Kelompok 2 :
FAKULTAS EKONOMI
SURABAYA
2019
A. Sistem Insentif ( Incetive Compensation System )
Sistem insentif merupakan hal penting karena mendorong definisi area hasil yang
diinginkan dan memotivasi karyawan untuk mencapai dan melebihi target kinerja.
Pujian
Pengakuan
Promosi
Gelar
Penugasan
Penugasan kantor
Keamanan Kerja
Waktu Istirahat
Imbalan dalam wujud uang bukanlah satu-satunya cara menghargai orang. Pada
perusahaan berorientasi laba, insentif berwujud berupa uang dalam bentuk tunai atau saham
biasanya naik dan turun sesuai dengan kinerja. Manajer perusahaan dapat (mengancam
untuk) mengurangi otonomi karena kinerja buruk. Akan tetapi, jika kinerja baik maka dapat
memberikan tambahan kekuasaan pada manajer dan menaikkan pengakuan dengan
mempublikasikan hasilnya. Kinerja yang baik juga bisa diberikan tunjangan (imbalan
diskresioner) seperti kesempatan untuk bepergian dengan kelas utama, ditempatkan pada
kantor yang lebih besar, diberikan pilihan pertama untuk menjadwalkan liburan, memiliki
tempat parkir pilihan, atau menikmati beberapa aktivitas yang menyenangkan (misalnya golf)
pada waktu kerja.
B. Tujuan Insentif
Kinerja tergantung pada imbalan atau insentif, memberikan dorongan untuk penyesuaian bagi
kepentingan diri karyawan sejalan dengan tujuan organisasi.
Informasi
Imbalan menarik perhatian dan menginformasikan atau mengingatkan mereka
terhadap kepentingan relatif dari area hasil yang sering bersaing, seperti biaya,
kualitas, layanan konsumen, manajemen aset, dan pertumbuhan.
Motivasi
Karyawan perlu insentif untuk mendorong usaha ekstra yang diperlukan
supaya melakukan tugas dengan baik. Terkadang, karyawan yang telah bekerja keras
pun membutuhkan insentif untuk mengatasi sifat alami berupa keengganan untuk
mengatasi beberapa kesulitan atau tindakan yang terlihat tidak menarik untuk
kepentingan terbaik bagi organisasi, seperti bekerja secara kooperatif dengan bagian
lain untuk menyelesaikan keluhan konsumen, membuat panggilan penjualan untuk
mendapat bisnis yang lebih, mempersiapkan kertas kerja, atau pelatihan karyawan.
C. Insentif Keuangan
1. Kenaikan Gaji
Kenaikan gaji minimal disesuaikan dengan biaya hidup. Kenaikan gaji dapat
dilihat sebagai insentif ketika mereka diharapkan untuk “mendapat gaji” melalui
kinerja atau akuisisi keterampilan yang menjanjikan perbaikan kinerja pada periode
yang akan datang. Diharapkan dengan kinerja yang tinggi, maka akan memperoleh
pendapatan yang tinggi juga.
2. Insentif Jangka Pendek
Contoh insentif jangka pendek yaitu bonus, komisi, dan pembayaran
berdasarkan unit produk yang dihasilkan (piece-rate payments). Hal yang paling
rasional untuk pembayaran variabel adalah pembedaan pembayaran untuk
memberikan imbalan sesuai dengan kontribusi karyawan pada organisasi atau
pembayaran variabel. Dengan memperhatikan kontribusi karyawan, organisasi
bertujuan untuk lebih efektif mendorong karyawan untuk bekerja “ekstra” untuk
mendapat kompensasi “ekstra” pula.
Insentif jangka pendek biasanya memberikan pembayaran tunai didasarkan
pada pengukuran kinerja selama satu periode dalam jangka waktu setahun atau
kurang yang sering disebut pembayaran insentif tahunan atau bonus. Penghargaan
didasarkan pada kinerja dari seseorang atau kelompok tertentu yang memiliki banyak
anggota; seperti kelompok kerja, pusat laba, atau bahkan perusahaan sebagai sebuah
kesatuan. Kemungkinan yang paling sering digunakan adalah metrik kinerja dalam
rencana bonus tahunan keuangan.
3. Insentif Jangka Panjang
Penghargaan insentif jangka panjang didasarkan pada pengukuran kinerja
selama periode lebih dari satu tahun.Tujuan utamanya, yaitu :
Memberikan imbalan pada karyawan terhadap peran mereka dalam menciptakan
nilai jangka panjang.
Memotivasi karyawan supaya berkontribusi pada keberhasilan jangka panjang
perusahaan.
Menarik dan mempertahankan orang yang bertalenta dengan membuat
kompensasi total yang diharapkan lebih menarik.
F. Kelompok Imbalan
Kelompok imbalan memberikan insentif langsung jika individu yang diberi imbalan
menjanjikan bahwa mereka akan mempengaruhi kinerja ketika imbalan didasarkan pada
tingkat kepentingan. Imbalan kelompok memberikan pengaruh motivasi dilusi bagi yang
terbaik. Seperti rencana berdasarkan saham, yang merupakan bentuk kelompok imbalan
adalah penyediaan insentif langsung untuk sejumlah kecil dari manajer yang ada di posisi
paling atas yang bertanggung jawab terhadap perusahaan yang dapat mempengaruhi harga
saham. Ketika karyawan level rendah masuk dalam rencana berdasarkan saham, kompensasi
mereka dibuat lebih dapat berubah dan tidak pasti tetapi motivasi mereka tidak terpengaruh
Analisis Kasus
Pada tahun 2003, STI merupakan perusahaan nomor satu dunia dalam
mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk HTS untuk jaringan komunikasi
nirkabel. Produk STI menggabungkan teknologi paten yang memperluas jangkauan jaringan,
meningkatkan pemanfaatan kapasitas, memperbaiki sinyal frekuensi radio uplink dan
downlink, sehingga mengurangi terjadinya panggilan telepon yang tiba-tiba terputus dan yang
diblokir. Produk STI juga memungkinkan tingkat data transmisi nirkabel yang lebih tinggi
sekaligus mengurangi modal operator dan biaya operasi. Lebih dari 3.000 sistem STI telah
dipasang di seluruh dunia, mengukuhkan STI sebagai perusahaan terdepan dalam pasar
teknologi pengoptimalan jaringan nirkabel.
Pertanyaan :
1. Didalam kasus ini Perusahaan akan membutuhkan lebih banyak opsi kompensasi
yang ditangguhkan, mekanisme yang memungkinkan perusahaan untuk menyebar
kompensasi karyawan selama 5,10, atau bahkan 15 tahun. Pendekatan kompensasi
tertunda memiliki manfaat pajak untuk karyawan, dan juga memungkinkan
perusahaan untuk menghemat kas selama masa pertumbuhan secepatnya.
2. Karena STI bisa menghubungkan tujuan laba tahunan yang sangat diminati dengan
insentif. Insentif jangka panjang dimaksudkan untuk memotivasi dan mengimbali
manajemen puncak bagi pertumbuhan dan kesejahteraan jangka panjang perusahaan,
dan menyuntikkan satu perspektif jangka panjang ke dalam keputusan-keputusan
para eksekutif. Maka dari itu perusahaan harus berfokus dulu kepada laba perusahaan
karena perusahaan pada sejarahnya tidak pernah menghasilkan laba, maka jika bisa
mencapai laba perusahaan bisa mempertimbangkan insentif pegawainya.
3. Iya, Karena di dalam perusahaan mereka menentukan untuk 75% bonus pada kinerja
perusahaan dan 25% pada kinerja perorangan. Dan setelah mendapat laba perusahaan
harus obyektif dalam pemberian imbalan agar kinerja perusahaan dapat selalu
membaik.