Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA

e-ISSN 2477-3743 p-ISSN 2541-0024

Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta


Dyah Fitri W1*, Rr. Tutik Hariyati2
1
Postgraduate Student, Faculty of Nursing, Universitas Indonesia
1
RSUD Kota Depok
2
Departement Basic Science & Fundamental Nursing, Universitas Indonesia
*Email korespondensi: deefwe@yahoo.com

ARTICLE INFO ABSTRAK


Discharge planning merupakan suatu proses yang kompleks yang bertujuan
HOW TO CITED: untuk menyiapkan pasien dalam masa transisi di rumah sakit sampai pasien
Wulandari, F. D., Hariyati, R. tersebut kembali ke rumahnya, dimana pelaksanannya harus dibuat sejak awal
T. (2019). Pelaksanaan Dis- pasien datang ke pelayanan kesehatan. Pelaksanaan discharge planning di
charge Planning di Ruang
ICU Rumah Sakit X Jakarta. rumah sakit dilakukan sebelum pasien pulang, atau sebelum pasien keluar dari
Jurnal Pendidikan Keperawa- unit layanan. Pengamatan yang dilakukan penulis terhadap pelaksanaan
tan Indonesia 5(1), p. 67-76 discharge planning di ruang ICU, perawat lebih mengutamakan dan
memperhatikan kondisi kritis pasien, sehingga melupakan pelaksanaan
discharge planning. Tujuan tulisan ini adalah melakukan analisis terhadap
DOI: pelaksanaan discharge planning di ruang ICU RS X Jakarta. Metode yang
digunakan adalah metode analisis dengan menggunakan fishbone melalui
10.17509/jpki.v5i1.16008
asesmen yang dilakukan berupa observasi, wawancara dan pengumpulan data
ARTICLE HISTORY: sekunder yang sudah ada di RS X Jakarta, setelah itu dilakukan pencarian
Accepted literatur untuk mengidentifikasi penyebabnya, sehingga dapat diusulkan
May 22, 2019 rekomendasi untuk penyelesaian terhadap masalah tersebut. Dari hasil analisis
ditemukan bahwa pengetahuan perawat yang masih kurang tentang discharge
Revised planning dan kurang optimalnya sistem yang mendukung pelaksanaan
May 23, 2019
discharge planning seperti format, SOP dan panduan. Rekomendasi yang di
Published usulkan yaitu berupa perbaikan format discharge planning, revisi SOP,
June 30, 2019 pembuatan panduan dan pelaksanaan pelatihan discharge planning.

Kata kunci: dischar ge planning, r uang ICU, per awat, diagr am fishbone

ABSTRACT
Discharge planning is a complex process that aims to prepare patients in the
transition period in the hospital until the patient returns to his home, where the
implementation must be made from the beginning the patient comes to the
health service. However, discharge planning was done before the patient
returns, or before the patient left the service unit in the hospital. In the ICU
room with critical patient conditions, nurses prioritize paying attention to the
critical condition of the patient, thus forgetting the implementation of this
discharge planning. For this reason, this paper aimed to analyze the
implementation of discharge planning in the ICU of Jakarta X Hospital,
literature study to identify the root of the problem, so that recommendations

67
Wulandari, F. D., Hariyati, R. T. | Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta

can be proposed to resolve the problem. The analysis was done by using a fishbone diagram. An as-
sessment conducted through the observation form, interview, and secondary data collection from Ja-
karta X Hospital. Based on the analysis results, we found that the problem is about lack of the nurses
discharge planning knowledge and inadequate systems that support the implementation of discharge
planning such as format, SPO, and guidelines. For this reason, we can suggest the hospital to rede-
sign the format of discharge planning, to improve the SOP, to make guidelines, and to implement dis-
charge planning training for better improvement.

Keywords: Discharge planning, Fishbone diagram, ICU, Nursing,

PENDAHULUAN biaya perawatan kesehatan (Lin et al., 2012).


Kepulangan pasien dari rumah sakit ke ru- Terdapat hubungan yang bermakna antara dis-
mah bukanlah proses yang mudah dan berpoten- charge planning terhadap penurunan readmisi
si menimbulkan beberapa masalah. Peran pasien dalam 1 sampai 12 bulan indeks pemu-
perawat diperlukan untuk mempersiapkan pasien langan pasien di pelayanan kesehatan (Fox et al.,
pulang ke rumah melalui proses yang disebut 2013). Hasil penelitian lain yang telah dilakukan
discharge planning. Discharge planning adalah menyatakan bahwa discharge planning secara
pendekatan interdisipliner untuk kesinambungan signifikan mengurangi kunjungan ulang atau
perawatan dan proses yang mencakup identifi- rawat ulang pasien di rumah sakit (Shepperd,
kasi, penilaian, penetapan tujuan, perencanaan, Parkes, McClaran, & Phillips, 2010) .
implementasi, koordinasi, dan evaluasi dan Keberhasilan pelaksanaan discharge plan-
merupakan hubungan yang berkualitas antara ning dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
rumah sakit, pelayanan kesehatan masyarakat, lain: keterlibatan pasien, keluarga dan partisipasi
organisasi non pemerintahan, dan agen agen pe- tenaga kesehatan lain, komunikasi antara
layanan kesehatan lainnya. (Lin, Cheng, Shih, perawat dan pasien, waktu yang dimiliki perawat
Chu, & Tjung, 2012). Definisi lainnya discharge untuk melaksanakan discharge planning, perjan-
planning adalah suatu proses kompleks yang jian dan konsensus serta personil pelaksana dis-
bertujuan untuk menyiapkan pasien dalam masa charge planning (Poglitsch, L.A., Emery, M., &
transisi di rumah sakit sampai pasien tersebut Darragh, 2011). Reshidi menyatakan masalah
kembali ke rumahnya (Nordmark, Zingmark, & komunikasi antara perawat dan pasien merupa-
Lindberg, 2016). Discharge planning harus dibu- kan faktor utama yang mempengaruhi keberhasi-
at sejak awal pasien datang ke pelayanan lan discharge planning (Nahar Al Reshidi, Tony
kesehatan. Long, 2016). Penelitian Rofi’I menyebutkan
Discharge planning yang efektif mendukung bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
keberlangsungan perawatan kesehatan, hal ini faktor komunikasi dengan pelaksanaan discharge
digambarkan sebagai “hubungan kritis antara planning (Rofi’i, 2011). Penelitian yang lain dil-
proses perawatan yang diterima di rumah sakit akukan oleh Tahalele (Hamel, 2016) menjelas-
oleh pasien, dan perawatan pasca-pemulangan kan bahwa faktor yang berhubungan dengan
yang disediakan di masyarakat.” Banyak pelaksanaan discharge planning yaitu sikap
penelitian menunjukkan bahwa discharge plan- perawat dan komunikasi perawat.
ning dapat meningkatkan kepuasan pasien, Pelaksanaan discharge planning sangat pen-
berkurangnya lama rawat inap di rumah sakit ting bagi keberlangsungan perawatan kesehatan
dan mengurangi readmisi (kejadian pasien, seharusnya menjadi suatu implementasi
seorang pasien dirawat kembali yang sebe- yang harus dilaksanakan oleh perawat dengan
lumnya telah mendapatkan layanan rawat inap baik. Namun dalam pelaksanannya di rumah
dirumah sakit) ke rumah sakit, tetapi tidak ada sakit, beberapa penelitian membuktikan bahwa
bukti bahwa discharge planning mengurangi pelaksanaan discharge planning belum terlaksa-

68 JPKI 2019 volume 5 no. 1


Wulandari, F. D., Hariyati, R. T. | Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta

na dengan optimal. Penelitian menyebutkan bah- Ishikawa) adalah alat untuk mengidentifikasi
wa 23 % perawat Australia dan 34 % perawat di akar penyebab masalah. Ditemukan oleh Kaoru
Inggris bagian barat daya tidak melakukan dis- Ishikawa, seorang ahli statistik kontrol kualitas
charge planning (Graham, Gallagher, & Bothe, Jepang, orang yang memelopori penggunaan
2013; Morris, 2012). Di Indonesia, telah grafik ini di tahun 1960-an . Diagram Fishbone
dilaporkan sebanyak 54% perawat di Bandung adalah alat analisis yang menyediakan cara
dan 61% perawat di Yogyakarta tidak sistematis melihat efek dan penyebab yang
melaksanakan discharge planning (Okatiranti, membuat atau berkontribusi terhadap efek terse-
2015; Zuhra, 2016). Penelitian Betty menyebut- but.
kan 38% responden menilai pelaksanaan dis-
charge planning di Bukittinggi masih kurang HASIL
baik (Betty, 2016). Pada pelaksanaan discharge planning di ru-
RS X di Jakarta telah melakukan discharge ang ICU, penulis mengumpulkan data dengan
planning pada pasien. Dari survey yang di- menggunakan wawancara dan observasi untuk
lakukan penulis, pemberian discharge planning mendapatkan data primer dan sekunder tentang
kepada keluarga di Ruang ICU RS X Jakarta pelaksanaan discharge planning.
masih belum optimal diberikan. Pemberian dis- Hasil pengumpulan data didapatkan sebagai
charge planning pada umumnya hanya di- berikut :
lakukan pada saat pasien pulang saja, itu pun 1. Wawancara
hanya berupa petunjuk perawatan di rumah dan Hasil wawancara dengan kepala ruangan
kapan waktu kontrol serta jika ada pertanyaan ICU menyatakan bahwa di ruang ICU telah di-
dari pasien dan keluarga saja. Dari hasil observa- lakukan edukasi kesehatan kepada keluarga pada
si, pengisian discharge planning banyak yang saat pasien masuk, yaitu tata cara cuci tangan
dikosongkan karena persepsi perawat bahwa dan tata tertib di ruang ICU. Edukasi lain yang
discharge planning hanya perlu dilakukan di diberikan kepada pasien dan keluarga adalah
ruang rawat inap, namun tidak di ruang ICU. apabila pasien sudah dinyatakan akan dilepas
pemasangan ventilator dan akan dipasang
METODE trakeosthomi, maka perawat melakukan edukasi
Metode yang digunakan adalah metode ana- tentang perawatan trakeosthomi, dan saat pasien
lisis dengan menggunakan pendekatan metoda keluar dari ICU dilakukan edukasi persiapan
analisis Fishbone dalam penerapan pelaksanaan perawatan pasien saat nantinya di rawat di ruang
discharge planning di ruang ICU RS X di Ja- rawat. Edukasi tentang penyakit dilakukan juga
karta. Data yang terkumpul berupa data primer oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
dan sekunder yang diidentifikasi selama tiga (DPJP), edukasi tentang obat dilakukan oleh
minggu di Ruang ICU RS X Jakarta. Data-data tenaga famasi. Menurut kepala ruangan dis-
primer diperoleh dengan wawancara mendalam charge planning agak sulit dilakukan di ruang
dan observasi, sedangkan data sekunder di- ICU karena jarang pasien langsung pulang ke
peroleh dari hasil telaah dokumen yang telah rumah, jadi tugas perawat ICU adalah mengisi
dibuat di ruangan. Proses ini sudah mendapat- data dasar pasien yang kemudian akan dilengka-
kan izin tertulis dari rumah sakit dengan nomor pi oleh perawat rawat inap, apabila pasien
surat : 985/-1-776.4. Data yang yang ditemukan kemudian di rawat inap.
di analisis menggunakan fishbone untuk Untuk kondisi sumber daya keperawatan di
menemukan akar masalah, dan dilanjutkan ruang ICU, jumlah tenaga keperawatan yang
dengan melakukan tinjauan literatur dan analisa dibutuhkan sebanyak 38 orang. Sementara itu,
sehingga menghasilkan rekomendasi yang bisa tenaga yang ada hanya 36 orang, sehingga
dilakukan di RS X Jakarta untuk peningkatan jumlah tenaga masih belum memadai di ruang
mutu pelaksanaan discharge planning di rumah ICU.
sakit. Diagram Fishbone (juga disebut diagram

JPKI 2019 volume 5 no. 1 69


Wulandari, F. D., Hariyati, R. T. | Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta

Perawat yang bertugas di RS X Jakarta c. Panduan merupakan petunjuk yang memberi


memiliki latar belakang pendidikan D3 arah bagaimana suatu kegiatan harus dil-
keperawatan sebanyak 24 orang dan S1 akukan, dengan demikian merupakan hal
keperawatan Ners sebanyak 12 orang. Dengan pokok yang menjadi dasar untuk menen-
20 orang sudah mendapatkan pelatihan ICU tukan atau melaksanakan kegiatan
selama tiga bulan, sedangkan sisanya baru akan (KARS,2012). Panduan discharge planning
dijadwalkan mulai tahun depan. Untuk pelatihan belum dibuat oleh rumah sakit.
tentang discharge planning sendiri belum pernah
dilakukan. Dari data yang sudah dikumpulkan didapat-
kan bahwa masalah yang terjadi adalah belum
2. Observasi optimalnya pelaksanaan discharge planning di
Hasil observasi di ruangan ICU perawat Ruang ICU RS X Jakarta. Untuk menemukan
memberikan informasi tentang kesehatan pasien akar masalah maka dilakukan analisa data
kepada keluarga secara insidental. Promosi dan dengan menggunakan diagram fishbone.
pendidikan kesehatan sebagai bagian dari dis- Data yang sudah dikumpulkan dianalisis
charge planning diberikan hanya pada saat pendekatan diagram fishbone meliputi man,
keluarga pasien bertanya, dan dan hanya didoku- method, machine, material, money, dan environ-
mentasikan di form edukasi terintegrasi, check- ment untuk mendapatkan akar masalah se-
list panduan discharge planning juga tidak bagimana disajikan dalam gambar 1.
ditemukan. Leaflet tentang discharge planning Dari gambar 1 teridentifikasi beberapa
belum lengkap. Hasil observasi pengisian pada penyebab masalah, namun hal tersebut belum
6 (enam) format discharge planning yang terdiri dijelaskan secara detail. Untuk itu penjelasan
dari resume keperawatan yang berisi hal-hal detail tentang faktor faktor dari tiap penyebab
yang perlu diperhatikan pasien setelah pulang, masalah akan dijelaskan berikut ini :
format tidak diisi lengkap dan tidak ada tanda 1. Environment
tangan perawat serta pasien atau keluarga. a. Sumber Daya Keperawatan (SDK) di ruang
Berdasarkan hasil telaah dokumen yang telah ICU masih kurang.
dilakukan terhadap Panduan, Standar Operasio- Berdasarkan perhitungan dari Kementerian
nal Prosedur (SOP) dan format khusus pelaksa- Kesehatan tentang SDK di ruang ICU
naan discharge planning didapatkan hasil se- dengan 15 tempat tidur adalah 38 orang, se-
bagai berikut : dangkan perawat yang ada hanya 36 orang.
a. Format discharge planning masih terdapat Oleh karena itu, beban kerja perawat men-
beberapa kesenjangan, ditinjau berdasarkan jadi meningkat karena jumlahnya yang ku-
teori yang dikemukakan oleh Potter and Per- rang.
ry, yaitu belum adanya diagnosa dan b. Kondisi Pasien ICU yang kritis
perencanaan discharge planning. Kondisi pasien yang berada dalam masa
b. SOP discharge planning untuk pedoman kritis, dengan perubahan cepat dalam kondi-
pelaksanaan di rumah sakit sudah dibuat, si pasien, dan pemulihan yang tidak pasti
dengan nomor 13/08-1/09, namun masih membuat perawat lebih berfokus untuk
merujuk ke format discharge planning yang mengatasi masalah pasien saat itu. Sehingga
lama. Dari hasil observasi, pelaksanaan di pelaksanaan discharge planning menjadi
ruangan masih belum sesuai dengan SOP. ditangguhkan.
Antara lain dalam SOP dinyatakan bahwa 2. Money
awal dirawat. Namun karena kondisi pasien Belum adanya anggaran khusus untuk
ICU yang kritis, perawat lebih menguta- pelaksanaan pelatihan discharge planning.
makan memperhatikan kondisi pasien saat Berdasarkan wawancara dengan kepala ru-
itu dan belum mengisi format discharge angan, belum ada anggaran untuk pelatihan
planning. discharge planning.

70 JPKI 2019 volume 5 no. 1


Wulandari, F. D., Hariyati, R. T. | Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta

Man Money Environment

15 % Responden Perawat menya-


takan belum mengerti tentangdis-
charge planning di ICU
Belum diusulkannya anggaran Kondisi
SDM perawat masih kurang di khusus untuk pelaksanaan
pelatihan discharge planning Ruang ICU
ruang ICU yang penuh
dengan
Belum adanya perawat yang mengikuti pasien kritis
pelatihan discharge planning

Kualifikasi perawat pelaksana 66%


D3 Keperawatan (24 orang)

Belum Optimalnya
Pelaksanaan Dis-
charge Planning di
Ruang ICU RS X
Jakarta.
SPO discharge planning masih meru-
juk kepada format discharge planning
Methode discharge planningyang yang lama
dilakukan belum terjadwal sejak
pasien masuk, di rawat dan pu-
lang
Belum adanya panduan dis- Kondisi ruang ICU
charge planning yang penuh dengan
peralatan untuk pasien
Perawat hanya menuliskan data kritis
dasar pasien di format discharge Format discharge planning
planning belum sesuai teori yang ada

Metode keperawatan di Leaflet yang mendukung dis-


ruang adalah methode tim charge planning belum lengkap

Method Machine
Material

Gambar 1. Diagram Fishbone

Anggaran pelatihan lebih diutamakan untuk


pulang ke rumah. Rata rata 75% dari pasien
pelatihan ICU, karena masih 44% lagi yang
akan ke ruang rawat inap, dan 25%-nya da-
belum mengikuti pelatihan ICU.
lam kondisi meninggal dunia.
3. Man b. Perawat hanya menuliskan data dasar pasien
a. Perawat menyatakan sulit untuk di format discharge planning. Oleh karena
melaksanakan discharge planning di kondisi pasien seperti yang digambarkan
ICU. Perawat menyatakan bahwa discharge pada uraian sebelumnya, perawat hanya
planning sulit dilakukan ICU, karena ke- menulis data dasar pasien di format dis-
banyakan pasien ICU tidak akan langsung charge planning.

JPKI 2019 volume 5 no. 1 71


Wulandari, F. D., Hariyati, R. T. | Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta

c. Belum adanya perawat yang mengikuti Panduan merupakan petunjuk yang memberi
pelatihan discharge planning. Pelatihan dis- arah bagaimana suatu kegiatan harus di-
charge planing belum pernah dilakukan di lakukan, dengan demikian merupakan hal
RS X. Karena keterbatasan dana untuk pokok yang menjadi dasar untuk menen-
pelatihan dan ada pelatihan lain yang diang- tukan atau melaksanakan kegiatan (KARS,
gap lebih urgen untuk perawat ICU. 2012). Panduan discharge planning belum
d. Kualifikasi perawat pelaksana 66% (24 dibuat oleh rumah sakit. Oleh karena itu un-
orang) masih berpendidikan D3 Keperawa- tuk pelaksanaan discharge planning diharap-
tan di ruang ICU. Sementara Perawat Pe- kan ada panduan dalam memberikan arah
nanggung Jawab Pasien (PPJA) yang diatur pelaksanaannya.
dalam SNARS 2017 seharusnya adalah c. Format discharge planning yang ada belum
perawat ners. sesuai teori yang dikemukakan oleh Potter
4. Method and Perry, karena masih terdapat beberapa
a. Belum adanya discharge planning yang di- kesenjangan, yaitu belum adanya diagnosa
lakukan secara terjadwal sejak pasien ma- dan perencanaan discharge planning.
suk, di rawat dan pulang. Perawat mem- d. Leaflet yang mendukung discharge planning
berikan informasi tentang kesehatan pasien belum lengkap. Leaflet sebagai media yang
kepada keluarga secara insidental. Promosi membantu pelaksanaan discharge planning
dan pendidikan kesehatan sebagai bagian belum tersedia lengkap di rumah sakit, teru-
dari Discharge planning diberikan hanya tama materi khusus bagi pasien ICU yang
pada saat keluarga pasien bertanya, dan dan jumlahnya relatif masih sedikit.
hanya didokumentasikan di form edukasi
terintegrasi. 6. Machine
b. Pengisian format discharge planning tidak Belum maksimal nya sistem pendokumenta-
lengkap. Format discharge planning yang sian keperawatan discharge planning. Sistem
terdiri dari resume keperawatan yang berisi yang mendukung dokumentasi discharge
hal-hal yang perlu diperhatikan pasien planning belum maksimal seperti format
setelah pulang, tidak diisi lengkap dan tidak discharge planning, SOP, panduan, leaflet
ada tanda tangan perawat serta pasien atau dan jadwal pelaksaan discharge planning
keluarga. Perawat hanya mengisi data dasar juga belum ada.
pasien.
c. Kepatuhan perawat terhadap SOP discharge Dari analisis fishbone, berdasarkan jumlah
planning belum optimal. Dari hasil observa- faktor yang menimbulkan masalah terbanyak
si, pelaksanaan di ruangan masih belum adalah faktor man dan material. Maka dapat
sesuai dengan SOP. Antara lain dalam SOP disimpulkan bahwa akar masalahnya terdapat
dinyatakan bahwa perencanaan pulang pada pengetahuan perawat yang kurang tentang
merupakan asesmen awal yang harus discharge planning disertai dengan kurang opti-
dilengkapi dalam 24 jam setelah pasien awal malnya sistem pendukung pelaksanaan dis-
dirawat. Namun karena kondisi pasien ICU charge planning seperti format, SOP dan pan-
yang kritis, perawat lebih mengutamakan duan.
memperhatikan kondisi pasien saat itu dan
belum mengisi format perencanaan pulang. PEMBAHASAN
5. Material Sebagian besar pasien dipindahkan dari ICU
a. SOP discharge planning masih merujuk ke unit-unit non akut (unit rawat umum) lainnya
kepada format discharge planning yang lama sebelum pulang ke rumah sakit. Untuk menilai
sehingga SOP pun masih mengacu ke dalam kebutuhan pasien di unit rawat inap dan mem-
bentuk yang lama. berikan arahan untuk kelangsungan perawatan
b. Belum adanya panduan discharge planning merupakan aspek integral dari perawatan untuk

72 JPKI 2019 volume 5 no. 1


Wulandari, F. D., Hariyati, R. T. | Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta

pasien ICU (perawatan intensif). Beberapa lite- penurunan risiko biaya, dan pengurangan kondi-
ratur pada umumnya setuju mengenai hal ini. si pasien yang lebih buruk. Elemen data pasien
Persepsi tentang discharge planning di ruang tersedia di awal ICU tetap diidentifikasi karena
ICU telah dibahas dalam literatur yang ada se- penting dalam memprediksi defisit perawatan
bagai pemulangan dari ICU ke unit rumah sakit diri di rumah sakit. Discharge planning dapat
yang non akut (unit stepdown atau unit perawa- berfungsi sebagai titik awal yang relevan dalam
tan umum), sehingga terkadang discharge plan- mengembangkan keputusan DPJP dalam ber-
ning di ruang ICU secara tradisional ditangguh- partisipasi dalam perencanaan perawatan selan-
kan karena untuk pasien di ICU, perawat lebih jutnya.
berfokus mengantisipasi kebutuhan akut pasca Untuk meningkatkan pengetahuan perawat
masa kritis pasien yang tinggi, perubahan cepat tentang discharge planning, perlu dilakukan
dalam kondisi pasien, dan pemulihan yang tidak pelatihan/sosialisasi. Hasil sebuah penelitian di
pasti (Holland, Rhudy, Vanderboom, dan Jepang (Suzuki et al., 2012) menyebutkan dari
Bowles, 2013). Selain itu, perawat mempunyai sejumlah responden yang diteliti, dimana ke-
waktu yang terbatas untuk melakukan discharge lompok intervensi dilakukan pelatihan tentang
planning di rumah sakit dan kurangnya penge- discharge planning, sedangkan kelompok
tahuan dan keterampilan tentang proses dis- kontrol tidak. Data yang diperoleh dari 87
charge planning. perawat kelompok intervensi (tingkat respon:
Perawat ICU didorong untuk memulai pro- 85,3%) dan 104 perawat kelompok kontrol
ses discharge planning pada saat pasien masuk (tingkat respon: 67,5%) didapatkan hasil bahwa
ke rumah sakit terlepas apakah pasien memulai dalam kelompok intervensi, pengetahuan yang
rawat inap di ICU atau tidak. Penilaian awal di didapat meningkatkan intervensi discharge plan-
ICU dimulai dari penilaian terhadap potensi ning dan kunjungan rumah, juga pemahaman
defisit diri yang menetap, dengan rekomendasi terhadap hokum-hukum di Jepang yang relevan
untuk memaksimalkan fungsi pasien setelah terkait dengan discharge planning. Selain itu,
melewati masa kritisnya. Penyesuaian discharge kelompok intervensi menunjukkan peningkatan
planning berdasarkan perubahan kondisi pasien sikap terhadap perencanaan pemulangan.
masih terus dilakukan, tetapi menunda inisiasi Demikian juga, pengakuan rekan kerja mereka,
proses dischrage planning akan semakin mengu- bahwa kebutuhan perencanaan pulang dan
rangi waktu yang tersedia untuk mengem- dukungan mereka untuk perencanaan pulang
bangkan, dan menerapkan discharge planning secara signifikan meningkat dalam unit-unit ke-
pada pasien ICU (Holland, Rhudy, Vanderboom, lompok intervensi dibandingkan dengan unit
dan Bowles, 2013). kelompok kontrol. Program pelatihan ini ber-
Sebuah studi percontohan ini memberikan hasil memperkuat pengetahuan tentang berbagai
bukti awal untuk kelayakan menggunakan infor- sistem yang terkait dengan discharge planning,
masi yang didokumentasikan dalam 24 jam se- meningkatkan sikap perawat terhadap discharge
jak pasien masuk ICU untuk memulai proses planning, dan berdampak pada iklim seluruh
discharge planning, meskipun perlu studi lanju- unit. Oleh karena itu pelatihan tentang discharge
tan untuk pasien kritis dengan kebutuhan yang planning dianggap penting untuk dilakukan oleh
lebih kompleks (Holland, Rhudy, Vanderboom, bidang keperawatan terhadap staf keperawatan
dan Bowles, 2013). dengan harapan dapat meningkatkan pelaksa-
Temuan dari penelitian ini menunjukkan naan discharge planning di rumah sakit.
kemungkinan bahwa staf ICU Registered Nurse Format discharge planning yang dibuat ha-
dapat berkontribusi pada identifikasi kebutuhan rus disusun secara terstruktur dan terintegrasi
perawatan pasca masa kritis pasien. Kolaborasi karena format yang terstruktur dan terintegrasi
awal dengan tenaga khusus seperti Perawat Dis- akan mendukung bentuk kontiunitas pelayanan
charge Planerer atau Social Worker dapat kesehatan (KARS 2017). Berdasarkan hasil
menghasilkan proses yang lebih baik dan penelitian, pengembangan model discharge plan-

JPKI 2019 volume 5 no. 1 73


Wulandari, F. D., Hariyati, R. T. | Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta

ning terintegrasi dapat dijadikan acuan oleh pemenuhan kebutuhan akan alat-alat medis,
perawat dalam penerapannya, selain itu akan obat dan transportasi bagi pasien dan keluar-
meningkatkan kemapuan perawat dalam ga.
melaksanakan discharge planning dan tidak ada 5. Evaluasi
lagi perbedaan persepsi perawat dalam pen- Pasien dan keluarga dapat mendemonstrasi-
gaplikasiannya di ruangan (Ratna, 2017), se- kan setiap pengobatan yang akan dilanjutkan
hingga pelaksaan discharge planning menjadi dirumah dengan memperhatikan lingkungan
lebih baik di rumah sakit. atau hal-hal yang dapat membahayakan
Format Discharge planning sebaiknya terdiri pasien. Dokumentasikan kepulangan pasien
dari (1) penilaian pasien, (2) pengembangan sebagai informasi lanjutan mengenai status
rencana yang disesuaikan dengan kebutuhan masalah yang dimiliki klien.
pasien, (3) penyediaan layanan, termasuk pen-
didikan keluarga dan layanan rujukan, dan (4) SIMPULAN
tindak lanjut atau evaluasi berkelanjutan (Yam Berdasarkan hasil analis terhadap pelaksa-
et al., 2012). Sedangkan menurut Potter dan Per- naan discharge planning di ruang ICU RS X di
ry (2013) format discharge planning terdiri dari: Jakarta didapatkan bahwa pelaksanaan yang ti-
1. Pengkajian. dak optimal disebabkan oleh pengetahuan
Pada awal pasien menerima pelayanan perawat yang kurang tentang discharge planning
kesehatan, lakukan pengkajian mengenai disertai dengan perangkat yang digunakan un-
kebutuhan kepulangan pasien. Kaji tuk pelaksanaan discharge planning belum
mengenai pendidikan kesehatan pasien dan sesuai, baik secara kualitas maupun kuantitas.
keluarganya, faktor linggungan, serta kaji Maka perlu dilakukan penambahan pengetahuan
permasalahan kesehatan pasien tersebut. perawat tentang discharge planning dan perlu
Penting untuk berkolaborasi dengan PPA dilakukan perbaikan dan penambahan terhadap
yang lain. perangkat yang digunakan utnuk pelaksanaan
2. Diagnosa keperawatan. discharge planning.
Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat,
kembangan kebutuhan pasien dan keluar- REKOMENDASI
ganya berdasarkan pengkajian yang sebe- Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
lumnya telah di-lakukan. dan meningkatkan mutu pelaksanaan discharge
3. Perencanaan. planning diperlukan rencana tindak lanjut. Oleh
Buat perencanaan dengan tujuan untuk me- sebab itu, penulis memberikan rekomendasi se-
mandirikan pasien pasca perawatan dirumah bagai berikut:
sakit. Libatkan keluarga dalam perencanaan 1. Redesign format discharge planning
ini. Format discharge planning perlu dilakukan
4. Implementasi. perubahan terhadap format yang sudah ada saat
Implementasi dibagi menjadi dua, yaitu ini dengan mengacu pada standar akreditasi dan
pelaksanaan sebelum pemulangan dan pada tinajuan literatur yang ada. Format ini hen-
hari pemulangan. Pada pelaksanaan sebelum daknya dilakukan uji coba agar dapat dievaluasi
hari pemulangan, perawat akan memberikan kendala yang terjadi unit pelayanan dalam
edukasi mengenai pelayanan kesehatan pelaksanaannya.
kepada pasien dan keluarganya. Pada 2. Revisi SOP
pelaksanaan pada hari kepulangan, perawat SOP perlu direvisi karena format discharge
memberikan bantuan kepada pasien dan planning yang ada sudah banyak pembaharuan.
keluarganya untuk mempersiapkan pemu- Setelah selesai di revisi hendaknya pelaksanaan
langan. yaitu biarkan pasien dan keluarga SOP dilakukan supervisi untuk melihat kepatu-
bertanya mengenai perawatan dirumah, han pelaksana dalam melaksanakannya.
pemeriksaan instruksi dokter, terapi, serta

74 JPKI 2019 volume 5 no. 1


Wulandari, F. D., Hariyati, R. T. | Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta

3. Pembuatan panduan 4. Pelaksanaan pelatihan discharge


Panduan discharge planning akan mem- Perlu dilakukan pelatihan discharge plan-
berikan petunjuk apa yang harus dilakukan, ning kepada seluruh perawat di rumah sakit,
dengan demikian merupakan hal pokok yang untuk meningkatkan pengetahuan perawat dalam
menjadi dasar untuk melaksanakan discharge melaksanakan discharge planning.
planning.

DAFTAR PUSTAKA For Adult Patients In An Acute Hospital.


Betty. (2016). Hubungan Discharge Planning Journal Of Nursing Education And Practice,
Dengan Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke 2(1), 28–38. https://doi.org/ 10.5430/
Di Poli Neurologi RSAM Bukittinggi Tahun Jnep.V2n1p28
2016. Jurnal Kesehatan, 8(1), 80–85. Nahar Al Reshidi, Tony Long, J. C. (2016). Fac-
Fox, M. T., Persaud, M., Maimets, I., Brooks, tors Influencing Discharge Planning In Neo-
D., O’brien, K., & Tregunno, D. (2013). Ef- natal Intensive Care Units In Saudi Arabia:
fectiveness Of Early Discharge Planning In A Systematic Review. Gulf Medical Journal,
Acutely Ill Or Injured Hospitalized Older 5, 27–35.
Adults: A Systematic Review And Meta- Nordmark, S., Zingmark, K., & Lindberg, I.
Analysis. BMC Geriatrics, 13(1), 1–9. (2016). Process Evaluation Of Discharge
https://doi.org/10.1186/1471-2318-13-70 Planning Implementation In Healthcare Us-
Graham, J., Gallagher, R., & Bothe, J. (2013). ing Normalization Process Theory. BMC
Nurses’ Discharge Planning And Risk As- Medical Informatics And Decision Making,
sessment: Behaviours, Understanding And 16(1), 1–10. https://doi.org/10.1186/
Barriers. Journal Of Clinical Nursing, S12911-016-0285-4
22(15–16), 2338–2346. https://doi.org/ Okatiranti. (2015). Gambaran Pengetahuan dan
10.1111/Jocn.12179 Sikap Perawat Dalam Pelaksanaan Dis-
Hamel, Elfince T. M. R. S. (2016). Hubungan charge Planning Pada Pasien Diabetes
Antara Faktor Personil Perencanaan Pulang Mellitus Type II, III(1), 18–24.
Dengan Kelengkapan Resume Medis Pasien Poglitsch, L.A., Emery, M., & Darragh, A.
Di Rumah Sakit Umum Daerah Maba Kabu- (2011). A Qualitative Study Of The Deter-
paten Halmahera Timur, 4. minants Of Successful Discharge For Older
Holland, Diane.Rhudy, Lori. Vanderboom, Adult Patients. Journal Of A merican Physi-
Catherine E. Bowles, K. H. (2013). The Fea- cal Therapy Association.
sibility Of Discharge Planning In The Inten- Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A. &
sive Care Unit: A Pilot Study. NIH Public Hall, A. M. (2013). Fundamentals of Nurs-
Access, 21(4), 10–14. https://doi.org/ ing. 8th ed. Missouri: Elsevier Mosby.
10.4037/Ajcc2012173.The Ratna, A. (2017). Optimalisasi Pelaksanaan Dis-
KARS. (2017). Standar Nasional A kreditasi Ru- charge Planning Melalui Pengembangan
mah Sakit (1st Ed.). Jakarta: Komisi Model Discharge Planning Terintegrasi Pe-
Akreditasi Rumah Sakit. layanan Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Lin, C. J., Cheng, S. J., Shih, S. C., Chu, C. H., Muhammadiyah 2 (1) 2017, 2(1).
& Tjung, J. J. (2012). Discharge Planning. Rofi’i, M. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang
International Journal Of Gerontology, 6(4), Mempengaruhi Pelaksanaan Perencanaan
237–240. https://doi.org/ Pulang Pada Perawat Di Rumah Sakit Islam
10.1016/J.Ijge.2012.05.001 Sultan Agung Semarang.
Morris, J. (2012). Registered Nurses’ Percep- Shepperd, S., Parkes, J., Mcclaran, J. J., & Phil-
tions Of The Discharge Planning Process lips, C. (2010). Discharge Planning From

JPKI 2019 volume 5 no. 1 75


Wulandari, F. D., Hariyati, R. T. | Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU Rumah Sakit X Jakarta

Hospital To Home. Cochrane Database Of Yeoh, E. K. (2012). Framework And Com-


Systematic Reviews, (1). https:// ponents For Effective Discharge Planning
doi.org/10.1002/14651858.Cd000313.Pub2 System: A Delphi Methodology. BMC
Suzuki, S., Nagata, S., Zerwekh, J., Yamaguchi, Health Services Research, 12(1), 1. https://
T., Tomura, H., Takemura, Y., & Murashi- doi.org/10.1186/1472-6963-12-396
ma, S. (2012). Effects Of A Multi-Method Zuhra, P. (2016). Gambaran Pelaksanaan Dis-
Discharge Planning Educational Program charge Planning Pasien Pascaoperasi
For Medical Staff Nurses. Japan Journal Of Apendiktomi Di RS PKU Muhammadiyah
Nursing Science, 9(2), 201–215. https:// Gamping Yogyakarta.
doi.org/10.1111/J.1742-7924.2011.00203.X
Yam, C. H. K., Wong, E. L. Y., Cheung, A. W.
L., Chan, F. W. K., Wong, F. Y. Y., &
Yeoh, E. K. (2012). Framework And

76 JPKI 2019 volume 5 no. 1

Anda mungkin juga menyukai