Gmail : 05elissitisalimah76@gmail.com
Kata Kunci : Faktor pasien, faktor administrasi, faktor petugas, faktor fasilitas.
ABSTRACT
Latar belakang:Elective surgery is planned surgery with carefull preparation where
operation is performed with stable general patient condition, and bypassing scheduling
process first. The removal of elevtive surgery is a major and long standing problem in all
hospital around the world. The impact of cancellation of surgery leads to psychological,
social, finansial disturbances and descreases petient and family satisfaction on hospital
services and may result in increased list of surgical patient, as well as resulting significant
financial contrains for hospitals. Base on data from integrated surgery unit RS Dr. Cipto
Mangunkusumo, the cancellation number of elective operation on the day of operation
from January to September 2017 of 9,7% of 5056 patient. Objective: This study aims to
identify and describe the determinants of elective adult cancellation on the day operation in
the integregrated surgery unit RS dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta in 2017 which is
limited to patient factors, factor administration, factor officer and facility factor. Metode:
This research methode using retrospective study, and frequency distribution. The result of
55 file of adult patients who ekperienced cancellation due to patient factos 43,6%,
administrative factors 5,5%, officer factors 5,5%, fasilities factor 45,4%. Conclusion :
determinant cancellation operations elective adults on the day of surgery in the integrated
surgery unit of Dr. Cipto Mangunkusumo hospital from 55 patients file, the biggest
cancellation due facility factor of 45,5% is unavailability of operastion time. Suggestion :
need a really selective and effective schedulling arrangement, need to make SOP about
induction clock restriction or last incision considering clock work is non shift integrated
surgical service unit.
Tingkat pembatalan operasi elektif pada Data yang peneliti peroleh dari
hari operasi bervariasi, Dimitriadis dokumentasi mutu pelayanan UPBT pada
(2013), menyebutkan angka kejadian periode Januari 2017 sampai dengan
pembatalan operasi berkisar antara 5%- September 2017, terdapat angka
40% dari jumlah operasi elektif yang pembatalan operasi elektif sebesar 9,7%
direncanakan. Beberapa literatur dari 5056 pasien. Adapun yang menjadi
menyebukan bahwa alasan paling umum alasan pasien batal operasi adalah karena
terjadi pada pembatalan operasi adalah faktor pasien yaitu : perburukan kondisi
tidak tersedianya tempat tidur / ruang pasien 18,3% , persiapan pasien
perawatan, kurangnya waktu kamar praoperasi yang belum optimal 12,2% ,
operasi, dan pasien tidak optimal untuk faktor fasilitas yaitu : karena tidak
dilakukan operasi. tersedianya kamar operasi 34,5%, ruang
ICU atau PICU penuh 23,8%, dan
Hasil Penelitan yang dilakukan persiapan alat atau implant 1.6% .
Fanggidae (2014) tentang faktor-faktor
penyebab terjadinya pembatalan operasi
menunjukkan bahwa, angka pembatalan Hasil observasi yang peneliti lakukan
operasi pada tahun 2013 mencapai selama 5 hari kerja, pada tanggal 23
5.37%, tahun 2014 mencapai 5.78%, Oktober sampai dengan 31 Oktober 2017
dan tahun 2015 angka pembatalan pasien batal operasi pada hari operasi dari
operasi mencapai 3.29%. total pasien rencana operasi 132 orang,
Unit Pelayanan Bedah Terpadu atau 7,5% pasien mengalami pembatalan
sering disingkat UPBT RSUPN Dr. Cipto operasi, karena faktor pasien yaitu:
Mangunkusumo merupakan bagian Hb<10, keadaan umum pasien
integral dari pelayanan rumah sakit, yang memburuk, dan faktor fasilitas yaitu tidak
memberikan pelayanan pada pasien adanya ruangan PICU / ICU dan alat
rencana operasi elektif. UPBT Memiliki yang diperlukan untuk operasi belum
14 kamar operasi mulai dari Ok 1 sampai tersedia.
dengan Ok 15, Ok 13 tidak masuk dalam
hitungan karena di Ok 13 tidak ada Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin
kegiatan operasi karena merupakan mengetahui lebih lanjut tentang
ruang serbaguna. determinan pembatalan operasi elektif
dewasa pada hari operasi di Unit
Setiap kamar operasi melakukan Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr.
penanganan operasi yang berbeda-beda, Cipto Mangunkusumo Jakarta.
contohnya untuk Ok 1 diprioritaskan
menangani kasus operasi bedah anak, ok METODE PENELITIAN
2 menangani operasi kasus bedah thorax, Desain Penelitian
Ok 3 menangani kasus bedah onkologi, Penelitian ini merupakan penelitian
Ok 4 & 9 menangani kasus THT, Ok 5 kuantitatif dengan desain penelitian yang
menangani operasi kasus Vaskulaler, Ok digunakan adalah penelitian retrospektif
6 menangani kasus operasi digestive, Ok yaitu sebuah studi yang didasarkan pada
7 & 8 menanganani operasi kebidanan, catatan medis, waktu peristiwanya terjadi
Ok 10 menangani kasus bedah neuro, Ok dimasa lalu. Penelitian ini adalah untuk
11 untuk menangani kasus ortopedi, Ok mendeskripsikan determinan pembatalan
12 kasus bedah mulut, dan Ok 14 & 15 operasi elektif dewasa pada hari operasi
di Unit Pelayanan Bedah Terpadu
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Sampel yang digunakan dalama
Jakarta 2017 penelitian ini adalah sebanyak 55 file
pasien
Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Pengunpulan Data
Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Mengumpulkan data terkait determinan
Cipto Mangunkusumo Jakarta. pembatalan operasi elektif dewasa pada
hari operasi dengan menggunakan
Waktu cheklis pembatalan operasi pada setiap
Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan
file pasien.
dibulan Januari 2018.
Populasi Analisa Data
Populasi dalam penelitian ini adalah Analisa data bertujuan untuk
Dokumen / status pasien yang mengalami mendeskripsikan karakter masing-masing
pembatalan operasi elektif pada hari variabel yang diteliti. Analisa data
operasi di Unit Pelayanan Bedah Terpadu yang digunakan pada penelitian ini
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. adalah : Analisa Univariat. Analisa
Populasi dalam penelitian ini adalah univariat dilakukan terhadap tiap variabel
Jumlah file / status pasien yang dari penelitian untuk melihat distribusi
mengalami pembatalan operasi elektif dengan melihat presentase masing-
pada hari operasi di UPBT pada 3 bulan masing (Hastono, 2007). Analisa
terakhir (Oktober, November, univariat dilakukan untuk mengetahui
Desember) yaitu sebanyak 100 orang. distribusi frekuensi Determinan
pembatalan operasi elektif dewasa pada
Sampel hari operasi di Unit Pelayanan Bedah
Terpadu RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta.
HASIL PENELITIAN
a. Analisa Univariat
Tabel 5.1
Determinan pembatalan operasi elektif dewasa pada hari operasi di Unit
pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta 2018
n = 55
No Faktor Pembatalan Frekuensi Persentase (%)
1. Faktor Pasien 24 43,6
2. Faktor administrasi 3 5,5
3. Faktor petugas 3 5,5
4. Faktor fasilitas 25 45,4
Sumber : File Pasien 2017
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 55 responden file batal operasi elektif
dewasa pada hari operasi di Unit Pelayanan Bedah Pusat RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo sebagian besar karena faktor fasilitas yaitu sebanyak 45,5%.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi determinan pembatalan operasi elektif dewasa pada hari
operasi di Unit Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
karena faktor pasien n= 24
No Pembatalan operasi (Faktor Pasien) Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Hb pasien <10gr% 7 29,2
2. Kelainan kardiologi 3 12,5
3. Menstruasi 2 8,3
4. Keadaan umum pasien menurun 4 16,7
5. Pasien menolak dilakukan operasi 5 20,8
6. Pasien mengalami gangguan pembekuan 3 12,5
darah
Sumber : File responden : 2017
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 55 file pasien terdapat 24 file pasien yang
mengalami pembatalan operasi elektif pada hari operasi di Unit Pelayanan Bedah
Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta karena faktor pasien, sebagian besar
karena hb pasien < 10 gr% yaitu sebanyak 29,2%
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi determinan pembatalan operasi elektif dewasa pada hari
operasi di Unit Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto mangunkusumo
Jakarta faktor administrasi n = 3
No Pembatalan operasi (faktor administrasi) Frekuensi (n) Persentas (%)
1. Informed consent tidak dibuat 0 0
2. Pemeriksaan laboratorium tidak lengkap 0 0
3. Pemeriksaan radiologi tidak lengkap 2 66,7
4. Salah penjadwalan operasi 1 33,3
Sumber : File pasien 2017
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 55 file pasien yang mengalami pembatalan
operasi elektif pada hari operasi di Unit Pelayanan bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta karena faktor administrasi sebanyak 3, sebagian besar karena
hasil pemeriksaan radiologi tidak lengkap sebesar 66,7%.
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi determinan pada pembatalan operasi elektif dewasa pada hari
operasi di unit pelayanan bedah pusat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
karena faktor petugas. n= 3
No Pembatalan operasi (faktor petugas) Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Dokter bedah yang akan menangani operasi 3 100
berhalangan hadir
2. Dokter anastesi yang akan menangani 0 0
operasi berhalangan hadir
3. Perawat instrumen yang akan menangani 0 0
operasi berhalangan hadir
4. Perawat sirkuler yang akan menangani 0 0
operasi berhalangan hadir
Sumber : File Pasien 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 55 file pasien terdapat 3 file
pasien yang mengalami pembatalan operasi elektif dewasa pada hari operasi di Unit
Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo karena faktor petugas,
sepenuhnya karena dokter bedah yang akan menangani operasi berhalangan hadir
100%.
Tabel 5.5
Distribusi frekuensi determinan pada pembatalan operasi elektif pada hari operasi di
Unit Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta karena
faktor fasilitas n= 25
No Pembatalan Operasi (Faktor Fasilitas) Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Tidak tersedianya kamar operasi 0 0
2. Tidak tersedianya ICU atau HCU 5 20
3. Tidak tersedianya instrumen steril 2 8
4. Tidak tersedianya produk darah 0 0
5. Tidak tersedianya implant yang 1 4
dibutuhkan
6. Tidak tersedianya waktu operasi 17 68
Sumber : File pasien 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 55 file pasien batal operasi terdapat 25
file pasien yang mengalami pembatalan operasi karena faktor fasilitas, sebagian besar
karena tidak tersedianya waktu operasi sebanyak 68%.
Dharma, dkk., 2007. Definisi Novack, V., Jotkowitz, A., Etzion, O.,
Hemodilusi, http/www.simposia Porath, A., (2007), Does Delay in
.ac.id/artikel/ definisi_hemodilusi.pdf. Surgery After Hip Frakture Lead to
Worse Outcomes ? A Multicenter Survey,
Donna, D., Ignatavicius, Internasional Journal for Guality in
MS,.RN,.ANEF., & M., Linda, Health Care.
Workman,. PhD,.RN,FAAN., (2010).
Medical Surgical Nursing:Patient- Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian
Centered Colaborative Care Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.
Jakarta : Salemba Medika
Garg, R., Bhalotra, A.,R., Bhadoria, P.,
Gupta, N., Anand., R (2009). Reason for P.A. Dimitriadis, S. Iyer, E.
cancellation of Cases on the Day of Evgeniou.(2013).The challengge of
Surgery:, Indian journal of anasthesia. cancellation on the day of surgery.
Diunduh dari
HIPKABI. (2005). Buku Panduan https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2013.09.002
Dasar-dasar keterampilan bagi perawat
kamar bedah. Jakarta: HIPKABI Press Panggidae, Gunawan. (2016), Profil
Pembatalan Pasien Operasi Elektif Di
Janice L. Hinkle & Kerry H. Cheever Gedung Bedag Pusat Terpadu RSUD Dr.
(2014). Textbook oof Medical-Surgical Soetomp Surabaya.
Nursing.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Potter, P. A., Perry, A. G. (2009).
Snynder, S. J., (2010).Buku Ajar Fundamental keperawatan. Volume
Fundamental Keperawatan : Konsep, 2.Edisi 7, Jakarta: Salemba Medika
Proses, & Praktik. Jakarta : EGC
Rajender Kumar and Ritika Gandhi
Machfoedz, I. (2009). Metodologi (2012)., Reason for cancellation of
penelitian : Bidang Kesehatan, operation on the day of inteded surgery
Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. in a multidisciplinary 500 bedded
Yogyakarta : Fitramaya hospital., Diunduh dari
website:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/p
Mertosono, N. (2015). Dampak mc/articles/PMC3275976/
pembatalan dan Penundaan Operasi
Elektif Terhadap Utilisasi Kamar Operasi
Di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit
Sastroasmoro, S., Ismaell, S., Clinical Probrem., (2011).Elsevier
(2011).Dasar- dasar Metodologi Mosby
penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto
Weinbroun, A. A., Ekstein, P., Ezri, T
Smeltzer, Suzanne C. Dan Bare B. G. (2003), Effeciency of Operating Room
(2008). Buku ajar keperawatan medikal Suite, the American J of surgery185,
bedah. Jakarta: EGC 244-250.