Anda di halaman 1dari 11

Tugas Sistem Pengendalian Manajemen

Studi Kasus “The Lincoln Electric Company”

OLEH:

1. Andini Anugrah : 1502115925


2. Dhella Fitri Marchia : 1502114886
3. Nurul Pratiwi : 1502114920

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Riau
2017/2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi Kasus The Lincoln Electric
Company”. Dalam penulisan makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai referensi
seperti buku dan website. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang turut memudahkan penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.

Pekanbaru, 12 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................... i

Daftar Isi...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembelajaran................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan..................................................................................... 3


2.2 Sejarah Persahaan.................................................................................... 3
2.3 Strategi yang Digunakan Lincoln Electric Company.............................. 4
2.4 Sistem Pendekatan Perusahaan Terhadap Karyawan............................... 5
2.5 Penyelesaian masalah............................................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bisnis global dimana ketidakpastian akan berbagai risiko sangat tinggi, maka
setiap perusahaan harus sadar akan kebutuhan untuk perencanaan darurat (contingency
planning) dan mengelola risiko (risk management) dalam menjalankan operasi bisnisnya.
Perusahaan yang tidak menyadari risiko-risiko global yang terjadi dalam dunia bisnis, tidak
akan mampu merumuskan strategi yang tepat dalam berkompetisi dengan kompetitor ketika
ketidakpastian itu terjadi dan mengganggu (disturbing) operasi bisnis berbagai industri.
Apalagi jika perusahaan tersebut beroperasi secara internasional, maka kompleksitas risiko
dalam supply chain akan semakin besar. Banyak perusahan-perusahaan gagal dalam
kompetisi bisnis yang ketat ini, karena tidak menganalisa, mengantisipasi, dan mengelola
berbagai risiko dari seluruh aspek yang akan berpengaruh kepada keberlanjutan bisnis sebuah
perusahaan.

Perusahaan perlu memperhatikan seluruh aspek dalam global supply chain untuk
memastikan terpenuhinya layanan konsumer (customer service), terkelola dan
terantisipasinya biaya (anticipated cost), dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan
(desired profitability). Taksiran terhadap seluruh risiko yang berpotensi mengganggu
(disrupting) operasi bisnis tersebut dilakukan agar perusahaan bisa mengelola risiko-risiko
tersebut dengan strategi yang tepat. Pola dan metodologi untuk menaksir dan mengelola
risiko adalah bagian dari implementasi Supply Chain Risk Management (SCRM).
Kemampuan perusahaan mengelola risiko-risiko tersebut akan berdampak kepada reputasi
bisnis (business reputation) dan kontinuitas bisnis (business continuity) dalam jangka pendek
dan jangka panjang.

Meningkatnya pertumbuhan bisnis Lincoln Electrik sebagai perusahaan industri


otomotif yang memproduksi produk-produk motor listrik dan produk-produk las harus
diikuti dengan kemampuan perusahaan mengelola berbagai masalah-masalah dalam rantai
pasok yang berpotensi mengganggu pertumbuhan bisnis perusahaan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses manajemen dalam Lincoln Electric Company hingga menjadi
perusahaan Global?
2. Bagaimana karakteristik strategi yang digunakan Lincoln Electric Company untuk
memenuhi keunggulan yang kompetitif di bandingkan perusahaan lainnya?
3. Bagaimana sistem pendekatan yang dilakukan Lincoln Electric Company terhadap
karyawannya sehingga mampu meningkatkan loyalitas karyawan di perusahaan?

1.3 Tujuan Masalah


1. Memahami bagaimana proses manajemen yang dijalankan dalam Lincoln Electric
Company sehingga mereka mampu menjadi pasar yang menguasai global.
2. Mengidentifikasi karakteristik strategi yang digunakan pada Lincoln Electric
Company dalam mencapai tujuannya untuk memenuhi keunggulan kompetitif.
3. Mengetahui dan memahami pendekatan yang dilakukan Lincoln Electric Company
terhadap perusahaan sehingga meningkatkan loyalitas karyawannya terhadap
perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan


Lincoln Electric adalah perusahaan multinasional Amerika dan produsen global produk
pengelasan, arcwelding equipment, pengelasan perlengkapan, plasma dan perlengkapan
pemotongan oxy-bahan bakar dan sistem pengelasan robot.
Perusahaan Fortune 1000 yang berkantor pusat di Euclid, Ohio, Amerika Serikat dan
memiliki seluruh jaringan distributor dan kantor penjualan yang meliputi lebih dari 160
negara ini memiliki 42 lokasi manufaktur di Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, Asia dan
Amerika Latin. Maskapai ini juga mengoperasikan aliansi manufaktur dan perusahaan
patungan di 19 negara.
Lincoln Electricand model bisnis ini terdaftar sebagai salah satu yang paling dipelajari
oleh Harvard Business School dan telah tampil dalam banyak studi kasus oleh sekolah-
sekolah bisnis lain di seluruh dunia. Sejak tahun 1975, delapan kasus telah ditulis tentang
Lincoln Electric oleh Harvard Business School sendirian.
Perusahaan melaporkan atas penjualan $2,9 miliar pada 2013, dengan penjualan dari
Amerika Utara akuntansi untuk 50% dari itu. Lincoln memiliki lebih dari 8500 + karyawan
secara global dan 3000 di Amerika Serikat saja. Di antara Lincoln Electricand anak
perusahaan adalah kelompok produk Harris, yang merupakan produsen pengelasan
perlengkapan, peralatan Gas dan produk-produk khusus lainnya. Harris produk kelompok
memiliki fasilitas manufaktur di Georgia, Ohio, California, Polandia, Meksiko, Brasil, dan
Italia.

2.2 Sejarah Perusahaan


Sejak awal 1895, John C. Lincoln mendirikan The Lincoln Electric Company dengan
investasi modal $ 200,00. Produk yang dihasilkan adalah motor listrik dari desainnya sendiri.
Adik John C., James F. Lincoln, bergabung dengan Perusahaan sebagai salesman pada tahun
1907. Sementara itu, lini produk telah diperluas untuk mencakup pengisi daya baterai untuk
mobil listrik. Satu set pengelasan pertama kali dibuat oleh James F. Lincoln pada tahun 1909.
Pada tahun 1911, Lincoln Electric memperkenalkan variabel tegangan pertama,
operator tunggal, dan mesin las portabel di dunia. Pada tahun 1914, John C. berbalik kendali
ke James F. Lincoln. James F. memperkenalkan buruh dengan membayar dan mendirikan
3
Dewan Penasehat Karyawan, yang mencakup wakil-wakil terpilih dari setiap departemen dan
telah mengadakan pertemuan dengan wakil-wakil yang terpilih setelah mendirikan Dewan
Penasehat Karyawan.
Pada 1915, dalam upaya waktu yang progresif, karyawan Lincoln Electric ditutupi
oleh asuransi jiwa bersifat kelompok. Pada tahun 1916, The Lincoln Electric Company
mendirikan pabrik untuk mendistribusikan produk dari AS di Kanada. Tahun berikutnya,
sekolah The Lincoln Electric Welding didirikan. Sekolah tersebut telah melatih lebih dari
100.000 orang sejak awal tahun 1917.

2.3 Strategi yang Digunakan Lincoln Electric Company


Lincoln Electric Company merupakan sebuah bisnis yang memiliki strategi Cost
Leadership. Lincoln sangat bagus dalam mengaplikasikan strategi ini, karena Lincoln mampu
menjadi pemimpin dalam industri ini dengan harga produk terendah namun memiliki kualitas
yang tinggi. Perusahaan ini bersaing untuk memenangkan pilihan pelanggan berdasarkan
kompetisi harga dan kualitas produk. Untuk bisnis yang menggunakan strategi bisnis Cost
Leadership, idealnya manajemen menetapkan insentif perusahaan berdasarkan pada tingkat
keefektifan penggunaan sumberdaya perusahaan. Lincoln telah melakukan hal tersebut
dengan memberikan bonus yang bergantung pada berapa banyak produk (metal electrode)
yang berhasil diproduksi oleh karyawan.

Strategi yang di lakukan oleh manajer Lincoln electric juga menggunakan strategi
supply chain. Hal tersebut membuat Lincoln Electric berhak untuk menolak setiap
penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan kualitas, harga, jaminan pengiriman
tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan Lincoln sendiri yang dianggap relevan, atau
untuk bernegosiasi secara terpisah dengan sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut
dipandang perlu untuk melayani kepentingan Lincoln Electric.

Lincoln juga menganut prinsp-prinsip keagamaan yang diterapkan dalam amanjemnya


yakni etika yang sangat baik karna dengan adanya etika akan mengendalikan tindakan kita.
Lincoln juga sangat memperhatikan kebutuhan pelanggan karna pelanggan merupakan
“raison d’etre” bagi setiap perusahaan. Oleh karena itu sasaran Lincoln adalah membangun
produk yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah. Struktur organisasi dalam
perusahaan pun tidak pernah memperkenankan pengembangan struktur organisasi formal.
Tujuannya yakni untuk memastikan fleksibilitas maksimum. Kebijakan pintu terbuka pun
diterapkan untuk seluruh perusahaan sehingga pegawai didorong membawa masalahanya
4
kepada orang yang paling mampu menyelesaikannya. Strategi lincoln yang sangat baik inilah
mamapu membuat perusahaan ini memiliki tingkat laba yang tinggi serta pangsa pasar yang
luas.

Moral dan produktivitas pegawai tetap dalam keadaan baik. Keberhasilan Lincoln ini
tidak lepas dari system manajemen yang dikelolanya. Lincoln mengetahui sumber daya yang
paling utama untuk dapat meningkatkan produktivitasnya adalah karyawan. Dengan begitu
Lincoln sangat memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Lincoln memberikan upah
kepada pegawai berdasarkan jumlah barang yang dapat diproduksi. Sehngga dengan begitu
para pekerjannya akan memanfaatkan sepenuhnya waktu yang dimiliki untuk memproduksi
barang. Tidak ada karyawan yang menganggur ataupun mengobrol, semua sibuk dengan
tugasnya masing-masing.

2.4 Sistem Pendekatan Perusahaan Terhadap Karyawan

Berikut beberapa elemen pendekatan yang dilakukan perusahaan terhadap karyawan yang
mungkin juga bisa diterapkan di perusahaan lain :

a. Adanya insentif yang diberikan diukur berdasarkan dengan apa yang telah mereka
lakukan untuk perushaan atau tingkat kefisienan dan keefektifan kinerja karyawan.
Terdapat pula tunjangan berupa bonus akhir tahun, kebijakan promosi dari dalam, dan
jaminan pekerjaan yang continue, dan tunjangan lainnya yang dapat memacu
produktivitas karyawan.
b. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk dapat memiliki saham Lincoln.
Akibatnya para pekerja akan termotivasi untuk bekerja lebih giat. Hal inilah yang
membuat Lincoln berbeda dengan perusahaan lain, sehingga perusahaan lain tidak
bisa seperti Lincoln.
c. Karyawan dapat saling bekerja sama dalam melakukan pekerjaan yang perlu
dilakukan tanpa melihat keahlian atau bidang dari karyawan lainnya. Sedangkan
ditempat lain karyawan hanya bisa melakukan pekerjaan sesuai dengan keahlian
mereka.
d. Lincoln sangat memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan para karyawannya
sehingga karyawan merasa nyaman untuk bekerja hal ini dibuktikan dengan tidak
adanya karyawan Lincoln yang ikut dalam serikat buruh.

5
e. Tidak adanya istilah junior dan senior dalam perusahaan, meskipun karyawan itu baru
masuk, jika bekerja dengan baik bisa saja karyawan tersebut memiliki pangkat yang
lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang sudah lama bekerja

2.5 Penyelesaian Masalah

The Lincoln Electric Company sebagai produsen terbesar di dunia dari produk
arcwelding dan produsen utama dari motor listrik industry telah mempekerjakan ribuan
pekerja dan memiliki cabang di berbagai dunia. Rencana insentif manajemen lincoln telah
berhasil dan membuat perusahaan ini popular selama bertahun-tahun. Setiap tahun
perusahaan ini mengalami laba dan bonus yang sangat tinggi.

Lincoln yang sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan, dengan memberikan


insentif tiap tahun, kebijakan promosi, bonus, tunjangan, juga memberi kesempatan
karyawannya untuk memiliki saham di perusahaan. Dengan begitu produktivitas Karyawan
akan tetap dalam keadaan baik. Karyawan juga akan lebih termotivasi dalam bekerja. Namun,
Lincoln juga memiliki tipe karyawan sendiri yang bisa dipekerjakan di perusahaan mereka.
Diantaranya ialah individu yang bekerja keras, disiplin, ulet, dan berdedikasi tinggi terhadap
perusahaan.

Terdapat berbagai kesalahan dalam manjemen yang bisa menyebabkan implementasi


yang berantakan. Pertama, dalam perekrutan karyawan, perusahaan hanya mengandalkan
wawancara. Tidak adanya tes psikologi, padahal psikotes sangat penting untuk mengetahui
cocok atau tidaknya karyawan di posisinya yang sekarang. Kedua, penerapan system
kompensasi yang diterapkan oleh Lincoln di berbagai negara di dunia, belum tentu bisa
diterima karena setiap negara memiliki kebiasaan dan budaya yang berbeda. Ketiga,
penghematan biaya yang dilakukan Lincoln hanya pada memaksimalan kinerja karyawannya
tanpa melihat elemen yang lainnya. Tentunya hal tersebut akan menjadi ancaman bagi
Lincoln jika para pesaingnya telah menemuka penghematan biaya yang lebih efektif.

BAB III

PENUTUP

6
3.1 Kesimpulan
Lincoln Electric memiliki proses manajemen dari yang sederhana dengan seiring
perkembangan zaman menjadi proses yang rumit. Strategi yang di lakukan oleh manajer
Lincoln electric adalah menggunakan strategi supply chain. Hal tersebut membuat Lincoln
Electric berhak untuk menolak setiap penawaran, proposal, atau tawaran berkaitan dengan
kualitas, harga, jaminan pengiriman tepat waktu, dan semua faktor lain atas kebijakan
Lincoln sendiri yang dianggap relevan, atau untuk bernegosiasi secara terpisah dengan
sumber manapun/apapun, jika tindakan tersebut dipandang perlu untuk melayani kepentingan
Lincoln Electric.
Personil Lincoln Electric Supply Management adalah satu-satunya wakil dengan
kewenangan untuk kontrak dengan pemasok. Hal ini akan menjadi tanggung jawab pemasok
untuk memberitahukan Supply Management dengan non-beli karyawan. Dalam situasi
apapun pemasok memperkenalkan trial atau produk sampel ke pihak produksi, baik secara
langsung atau tidak langsung, tanpa melalui Departemen Supply Management. Setelah
pemasok dipilih, setiap bagian harus disetujui melalui “Produksi Bagian Persetujuan Proses”
sebelum pengiriman dari bagian produksi.
Dengan melihat perjalanan perusahaan Lincoln Electric membuktikan bahwa dirinya
telah mampu bersaing dan memasuki pasar global. Hal ini di buktikan oleh adanya kerjasama
antara perusahaan pusat Lincoln yang berada di Amerika dengan sebagian Negara yang ada
di dunia. Selain kerjasama yang mampu mengembangkan perusahaannya, produk yang
dihasilkan oleh Lincoln juga dapat di terima oleh masyarakat di negara-negara yang telah
bekerjasama serta mampu di sesuaikan dengan kondisi culturnya.

Daftar Pustaka

Merchant, A Kenneth, dan Wim A. Van der State. 2014. Sistem Pengendalian Manajemen
Pengukuran Kinerja, Evaluasi, dan Insentif. Jakarta : Salemba Empat

7
https://www.academia.edu/25778606/Makalah_Sistem_Pengendalian_Manajemen_Kompens
asi_Manajemen

http://skripsi-baru.blogspot.co.id/2014/06/kasus-lincoln-electric-company.html

http://lincolnelectricmog.blogspot.co.id/2017/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai