MANAJEMEN KOMPENSASI
c. Kompensasi ditunda
Dalam sistem ini, eksekutif hanya menerima seperlima dari bonus
mereka ditahun dimana bonus tersebut diperoleh. Empat per lima
sisanya dibayar merata selama empat tahun ke depan.
Metode pembayaran ini menawarkan beberapa keunggulan-keunggulan
berikut ini :
Manajer dapat mengestimasikan dengan akurasi yang cukup besar,
pendapatan tunai mereka untuk tahun mendatang.
Pembayaran yang ditunda meratakan pendapatan kas manajer,
karena dampak pergeseran musiman dalam laba akan dirata-ratakan
dalam pembayaran tunai.
Seorang manajer yang pensiun akan terus menerima pembayaran
untuk sejumlah tahun; ini tidak hanya meningkatkan penghasilan
pensiun tetapi juga memberikan keuntungan pajak karena tarif pajak
setelah pensiun mungkin lebih rendah daripada tarif pajak semasa
kerja.
Kerangka waktu penundaan mendorong para oengambil keputusan
untuk berpikir secara jangka panjang.
Kerugian dari rencana bonus ditunda adalah rencana tersebut tidak dapat
membuat jumlah yang ditunda menjadi tersedia bagi eksekutif ditahun
bonus tersebut diperoleh.
Perusahaan yang menganut paham ini menekan pada gaji, dan bukan bonus
insentif. Hal ini disebut dengan sistem pembayaran tetap. Kompensasi tidak
terkait dengan kinerja dan oleh karena itu tidak berisiko.
a. Tingkat Batas
Suatu rencana bonus mungkin memiliki tingkat batas atas dan batas
bawah. Batas atas adalah tingkat kinerja dengan mana bonus maksimum
dicapai. Batas bawah adalah tingkat bawah dimana tidak ada penghargaan
bonus yang akan diberikan. Kedua batas tersebut dapat menimbulkan efek
samping yang tidak diingainkan.
3) Dasar Bonus
Bonus insentif seorang manajer unit bisnis dapat di dasarkan hanya pada total
laba korporat atau pada laba unit bisnis atau campuran keduannya. Salah satu
argumen untuk mengaitkan bonus ke kinerja unit adalah bahwa keputusan
dan tindakan manajer tersebut lebih berdampak secara langsung pada unitnya
sendiri dan bukan pada unit bisnis yang lain.
4) Kriteria Kinerja
a. Kriteria Keuangan
Jika unit bisnis tersebut adalah suatu pusat laba, memilih kriteria
keuangan dapat mencakupmargin kontribusi, laba langsung unit bisnis,
laba unit bisnis yang dapat dikendalikan, laba sebelum pajak, dan laba
bersih. Jika unit tersebut adalah pusat investasi, maka keputusan perlu
dibuat ditiga area: (1) definisi laba, (2) definisi investasi, dan (3) pilihan
antara tingkat pengembalian atas investasi dan EVA
b. Penyesuaian untuk Faktor-Faktor yang tidak dapat Dikendalikan
Perusahaan harus menentukan penyesuaian apa yang akan mereka
lakukan untuk faktor faktor yang tidak dapat dikendalikan.
c. Manfaat dan Kekurangan Target Keuangan Jangka Pendek
Gagasan yang bagus untuk mengaitkan bonus manager unit bisnis ke
pencapaian target keuangan tahunan. Hal itu mendorong manager untuk
mencari cara baru guna melaksanakan operasi saat ini dan menciptakan
aktivitas baru guna memenuhi target keuangan.
Dampak disfungsional dari hanya mengandalkan pada kriteria keuangan:
Hal yang akan mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai
dengan kepentingan jangka panjang perusahaan.
Manajer tidak mungkin mengambil investasi jangka panjang
menjanjikan yang merugikan hasil keuangan jangka pendek.
Manajer mungkin termotivasi untuk memanipulasi data guna
memenuhi target periode sekarang.
d. Mekanisme untuk Mengatasi Bias Jangka Pendek
Melengkapi kriteria keuangan dengan tambahan mekanisme insentif dapat
mengatasi orientasi jangka pendek dari cita-cita keuangan tahunan.
Kelemahan pastini:
Manajer memiliki kesulitan melihat hubungan antara usaha dan
penghargaan mereka.
Jika seorang manajer pensiun atau ditransfer selama periode
multitahunan, penerapan rencana tersebut menjadi lebih kompleks.
Kemungkinan faktor-faktor di luar kendali manajer akan
mempengaruhi pancapaian dari target jangka panjang.
E. TEORI AGENSI
1) Konsep
Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak menyewa pihak lain (agen)
untuk melaksanakan suatu jasa, dan dalam melakukan hal itu
mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan untuk agen tersebut.
Dalam suatu korporasi, pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO
adalah agen mereka. Pemegang saham menyewa CEO dan mengharapkan ia
untuk bertindak bagi kepentingan mereka.
a. Perbedaan Tujuan Antara Principal Dan Agen
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk
kepentingan mereka sendiri. Agen diasumsikan akan menerima kepuasan
tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang
terllibat dalam hubungan suatu agensi. Prinsipal di pihak lain
diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh
dari investasi mereka di perusahaan tersebut.
b. Tidak dapat diamatinya tindakan agen
Perbedaan prefensi yang terkait dengan kompensasi dan tambahan timbul
manakala prinsipal tidak dapat dengan mudah memantau tindakan agen.
Karena prinsipal tidak memiliki informasi yang mencukupi tentang
kinerja agen, prinsipal tidak pernah dapat merasa pasti bagaimana usaha
agen memberikan kontribusi pada hasil aktual perusahaan.
2) Mekanisme pengendalian
Para penganut teori ini menyatakan bahwa ada uda cara utama untuk
menangani masalah-masalah dari perbedaan tujuan dan asimetri informasi
yaitu:
a. Pemantauan
Prinsipal dapat merancang sistem pengendalian yang memantau
tindakan agen menghalangi tindakan yang meningkatkan kekayaan agen
dengan mengorbankan kepentingan prinsipal.
b. Kontrak Insentif
Prinsipal mungkin mencoba untuk membatasi perbedaan referensi
dengan menetapkan kontrak insentif yang sesuai.
c. Kompensasi CEO dan Rencana Kepemilikan Saham
Suatu perusahaan yang membayarkan suatu bonus kepada CEO-nya
dalam bentuk opsi saham merupakan contoh dari biaya agensi yang ada
dalam kompensasi insentif. Agen itu sudah siap untuk menghindari
risiko, menghadapi tambahan risiko jika gajinya didasarkan pada kinerja
harga saham.
d. Manajer Unit Bisnis dan Insentif Berdasarkan Akuntansi.
Hubungan antara usaha manajer unit bisnis dan harga saham lebih jauh
dibandingkan dengan hubungan antara usaha CEO dan harga saham. Hal
yang sulit untuk mengisolasi kontribusi yang diberikan oleh unit bisnis
individual terhadap peningkatan dalam harga saham