Anda di halaman 1dari 5

3 Tingkatan Analisa dalam Hubungan Internasional

Dengan memfokuskan analisa kita pada satu tingkatan tertentu


di satu waktu, maka kita bisa terhindar dari kesalahan berpikir
atau logical fallacy.

Fenomena HI tergolong menarik untuk diperbincangkan oleh semua orang. Namun


terdapat perbedaan antara mahasiswa HI dengan orang awam dalam membahas suatu
berita atau fenomena, yakni terletak pada cara pandang dan alur berpikirnya. Pendapat
orang HI tentunya harus terdengar lebih sistematis dan terarah, dibandingkan orang
awam pada umumnya. Salah satu cara untuk bisa membahas suatu isu dengan bagus
semacam itu adalah dengan memerhatikan tingkatan analisa dalam Hubungan
Internasional.

Tingkatan Analisa dalam Hubungan Internasional adalah suatu penggolongan tingkatan


dalam melihat suatu fenomena. Sederhananya adalah ibarat buah semangka, buah
semangka itu tidak hanya dilihat sebagai sekedar satu buah yang bundar, tetapi kita
memerhatikan tingkatan penyusun buah itu sendiri yang meliputi kulit luar, daging buah,
dan biji buah. Sehingga ketika hendak membahas semangka Anda bisa memilih ingin
fokus pada tingkatan yang mana, pada kulitnya kah? Bijinya kah? Atau dagingnya?
Dengan menentukan fokus tingkatan ini maka obrolan kita akan menjadi terarah, tidak
lagi melebar ke sana-sini.
Sekarang mari kita ganti buah semangka tadi dengan peristiwa Hubungan Internasional
yang sesungguhnya.
Apabila Anda amati pada tahun 2011, di media ramai dengan pemberitaan tentang Arab
Spring (silakan googling apabila belum mengetahuinya), dan salah satunya adalah
tentang krisis Suriah. Pada tahun 2011 di Syria terjadi perang saudara antara kelompok
pemerintahan Bashar Al-Ashad dengan kelompok pemberontak. Peristiwa tersebut
kemudian disusul dengan pembentukan Islamic State of Iraq and Levant (ISIL) pada
tahun 2012. Lalu pada 2014 Amerika Serikat mulai melakukan intervensi dengan
memberikan bantuan berupa pelatihan dan senjata bagi kelompok pemberontak untuk
melawan ISIL.
Di HI, cuplikan rangkaian peristiwa di atas sudah bisa menjadi bahan perbincangan,
salah satu topik yang bisa diangkat adalah, mengapa AS melakukan intervensi di
Syria?
Dalam konteks obrolan sehari-hari, Anda bisa menjawab pertanyaan tersebut sesuka
imajinasi Anda. Anda bisa saja beranggapan bahwa AS melakukan intervensi karena
ingin menciptakan perdamaian, karena AS merupakan negara besar, untuk mengakhiri
Arab Spring, untuk memberantas terorisme, dan lain sebagainya.
Namun alih-alih menjawabnya dengan random, Anda bisa menggunakan tingkatan
analisa dalam Hubungan Internasional sehingga argumen Anda langsung mengarah
pada satu aspek yang spesifik.
Lalu apa saja 3 tingkatan analisa dalam Hubungan Internasional? Dalam Hubungan
Internasional dikenal terdapat beberapa versi tingkatan analisa, namun tiga tingkatan
berikut merupakan versi yang paling inti.
1. Sistem Internasional
2. Domestik
3. Individu

Menggunakan tingkatan analisa sebagai titik awal argumen kita akan membuat
argumen kita lebih tajam. Hal ini karena kita telah menyoroti aspek yang spesifik dari
suatu permasalahan.

1. Sistem Internasional
Sistem internasional merujuk pada kondisi di berbagai dimensi kehidupan di tingkat
internasional, seperti kondisi politik internasional, kondisi ekonomi internasional, aliansi
antar negara, organisasi internasional, multi-national corporation, hukum dan norma
internasional. Anda bisa menganalogikannya sebagai kulit, karena tingkatan ini adalah
yang paling luar.
Dengan memilih untuk menggunakan tingkat analisa ini berarti Anda memutuskan untuk
memfokuskan perbincangan Anda pada salah satu atau beberapa poin-poin tersebut di
atas. Artinya kita tidak berbicara tentang kondisi politik domestik, atau tentang sifat-sifat
seorang individu karena kedua poin tersebut sudah berada di tingkatan yang lain.

2. Domestik
Tingkat domestik merujuk pada kondisi di berbagai dimensi kehidupan dalam suatu
negara, contohnya adalah tipe pemerintahan (demokrasi / authoritarian), sistem
ekonomi (kapitalis / sosialis), kepentingan nasional, kelempok kepentingan, partai
politik, dan budaya strategis. Anda bisa menganalogikan tingkatan ini sebagai daging
buah yang berada di bawah kulit buah.
Menggunakan tingkat domestik berarti kita fokus menyoroti dinamika internal suatu
negara. Di sini kita berusaha mencari penjelasan tentang fenomena yang kita kaji
dengan melihat ke dalam negara itu sendiri. Artinya di sini kita tidak berbicara tentang
hukum internasional, tentang kondisi aliansi negara-negara tetangga, karena hal
tersebut merupakan tingkat analisa sistem. Begitu pula sekalipun kita fokus pada faktor
internal bukan berarti fokus kita hingga ke individunya, misal menyangkut presiden atau
perdana menteri, karena itu adalah analisa di tingkatan individu.

3. Individu
Seperti namanya, tingkatan individu berfokus pada seorang individu. Fokusnya meliputi
aspek-aspek seperti kepribadian, cara pandang terhadap dunia, dan gaya
kepemimpinan. Mengingat ini adalah tingkatan yang paling kecil, maka Anda bisa
menganalogikannya sebagai biji buah.
Ketika kita memfokuskan analisa pada seorang individu artinya adalah kita benar-benar
fokus menyoroti sosok seorang individu. Dengan demikian kita tidak akan lagi berbicara
tentang kondisi domestik di mana seorang individu itu berada, atau terlebih lagi
mengaitkannya dengan fenomena internasional.

Kembali pada contoh kasus tentang intervensi AS di Suriah tadi, lalu manakah yang
menjadi kulit buah, daging buah, ataupun bijinya?
Dengan menggunakan 3 tingkatan analisa dalam Hubungan Internasional di atas Anda
bisa memperbaiki argumen Anda dengan mengarahkannya ke tiap tingkatan yang lebih
spesifik seperti berikut:

Sistem Internasional
o kekuatan negara-negara Arab belum cukup mampu untuk menangani dan
menghentikan serangan ISIL.
o negara-negara Arab masih sibuk dengan peristiwa Arab Spring

Domestik
o AS memiliki agenda utama dalam pemberantasan terorisme.
o Sebagai negara yang adikuasa AS merasa memiliki tanggung jawab untuk
turun tangan.
o AS butuh menunjukkan kemampuan dan kredibilitasnya dalam
memberantas terorisme untuk menciptakan perdamaian dunia

Individu
o Barrack Obama memiliki trauma tersendiri terhadap peristiwa terorisme
o Barrack Obama memiliki sifat yang agresif

Memfokuskan analisa kita pada satu tingkatan tertentu di satu waktu bisa
menghindarkan kita dari kesalahan berpikir atau logical fallacy. Contohnya, kita tidak
bisa menyimpulkan bahwa Obama memiliki sifat yang agresif karena negara-negara
Arab yang masih sibuk sendiri dengan persitiwa Arab Spring. Ketika kita memutuskan
untuk melihat peristiwa intervensi AS dari tingkatan analisa individu, yakni Obama,
maka fokus perhatian kita adalah pada hal-hal yang berkaitan dengan Obama, seperti
cara pandangnya terhadap dunia, kepribadiannya, dan sebagainya. Dan begitu pula
sebaliknya apabila kita hendak melihatnya dari aspek sistem, maka perhatian kita harus
fokus pada kondisi sistem di mana Suriah dan AS berada.

Penutup
Berbagai tingkatan analisa dalam Hubungan Internasional di atas bisa juga Anda
aplikasikan dalam memandang berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Belajarlah mengaplikasikannya mulai dari hal-hal yang dekat dengan Anda. Apabila

Anda mempraktikkan itu maka ketajaman analisa Anda akan semakin terasah,
sehingga ketika tiba saatnya untuk menganalisa fenomena HI, Anda sudah siap.

Anda mungkin juga menyukai