I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Usia
Tanggal lahir
Alamat
Pekerjaan
Kesatuan
Pendidikan
Status perkawinan
Agama
Suku
Tanggal masuk RS
: Ny.S
: Perempuan
:
:
:
:
:
:
: menikah
: Islam
:
: 17 September 2014
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis
: Tanggal 18, 22 September 2014
Alloanamnesis
: Anak pasien (tanggal 17 September 2014)
A. Keluhan Utama
Pasien menangis dan marah-marah, kemudian kembali seperti biasa.
B. Keluhan Tambahan
Sering berbicara sendiri dan tertawa sendiri.
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien menangis lalu marah-marah mengungkapkan isi hatinya, lalu
setelah semua isi hatinya keluar pasien kembali normal. Menurut keterangan
anaknya, pasien sering bertingkah laku seperti anak-anak dan sering
mendorong-dorong perabotan rumah seperti tempat tidur lemari dan juga
sering merusak barang. Sudah kurang lebih dua bulan pasien tidak minum obat
dari dokter dengan alasan obat membuat lemas.
Menurut anak pasien, semenjak nenek pasien meninggal, pasien jadi
kehilangan tempat untuk bercerita karena ayah dan ibu pasien sudah sibuk
dengan keluarga masing-masing, sedangkan anak-anak dan suami pasien juga
jarang ada dirumah sehingga jarang terjadi komunikasi antara pasien dan
keluarga. Disamping itu karena pasien membangun rumah diatas tanah yang
diberikan nenek pasien, banyak saudara-saudara pasien yang sering menuntut
bagiannya. Disamping itu ibu pasien sering membandingkan pasien dengan
adik tirinya. Pasien sering di hasut oleh saudaranya bahwa pasien dilarang
dirumah terus karena nanti suami kawin lagi. Padahal suaminya sangat sabar
dan royal menghadapi pasien.
Awalnya pasien menunjukan gejala berbicara ngelantur, lalu ada
tukang ayam bernama saproni yang menyuruh ke dukun. Dukun mengatakan
pasien terkena guna-guna dan diminta untuk membawa batu dan air. Pasien
pernah kabur selama satu bulan dan kehilangan emas 100 gram.
Pada autoanamnesis, pasien mengaku habis bertengkar dengan
suaminya, pasien ingin minta cerai karena suaminya sering member uang pada
wanita- wanita cantik. Pasien mengaku bahwa suaminya sering cemburu,
sehingga pasien tidak boleh berdandan. Pasien mengaku mempunyai nama
lain yaitu bunga nirwana sebagai model iklan lulur purbasari dan audy sebagai
polisi. Pasien bercerita mempunyai tanah satu hektar dan mempunyai banyak
cabang rumah makan. Pasien mengaku mobilnya di gadaikan di pegadaian
karena untuk keperluan saudaranya.
Selama berada didalam perawatan Paviliun Amino pasien terlihat
sering menyeringai, sering berbicara sendiri dan menertawakan pasien lain.
Pasien sering mengacuhkan pertanyaan sambil bermain-main sendiri atau
tidur.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien mengatakan bahwa 10 tahun yang lalu pasien pernah dirawat
dirumah sakit jiwa Grogol dengan keluhan yang sama, dengan diagnosis
skizoafektif. Pasien tidak meminum obatnya sejak 2 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Sebelumnya pasien mendapatka pengobatan
mendapat pengobatan risperidon, chlorpromazine dan triheksilfenidil.
Dari pengobatan ini pasien mengalami perbaikan dan dapat kembali bekerja
dikesatuannya walaupun sudah tidak sesuai tugasnya terdahulu.
Pada tahun 2012, pasien kembali dirawat dengan keluhan yang sama.
Ternyata pasien jarang meminum obatnya. Lalu setelah mengalami perbaikan
sehabis dirawat dikembalikan ke asrama kesatuan. Namun selama beberapa
minggu, pasien didapatkan keluhan yang sama disertai rasa pusing karena
setelah mendengar ejekan dari teman dan seniornya dikesatuan. Pasien pun
kembali dibawa ke Paviliun Amino.
ataupun narkotika.
E. RiwayatKehidupan Pribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal
Ayah
pasien
mengatakan,
ibunya
selama
kehamilan
tidak
sekarang.
Masa Dewasa
1. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah dari taman kanak-kanak hingga sekolah
menengah atas dan dilanjutkan pendidikan tentara. Pasien merupakan
salah satu siswa berprestasi dari SD hingga SMA disekolahnya. Pasien
mengatakan jarang bergaul dengan teman-temannya sejak masuk SMP
hingga SMA.Pasien juga mengatakan bahwa setelah pulang sekolah,
pasien langsung pulang ke rumah.
3
2.
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Ayah dan
Ibu pasien adalah seorang petani. Pasien memiliki 2 orang adik. Adik
4
Tn. S 24 tahun
Ny. S 49 tahun
An. R 7 tahun
Nn. T 18 thn
Keterangan:
= Lelaki
= Perempuan
erat
= Pasien
Persepsi
1. Pasien tentang diri dan lingkungan
Pasien menganggap bahwa dirinya dibawa ke rumah sakit
karena bertengkar dengan suaminya.
2. Persepsi keluarga tentang diri pasien
Keluarga pasien berpendapat bahwa pasien membutuhkan
pengobatan dari bagian kesehatan jiwa. Keluarga menginginkan
pasien segera sembuh agar bias beraktifitas kembali.
3. Mimpi, fantasi dan nilai-nilai
STATUS MENTAL
a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien laki-laki berusia 24tahun tampak sesuai dengan usia,
tinggi 167 cm kulit sawo matang, rambut sedikit gundul, berwarna
hitam Penampilan kurang rapi dan merawat diri. Pada saat dilakukan
wawancara, tanggal 5 September 2014 pasien menggunakan baju
lengan pendek berwarna hijau dan celana panjang berwarna biru, serta
tidak memakai alas kaki. Pasien dapat berjalan dengan keseimbangan
baik dan cara berjalan yang normal.
: Koheren
: Preokupasi ingin berhenti dari kesatuan
Waham dikendalikan
Orientasi
1. Waktu
2. Tempat
3. Orang
Daya ingat
1. Jangka panjang
Kemampuan visuospasial
Pasien dapat menggambarkan jam dengan baik.
Pikiran abstrak
Peribahasa berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian
dapat dimengerti oleh pasien.
Penilaian realita
RTA terganggu.
Tilikan
Pasien memiliki tilikan derajat 3, pasien sadar dirinya sakit,
tetapi menyalahkan faktor luar/ organik sebagai penyebabnya. Menurut
pasien, alasan pasien dirawat karena suka berjalan-jalan tanpa disadari.
Status Interna
a. Keadaan Umum
: Baik
b. Kesadaran
: Compos Mentis
c. Status Gizi
: Cukup
: 110/70 mmHg
: 80 kali/menit, reguler
: 20 kali/menit
: 36,5oC
: Konjungtiva tidak anemik, Sklera tidak ikterik
: Perdarahan (-), palpasi pada daerah sinus pada
bagian sinus nyeri (-), deviasi septum (-)
: Pada mulut tidak ditemukan kelainan. Bibir tampak
k. Ekstremitas
2. Status Neurologis
a. GCS
: 15
: negatif
: negatif
d. Motorik
e. Sensorik
dan visual. Isi pikir preokupasi berhenti dari pekerjaannya atau pensiun dini serta
adanya waham dikendalikan. Kesiagaan dan orientasi baik. Kemampuan visuospasial,
berpikir abstrak, intelegensia serta daya informasi baik. Penilaian realita terganggu.
Tilikan derajat 3. Reliabilitas dapat dipercaya.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
:
Pada pasien ditemukan adanya pola perilaku atau psikologis yang
secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang
menimbulkan distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam beberapa
fungsi psikososial dan pekerjaan. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa
pasien mengalami suatu gangguan jiwa.
Gangguan jiwa ini sebagai Gangguan Mental Non Organik (GMNO)
karena tidak adanya faktor organik spesifik yang diduga berkaitan dengan
gangguan jiwanya, gangguan sensorium atau kesadaran neurologis, maupun
gangguan kognitif. Pasien juga tidak didapati riwayat trauma kapitis sedang
ataupun berat, serta tumor otak.
GMNO ini termasuk psikosis karena ada hendaya berat dalam Reality
Testing Ability(RTA) berupa terganggunya judgementdan tilikan; hendaya
berat dalam fungsi mental dengan gejala positif berupa halusinasi dan waham.;
hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari terutama dalam hal
menjalin hubungan sosial.
GMNO Psikosis ini termasuk Skizofrenia karena memenuhi pedoman
diagnostik skizofrenia berikut: halusinasi auditorik dan visual serta waham
dikendalikan yang telah berlangsung lebih dari satu bulan, serta terdapat
perubahan konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa
aspek pribadi.
Kasus ini memenuhi skizofrenia tipe paranoid karena memenuhi
pedoman diagnostik halusinasi auditorik perintah dan waham dikendalikan
yang menonjol.
Aksis II
:
Berdasarkan anamnesa riwayat kepribadian pasien sebelum sakit,
hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri seta tidak memiliki
teman dekat.
Aksis III
:
Tidak memiliki gangguan kondisi medik
Aksis IV
:
Pada pasien ditemukan adanya masalah dan tekanan dari pekerjaan.
Hal ini didapati berdasarkan keluhan pasien tentang beratnya menjadi seorang
tentara yang diluar angannya sehingga lebih memilih untuk pensiun dini.
Aksis V
:
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
:
GAF tertinggi dalam satu tahun terakhir (HLPY) didapatkan 70-61
yakni beberapa gejala ringan, menetap, disabilita ringan dalam fungsi, secara
umum baik. Untuk saat ini 60-51 dengan gejala sedang (moderete), disabilitas
sedang.
IX. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja
Diagnosis banding
12
X. PROGNOSIS
Ad Vitam
: ad bonam
Ad Fungsionam
: dubia ad bonam
AdSanationam
: dubia ad malam
DAFTAR MASALAH
B. Organobiologik
Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan atau gangguan.
C. Psikologik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. RTA
8. Tilikan
: Terganggu
: Derajat 3
13
pasien tanpa
14
Skizofrenia tipe paranoid paling stabil dan paling sering. Awitan subtipe ini
biasanya, terjadi lebih belakangan bila dibandingkan dengan bentuk-bentuk skizofren
lain. Gejala terlihat sangat konsisten, sering paranoid pasien dapat bertindak sesuai
dengan wahamnya. Pasien sering tak koperatif dan sulit mengadakan kerjasama, dan
mungkin agresif, marah atau ketakutan, tetapi pasien jarang sekali memperlihatkan
perilaku inkoheren atau disorganisasi. Waham dan atau halusinasi menonjol sedangkan
afek dan pembicaraan hampir tidak terrpengaruh. Beberapa contoh gejala paranoid yang
sering ditemui:
a. Waham kejar, rujukan, kebesaran, waham dikendalikan, dipengaruhi dan
cemburu
b. Halusinasi akustik berupa ancaman, perintah, atau menghina. Berdasarkan
PPDGJ-III kriteria diagnosis untukskizofrenia paranoid (F.20.0)
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
a) thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda ; atau thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan
luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought broadcasting= isi pikirannya
tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;
b) delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar; atau delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak
berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara
jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus). delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak
wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat.delusion of influence = waham dimana dirinya dipengaruhioleh suatu
kekuatan tertentu dari luar.
c) Halusinasi Auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein di antara
mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara
halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya
15
auditorik
tanpa
bentuk
verbal
berbunyi
pluit
Aripiprazol 1x10 mg
Aripiprazol merupakan antipsikotik atipikal yang baru, dengan mekanisme
kerja berbeda, yaitu agonis dopamin parsial yang memiliki efektivitas dan
profil keamanan yang sangat menyerupai Antagonis Serotonin Dopamin.
Obat ini memperbaiki dua jenis hendaya yang menjadi ciri khas pada
skizofrenia ini: (1) gejala positif seperti halusinasi, waham, pikiran
16
terganggu, dan agitasi serta (2) gejala negatif seperti menarik diri, afek
datar, anhedonia, miskin pembicaraan, katatonia dan hendaya kognitif.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia
III Cetakan Pertama. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta
2. Gunawan, Sulistia Gun, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen
Farmakologik dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
3. Maslim, Rusdi, 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi
Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.
4. Maslim, Rusdi, 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.
5. Ibrahim, Ayub Sani, 2005. Skizofrenia; Spliting Personality. PT Dian Ariesta: Jakarta.
6. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran JiwaIndonesia, 2011. Konsensus
Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
JiwaIndonesia : Jakarta.
7. Kaplan, HI dan Sadock BJ, Grebb JA, 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid 1. Edisi ke-7.
Binarupa Aksara: Jakarta
18
Tn. S, 24 tahun
Tahun 2010
Pertama kalinya
pasien dirawat di
amino dengan
keluhan pasien
sering berjalan,
berbicara dan
tertawa sendiri.dan
mendapat
pengobatan
risperidon,
chlorpromazin dan
triheksilfenidil,
namun
pasienjarang
minum
Tahun 2012
pasien kembali
dirawat dengan
keluhan yang sama
yaitu pasien sering
berjalan, berbicara
dan tertawa sendiri
Juli 2014
19
Kelengkapan Status
No.
Berkas
Keterangan
Ada
Surat rujukan
Ada
Ada
Keterangan penjamin
Ada
Formulir DPJP
Ada
Ada
Pengkajian
Ada
a. Pengkajian awal keperawatan rawat jalan general
Ada
Ada
Ada
f. Pengkajian nyeri
Ada
Ada
Ada
Ada
Asuhan keperawatan
7
Ada
Tidak ada
Ada
Ada
20
Edukasi terintegrasi
Ada
Pemeriksaan diagnostik
10
a. Pemeriksaan laboratorium
Ada
a. Pemeriksaan radiologi
Tidak ada
11
Lembar konsultasi
Tidak ada
12
Ada
13
Ada
14
Tidak ada
15
Ada
16
Ada
17
Tidak ada
18
Anestesi
Tidak ada
19
Pembedahan
Tidak ada
20
Alih rawat/pindah/meninggal
21
Ada (pemindahan
dari/antar ruangan)
Tidak ada
Resume pulang
Ada
22
23
Ada
Tidak ada
Lain lain:
Tidak ada
a. Permohonan cuti
a. KDRT
b. Kekerasan seksual
c. Second opinion
d. Kekerasan fisik
e. DNR
21
h. Penundaan pelayanan
Formulir rencana kunjungan
Tidak ada
25
Tidak ada
22