Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Panduan Aplikasi Sistem
Informasi Jadwal Operasi (SIJO) di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Adapun tujuan dari penulisan panduan ini adalah sebagai acuan bagi pengguna
(user) aplikasi SIJO dalam menggunakan aplikasi.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga
Panduan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi (SIJO) ini dapat selesai dengan
baik. Penulis menyadari bahwa panduan ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan panduan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga panduan ini berguna bagi para pembaca
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Palembang, 14 Februari 2023


Plt. Direktur Pelayanan Medik,
Keperawatan, dan Penunjang

dr. H. Marta Hendry, Sp.U., Subsp.Ped., MARS


NIP. 196803011998031005

2
DAFTAR ISI
Halaman Depan
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1
1.1 Pendahuluan 4
1.2 Tujuan Pembuatan Panduan 7
1.3 Pengertian Indikator Angka Pembatalan Operasi 7
1.4 Pengertian Operasi Elektif 7
1.5 Aplikasi Penjadwalan Operasi (SIJO) 9
BAB 2
2.1 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi UTD 12
2.2 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi Rawat Inap 15
2.3 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi Patologi
Anatomi 18
2.4 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi Laboratorium
21
2.5 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi ICU 24
2.6 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi IBS 27
2.7 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi Farmasi 31
2.8 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi DPJP 34
2.9 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi Anestesi 40
2.10 Tatacara Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi Admisi 43

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu pelayanan medis yang penting di rumah sakit adalah pelayanan
kamar operasi dan anestesi. Kamar operasi adalah bagian yang krusial dan harus
dikelola dengan sebaik-baiknya karena kegiatan operasi membutuhkan biaya yang
banyak, diantaranya biaya perawatan, biaya operasional (Ahmad Khan, Sheraz, &
Ahmad, 2016; Marjamaa, Vakkuri, & Kirvelä, 2008). Sumber daya manusia
multidisiplin ilmu terlibat di kamar operasi meliputi staf medis dan nonmedis yang
juga membutuhkan biaya yang besar. Menurut Denton (2007) dari 60-70%
pengeluaran rumah sakit, sekitar 40% merupakan pengeluaran untuk aktivitas di
kamar operasi (Guerriero & Guido, 2011).

Kamar operasi RSUP Dr. M. Hoesin Palembang berada di bawah Instalasi


Bedah Sentral (IBS) yang melayani operasi elektif dan operasi gawat darurat.
Instalasi bedah sentral memiliki 10 kamar operasi di gedung IBS, 2 kamar operasi
diperuntukkan untuk operasi gawat darurat (cyto) dan 4 kamar operasi di ex gedung
Graha Eksekutif.

Berbagai usaha untuk meningkatkan efisiensi kamar operasi menjadi suatu


hal yang penting dilakukan. Menurut Operating Theatre Efficiency Guidelines New
South Wales, efisiensi kamar operasi dapat dinilai dari utilisasi kamar operasi, waktu
perawatan anestesi, waktu mulai operasi pasien pertama, pembatalan operasi dalam
satu hari, waktu turnover, dan underrun and overrun times (ACI, 2014). Masih
tingginya Angka Pembatalan Operasi berdampak pada rendahnya penilaian kinerja
Rumah sakit, terlihat pada tabel capaian kinerja BLU RSUP Dr. Moh. Hoesin
Palembang semester 1 tahun 2022 berikut ini :

4
Tabel 1. 1 Capaian indikator kinerja BLU RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang
Semester 1 tahun 2022

Bagan 1. Grafik Perbandingan standar dan capaian indikator


Angka Pembatalan Operasi

Standar capaian untuk indikator Angka Pembatalan Operasi adalah kurang dari 1%.
Tabel 1. 2 Target capaian indikator Angka Pembatalan Operasi

Berdasarkan hasil capaian semester 1 sebesar 8,75% dengan skor 0,5


menunjukkan jauh dari target capaian < 1%. Berbagai penyebab masalah tidak
tercapainya target indikator Angka Pembatalan Operasi Elektif sebagai berikut :

5
Tabel 1. 3. Penyebab Pembatalan Operasi Elektif

Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa penyebab utama (54%) pembatalan operasi
karena kondisi pasien yang tidak layak operasi sehingga tidak memungkinkan untuk
dilakukan operasi. Hal ini dapat dicegah dengan menjadwalkan pasien yang dalam
kondisi baik (layak operasi). Penyebab kedua dikarenakan hasil swab PCR pasien
yang positif, yang dapat diminimalkan dengan cara penjdwalan hanya pada pasien
yang negative hasil skrinning covid. Dengan banyaknya penyebab pembatalan
operasi elektif menunjukkan kompleksitas permasalahan dan banyaknya pihak yang
terlibat dalam menentukan penjadwalan operasi elektif.

Hal ini mengingat Operasi Elektif itu sendiri merupakan Tindakan bedah yang
dilakukan secara terjadwal dengan persiapan pada pasien bukan dalam kondisi
gawat darurat. Dalam pelaksanaan di lapangan banyak hal yang menjadi kendala,
mulai dari perburukkan kondisi pasien karena lamanya antrian, hasil swab covid
positif, tidak tersedianya ruang ICU untuk post operasi dan sebagainya. Dengan
memanfaatkan peran teknologi saat ini, maka disusunlah suatu Aplikasi
Penjadwalan Operasi yang disingkat SIJO yang mengakomodir semua pihak yang
terlibat dalam penjadwalan operasi elektif sehingga memudahkan dalam koordinasi
dan kejelasan alur pasien yang akan dijadwalkan operasi. Hal ini sejalan dengan
pilar keenam transformasi bidang kesehatan yakni Transformasi Teknologi
Kesehatan.

6
1.2 Tujuan Pembuatan Panduan

Berdasarkan latar belakang yang tertulis diatas, maka disusunlah


Panduan Aplikasi Sistem Informasi Jadwal Operasi (SIJO) di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang. Adapun tujuan dari pembuatan panduan ini
yaitu sebagai pedoman bagi pengguna atau user dalam mengakses aplikasi
Sistem Informasi Jadwal Operasi (SIJO).

1.3 Pengertian Indikator Angka Pembatalan Operasi

Indikator Pembatalan Operasi dihitung berdasarkan presentase dari


jumlah pembatalan operasi elektif yang sudah dijadwalkan di kamar operasi
selama satu tahun dibandingkan dengan jumlah pasien yang telah
direncanakan operasi dan telah dijadwalkan di kamar operasi dalam satu
tahun.
Rumus indikator:

Jumlah pembatalan operasi elektif


X 100
Jumlah tindakan operasi yang telah direncanakan

1.4 Pengertian Operasi Elektif


Operasi elektif adalah istilah yang digunakan untuk operasi non-darurat.
Dengan kata lain, operasi ini memang diperlukan tetapi dapat ditunda. Pasien
yang membutuhkan perawatan darurat tidak akan dimasukkan dalam daftar
operasi elektif.
Langkah pertama untuk menentukan apakah pasien membutuhkan
operasi elektif atau darurat adalah melakukan pemeriksaan oleh dokter
spesialis. Dokter akan mengategorikan jenis operasi tergantung kebutuhan
medis pasien.
Berdasarkan Tingkat Urgensi Menurut Potter & Perry, 2010 berdasarkan
tingkat urgensi klasifikasi pembedahan dibagi menjadi:

1. Elektif

Pembedahan ini dilakukan berdasarkan pilihan pasien, pembedahan ini


diperlukan tetapi dapat ditunda. Pembedahan ini biasanya dilakukan dalam
waktu diatas 30 jam sesuai dengan kondisi pasien.

2. Gawat atau Urgent

7
Pembedahan ini sangat diperlukan untuk kesehatan pasien, dapat
mencegah terjadinya masalah lebih lanjut seperti destruksi jaringan atau
fungsi organ yang terganggu. Pembedahan ini bersifat segera, indikasi
pembedahan antara 24-30 jam. Pembedahan ini dilakukan pada kasus
seperti eksisi tumor ganas, pengangkatan batu kandung empedu,
pengangkatan batu ureter dan batu ginjal.

3. Darurat atau Emergency

Pembedahan ini bersifat segera karena bila tidak dilakukan dengan segera
dapat mengancam jiwa, indikasi pembedahan ini tidak dapat ditunda.
Pembedahan harus segera dilakukan karena untuk menyelamatkan jiwa
atau mempertahankan fungsi organ, misalnya dilakukan untuk memperbaiki
perforasi appendik, memperbaiki amputasi traumatic, dan mengontrol
perdarahan internal.

Pasien dengan kebutuhan medis paling mendesak akan dijadwalkan


untuk emergency surgery. Sedangkan, operasi elektif memiliki tiga kategori
sebagai berikut:

1. Kategori Mendesak
Kategori ini ditandai dengan kondisi pasien yang dinilai memiliki potensi untuk
memburuk dengan cepat, yang mana dapat menjadi keadaan darurat.
Kategori pertama ini memiliki waktu tunggu paling lama 30 hari.

2. Kategori Semi-Mendesak
Prosedur operasi elektif dalam hal ini diperuntukkan bagi pasien dengan
disfungsi atau kecacatan. Dengan catatan, kondisi pasien tidak berpotensi
memburuk dengan cepat ataupun berubah menjadi keadaan darurat dalam
waktu dekat. Pada kategori ini, dokter dapat memasukkan pasien dalam
daftar operasi elektif dengan waktu tunggu paling lambat 90 hari.

3. Kategori Tidak Mendesak


Prosedur elektif pada kategori ini ditujukan untuk pasien dengan rasa sakit,
disfungsi, atau kecacatan. Kondisi pasien harus stabil atau tidak akan
memburuk dengan cepat, kemudian tidak berpotensi menjadi keadaan

8
darurat. Untuk kategori ini, operasi elektif memiliki waktu tunggu kurang lebih
365 hari atau 1 tahun.

1.5 Aplikasi Penjadwalan Operasi (SIJO)

Dengan memanfaatkan peran teknologi saat ini, maka disusunlah


suatu Aplikasi Penjadwalan Operasi yang disingkat SIJO yang mengakomodir
semua pihak yang terlibat dalam penjadwalan operasi elektif sehingga
memudahkan dalam koordinasi dan kejelasan alur pasien yang akan
dijadwalkan operasi. Pada saat ini umumnya penjadwalan operasi dilakukan
secara manual, mengikuti alur pelayanan pasien. Padahal dalam menentukan
penjadwalan operasi banyak sekali pihak yang terlibat sebagai penentu apakah
operasi dapat terlaksana atau tidak. Berikut SOP Sistem Informasi Penjadwalan
Operasi (SIJO):

9
Bagan 2. SOP Penjadwalan Operasi Elektif RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Perbaikan kebijakan berupa usulan revisi SPO Penjadwalan Operasi dengan


fokus utama bahwa penjadwalan akan dilakukan oleh Instalasi Bedah Sentral pada
H-2 sebelum operasi bagi pasien dalam kondisi layak operasi dan telah siap semua
hal pendukung untuk dilakukannya tindakan operasi. Usulan revisi SPO sebagai
berikut

Bagan 3. Penjadwalan Operasi Elektif RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Perbaikan sistem penjadwalan operasi dari manual beralih ke digital dengan


menggunakan aplikasi SIJO, alur penggunaan aplikasi SIJO dapat ditampilkan
dalam bagan alur flow chart sebagai berikut:

10
Bagan 4. Alur flow chart SIJO

11

Anda mungkin juga menyukai