Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENGISIAN FORMULIR LAPORAN OPERASI (RM 22)

DI RSUD KOTA MATARAM TAHUN 2017


OUTLINE KTI

DISUSUN OLEH:
SYUKRIADI

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES QOMARUL HUDA BAGU LOMBOK TENGAH
BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta pemulihan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok juga masyarakat (Depkes, 2006).
PERMENKES RI Nomor 340 Tahun 2010, menyebutkan bahwa Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Di dalam pelaksanaannya melengkapi dan membuat rekam medis perlu adanya
tenaga kesehatan yang berwenang untuk mengisi secara lengkap data rekam medis. UU
Republik Indonesia no. 29 tahun 2004 pasal 46 tenaga kesehatan yaitu tenaga yang
bertanggung jawab dalam mengisi rekam medis adalah dokter atau dokter gigi dan
rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan
kesehatan. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan
petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
Berdasarkan Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 2, Rekam medis
harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Penyelenggaraan
rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut
dengan peraturan tersendiri.
Operasi atau pembedahan adalah kegiatan membedah, dalam bahasa Yunani
disebut juga cherirourgia yang artinya “pekerja tangan”, hal itu sejalan dengan tindakan
yang dilakukan oleh para ahli bedah. Dari segi pelayanan tindakan, operasi adalah
tindakan medis yang berisiko tinggi. sehingga perlu di buat prosedur tetap yang memuat
tentang kelengkapan pengisian laporan operasi. Formulir laporan operasi diisi dan
ditandatangani oleh dokter yang melakukan operasi.
Laporan operasi harus segera dibuat setelah pembedahan dan dimasukkan dalam
rekam kesehatan. Bila terjadi penundaan dalam pembuatannya maka informasi tentang
pembedahan harus dimasukkan dalam catatan perkembangan, perlu diperhatikan catatan
operasi yang terlalu singkat dapat mengakibatkan ketidakjelasan urutan prosedur dan hal
tersebut dapat menimbulkan permasalahan serius terutama bila sampai di pengadilan
(Hatta, 2010).
Setiap pasien yang mendapatkan tindakan operasi hasil tindakan bedahnya harus
segera diisi di lembar laporan operasi. Laporan operasi diisi dengan lengkap dan ditanda
tangani oleh dokter yang melakukan operasi. Dokter tidak melengkapi laporan operasi
karena dokter terlalu sibuk dan banyak hal lain yang mempengaruhi misalnya dokter
terburu-buru sehingga tidak sempat mengisi lengkap laporan operasi. Petugas rekam
medis khususnya bagian assembling harus memeriksa kembali kelengkapan laporan
operasi, yang harus diperiksa adalah Nama pasien, Alamat, No telepon, Umur,
Ruangan/kelas, Nama ahli bedah, Nama asisten, Nama ahli anastesi, Jenis anastesi,
Diagnosa pre- operasi, Diagnosa post-operasi, Tindakan operasi, Klasifikasi, Jaringan
yang di insisi, Jenis operasi, Tanggal operasi, Jam operasi dimulai, Jam operasi selesai,
Laporan operasi, dan Tanda tangan dokter ahli bedah. Kelengkapan laporan operasi juga
untuk mengukur mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit, mengukur mutu rekam
medis, dan untuk pendokumentasian yang baik (Huffman,1994).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada saat studi
pendahuluan bulan November 2017 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
peneliti mengambil sampel 20 berkas rekam medis yang ada tindakan operasi, peneliti
menemukan masih banyak terdapat pengisian laporan operasi yang belum lengkap
seperti nomor register, nama ahli bedah, nama asisten bedah, nama perawat, jenis
anestesi, macam pembedahan, jaringan yang dieksisi, dikirim untuk pemeriksaan PA,
jam operasi dimulai, jam operasi selesai, lama operasi berlangsung dan keterangan
keadaan pasien keluar. Bahkan ada beberapa lembar laporan operasi yang tidak berisi
identitas sosial pasien dan nomor rekam medis yang semestinya itu adalah hal penting
yang perlu diisi dan diperhatikan.
Berdasarkan wawancara kepada petugas rekam medis salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah Dokter dan perawat terlalu sibuk dan terburu-buru dalam
melaksanakan tugasnya. Permasalahan ini yang membuat peneliti tertarik untuk
melakukan “Analisis Kelengkapan Pengisian Formulir Laporan Operasi Di Rumah
Sakit Umum Kota Mataram”. Sehingga jika banyak ditemukan ketidakkelengkapan
pengisian data laporan operasi sangat penting diisi dengan lengkap agar tidak
menimbulkan masalah kedepannya. Kelengkapan pengisian data laporan operasi dapat
juga digunakan untuk mengukur mutu rekam medis dan mutu pelayanan yang diberikan
rumah sakit.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Bersasarkan latar belakang masalah sebelumnya maka, permasalahan yang akan
dikaji yaitu Bagaimana Kelengkapan Pengisian Formulir Laporan Opersai Di RSUD
Kota Mataram dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat kelengkapan pengisisan formulir laporan
operasi di RSUD Kota Mataram.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Kelengkapan pengisian formulir laporan operasi dan standar
operasionalnya.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan
pengisian formulir laporan operasi.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukkan kepada petugas untuk bahan pertimbangan dalam membuat
kebijakan mengenai peningkatan kualitas pelayanan kesehatan khususnya di
bagian pendafataran pasien.
b. Bagi peneliti
Menambah pengalaman dan pengetahuan dibidang rekam medis khususnya
dalam menentukan kode penyakit serta dapat menerapkan teori-teori yang
diperoleh selama perkuliahan secara langsung.
1.4.2. Manfaat teoritis
a. Bagi institusi pendidikan
Karya Tulis Ilmiah yang dihasilkan peneliti diharapkan dapat memberi
masukkan ilmu sebagai bahan pembelajaran dan memperkaya wawasan serta
menyukseskan program pemerintah yang tidak hanya cerdas, tetapi juga terampil
khususnya dibidang rekam medis dan informasi kesehatan.
b. Bagi peneliti lain
Dapat menjadi acuan dan wacana bagi peneliti lain yang akan melakuka
penelitian dengan topik yang hampir sama.

Anda mungkin juga menyukai