Anda di halaman 1dari 14

RAKA MAHDI N

MUHAMMAD KAUSAR A
MUHAMMAD ANSHARI

Daftar Isi
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

PENGERTIAN AKUNTANSI SYARIAH

TUJUAN, NILAI, DAN PRINSIP AKUNTANSI SYARIAH

TUJUAN

NILAI DAN PRINSIP AKUNTANSI SYARIAH


Prinsip
Nilai

6
6
6

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AKUNTANSI SYARIAH


DENGAN AKUNTANSI KONVENSIONAL

Persamaan

Perbedaan

SEJARAH AKUNTANSI SYARIAH

Perkembangan Awal

Perkembangan Akuntansi Syariah Di Zaman Khalifah

Kebangkitan Baru Akuntansi Syariah

10

KESIMPULAN

11

PERNYATAAN

12

DAFTAR PUSTAKA

13

Pendahuluan
Ada dua akuntansi yang ada di dunia ini. Yaitu, akuntansi konvensional dan akuntansi syariah.
Karena akuntansi syariah masih sangat minim digunakan maka disini akan dibahas secara umum
tentang akuntansi syariah. Akuntansi syariah sendiri memiliki dasar seperti akuntansi konvensional
namun dasar utama akuntansi syariah adalah dari Al Quran dan Hadist. Sehingga akuntansi syariah
pasti lebih cocok digunakan dalam kehidupan seorang muslim.

Pengertian Akuntansi Syariah


Akuntansi Syari'ah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya akuntansi ini tidak
hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi
juga sebagai suatu metode menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan dalam masyarakat
Islam. Akuntansi Syari'ah termasuk didalamnya isu yang tidak biasa dipikirkan oleh akuntansi
konvensional. Perilaku manusia diadili di hari kiamat. Akuntansi harus dianggap sebagai salah satu
derivasi/hisab yaitu menganjurkan yang baik dan melarang apa yang jelek. Realitas Akuntansi
Syari'ah adalah tercermin dalam akuntansi zakat.
Akuntansi zakat menunjukkan proses di mana kekayaan diperoleh secara halal oleh
perusahaan. Ini merupakan salah satu contoh dari turunan hisab yang merupakan bidang akuntansi.
Disamping itu ternyata melalui Al Qur'an telah menggariskan bahwa konsep akuntansinya adalah
penekanan pertanggungjawaban atau accountability yang tujuanya menjaga keadilan dan kebenaran.
Terdapat beberapa pengertian tentang Akuntansi Syariah, antara lain yaitu:
1. Secara etimologi , kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris, accounting, dalam bahasa
Arabnya disebut Muhasabah yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah, atau wazan
yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya menimbang, memperhitungkan
mengkalkulasikan, mendata, atau menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti
yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu. Kata hisab banyak ditemukan dalam AlQuran dengan pengertian yang hampir sama, yaitu berujung pada jumlah atau angka, seperti
Firman Allah SWT:

QS.Al-Isra(17):12 .bilangan tahun-tahun dan perhitungan.


QS.Al-Thalaq(65):8 . maka kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang
keras
QS.Al-Insyiqah(84):8 . maka dia akan diperiksa dengan pemerikasaan yang
mjudah
Kata hisab dalam ayat-ayat tersebut menunjukkan pada bilangan atau perhitungan yang ketat,
teliti, akurat, dan accountable. Oleh karena itu, akuntasi adalah mengetahui sesuatu dalam
keadaan cukup, tidak kurang dan tidak pula lebih.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Akuntansi
Syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, dan pelaporan melalui dalam
mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yaitu tidak
mengandung zhulum (Kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan), barang yang haram,
dan membahayakan.
2. Akuntansi Syariah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya akuntansi ini tidak
hanya sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter
tetapi juga sebagai suatu metode menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan
dalam masyarakat Islam. Akuntansi Syariah termasuk didalamnya isu yang tidak biasa
dipikirkan oleh akuntansi konvensional. Perilaku manusia diadili di hari kiamat. Akuntansi
harus dianggap sebagai salah satu derivasi/hisab yaitu menganjurkan yang baik dan melarang
apa yang tidak baik.

3. Menurut Sofyan S. Harahap dalam (Akuntansi Social ekonomi dan Akuntansi Islam hal 56)
mendefinisikan : Akuntansi Islam atau Akuntansi syariah pada hakekatnya adalah
penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah Islam.

Akuntansi syariah ada dua versi :


1. Akuntansi syariah yang yang secara nyata telah diterapkan pada era dimana masyarakat
menggunakan sistem nilai Islami khususnya pada era Nabi SAW, Khulaurrasyidiin, dan
pemerintah Islam lainnya.
2. Akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana kegiatan ekonomi dan sosial
dikuasai ( dihegemony) oleh sistem nilai kapitalis yang berbeda dari sistem nilai Islam.

Kedua jenis akuntansi itu bisa berbeda dalam merespon situasi masyarakat yang ada pada
masanya. Tentu akuntansi adalah produk masanya yang harus mengikuti kebutuhan masyarakat akan
informasi yang disuplainya
Kerangka konseptual akuntansi syariah juga dibangun dari tujuan yang pada akhirnya
digunakan untuk merumuskan teknik akuntansi :

Syariah
Moral Sosial Ekonomi
Akuntansi Syariah
Teknik:
o Pengukuran
o Penyingkapan

Manusia: Pemegang kuasa + Pelaksana


Dasar: Moralitas / Etika berdasarkan hukum Tuhan

Politik

Tujuan, Nilai, dan Prinsip Akuntansi Syariah


TUJUAN
Akuntansi dalam perspektif Islam berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, dan
pencatatan transaksi-transaksi dan penyajian mengenai kekayaan dan kewajiban. Selain itu
mengharuskan untuk berlaku adil dan mengatakan sesuatu dengan benar serta memenuhi hak orang
lain. Oleh karena itu, tujuan akuntansi keuangan syariah adalah:
1. Menentukan hak dan kewajiban semua pihak, termasuk hak dan kewajiban yang dihasilkan
dari proses transaksi yang tidak lengkap dan kejadian lain, disesuaikan dengan prinsip syariah
Islam dan konsepnya tentang kewajaran, kedermawanan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai
bisnis Islami.
2. Memberikan kontribusi untuk menjaga aset-aset perbankan syariah. Hak-haknya, dan hak-hak
pihak lain dengan cara yang wajar.
3. Memberikan kontribusi dan peningkatan kerja manajerial dan kemampuan produktif
perbankan syariah serta mendorong kepatuhan terhadap tujuan dan kebijakanorganisasi yang
telah ditetapkan, dan di atas semuanya adalah kepatuhan terhadap ketentuan syariah Islam
dalam semua transaksi dan kegiatannya.
4. Menyediakan, melalui laporan keuangan, informasi yang berguna bagi para pengguna laporan
keuangan, dan memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang berdasar berkaitan
dengan aktivitas yang berhubungan dengan perbankan syariah

Adapun Tujuan akuntansi keuangan untuk lembaga keuangan syariah menurut AAOIFI yaitu
sebagai berikut :
1. Dapat digunakan sebagai panduan bagi dewan standar untuk menghasilkan standar yang
konsisten.
2. Tujuan akan membantu bank dan lembaga keuangan syariah untuk memililh berbagai
alternatif metode akuntansi pada saat standar akuntansi belum mengatur.
3. Tujuan akan membantu untuk memandu manajemen dalam membuat pertimbangan pada saat
akan menyusun laporan keuanangan.
4. Tujuan jika diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan pengguna serta
meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehingga akhirnya akan meningkatkan
kepercayaan atas lembaga keuangan syariah.
5. Penetapan tujuan yang mendukung penyusunan standar akuntansi yang konsisten. Ini
seharusnya
dapat
meningkatkan
kepercyaan
pengguna
laporan
keuangan.
Akuntansi syariah memberiakan penekanan kepada dua hal, yaitu akuntabilitas dan pelaporan.
Akuntabilitas tercermin melalui tauhid bahwa segala sesuatu didalam dunia ini harus berjalan
sesuai dengan aturan Allah SWT, dan melalui manusia sebagai khalifah Allah di bumi. Pada
saat yang sama, akuntansi merupakan bentuk pertanggungjawan manusia kepada Allah
dimana seluruh aturan dalam melakukan kegiatan bisnis dan personal harus sesuai dengan
aturan Allah SWT ( Napier, 2007 )

NILAI DAN PRINSIP AKUNTANSI SYARIAH

Prinsip
Konsep adanya sistem syariah dapat dijadikan sebagai nilai dasar dalam pembangunan kerangka
konseptual sistem akuntansi syariah, rancanagnnya yaitu sebagai berikut :
1. Menunjukan perlunya sistem akuntansi alternatif bagi orang islam dengan menguji secara
kritis sistem akuntansi konvensioanal yang dikembangan berdasarkan pada nilai barat.
2. Memberiakan suatu pemahaman konsep dasar akuntansi syariah yang didasarkan pada syariat
islam
3. Mengusulkan kerangka konseptual akuntansi syariah dan implikasinya terhadap akuntan
muslim.
Prinsip-prinsip umum akuntansi syariah
1. Prinsip pertanggungjawaban.
Pertanggung jawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Karena bagi kaum muslimin,
persoalan amanah adalah hasil transaksi manusia dangan samg kholiq mulai dari alm
kandunganhingga ia kembali kepada-Nya. Implikasi dalam bisnis adan akuntansi adalah
bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan

pertanggungjawaban atas apa yang telah diamanahkan yang diperbuat oleh pihak-pihak yang
terkait pada dirinya, wujudnya dapat berupa laporan akuntansi.
2. Prinsip Keadilan
Keadialan dalam konteks aplikasi dalam akuntansi mengandung dua pengertian yaitu
pertama berkaitan dengan praktek moral, yaitu kejujuran, yang meruapakan faktor yang
sangat dominan.
3. Prinsip kebenaran
Prinsip keadilan dalam akuntansi ini jika dilakukan dengan baik maka akan dapat
menciptakan keadilan dalam mengakuai, mengukur dan melaporkan transaksi-transaksi
ekonomi.
NILAI
Menurut Muhammad Akram Khan (1992) merumuskan sifat akuntansi Islam sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Penentuan laba rugi yang tepat


Mempromosikan dan menilai efesiensi kepemimpinan
Ketaatan kepada hukum syariah
Keterikatan pada keadilan
Melaporkan dengan baik
Perubahan dalam praktek akuntansi.

Persamaan dan Perbedaan antara akuntansi syariah


dengan akuntansi konvensional
Persamaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi


Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun pembukuan keuangan
Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;
Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income dengancost (biaya)
Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan
Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.

Perbedaan

Akuntansi Syariah

Akuntansi Konvensial

konsep penilaian berdasarkan nilai tukar


yang berlaku

dalam cara menentukan nilai atau harga


untuk melindungi modal pokok, dan juga hingga
saat ini apa yang dimaksud dengan modal pokok
(kapital) belum ditentukan

Modal terbagi menjadi dua bagian, yaitu


modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang

sedangkan di dalam konsep Islam barangbarang pokok dibagi menjadi harta berupa uang

beredar (aktiva lancar)

(cash) dan harta berupa barang (stock),


selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik
dan barang dagang

teori pencadangan dan ketelitian dari


menanggung semua kerugian dalam perhitungan,
serta mengenyampingkan laba yang bersifat
mungkin, sedangkan konsep Islam sangat
memperhatikan

mata uang seperti emas, perak, dan


barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah
tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai
perantara

prinsip laba universal, mencakup laba


dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang
dari sumber yang haram

dibedakan antara laba dari aktivitas


pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal
pokok) yang telah ditentukan oleh para
ulama fiqih.

prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika


adanya jual-beli

Islam memakai kaidah bahwa laba itu


akan ada ketika adanya perkembangan dan
pertambahan pada nilai barang, baik yang telah
terjual maupun yang belum

Sejarah Akuntansi Syariah


Perkembangan Awal
Dari sisi ilmu pengetahuan, akuntansi adalah ilmu yang mencoba mengkonversi bukti dan data
menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan dikelompokkan
dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba.
Kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar
hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan
dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan,
analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu
kejadian atau peristiwa.
Dalam penyusunan akuntansi Islam kemungkinan ada persamaan dengan akuntansi
konvensional khususnya dalam teknik dan operasionalnya. Seperti dalam bentuk pemakaian buku
besar, sistem pencatatan, proses penyusunan bisa sama. Namun perbedaan akan kembali mengemuka
ketika membahas subtansi dari isi laporannya, karena berbedanya filosofi.
Sejarah lahirnya ilmu akuntansi syariah tidak terlepas dari perkembangan Islam, kewajiban
mencatat transaksi non tunai (QS. Al-Baqarah: 282), mendorong umat islam peduli terhadap
pencatatan dan menimbulkan tradisi pencatatan di kalangan umat, dan hal ini merupakan salah satu
faktor yang mendorong kerjasama waktu itu.

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya (QS. Al-Baqarah: 282).
Begitu juga dengan kewajiban mengeluarkan zakat mendorong pemerintah membuat laporan
pertanggungjawaban periodik terhadap baitul maal yang mereka kelola, begitu juga dengan
pengusaha-pengusaha muslim pada waktu itu, mengklasifikasikan hartanya sesuai ketentuan zakat dan
membayarkan zakatnya jika telah memenuhi ketentuan nisab dan haul. Rasulullah SAW sendiri pada
masa hidupnya juga telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan
dengan sebutan hafazhatul amwal (pengawas keuangan).
Sejarah membuktikan bahwa Ilmu Akuntansi telah lama dipraktekkan dalam dunia islam,
seperti istilah jurnal (dahulu zornal), telah lebih dahulu digunakan pada zaman khalifah islam dengan
istilah jaridah untuk buku catatan keuangan. Begitu juga dengan double entry yang ditulis oleh
Luca Pacioli. Dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih dahulu mengenal sistem
akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari
Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.
Negara Madinah merupakan letak awal perkembangan Islam yaitu pada tahun 622 M atau
tahun 1 H. Hal ini didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim adalah bersaudara sehingga kegiatan
kenegaraan dilakukan secara gotong royong atau kerja sama dan Negara tersebut tidak memiliki
pemasukan dan pengeluaran. Bentuk sekertariat didirikan akhir tahun 6 H Nabi Muhammad SAW
bertindak sebagai kepala Negara dan juga sebagai ketua Mahkama Agung. Mufti besar dan panglima
perang tertinggi bertindak sebagai penanggung jawab administrasi Negara.
Pada abad ke 7 Rasulullah SAW mendirikan Baitul Maal. Fungsinya sebagai penyimpanan
ketika adanya pembayaran wajib zakat dan usur (pajak pertanian dari muslim) dan adanya perluasan
wilayah atau jiziayaitu pajak perlindungan dari non muslim, dan juga adanya kharaj yaitu pajak
pertanian dari non muslim.

Perkembangan Akuntansi Syariah Di Zaman Khalifah


1. Abu Bakar Assidiq
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan Baitul Maal masih sangat sederhana, dimana
penerimaan dan pengeluaran dilakukan secara seimbang, sehingga hampir tidak pernah ada sisa.
2. Umar bin Khattab
Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab sudah dikenalkan dengan istilah Diwan yaitu
tempat dimana pelaksana duduk, bekerja dan dimana akuntansi dicatat dan disimpan yang berfungsi
untuk mengurusi pembayaran gaji. Khalifah Umar menunjukkan bahwa akuntansi berkembang dari
suatu lokasi ke lokasi lain sebagai akibat dari hubungan antar masyarakat. Selain itu Baitul Maal
sudah diputuskan di daerah-daerah taklukan islam.
3. Utsman bin Affan

Pada masa pemerintahan khalifah Utsman, memperkenalkan tentang istilah khittabat al-Rasull
wa sirryaitu berarti memelihara pencatatan rahasia. Dalam hal pengawasan pelaksanaan agama dan
moral lebih difokuskan kepada muhtasib yaitu orang-orang yang bertanggung jawab atas lembaga al
hisbah, misalnya mengenai timbangan, kecurangan dalam penjualan, orang yang tidak banyak hutang
dan juga termasuk ke dalam perhitungan ibadah bahkan termasuk memeriksa iman, dan juga masih
banyak yang lain yang termasuk perhitungan atau sesuatu ketidak adilan didunia ini untuk semua
mahluk
4. Ali Bin Abi Thalib
Pada masa pemerintahan Ali yaitu adanya sistem administrasi Baitul Maal difokuskan pada
pusat dan lokal yang berjalan baik, surplus pada Baitul Maal dibagikan secara profesional sesuai
dengan ketentuan Rasulallah SAW. Adanya surplus ini menunjukkan bahwa proses pencatatan dan
pelaporan berlangsung dengan baik. Khalifah Ali memilki konsep tentang pemerintahan, administrasi
umum dan masalah-masalah yang berkaitan dengannya secara jelas.

Kebangkitan Baru Akuntansi Syariah


Kebangkitan Islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara umum, dan bidangbidang finansial, serta lembaga-lembaga keuangan secara khusus. Sekelompok pakar akuntansi
muslim telah mengadakan riset dan studi-studi ilmiah tentang akuntansi menurut Islam. Perhatian
mereka lebih terkonsentrasi pada beberapa bidang, yaitu bidang riset, pembukuan, seminar atau
konverensi, pengajaran dilembaga-lembaga keilmuan dan perguruan tinggi, serta aspek implementasi
pragmatis. Berikut ini adalah sebagian dari usaha awal di masing-masing bidang:
1. Kebangkitan akuntansi Islam dalam bidang riset. Telah terkumpul
beberapa tesis magister serta disertasi doktor dalam konsep akuntansi
yang telah dimulai sejak tahun 1950 dan masih berlanjut sampai
sekarang. Diperkirakan tesis dan disertasi tentang akuntansi yang
terdapat di Al-Azhar saja sampai tahun 1993 tidak kurang dari 50 buah.
Disamping itu telah juga dilakukan riset-riset yang tersebar di majalahmajalah ilmiah.
2. Kebangkitan akuntansi Islam dalam bidang pembukuan. Para
inisiator akuntansi Islam kontemporer sangat memperhatikan usaha
pembukuan konsep ini. Hal ini dilakukan supaya orang-orang yang tertarik
pada akuntansi dapat mengetahui kandungan konsep Islam dan pokokpokok pikiran ilmiah yang sangat berharga, sehingga kita tidak lagi
memerlukan ide-ide dari luar atau mengikuti konsep barat.
3. Kebangkitan akuntansi Islam di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi. Konsep akuntansi Islam mulai masuk kesekolah-sekolah dan
perguruan tinggi sejak tahun 1976, yaitu fakultas perdagangan

Universitas Al Azhar untuk program pasca sarjana, dalam mata kuliah


Akuntansi perpajakan dan Evaluasi Akuntansi. Situasi ini terus berlanjut,
hingga tahun 1978 dibuka beberapa jurusan dalam cabang-cabang ilmu
akuntansi Islam di berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah. Dan hal ini
berlanjut sampai sekarang diberbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
4. Kebangkitan
akuntansi
Islam
dalam
aspek
implementasi. Implementasi akuntansi Islam mulai dilakukan sejak mulai
berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang berbasiskan syariah. Hal ini
menyebabkan lembaga keuangan syariah tersebut harus menggunakan
sistem akuntansi yang juga sesuai syariah. Puncaknya saat organisasi
akuntansi Islam dunia yang bernama Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) menerbitkan
sebuah standard akuntansi untuk lembaga keuangan syariah yang
disebut Accounting, Auditing, and Governance Standard for Islamic
Institution.

Kesimpulan
Setelah membaca tentang akuntansi syariah. Ternyata terdapat banyak hal yang sebenarnya
akuntansi modern ambil dari akuntansi syariah. Tentu kita dapat memilih mana penerapan akuntansi
yang paling cocok dalam kehidupan kita sehari hari. Selain itu, akuntansi syariah sendiri memiliki
tujuan, nilai dan prinsip yang sangat sesuai dengan kehidupan ekonomi kita. Akuntansi syariah juga
sudah mulai bangkit dii era ini. Contohnya seperti dalam PSAK ( Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan ) yang mengatur tentang akuntansi syariah di Indonesia.

Pernyataan
1. Dasar peraturan apa yang mengatur akuntansi syariah ? karena kalau akuntansi konvensional
terdapat IFRS
( Gafar Yasser )
Jawaban :
Akuntansi syariah sendiri memiliki dasar aturan yaitu :
1. AAOFI
2. PSAK 59
Namun tetap semua peraturan akuntansi syariah berdasar kepada Al Quran dan
Hadist
2. Contoh pengujian akuntansi konvensional terhadap akuntansi syariah ?
( Asri Sintha )
Jawaban :
Contohnya seperti pengujian pengakuan tentang laba
Akuntansi Konvensional : Laba hanya terjadi ketika jual beli saja
Akuntansi Syariah : Laba dapat diakui saat jual beli dan kenaikan nilai barang

Daftar Pustaka
http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/07/pengertian-akuntansi-syariah.html
http://sithobil.wordpress.com/2012/10/26/konsep-dasar-akuntansi-syariah/
http://kiamifsifeui.wordpress.com/2008/04/18/essai-4-akuntansi-syariah-vs-akuntansikonvensional/
https://fearlessmey.wordpress.com/2014/02/22/sejarah-perkembangan-akuntansi-syariah/

Anda mungkin juga menyukai