NAMA
: .............................................
.....
NIM
: .............................................
.....
KELAS/KELOMPOK
: .............................................
.....
Analisis Vitamin
Tujuan:
1. Mengenalkan metode penetapan kadar vitamin C
2. Menunjukkan pengaruh pengolahan terhadap kadar vitamin C
Bahan :
1. Amilum
2. Yodium standart 0,01 N
3. Sampel pengujian
Alat :
1. Timbangan analitik
2. Blender
3. Gelas arloji
4. Erlenmeyer 125 mL
5. Beaker glass
6. Buret dan statif
7. Kertas saring
Bahan :
1. Minuman Kemasan Botol Sari Buah
2. Minuman Serbuk Sari Buah
Langkah Kerja
1. Untuk sampel cair : timbang bahan cair pada wadah sebanyak 1-5
gr
Untuk sampel padat :
timbang bahan padat sebanyak 100 gr dan hancurkan dalam
filtratnya
2. Ambil 10 mL filtrat dan masukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
Tambahkan 1 % larutan amilum sebanyak 2 mL (soluble starch)
dan aquades sebanyak 20 mL
3. Titrasi campuran dengan 0,01 N standar yodium
4. Hentikan titrasi jika terjadi perubahan warna abu-abu muda
5. Nilai yang terukur merupakan kadar vitamin C total (asam
askorbat dan asam dehidroaskorbat)
6. Perhitungan :
1 mL 0,01 N Yodium = 0,88 mg asam askorbat
Standarisasi I2 0,01 N dengan asam askorbat (10 mg
diencerkan dalam aquades 50 mL) lalu ditambahkan 2 mL
amilum 1 %
Rumus Perhitungan :
% vit C (a) V=titrasi x fk x V filtrat x fp x
100 %
W sampel
(mg)
= a x 103 mg / 100 g
Faktor konversi (fk) = 10 mg / vol titrasi I2
Format Laporan :
Judul Pratikum (disertai namam penyusun, NIM, kelas/gelombang,
kelompok/meja)
Bab 1. Pendahuluan, Tujuan
Bab 2. Latar Belakang
Bab 3. Metode (Alat & Bahan, Metode Praktikum)
Bab 4. Pembahasan (Analisa Prosedur, Analisa Hasil)
Bab 5. Kesimpulan
Bab 6. Daftar Pustaka
Langkah Kerja
1. Cawan diberi label di bagian bawah (sesuai kelompok)
2. Cawan kemudian dikeringkan dalam oven suhu 105C, selama 30
menit
3. Cawan diambil lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit
4. Cawan ditimbang dan dicatat beratnya.
5. Bahan praktikum yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah
dihaluskan selanjutnya ditimbang sebanyak 2-3 gram, kemudian
diletakkan dalam cawan yang telah diketahui beratnya.
6. Cawan dimasukkkan kembali ke dalam oven 105C selama 1 jam
tergantung bahannya
7. Dikeringkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang
8. Panaskan lagi dalam oven selama 1 jam, lalu didinginkan dalam
desikator selama 15 menit dan ditimbang, perlakuan ini diulangi
sampai tercapai mencapai berat konstan (selisih penimbangan
berturut turut 0,2 mg)
9. Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan
10.
Perhitungan :
Berat sampel (gram) = W1
Berat sampel setelah dikeringkan (gram) = W2
Kehilangan berat (gram) = W3
Persen kadar air /dry basis (%) = W3/W2 100
Persen kadar air /wet basis (%) = W3/W1 100
Total padatan (%) = W2/W1 100
Format Laporan :
Judul Pratikum (disertai namam penyusun, NIM, kelas/gelombang,
kelompok/meja)
Bab 1. Pendahuluan, Tujuan
Bab 2. Latar Belakang
Bab 3. Metode (Alat & Bahan, Metode Praktikum)
Bab 4. Pembahasan (Analisa Prosedur, Analisa Hasil)
Bab 5. Kesimpulan
Bab 6. Daftar Pustaka
Spektrofotometer
Sentrifus
Waring blender
Tabung Reaksi
Langkah Kerja
1. Pembuatan kurva standart
a. Buat larutan standart BSA atau kasein dalam aquades
dengan konsentrasi 5 mg/mL
b. Masukkan ke dalam tabung reaksi 0 (blanko), 0,1 ; 0,2 ; 0,4 ;
0,6 ; 0,8 ; dan 1 mL larutan protein standart. Tambahkan
aquades sampai volume total masing masing 4 mL
c. Tambahkan 6 mL pereaksi biuret ke dalam masing- masing
tabung reaksi. Homogenkan
d. Simpan tabung pada inkubator suhu 37C selama 30 menit
sampai terbentuk warna ungu sempurna
e. Ukur
absorbansi
larutan
standart
menggunakan
kurva
standartnya
2. Penetapan sampel
1. Timbang sampel padat kurang lebih 3 g, lalu tambahkan
sebanyak 20 mL aquades
2. Hancurkan sampel padat dengan menggunakan blender.
Hancuran yang diperoleh disaring lalu disentrifugasi pada
kecepatan 4000 rpm selama 15 menit.
3. Supernatan diambil untuk dipergunakan sebagai sampel
(protein dalam supernatan adalah soluble protein)
4. Untuk sampel cair yang berupa protein konsentrat dan tidak
keruh, maka sampel cukup diencerkan saja. Jika sampel cair
keruh atau mengandung bahan-bahan yang mengganggu
seperti glukosa maka harus dilakukan perlakuan sebagai
berikut:
kemudian
tambahkan
aquades
sampai
terdenaturasi
Sentrifus pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
sampai
protein
yang
terdenaturasi
mengendap,
maanan
bagi
manusia
atau
hewan.
Benih-benih
bisa
terkontaminasi satu atau lebih dari empat sub tipe aflatoxin B1, B2, G1
dan
G2.
Aflatxin
B1
adalah
paling
toksik
dan
sering
dapat
Wells
pada