Anda di halaman 1dari 8

UTILITAS

Utilitas I PT. Petrokimia Gresik adalah unit pendukung proses produksi yang ada di
Departemen Produksi I secara langsung, dan sebagai pendukung di pabrik II maupun pabrik III
serta anak perusahaan secara tidak langsung. Tugas pokok pabrik Utilitas I adalah menyediakan
sarana penunjang operasional pabrik I yang meliputi :
A. UNIT PENGOLAHAN AIR
Kebutuhan air di PT. Petrokimia Gresik beserta anak-anak perusahaan dan perumahan
dipenuhi oleh dua unit air yang berasal dari dua sumber, yaitu :
1. Water Intake Babat
Berasal dari sungai Bengawan Solo (Babat) yang berjarak 40 km dengan debit 2500

m3/jam.
Berupa hard water dan ditampung di tangki 1103 yang berkapasitas 1500 m3.
Karakteristik bahan baku air :
Jenis
= hard water
pH
= 7 8,5
Turbiditas
= 5000 NTU
Kesadahan total = > 170 ppm
Kesadahan Ca
= 0,4 1 ppm
Mutu air yang diharapkan setelah dilakukan pengolahan :
Jenis
= hard water
pH
= 7,5 8,5
Turbiditas
= maks. 3 NTU
Kesadahan
= maks. 220 ppm
Residual
= 0,4 1 ppm
2. Water Intake Gunung Sari
Berasal dari sungai Brantas yang berjarak 22 km dengan debit 800 m3/jam.
Berupa hard water dan ditampung di tangki 951 yang berkapasitas 1500 m3.
Karakteristik bahan baku air :
Jenis
= hard water
pH
= 7,6 8,2
Turbiditas
= 5000 NTU
Kesadahan
= 323 ppm
Mutu air yang diharapkan setelah dilakukan pengolahan :
Jenis
= hard water
pH
= 7,5 8,5
Turbiditas
= maks. 3 NTU
Kesadahan
= maks. 220 ppm
Tahap-tahap proses pengolahan air di Babat dan Gunung Sari secara umum, yaitu :
1. Penghisapan, dilengkapi dengan pompa vacuum. Pemakaian system ini disebabkan
ketinggian permukaan air sungai tidak tetap.

Utilitas

2. Penyaringan, menggunakan Carse dan Fine Screen untuk menyaring kotoran


berukuran besar.
3. Pengendapan, dilakukan

secara

gravitasi

menggunakan

settling

pit

untuk

mengendapkan partikel yang tersuspensi dalam air. Faktor yang mempengaruhi


adalah laju alir dan waktu tinggal.
4. Flokulasi dan koagulasi, untuk mengendapkan suspensi partikel koloid yang tak
terendapkan karena ukurannya sangat kecil. Bahan kimia yang digunakan pada proses
ini, yaitu :
a. Polyelektrolit (FeCl3.6H2O 10%-w), sebagai koagulan untuk mempercepat proses
pengendapan dengan membentuk flok lebih cepat dan lebih besar.
b. Alum, sebagai flokulan untuk mengikat partikel-partikel kecil yang menyebabkan
keruhnya air menjadi flok-flok yang lebih besar.
c. Kapur (CaCO3), sebagai pengatur pH.
5. Filtrasi, menggunakan saringan pasir silica (sand filter) untuk menyaring padatan
tersuspensi.
6. Penampungan dan pemompaan, dilakukan dengan pompa sentrifugal.

Dalam pengunaan air yang dikirim dari dua unit pengolahan di atas dipakai sebagai :

a. Air Proses
Merupakan air demineralisasi yang bebas dari mineral seperti ion positif dan ion negatif yang

dapat merusak alat dan mengganggu proses


Proses : menggunakan resin penukar kation dengan larutan regenerasi asam sulfat 2 4 %

dan resin penukar anion dengan larutan regenerasi NaOH 4 %.


b. Air Umpan Boiler
Merupakan air demineralisasi dan bebas dari gas O2, CO2 yang bersifat korosif.

Penghilangannya dengan cara deaerasi.


Air demin yang bebas dari gas O 2 dan CO2 harus ditambahkan zat kimia seperti senyawa
fosfat untuk menghindari terbentuknya kerak dan hidrazin (N2H4) untuk menghilangkan gas
O2 serta pengatur pH.
c. Air Pendingin

Laporan Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik


Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya

Utilitas
-

Menambahkan bahan kimia seperti senyawa fosfat untuk mencegah korosi. Senyawa Cl 2
sebagai antibiocide, asam sulfat sebagai pencegah terjadinya kerak, pengatur pH, dan

mencegah pengendapan lumpur.


d. Air Minum
Syarat kualitas air minum yaitu tidak berbau, jernih, tidak mengandung bakteri, tidak

berwarna, pH sekitar 7,5.


Digunakan untuk keperluan sanitasi pabrik, kantor, dan perumahan dinas PT. Petrokimia

Gresik.
e. Air Hidran dan Air Service
Merupakan hard water yang langsung diambil dari TK 951.
Air Hidran digunakan sebagai pemadam kebakaran, sedangkan air service digunakan sebagai

sarana kebersihan pabrik.


Terdiri dari beberapa unit, yaitu :
1. Unit Pelunakan Air (Lime Softening Unit)
2. Unit Demineralisasi (Demineralizing Plant)
3. Unit Menara Pendingin (Cooling Water)
4. Unit Pembangkit Tenaga Uap
5. Unit Pembangkit Listrik
f. Proses Water
Dipergunakan untuk keperluan proses pabrik
g. Cooling Water
Dipergunakan untuk sarana pendingin mesin pabrik, proses produksi pabrik, dan air

conditioner.
h. Demin Water
Dipergunakan untuk bahan baku pembuatan steam.

Sistem pengolahan air dari raw water (hard water) menjadi air sesuai
spesifikasinya ada beberapa tahap, yaitu :
1. Unit Pelunakan Air (Lime Softening Unit)
- Berfungsi untuk memproses hard water menjadi soft water dengan penambahan larutan
kapur dan elektrolit.
Prosesnya dilakukan dengan kapasitas 300 m3/jam.
Spesifikasi produk yang diharapkan setelah pengolahan di LSU :
a. pH
= 9 - 10
b. Turbiditas = maks. 3 NTU
c. Kesadahan = maks. 80 ppm CaCO3
- Reaksi kimia sederhana yang terjadi :
Ca(HCO3) + Ca(OH)2
CaCO3 + H2CO3
H2CO3
H2O
+
CO2
Ca(HCO3) + Ca(OH)2
CaCO3 + H2O+CO2
Dengan pelepasan Ca(HCO3) maka total hardness < 80 ppm (soft water).
-

Laporan Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik


Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya

Utilitas

2. Demineralizing Plant
- Memproses soft water menjadi demineralizing water (demin water), yaitu air bebas
-

mineral penyebab pengerakan dalam air boiler dan air proses.


Demin Plant I mempunyai kapasitas 100 m3/jam, sedangkan Demin Plant II mempunyai
kapasitas 200 m3/jam.

Terdiri dari :
a. Sand Filter
Air umpan dimasukkan ke sand filter, dimana sand filter tersebut menurunkan
turbidity soft water menjadi 2 NTU serta kotoran padatan (impurities) dari umpan
diserap.
b. Cation Exchanger
Air dari sand filter dimasukkan ke dalam Cation Exchanger dari atas. Di dalam

Cation Exchanger, garam-garam Na, Ca, Mg, dan Ba diabsorp oleh resin kation.
Reaksi pada normal operasi :
RH2 + 2NaCl
RNa2 + 2HCl
RH2 + CaCO3
RCa + H2CO3
RH2 + BaCl
RBa + 2HCl
Resin akan jenuh setelah bekerja 36 jam yang ditunjukkan dengan :
- kenaikkan anion
- FMA (Free Mineral Acid)
- kenaikkan pH
- Na serta total hardness lebih besar dari 0
Karena resin kation telah jenuh maka perlu diregenerasi selama 2,5 jam dengan
larutan H2SO4 2% dan 4%. Reaksi yang terjadi :
RNa2 + H2SO4

RH2 + Na2SO4

RCa

RH2 + CaSO4

RBa

+ H2SO4
+ H2SO4

RH2 + BaSO4

Spesifikasi air yang keluar dari Cation Exchanger :


- pH
= 3
- Total hardness = 0
- FMA
= konstan

Laporan Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik


Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya

Utilitas

c. Degasifier
Keluar dari Cation Exchanger, air kemudian di-spray dari atas dan dikontakkan
dengan udara terkompresi oleh blower dari bawah. Untuk meringankan beban kerja
unit degasifier, maka diberi vent untuk gas-gas tersebut.
d. Anion Exchanger
Berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif yang terkandung di dalam air.
Dari bagian bawah degasifier, air dipompa masuk ke dalam Anion Exchanger. Pada
proses ini, sisa asam diikat (diabsorp) oleh resin anion Castel A 500 P. Reaksi yang
terjadi :

R(OH)2 + H2SO4
RSO4 + 2H2O
R(OH)2 + HCl
RCl2 + 2H2O
R(OH)2 + H2CO3
RCO3 + 2H2O
Resin akan jenuh setelah beroperasi 40 jam dengan indikasi :
- kadar silika lebih dari 0,1 ppm
- pH air yang keluar turun, di bawah 9,7
- konduktivitas turun drastis, maks. 45 S/cm
Karena resin anion telah jenuh maka perlu diregenerasi selama 4,5 jam dengan
larutan Caustic Soda (NaOH) 4%. Reaksi yang terjadi :
RSO4 + 2NaOH

R(OH)2 + Na2SO4

RCl2

R(OH)2 + 2NaCl

+ 2NaOH

RCO3 + 2NaOH

R(OH)2 + Na2CO3

e. Mixed-Bed Exchanger
Berfungsi menyerap ion positif dan ion negatif yang masih lolos dari Cation

maupun anion Exchanger.


Prinsip dari proses ini berdasarkan pada perbedaan berat jenis, dimana resin anion

berada di lapisan atas dan resin kation berada di lapisan bawah.


Resin pada Mixed-Bed Exchanger dapat mengalami kejenuhan setelah beroperasi

selama 3 bulan dengan indikasi :


- konduktivitas semakin naik
- kadar silika lebih besar dari 0,1 ppm
- total hardness lebih besar dari 0,1 ppm
- pH cenderung semakin naik atau semakin turun (pada batas katioon dan anion)
Spesifikasi air yang keluar dari Mixed-Bed Exchanger :
- pH
= 7,5
Laporan Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya

Utilitas

- konduktivitas
= > 2,0 S/cm
- kadar silika
= > 0,1 ppm
- Total hardness
= >0
Jenis resin yang digunakan PT. Petrokimia Gresik Utilitas Produksi I :
1. Cation Resin
a. Castel
- C-300
b. Diaion
- SK 1 B
c. Dowex
- HCRS
d. Lewatit
- Monoplus S-100
2. Anion Resin
a. Castel
- A 500 P
b. Diaion
- PA -312
- SA -12A
c. Dowex
- SBRP
d. Lewatit
- Monoplus MP-500
Di servis unit pabrik amoniak terdapat unit demineralisasi air dengan air umpan
yang berasal dari steam kondensat dari pabrik amoniak dan unit demineralisasi
utilitas I, yang terdiri dari carbon filter, cation exchanger, dan mixed-bed
exchanger (polisher). Berikut spesifikasi produk unit demineralisasi :
- pH
= 7-8
- total hardness
= 0
- kadar silika
= < 0,01 ppm
Air ini digunakan untuk air umpan pada Waste Heat Boiler (WHB) dan air proses
di pabrik amoniak dan urea.

3. Unit Cooling Water


- Bertugas untuk menyediakan air pendingin yang memenuhi syarat untuk keperluan
operasional.
- Syarat kualitas Cooling Water antara lain tidak menimbulkan kerak, tidak menimbulkan
korosi, dan meminimalisasi atau mengendalikan laju pertumbuhan bakteri. Untuk itu
perlu diinjeksikan beberapa bahan kimia berikut setiap seminggu sekali :
1. H2SO4, menjaga pH 7,5 -8,5
2. Cl2 sebanyak 0,2 0,5 ppm, sebagai desinfektan membunuh bakteri
3. Nalco 7342, mengendalikan kadar PO4 agar terjaga antara 5 7 ppm
4. Nalco 7392 dan Nalco 73203 untuk membunuh organism dan menjaga agar
mikroorganisme serta jamur yang mati tetap melayang dan melekat pada tube.
- Spesifikasi Cooling Water :
a. pH
= 7,3 7,8
b. Conductivity
= < 3000 Mhos/cm
c. Ca-H
= 400 600
Laporan Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya

Utilitas

d. SiO2
= < 150 ppm
e. Free Clorine
= 0,2 0,5 ppm
f. PO4
= 5,0 7,0 ppm
Pembagian menara pendingin :
1. T 2211 A-E : untuk Ammonia Plant, terdiri dari 5 cell dengan kapasitas
6700 dan bertipe cross flow serta sirkulasi terbuka.
2. T 2211 F-H : untuk Urea Plant, terdiri dari 3 cell dengan kapasitas 4600
dan bertipe cross flow serta sirkulasi terbuka.
3. T 1201 A-F : untuk Ammonia Plant, terdiri dari 6 cell dengan kapasitas
1700 dan bertipe counter flow serta sirkulasi terbuka.
4. T 1201 G-J : untuk ZA I/III dan ASP, terdiri dari 4 cell dengan kapasitas
1400 dan bertipe counter flow serta sirkulasi terbuka.
5. T 1201 H-I : untuk Ammonia Plant, terdiri dari 2 cell yang bertipe cross

flow serta sirkulasi terbuka.


Macam Cooling Tower terbuat dari :
1. PVC (plastik), digunakan untuk kapasitas kecil dan prosesnya adalah film filler.
2. Beton, digunakan untuk kapasitas besar dan prosesnya adalah splash.

B. STEAM
1. Boiler Existing B-1101
- Bahan bakar yang digunakan adalah Marine Fuel Oil (MFO)
- Steam yang dihasilkan digunakan untuk proses di plant amoniak, ZA, utilitas I, CO 2, dan Air
-

Separation Plant (ASP).


Pada kondisi normal, pabrik amoniak mengimpor High Pressure Steam (HPS) dengan
tekanan 65 kg/cm2 dan suhunya 465 oC sebanyak 60 ton/jam.
Namun sekarang di PT. Petrokimia Gresik, Boiler Existing B-1101 tidak
digunakan lagi, diganti dengan Boiler Existing B-1102 dan tidak menggunakan MFO
lagi sebagai bahan bakar. Bahan bakar disuplay dari Petrocina dan Petrogas.

2. Waste Heat Boiler


Memproduksi steam bertekanan 65 kg/cm2 sebanyak 65 ton/jam untuk keperluan start-up

amoniak
Jika unit amoniak beroperasi secara normal, steam produk WHB dipakai untuk unit urea.
Pada kondisi operasi, boiler yang berada di unit asam sulfat memproduksi Low Pressure
Steam (LPS) 20 ton/jam yang dikirim ke utilitas I untuk membantu keperluan steam di
pabrik asam sulfat, ZA I/III, dan urea.

Laporan Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik


Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya

Utilitas

Air umpan boiler merupakan air demineralisasi yang telah diinjeksikan hydrazine
(N2H4) untuk menghilangkan kandungan oksigen. Selanjutnya ditambahkan PO 42- dan NaOH
untuk melunakkan kerak di dalam tube dan menghindari korosi. Spesifikasi air dalam boiler :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

pH
Total solid
Total suspended solid (TDS)
Total alkalinity
Konduktivitas
Kadar SiO2
Kadar PO4
Kadar N2H4

: 10 10,5
: < 1000 ppm
: < 40 ppm
: < 60 ppm sebagai NaOH
: maks. 0,2 0,5 S/cm
: maks. 10 ppm
: 12,2 - 17 ppm
: 0,02 0,04 ppm

C. LISTRIK
Kebutuhan listrik di Departemen Produksi I dipenuhi oleh Gas Turbine Generator
(GTG) dengan kapasitas operasi normal 33 MW dan output 11,6 kV. Servis unit dilengkapi
satu buah back up diesel berkapasitas 1 MW. Gas buang yang dihasilkan oleh GTG memiliki
kalor yang cukup tinggi sehingga digunakan untuk menghasilkan steam pada WHB dengan
fasilitas additional tiring dengan bahan bakar gas alam.
- Spesifikasi turbin :
1. Tekanan steam inlet
= 62 kg/cm2
2. Temperatur inlet
= 445 oC
3. Exhaust steam
= 0,12 kg/cm2
4. Putaran
= 3000 rpm
Unit Utilitas I juga dilengkapi 4 buah pembangkit tenaga listrik pembantu yang digunakan
pada saat darurat terutama pada saat start-up Departemen Produksi I. Bila ada salah satu
turbin mati, maka diesel akan berjalan secara manual. Tiap diesel berkapasitas desain 725
KVA, 380 V, dan 750 rpm.
D. MINYAK
Bahan bakar yang digunakan pada Unit Utilitas I, yaitu solar. Solar digunakan untuk
bahan bakar mesin diesel, pembakaran awal boiler, diesel pump (fire hydrant), dan
keperluan pabrik lainnya.

Laporan Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik


Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai