Anda di halaman 1dari 11

DETERMINAN PEMBATALAN OPERASI ELEKTIF DEWASA PADA HARI OPERASI

DI UNIT PELAYANAN BEDAH TERPADU RSUP DR. CIPTO MANGUNKUSUMO


JAKARTA 2018”.

DETERMINAN CANCELLATION OF ADULT ELECTIVE OPERATIONS IN


OPERATING DAY IN INTEGRATED SURGERY SERVICE UNIT OF DR. CIPTO
MANGUNKUSUMO JAKARTA 2018"

Siti Salimah, Eni Widiastuti2

1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan


Jln. Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat-10510
2. Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Gmail : 05elissitisalimah76@gmail.com

ABSTRACT : Latar belakang : Operasi elektif adalah pembedahan yang terencana


dengan persiapan yang matang dimana operasi dilakukan dengan kondisi umum pasien
yang stabil, dan melewati proses penjadwalan terlebih dahulu. Pembatalan operasi elektif
merupakan masalah utama dan sudah lama pada semua rumah sakit di seluruh dunia.
Dampak dari pembatalan operasi menyebabkan gangguan psikologis, sosial, finansial dan
menurunkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan rumah Sakit dan dapat
mengakibatkan meningkatnya daftar tunggu pasien operasi, serta mengakibatkan kendala
keuangan yang signifikan bagi Rumah Sakit. Berdasarkan data dari Unit Pelayanan Bedah
Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, angka pembatalan operasi elektif pada hari
operasi periode Januari sampai September 2017 sebesar 9,7% dari 5056 pasien. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan determinan pembatalan
operasi elektif dewasa pada hari operasi di Unit Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN DR.
Cipto Mangunksumo Jakata pada tahun 2017 yang dibatasi pada faktor pasien, faktor
administrasi, faktor petugas, dan faktor fasilitas. Metode : penelitian ini menggunakan
studi retrospektif, dan distribusi frekuensi. Hasil : dari 55 file pasien dewasa yang
mengalami pembatalan operasi pada hari operasi menunjukan bahwa kejadian pembatalan
karena faktor pasien 43,6%, faktor administrasi 5,5%, faktor petugas 5,5%, faktor fasilitas
45,4%. Kesimpulan : determinan pembatalan operasi elektif dewasa pada hari operasi di
unit pelayanan bedah terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dari 55 file
pasien, pembatalan yang terbesar karena faktor fasilitas sebesar 45,5% yaitu tidak
tersedianya waktu operasi. Saran : Diperlukan pengaturan penjadwalan pasien yang
benar-benar selektif dan efektif, perlu dibuat SOP tentang batasan jam induksi atau insisi
terakhir mengingat jam kerja di unit pelayanan bedah terpadu non shift.

Kata Kunci : Faktor pasien, faktor administrasi, faktor petugas, faktor fasilitas.

ABSTRACT
Latar belakang:Elective surgery is planned surgery with carefull preparation where
operation is performed with stable general patient condition, and bypassing scheduling
process first. The removal of elevtive surgery is a major and long standing problem in all
hospital around the world. The impact of cancellation of surgery leads to psychological,
social, finansial disturbances and descreases petient and family satisfaction on hospital
services and may result in increased list of surgical patient, as well as resulting significant
financial contrains for hospitals. Base on data from integrated surgery unit RS Dr. Cipto
Mangunkusumo, the cancellation number of elective operation on the day of operation
from January to September 2017 of 9,7% of 5056 patient. Objective: This study aims to
identify and describe the determinants of elective adult cancellation on the day operation in
the integregrated surgery unit RS dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta in 2017 which is
limited to patient factors, factor administration, factor officer and facility factor. Metode:
This research methode using retrospective study, and frequency distribution. The result of
55 file of adult patients who ekperienced cancellation due to patient factos 43,6%,
administrative factors 5,5%, officer factors 5,5%, fasilities factor 45,4%. Conclusion :
determinant cancellation operations elective adults on the day of surgery in the integrated
surgery unit of Dr. Cipto Mangunkusumo hospital from 55 patients file, the biggest
cancellation due facility factor of 45,5% is unavailability of operastion time. Suggestion :
need a really selective and effective schedulling arrangement, need to make SOP about
induction clock restriction or last incision considering clock work is non shift integrated
surgical service unit.

Keyword : patient factor, administration factor, officer factor, facility factor.

PENDAHULUAN Praoperasi berfokus pada persiapan


pasien dan keselamatan pasien. Pada fase
Operasi adalah sebuah proses invasif praoperasi perawat berperan sebagai
karena insisi dilakukan pada tubuh atau pendidik, advokat, dan promotor
ketika bagian tubuh diangkat (Caroline & kesehatan. Tahap ini berakhir ketika
Mary, 2014). Operasi elektif adalah pasien diantar ke kamar operasi dan
pembedahan yang terencana dengan diserahkan ke perawat bedah untuk
persiapan yang matang dimana operasi perawatan dan tindakan selanjutnya
dilakukan dengan kondisi umum pasien (Baradero & Mary, 2005). Dalam
yang baik, dan melewati proses penelitiannya Douglas R.A.Mckendrick
penjadwalan terlebih dahulu (Rosdahl & (2014) menyatakan bahwa persiapan
Kowalski, 2012). praoperasi mempengaruhi pembatalan
operasi pada hari operasi dan persiapan
Tindakan bedah atau operasi dalam praoperasi yang optimal dapat
pelayanan di Rumah Sakit merupakan mengurangi pembatalan operasi sebesar
tindakan medis yang sangat penting. 42%.
Tujuan dilakukan tindakan operasi pada
pasien adalah untuk menyelamatkan Pembatalan operasi elektif merupakan
nyawa, mencegah kecacatan, dan masalah utama dan sudah lama pada
mencegah terjadinya komplikasi. Perawat semua rumah sakit di seluruh dunia.
mempunyai peran dalam mempersiapkan Rumah sakit umum di Inggris mengalami
kondisi fisik dan psikologis pasien yang kendala keuangan yang signifikan
akan menjalani pembedahan. Peran ini sebagai dampak dari pembatalan operasi.
dimulai ketika keputusan untuk intervensi Peningkatan jumlah daftar tunggu pasien
bedah dibuat dan disetujui oleh pasien memerlukan usaha keras untuk dapat
dan berakhir ketika pasien dikirim ke mengatasi masalah ini. (P.A. Dimitriadis
meja operasi atau sering disebut Fase E., 2013). Pembatalan operasi elektif
Praoperasi (Ignatavicius and Workman, berdampak pada gangguan psikologis,
2015) sosial dan finansial pasien dan
keluarganya, hal ini dapat menurunkan merupakan kamar operasi yang
kepuasaan pasien dan keluarganya. menangani kasus bedah minimal invasif.

Tingkat pembatalan operasi elektif pada Data yang peneliti peroleh dari
hari operasi bervariasi, Dimitriadis dokumentasi mutu pelayanan UPBT pada
(2013), menyebutkan angka kejadian periode Januari 2017 sampai dengan
pembatalan operasi berkisar antara 5%- September 2017, terdapat angka
40% dari jumlah operasi elektif yang pembatalan operasi elektif sebesar 9,7%
direncanakan. Beberapa literatur dari 5056 pasien. Adapun yang menjadi
menyebukan bahwa alasan paling umum alasan pasien batal operasi adalah karena
terjadi pada pembatalan operasi adalah faktor pasien yaitu : perburukan kondisi
tidak tersedianya tempat tidur / ruang pasien 18,3% , persiapan pasien
perawatan, kurangnya waktu kamar praoperasi yang belum optimal 12,2% ,
operasi, dan pasien tidak optimal untuk faktor fasilitas yaitu : karena tidak
dilakukan operasi. tersedianya kamar operasi 34,5%, ruang
ICU atau PICU penuh 23,8%, dan
Hasil Penelitan yang dilakukan persiapan alat atau implant 1.6% .
Fanggidae (2014) tentang faktor-faktor
penyebab terjadinya pembatalan operasi
menunjukkan bahwa, angka pembatalan Hasil observasi yang peneliti lakukan
operasi pada tahun 2013 mencapai selama 5 hari kerja, pada tanggal 23
5.37%, tahun 2014 mencapai 5.78%, Oktober sampai dengan 31 Oktober 2017
dan tahun 2015 angka pembatalan pasien batal operasi pada hari operasi dari
operasi mencapai 3.29%. total pasien rencana operasi 132 orang,
Unit Pelayanan Bedah Terpadu atau 7,5% pasien mengalami pembatalan
sering disingkat UPBT RSUPN Dr. Cipto operasi, karena faktor pasien yaitu:
Mangunkusumo merupakan bagian Hb<10, keadaan umum pasien
integral dari pelayanan rumah sakit, yang memburuk, dan faktor fasilitas yaitu tidak
memberikan pelayanan pada pasien adanya ruangan PICU / ICU dan alat
rencana operasi elektif. UPBT Memiliki yang diperlukan untuk operasi belum
14 kamar operasi mulai dari Ok 1 sampai tersedia.
dengan Ok 15, Ok 13 tidak masuk dalam
hitungan karena di Ok 13 tidak ada Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin
kegiatan operasi karena merupakan mengetahui lebih lanjut tentang
ruang serbaguna. determinan pembatalan operasi elektif
dewasa pada hari operasi di Unit
Setiap kamar operasi melakukan Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr.
penanganan operasi yang berbeda-beda, Cipto Mangunkusumo Jakarta.
contohnya untuk Ok 1 diprioritaskan
menangani kasus operasi bedah anak, ok METODE PENELITIAN
2 menangani operasi kasus bedah thorax, Desain Penelitian
Ok 3 menangani kasus bedah onkologi, Penelitian ini merupakan penelitian
Ok 4 & 9 menangani kasus THT, Ok 5 kuantitatif dengan desain penelitian yang
menangani operasi kasus Vaskulaler, Ok digunakan adalah penelitian retrospektif
6 menangani kasus operasi digestive, Ok yaitu sebuah studi yang didasarkan pada
7 & 8 menanganani operasi kebidanan, catatan medis, waktu peristiwanya terjadi
Ok 10 menangani kasus bedah neuro, Ok dimasa lalu. Penelitian ini adalah untuk
11 untuk menangani kasus ortopedi, Ok mendeskripsikan determinan pembatalan
12 kasus bedah mulut, dan Ok 14 & 15 operasi elektif dewasa pada hari operasi
di Unit Pelayanan Bedah Terpadu
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Sampel yang digunakan dalama
Jakarta 2017 penelitian ini adalah sebanyak 55 file
pasien
Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan di Unit Pengunpulan Data
Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Mengumpulkan data terkait determinan
Cipto Mangunkusumo Jakarta. pembatalan operasi elektif dewasa pada
hari operasi dengan menggunakan
Waktu cheklis pembatalan operasi pada setiap
Pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan
file pasien.
dibulan Januari 2018.
Populasi Analisa Data
Populasi dalam penelitian ini adalah Analisa data bertujuan untuk
Dokumen / status pasien yang mengalami mendeskripsikan karakter masing-masing
pembatalan operasi elektif pada hari variabel yang diteliti. Analisa data
operasi di Unit Pelayanan Bedah Terpadu yang digunakan pada penelitian ini
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. adalah : Analisa Univariat. Analisa
Populasi dalam penelitian ini adalah univariat dilakukan terhadap tiap variabel
Jumlah file / status pasien yang dari penelitian untuk melihat distribusi
mengalami pembatalan operasi elektif dengan melihat presentase masing-
pada hari operasi di UPBT pada 3 bulan masing (Hastono, 2007). Analisa
terakhir (Oktober, November, univariat dilakukan untuk mengetahui
Desember) yaitu sebanyak 100 orang. distribusi frekuensi Determinan
pembatalan operasi elektif dewasa pada
Sampel hari operasi di Unit Pelayanan Bedah
Terpadu RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta.

HASIL PENELITIAN
a. Analisa Univariat

Tabel 5.1
Determinan pembatalan operasi elektif dewasa pada hari operasi di Unit
pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta 2018
n = 55
No Faktor Pembatalan Frekuensi Persentase (%)
1. Faktor Pasien 24 43,6
2. Faktor administrasi 3 5,5
3. Faktor petugas 3 5,5
4. Faktor fasilitas 25 45,4
Sumber : File Pasien 2017

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 55 responden file batal operasi elektif
dewasa pada hari operasi di Unit Pelayanan Bedah Pusat RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo sebagian besar karena faktor fasilitas yaitu sebanyak 45,5%.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi determinan pembatalan operasi elektif dewasa pada hari
operasi di Unit Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
karena faktor pasien n= 24
No Pembatalan operasi (Faktor Pasien) Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Hb pasien <10gr% 7 29,2
2. Kelainan kardiologi 3 12,5
3. Menstruasi 2 8,3
4. Keadaan umum pasien menurun 4 16,7
5. Pasien menolak dilakukan operasi 5 20,8
6. Pasien mengalami gangguan pembekuan 3 12,5
darah
Sumber : File responden : 2017

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 55 file pasien terdapat 24 file pasien yang
mengalami pembatalan operasi elektif pada hari operasi di Unit Pelayanan Bedah
Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta karena faktor pasien, sebagian besar
karena hb pasien < 10 gr% yaitu sebanyak 29,2%

Tabel 5.3
Distribusi frekuensi determinan pembatalan operasi elektif dewasa pada hari
operasi di Unit Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto mangunkusumo
Jakarta faktor administrasi n = 3
No Pembatalan operasi (faktor administrasi) Frekuensi (n) Persentas (%)
1. Informed consent tidak dibuat 0 0
2. Pemeriksaan laboratorium tidak lengkap 0 0
3. Pemeriksaan radiologi tidak lengkap 2 66,7
4. Salah penjadwalan operasi 1 33,3
Sumber : File pasien 2017

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 55 file pasien yang mengalami pembatalan
operasi elektif pada hari operasi di Unit Pelayanan bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta karena faktor administrasi sebanyak 3, sebagian besar karena
hasil pemeriksaan radiologi tidak lengkap sebesar 66,7%.

Tabel 5.4
Distribusi frekuensi determinan pada pembatalan operasi elektif dewasa pada hari
operasi di unit pelayanan bedah pusat RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
karena faktor petugas. n= 3
No Pembatalan operasi (faktor petugas) Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Dokter bedah yang akan menangani operasi 3 100
berhalangan hadir
2. Dokter anastesi yang akan menangani 0 0
operasi berhalangan hadir
3. Perawat instrumen yang akan menangani 0 0
operasi berhalangan hadir
4. Perawat sirkuler yang akan menangani 0 0
operasi berhalangan hadir
Sumber : File Pasien 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 55 file pasien terdapat 3 file
pasien yang mengalami pembatalan operasi elektif dewasa pada hari operasi di Unit
Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo karena faktor petugas,
sepenuhnya karena dokter bedah yang akan menangani operasi berhalangan hadir
100%.

Tabel 5.5
Distribusi frekuensi determinan pada pembatalan operasi elektif pada hari operasi di
Unit Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta karena
faktor fasilitas n= 25
No Pembatalan Operasi (Faktor Fasilitas) Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Tidak tersedianya kamar operasi 0 0
2. Tidak tersedianya ICU atau HCU 5 20
3. Tidak tersedianya instrumen steril 2 8
4. Tidak tersedianya produk darah 0 0
5. Tidak tersedianya implant yang 1 4
dibutuhkan
6. Tidak tersedianya waktu operasi 17 68
Sumber : File pasien 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 55 file pasien batal operasi terdapat 25
file pasien yang mengalami pembatalan operasi karena faktor fasilitas, sebagian besar
karena tidak tersedianya waktu operasi sebanyak 68%.

PEMBAHASAN tunggu pasien rencana operasi elektif


yang panjang.
Faktor pasien
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 55 Selama rentang waktu tersebut
file pasien yang mengalami pembatalan kemungkinan terjadi penurunan kadar Hb
operasi elektif dewasa pada hari operasi pada pasien-pasien rencana operasi bisa
di Unit Pelayanan Bedah Pusat RSUPN terjadi. Ketika pasien sudah dijadwalkan
Dr. Cipto Mangunkusumo antara bulan operasi dan masuk ruang rawat untuk
Oktober sampai dengan Desember 2017 menjalani perawatan praoperasi
karena faktor pasien sebanyak 43,6%, selanjutnya, serta dilakukan penilaian
sebagian besar karena Hb pasien < praoperasi ulang ternyata kadar Hb < 10
10gr% sebesar 29,2%. g/dl ini baru diketahui setelah pasien
dijadwalkan operasi.
Peneliti menganalisa bahwa hal ini terjadi
karena waktu tunggu pasien operasi yang Jika kita tinjau kembali dari pengertian
relatif lama. Waktu tunggu yang operasi elektif yaitu Operasi elektif
dimaksudkan adalah rentang waktu adalah pembedahan yang terencana
antara pasca penilaian praoperasi yang dengan persiapan yang matang dimana
dilakukan di poliklinik bedah sampai operasi dilakukan dengan kondisi umum
dengan penjadwalan operasi. Rata-rata pasien yang baik, dan melewati proses
waktu tunggu pasien operasi kurang lebih penjadwalan terlebih dahulu (Rosdahl &
30 hari, hal ini disebabkan karena daftar Kowalski, 2012).
Kadar Hemoglobin < dari 10 g/dl di poliklinik adalah rontgen thorax,
merupakan kondisi umum yang kurang abdomen, dan Ultrasonografie. Pada
baik untuk dilakukan operasi elektif, kasus ini, pasien tersebut akan dilakukan
karena kadar Hb < 10 gr/dl dapat joint operasi dengan bedah digestiv yang
menimbulkan hemodilusi (pengenceran memerlukan hasil pemeriksaan MRI
darah) yang akan membuat sirkulasi (Magnetic Resonance Imagine). Karena
oksigen terganggu (Abadi, 2007). kurangnya koordinasi antar tim bedah
Hemodilusi merupakan terganggunya ketidaklengkapan pemeriksaan radiologi
sirkulasi darah, suplai oksigen dan yang diperlukan baru diketahui sesaat
mekanisme pertahanan tubuh akibat sebelum pasien didorong ke kamar
pengenceran darah yang salah satunya operasi. Disamping itu pemeriksaan MRI
disebabkan karena hemoglobin yang bukan merupakan hal yang mudah untuk
rendah. dilakukan, karena pasien harus terjadwal
sebelumnya untuk tindakan ini, serta
Dari hasil analisa diatas dapat diambil daftar antrian pasien yang panjang.
kesimpulan bahwa pentingnya kadar Hb
yang normal bagi pasien yang akan Berdasarkan teori menurut Brunner and
menjalani operasi elektif, dan ini Suddart (2014) tentang persiapan
merupakan salah satu pertimbangan praoperasi yang harus dijalani pasien
pembatalan operasi pada pasien elektif yang akan menjalani pembedahan yaitu
jika kadar Hb < 10 g/dl. Hasil penelitian pemeriksaan penunjang salah satunya
ini memiliki perbedaan dengan penelitian adalah pemeriksaan radiologi yang
Nurhayati Mertosono (2015), Faktor dilakukan di poliklinik atau ruang
pasien yang mempengaruhi pembatalan perawatan. Pemeriksaan radiologi (MRI)
operasi 69,4% dan yang dominan dari pada kasus-kasus onkologi merupakan
faktor pasein pada penelitiannya adalah pemeriksaan penunjang yang sangat
keadaan pasien memberat sebesar 19,4%, diperlukan agar dapat mengevaluasi
. sejauh mana pemyebaran dari kanker (
Faktor administrasi Lebioda, 2009). Sehingga dapat dipahami
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 55 apabila terjadi pembatalan operasi karena
file pasien yang mengalami pembatalan alasan pemeriksaan radiologi (MRI) yang
operasi elektif dewasa pada hari operasi belum lengkap mengingat pentingnya
antara bulan Oktober sampai dengan pemeriksaan tersebut dalam penanganan
Desember 2017 di Unit Pelayanan Bedah pasien yang safety.
Terpadu RSUPN Dr. Cipto
Mangnkusumo Jakarta karena faktor Hasil penelitian ini memiliki perbedaan
administrasi sebanyak 5,5% yang dengan hasil penelitian Nurhayati
dominan adalah pemeriksaan radiologi Mertosono (2015), pada penelitiannya
tidak lengkap. disebutkan bahwa faktor administrasi
yang menyebabkan pembatalan operasi
Ketidaklengkapan pemeriksaan radiologi elektif pada dari operasi sebanyak 11,1%
yang menyebabkan pembatalan operasi yang terdiri dari toleransi belum ada,
elektif pada penelitian ini ditemukan hasil laboratorium belum ada, jaminan
pada pasien dengan kasus onkologi pembayaran belum lengkap. Demikian
ginekologi. halnya dengan penelitian A. Gonzales-
Arevalo (2009) memiliki perbedaan. A.
Setelah peneliti melakukan analisa Gonzales-Arevalo (2009) menyebutkan
didapatkan hasil bahwa pada pasien bahwa penyebab pembatalan karena
onkologi ginekologi pemeriksaan faktor administrasi terdiri dari salah
radiologi dan diagnostik yang dilakukan
penjadwalan 0,3%, dan informed alasan yang dominan pada pembatalan
consent tidak ada 0,3% operasi karena faktor fasilitas ini.

Faktor petugas Setelah dilakukan analisa, hal ini terjadi


Hasil penelitian diketahui bahwa dari 55 karena operasi yang dilakukan di Unit
file pasien yang mengalami pembatalan Pelayanan Bedah Terpadu umumnya
operasi elektif dewasa pada hari operasi merupakan kasus-kasus sulit, dengan
antara bulan Oktober sampai dengan durasi operasi lama terutama untuk
Desember 2017, pembatalan karena operasi kasus bedah ortopedi, bedah
faktor petugas sebanyak 5,5% syaraf, dan bedah digestive yang sering
sepenuhnya karena dokter bedah yang mengalami pembatalan operasi karena
akan melakukan tindakan operasi tidak tersedianya waktu operasi.
berhalangan hadir.
Jika operasi pasien pertama dengan
Setelah dilakukan analisa pembatalan durasi operasi lama diperkirakan selesai
operasi karena dokter bedah yang akan diatas jam 15.30, dan operasi jam kedua
melakukan tindakan operasi berhalangan diperkirakan estimasi waktu operasi lebih
hadir ini terjadi karena operasi yang akan dari 6 jam, maka operasi kedua
dilakukan merupakan kasus sulit dan dibatalkan. Ketika dokter bedah
harus dilakukan oleh dokter yang sangat meminta agar operasi kedua dapat
kompeten dan sangat ahli dalam terealisasi, hal ini mengakibatkan adanya
menangani kasus tersebut, dokter yang overtime jam kerja perawat kamar
bersangkutan berhalangan hadir karena operasi, bahkan sering terjadi operasi
alasan sakit dan sedang dinas ke luar sampai melebihi jam 24.00, sehingga
kota. untuk hari berikutnya akan kekurangan
tenaga perawat, karena perawat yang
Ada perbedaan dengan hasil penelitian overtime diberi kebijakan untuk libur.
Nurhayati Mertosono yang menyebutkan
faktor petugas yang mempengaruhi Ada perbedaan antara hasil penelitian ini
pembatalan operasi sebanyak 13,9% dengan hasil penelitian Nurhayati
yaitu kegagalan dalam anastesi dan Mertosono (2015). Faktor fasilitas yang
operasi tidak diperlukan. Serta memiliki dominan pada penelitian Mertosono
perbedaan dengan penelitian A. adalah tidak ada ruang ICU atau PICU.
Gonzales-Alvaro (2009) pembatalan Demikian halnya memiliki perbedaan
operasi yang dominan dari faktor fasilitas dengan penelitian A. Gonzales-Alvaro
adalah karena anastesi yang terdiri dari (2009) yang menyebutkan bahwa
puasa pasien yang kurang 4,4%, pembatalan operasi elektif pada hari
komplikasi anastesi 0,2%, sulit mengatasi operasi yang disebabkan oleh faktor
airway 0,2%, tidak adanya konsultasi fasilitas yang dominan karena tidak
untuk pasien dengan lokal anastesi 0,2%. adanya kamar operasi 22,5%.

Faktor fasilitas KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil penelitian diketahui bahwa dari 55
file pasien yang mengalami pembatalan KESIMPULAN
operasi elektif dewasa pada hari operasi 1. Determinan pembatalan operasi elektif
antara bulan Oktober sampai dengan dewasa pada hari operasi di Unit
Desember 2017, pembatalan karena Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN Dr.
faktor fasilitas sebanyak 45,5%. Tidak Cipto Mangunkusumo Jakarta terdiri
tersedianya waktu operasi merupakan dari faktor pasien, faktor administrasi,
faktor petugas dan faktor fasilitas.
Faktor fasilitas merupakan penyebab SOP tentang jam induksi atau insisi
pembatalan operasi elektif terbesar terakhir mengingat jam kerja di Unit
yaitu tidak tersedianya waktu operasi. Pelayanan Bedah Pusat non shift. Perlu
adanya pelatihan bagi perawat kamar
2. Pada faktor pasien, penyebab operasi untuk pemerataan skill perawat
pembatalan operasi elektif dewasa kamar operasi sehingga dapat mengatasi
pada hari operasi di unit Pelayanan masalah saat terjadi kekurangan tenaga
Bedah Terpadu RSUPN Dr. Cipto perawat pada salah satu kamar operasi
Mangunkusumo yang dominan adalah yang memerlukan skill kekhususan
Hb <10 gr/dl. misalnya pada kamar operasi bedah
syaraf, ortopedi, dan THT.
3. Faktor administrasi yang dominan
menyebabkan pembatalan operasi Pada peneliti selanjutnya
elektif dewasa pada hari operasi di Untuk peneliti selanjutnya diharapkan
Unit Pelayanan Bedah Terpadu lebih memahami secara keseluruhan
RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo tentang determinan pembatalan operasi
adalah pemeriksaan radiologi yang elektif pada hari operasi dengan
tidak lengkap. pembahasan yang lebih menyeluruh dan
terperinci tidak hanya terbatas pada
4. Faktor petugas yang dominan pembatalan operasi elektif dewasa saja.
menyebabkan pembatalan operasi
elektif dewasa pada hari operasi di
Unit Pelayanan Bedah Terpadu DAFTAR PUSTAKA
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta sepenuhnya disebabkan karena A.Van Klei, Wilton MD, Msc,. (2004).
dokter bedah yang akan menangani The Effect Of Outpatien Preoperative
operasi berhalangan hadir. Evaluation of Hospital Inpatients on
5. Faktor fasilitas yang dominan Cancelation of Surgery and Length of
menyebabkan pembatalan operasi Hospital. Diunduh dari
elektif dewasa pada hari operasi di website:http://jjournal.lww.com/anasthesi
Unit Pelayanan Bedah Terpadu a-analgesia/The Effect Of Outpatient
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Preoperative Evaluation
Jakarta adalah tidak tersedianya
waktu operasi.
A.Gonzalez-Arevalo, J. I. Gomez-Arnau,.
(2009). Causes For Cancellation of
SARAN Elective Surgical Procedure in a Spanish
General Hospital. Diunduh dari
Bagi Rumah Sakit website:http:/onlinelibrary.whiley.com/d
Melihat daftar tunggu pasien rencana
oi
operasi elektif dewasa di RSUPN Dr.
Cipto Mangunkusumo Jakarta yang tidak
pernah surut dan tidak pernah selesai, Anonim. 2007. Rsu muwardi-9k,
diperlukan pengaturan penjadwalan http/www.jawatengah.go.id/
pasien rencana operasi yang benar-benar
selektif dan efektif, dengan demikian Baradero, M., Dayrit M. W,. & Siswadi
dibutuhkan seorang perawat yang
Y. (2009). Keperawatan Perioperatif :
kompeten dan handal dalam pengaturan
penjadwalan operasi elektif. Perlu dibuat Prinsip dan Praktik. Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. (2009). Buku Ajar umum Pusat Persahabatan Jakarta
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : (Doctoral dissertation, Universitas
EGC Gadjah Mada).

Caroline, Bunker, Rosdahl., & Mary, T,. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi


Kowalski., (2012).Buku Ajar Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Keperawatan Dasar. Edisi 10, EGC Cipta

Dharma, dkk., 2007. Definisi Novack, V., Jotkowitz, A., Etzion, O.,
Hemodilusi, http/www.simposia Porath, A., (2007), Does Delay in
.ac.id/artikel/ definisi_hemodilusi.pdf. Surgery After Hip Frakture Lead to
Worse Outcomes ? A Multicenter Survey,
Donna, D., Ignatavicius, Internasional Journal for Guality in
MS,.RN,.ANEF., & M., Linda, Health Care.
Workman,. PhD,.RN,FAAN., (2010).
Medical Surgical Nursing:Patient- Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian
Centered Colaborative Care Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.
Jakarta : Salemba Medika
Garg, R., Bhalotra, A.,R., Bhadoria, P.,
Gupta, N., Anand., R (2009). Reason for P.A. Dimitriadis, S. Iyer, E.
cancellation of Cases on the Day of Evgeniou.(2013).The challengge of
Surgery:, Indian journal of anasthesia. cancellation on the day of surgery.
Diunduh dari
HIPKABI. (2005). Buku Panduan https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2013.09.002
Dasar-dasar keterampilan bagi perawat
kamar bedah. Jakarta: HIPKABI Press Panggidae, Gunawan. (2016), Profil
Pembatalan Pasien Operasi Elektif Di
Janice L. Hinkle & Kerry H. Cheever Gedung Bedag Pusat Terpadu RSUD Dr.
(2014). Textbook oof Medical-Surgical Soetomp Surabaya.
Nursing.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Potter, P. A., Perry, A. G. (2009).
Snynder, S. J., (2010).Buku Ajar Fundamental keperawatan. Volume
Fundamental Keperawatan : Konsep, 2.Edisi 7, Jakarta: Salemba Medika
Proses, & Praktik. Jakarta : EGC
Rajender Kumar and Ritika Gandhi
Machfoedz, I. (2009). Metodologi (2012)., Reason for cancellation of
penelitian : Bidang Kesehatan, operation on the day of inteded surgery
Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. in a multidisciplinary 500 bedded
Yogyakarta : Fitramaya hospital., Diunduh dari
website:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/p
Mertosono, N. (2015). Dampak mc/articles/PMC3275976/
pembatalan dan Penundaan Operasi
Elektif Terhadap Utilisasi Kamar Operasi
Di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit
Sastroasmoro, S., Ismaell, S., Clinical Probrem., (2011).Elsevier
(2011).Dasar- dasar Metodologi Mosby
penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto
Weinbroun, A. A., Ekstein, P., Ezri, T
Smeltzer, Suzanne C. Dan Bare B. G. (2003), Effeciency of Operating Room
(2008). Buku ajar keperawatan medikal Suite, the American J of surgery185,
bedah. Jakarta: EGC 244-250.

Sharon, L., Lewis.,RN, PhD, FAAN., &


Margaret, McLean, Heitkemper,
RN,PhD, FAAN,.Medical Surgical
Nursing: Asseement and Management of

Anda mungkin juga menyukai