiap hari dilakukan pemantauan

d.

oleh tenaga yang diber tanggung jawab


Menganalisa kesesuaian pelaksanaan operasi dengan SOP, kemudian dibuat

e.

laporannya secara berkala.


Melaksanakan time out sebelum melakukan tindakan operasi oleh seluruh petugas

f.

sesuai dengan jadwal petugas yang dinas.


Pelaksanaan tindakan operasi dilaksanakan oleh operator sesuai keahlian dari setiap

g.

tindakan operasi
Pemantauan waktu tunggu (respon time), menggunakan instrument monitoring

h.
i.

realisasi operasi elektif instalasi bedah sentral


Pematauan imformed counsent
Menganalisa kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)

12

j.

Pelaksanaan pelatihan dan seminar untuk staf yang bertugas di Instalasi Bedah

k.
l.
m.

Sentral
Membuat rencana kebutuhan fasilitas
Menganalisa pemeliharaan dan renovasi gedung
Menganalisa kebutuhan prasarana
SDM yang terlibat dalam proses tersebut adal;ah operator, dokter anestesi, perawat,

bidan, tenaga administrasi, serta tenaga penunjang lainnya yang ada di Instalasi Bedah
Sentral. Untuk proses kegiatan dapat digambarkan dalam flowchart berikut ini

Penerimaan
pasien
di
IBS
Penerimaan
di IBS
IBS ke
Serah
pasien
dari
Serah terima
terima
pasien pasien
dari luar
luar
IBS
ke IBS
IBS
Tidak

Pastikan
Pastikan kondisi
kondisi
pasien
Yabaik
pasien
baik &
&
dokumen
dokumen medik
medik
lengkap
lengkap

Persiapan
Persiapan pasien
pasien masuk
masuk ke
ke kamar
kamar operasi
operasi
Pemeriksaan
Pemeriksaan klinis
klinis ulang
ulang oleh
oleh dokter
dokter operator
operator
&
& dokter
dokter anestesi
anestesi

Perbaikan
Perbaikan kondisi
kondisi &
& lengkapi
lengkapi dokumen
dokumen

Tidak

Ya

Stabilisasi
Stabilisasi pasien
pasien sampai
sampai memenuhi
memenuhi
syarat
syarat dioperasi
dioperasi

Pastikan
Pastikan pasien
pasien
memnuhi
memnuhi syarat
syarat
Dilakukan
induksi
dan
anestesi
Dilakukan induksi dan anestesi
untuk
untuk
Pelaksanaan
sampai
Pelaksanaan operasi
operasi
sampai selesai
selesai
dioperasi
dioperasi
Pemulihan
Pemulihan di
di ruang
ruang pulih
pulih
Ya
Pastikan
Pastikan kondisi
kondisi
pasca
pasca operasi
operasi
aman
aman

Tidak
Stabilisasi
Stabilisasi kondisi
kondisi pasca
pasca operasi
operasi
samapai
samapai aman
aman

Kembalikan
pasien
Gambar
2: Flowchart
proses kegiatan operasi di IBS
Kembalikan
pasien ke
ke ruangan
ruangan
3. Mengukur dan menganalisa proses pelayanan tersebut
Mengukur dan menganalisa proses pelayanan di IBS, sudah dilakukan dengan

manajemen yang baik dengan adanya monitoring realisasi pelaksanaan operasi.


a. Kegiatan Pelayanan
1) Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan
Jumlah pasien elektif, cito maupun one day care berjumlah 5286 orang

13

Gambar 2: Diagram Jumlah pasien yang dilakukan operasi berdasarkan jenis


pelayanan di IBS RSUP Fatmawati Tahun 2008
Kesimpulan: dari diagram diatas pasien terbesar adalah jenis pelayanan operasi elektif
(49%), cito (27%), dan yang terkecil one day care (24%). Hal ini menggambarkan bahwa
pelayanan operasi lebih banyak yang terencana.

2) Kontribusi tindakan operasi berdasarkan klasifikasi adalah sebagi berikut

14

Gambar 3: Diagram Tindakan Operasi Berdasarkan Klasifikasi di IBS RSUP


Fatmawati Tahun 2008
Kesimpulan : dari diagram diatas klasifikasi tindakan operasi yang terbesar adalah jenis
operasi besar 39,9% dan yang paling kecil jenis sederhana 2,8%. Sehingga pelayanan
operasi di IBS memerlukan waktu tindakan yang relatif
pelaksanaan tindakan maupun pemulihan pasien pasca operasi.

3). Waktu tunggu


a) Jumlah Pelayanan operasi elektif

lama baik persiapan,

15

Tabel 5. Prosentase Tunggu Pelayanan Operasi Elektif Berdasarkan Lamanya


Waktu Tunggu Pada tahun 2008
No

Waktu Tunggu

< 30 menit

> 30 menit

> 1 jam

1.

Dari ruangan rawat

85 %

15 %

Operasi

2.

inap ke IBS
Di ruangan induksi

90 %

10 %

belum selesai
Operator

sampai dengan
3.

dilaksanakan operasi
Dari ruangan pulih

Keterangan

terlambat
80 %

15 %

4.

inap
Ketepatan waktu

90 %

10 %

5.

operasi
Penyediaan alat-alat

100 %

5%

ke ruangan rawat

Kesimpulan : berdasarkan tabel di atas prosentase waktu tunggu yang paling lama
terjadi dari ruang rawat inap ke IBS operasi < 30 menit dan waktu tunggu yang paling
lama > 30 menit, sedangkan waktu tunggu yang > 1 jam terjadi di ruang induksi sampai
dengan dilaksanakan operasi. Hal ini terjadi karena operator yang terlambat datang ke
IBS dan operasi yang belum selesai, sehingga perlu dipertimbangkan untuk jadual
operasi karena terjadi pada operasi elektif.

b) Jumlah Pelayanan operasi Cito

Tabel 6. Prosentase Tunggu Pelayanan Operasi Cito Berdasarkan Lamanya


Waktu Tunggu Pada tahun 2008

16

No

Waktu Tunggu

< 30 menit

> 30 menit

1.

Dari ruangan rawat

95 %

5%

2.

inap ke IBS
Dari ruangan pulih

95 %

5%

5%

> 1 jam

Keterangan

ke ruangan rawat
3.

inap
Ketepatan waktu

95 %

4.

operasi
Penyediaan alat-alat

100 %

Kesimpulan : berdasarkan tabel di atas

prosentase waktu tunggu tidak ada yang

mengalami > 1 jam. Hal ini dapat saja terjadi karena operasi yang dilakukan bersifat cito.
Sehingga untuk menimilisasi diperlukan kecepatan dan ketepatan petugas dalam
memberikan pelayanan pada kasus cito.

c) Jumlah Pelayanan operasi ODC

Tabel 7. Prosentase Tunggu Pelayanan Operasi One Day Care Berdasarkan


Lamanya Waktu Tunggu Pada tahun 2008
No

Waktu Tunggu

< 30 menit

> 30 menit

> 1 jam

Keterangan

17

1.

Diruangan induksi

90 %

10 %

sampai dengan
2.

dilaksanakan operasi
Ketepatan waktu

80 %

15 %

3.
4.

operasi
Penyediaan alat-alat
Penyediaan alat-alat

95 %
100 %

5%

5%

Kesimpulan : prosentase waktu tunggu yang paling lama terjadi di ruang induksi sampai
dengan dilaksanakan operasi terjadi < 30 menit, sedang waktu tunggu yang paling lama >
30 menit, dan ada pula yang > 1 jam. Sehingga perlu pertimbangan dalam pembuatan
jadual operator dan petugas IBS karena pelaksanaan ini serupa dengan kasus operasi
elektif.

Data waktu tunggu yang diperoleh dari laporan tahunan (data sekunder) kemudian
dilanjutkan dengan observasi pada tanggal 23 sampai dengan 25 Nopember 2009
terhadap 23 pasien yang dilakukan operasi pertama kali pada setiap kamar. Hasil
monitoring realisasi pelaksanaan operasi dibandingkan dengan rencana jadual operasi
sehingga ditemui selisi waktu tunggu dimana 19 pasien mengalami waktu tunggu sebesar
82,61%. Hasilnya dapat juga dilihat pada gambar contol chart berikut ini.

18

I and MR Chart Waktu Tunggu Pasien di IBS RSUP Fatmawati

Individuals

300

3.0SL=271.2

200
100

X=85.00

0
-100
Observation

-3.0SL=-101.2
0

10

20

Moving Range

1
200

3.0SL=228.7

100
R=70.00
0

-3.0SL=0.000

Gambar 4: Control Chart Hasil Observasi Waktu Tunggu Operasi Dari 23 Peasien
Yang Dilakukan Operasi Pertama Kali Pada Setiap Kamar Dari Tanggal 23 s/d 25
Nopember 2009.
Kesimpulan : Dari control chart di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata waktu
tunggu di IBS RSUP Fatmawati adalah 85 menit setiap pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi pertama kali pada setiap kamar operasi. Gambaran control chart jenis
IMR menggambarkan variasi sistematik, yang menunjukan adanya penyebab khusus dari
masalah waktu tunggu.

4. Mengidentifikasi masalah prioritas


Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dari hasil pelayanan Instalasi Bedah
Sentral ada beberapa masalah yang terjadi di instalasi tersebut, antara lain, kenyamanan
menunggu 45%, waktu tunggu pasien untuk dilakukan tindakan operasib 20%,
kelengkapan dalam pemeriksaan penunjang 10%, kelengkapan dalam catatan medik 5%,
persetujuan operator 17% dan pembatalan operasi 3%. (Laporan Tahunan IBS RSU
Fatmawati, Januari 2009.)

19

Berbagai masalah tersebut dapat digambarkan dalam diagram pareto untuk melihat
masalah yang menjadi prioritas, kemudian ditentukan satu masalah yang akan dijadikan
praktik proyek peningkatan mutu di Instalasi bedah Sentral. Berikut jenis masalah yang
digambarkan dalam pareto chart.
Identifikasi Masalah Di IBS RSUP Fatmawati

100
80
60

50
40

Percent

Frekuensi

100

20
0

Jenis Masalah
Count
Percent
Cum %

45
45.0

20
20.0

17
17.0

10
10.0

5
5.0

3
3.0

45.0

65.0

82.0

92.0

97.0

100.0

Gambar 5: Diagram Pareto Identifikasi Masalah di IBS RSU Fatmawati


Kesimpulan : Berdasarkan gambar diagram pareto menunjukan bahwa yang menjadi
prioritas masalah adalah kenyamanan saat menunggu, waktu tunggu, dan persetujuan
operator terhadap tindakan operasi.
Adapun dari berbagai masalah yang ada, waktu tunggu adalah masalah yang akan
dijadikan praktik proyek peningkatan mutu. Alasan masalah waktu tunggu yang dipilih
untuk dicarikan solusinya karena adanya gap yang signifikan antara realisasi pelaksanaan
dengan rencana jadual operasi.
5. Penyebab Masalah
Penyebab masalah dari waktu tunggu berdasarkan hasil observasi langsung dan
brainstorming dengan staf Instalasi Bedah didapatkan penyebab masalah tersebut adalah

20

sebagian besar operator terlambat datang, faktor penjadwalan operasi dan sebagian kecil
faktor material dan sarana.
6. Menemukan alternatif penyelesaian masalah sesuai penyebabnya
Aternatif penyelesaian masalah waktu tunggu dapat digambarkan dalam tabel Plan
of Action (POA) berikut ini
No.

Masalah

Penyebab

Alternatif
pemecahan masalah

Penanggung
jawab

7. Melakukan uji coba : dgn melibatkan orang/tenaga terkait.


8. Implementasi uji coba minimal 3 bulan tergantung skala permasalahan /
peningkatan mutu yang akan diperbaiki.
9. Membuat evaluasi hasil uji coba
10. Membuat kesimpulan hasil uji coba meliputi : keberhasilan uji coba dan jika
tidak berhasil
11. Membuat standar
12. Monitoring

Anda mungkin juga menyukai