Anda di halaman 1dari 37

Oleh:

Dryan Ariapratita

Pembimbing:
Dr. Hadiyana Sp B

Appendicitis Akut
Definisi
Appendisitis merupakan peradangan dari appendix
veriformis.

Sering dikenal dengan sebutan infeksi usus buntu.


Anatomi
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung,
panjangnya kira-kira 10 cm dan berpangkal di
sekum.

Lumennya menyempit di bagian proksimal dan


melebar di bagian distal.

Namun demikian pada bayi apendiks


berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan
menyempit kearah ujungnya.
Anatomi
Apendiks terletak di ileosekum dan
merupakan pertemuan ketiga tinea koli.

Untuk mencarinya cukup dicari pertemuan 2


tinea tersebut. Didekatnya terdapat valvula
Bauhini.

Apendiks juga dapat terbentang retrocaecal,


retroileal, dan pelvic.
Anatomi
Apendiks menerima aliran darah dari cabang
apendikuler dari a.ileocoelica. Arteri ini berasal dari
ileum terminalis superior memasuki mesoapendiks
dekat dasar apendiks. Cabang arteri kecil berjalan
melalui a. caecal.

Sistem limfe apendiks berjalan menuju nodus limfatik


yang terbentang sepanjang ileocoelica.

Persarafan apendiks berasal dari persarafan simpatis


yang berasal dari plexus mesenterikal superior (T10-
L1), dan parasimpatis yang aferennya berasal dari
n.vagus.
Anatomi
Fisiologi
Meskipun fungsi apendiks sampai saat ini
tidak jelas, tetapi mukosa apendiks seperti
mukosa lainnya mampu menghasilkan sekresi
cairan, musin, dan enzim proteolitik.
Fisiologi
Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT
(Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat di
sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA.

Imunoglobulin itu sangat efektif sebagai pelindung


terhadap infeksi.

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak


mempengaruhi sistem imun karena jumlah kelenjar
limfe disini sedikit sekali jika dibandingkan jumlahnya di
saluran cerna atau di seluruh tubuh.
Etiologi
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteri.
Faktor-faktor yang dapat menjadi pencetus
apendisitis akut :

1. Obstruksi lumen appendix


2. Anatomi apendiks
3. Ras dan makanan
4. Konstipasi dan pemakaian laksatif
5. Fokal infeksi dari tempat lain yang menjalar
secara hemtogen
Etiologi
Obsruksi lumen apendiks : Obstruksi ini akan
menyebabkan distensi pada apendiks karena
terkumpulnya cairan intraluminal.

Obstruksi ini dapat disebabkan oleh :


- Masuknya fekalit
- Kerusakan mukosa dan adanya tumor
- Terdapat bekuan darah
- Sumbatan oleh cacing ascaris
- Pengendapan barium di pemeriksaan x-
ray sebelumnya.
Etiologi
Anatomi apendiks

a. Apendiks merupakan bagian dari sekum


secara embriologis. Karena itu ada
hubungan mikroorganisme antar
keduanya.

b. Sirkulasi dari cabang ileocoelica saja


(satu arah) sehingga bila ada bagian
yang buntu maka begian yang terletak
dibawahnya akan mati.
Etiologi
Apendiks merupakan tabung yang ujungnya
buntu pada satu tempat dan satu tempat lagi
ada valvula atau klep dan lumennya relatif
kecil, tapi memproduksi mucus.

Kalau ada obstruksi mucus tetap diproduksi


Tekanan akan meningkat pecah


nekrosis.
Etiologi
Ras dan makanan

a. Lebih banyak pada orang barat.

b. Makan daging kemungkinannya


lebih besar.
Etiologi
Konstipasi dan pemakaian laksatif

Flora usus normal apatogen menjadi


patogen
Patofisiologi
Dalam pathogenesis appendisitis akut urutan kejadiannya
adalah :
Obstruksi lumen menyebabkan sekresi mucus dan cairan
yang menyebabkan peningkatan tekanan intraluminal
Ketika tekanan intrauminal meningkat, tekanan dalam
mukosa venula dan limfatik meningkat, aliran darah dan
limfe terhambat karena tekanan meningkat pada dinding
apendiceal.
Ketika tekanan kapiler meningkat, terjadi iskemia mukosa
inflamasi dan ulserasi kemudian bakteri tumbuh pesat
didalam lumen dan bakteri menyerang mukosa dan
submukosa sehingga terjadi inflamasi transmural,
edema, vascular stasis, dan nekrosis dari muscular.
Perforasi mungkin dapat terjadi.
Patofisiologi
Pada perjalanan penyakitnya, penyakit apendisitis akut
dapat berubah menjadi :

Phlegmon 2-3 hari perforasi, 3-5 hari peritonitis


difusasepsis.

Phlegmon ialah proses penahanan dalam jaringan ikat


longgar, Pada orang dewasa, terjadi karena
keterlambatan dalam menegakkan diagnosa,
sedangkan pada anak kecil disebabkan apendiks kecil
dan kurang komunikatif.
Patofisiologi
Mikroperforasi massa/infiltrate periappendiks.

Mikroperforasi adalah suatu peradangan oeh omentum


dan jaringan sekitarnya. Tubuh melokalisir perforasi
oleh karena daya tahan tubuh meningkat (dengan
pemberian antibiotik).

Jika peradangan tidak sempurna, dapat terjadi


penyebaran pus dari ruangan omentum.
Manifestasi Klinis
Nyeri abdomen.
Nyeri berpindah dari epigastrium disertai rasa kram
yang intermitten.
Nyeri kuadran kanan bawah di titik mcburney
Nyeri punggung pada app retrosekal
Nyeri tekan diffus, defence muskular, BU yg menurun
atau hilang pada app peritonitis.
Anoreksia.
Vomitus.
Diare.
Pemeriksaan Klinis
Tanda-tanda vital tidak mengalami perubahan yang
banyak pada appendicitis yang sederhana. Kenaikan
temperature jarang melebihi 10C. Kecepatan nadi dapat
normal atau sedikit meningkat.
Palpasi.
Rectal Touche.
Pemeriksaan Klinis
Palpasi
Nyeri tekan pada illiaka kanan bisa disertai
nyeri lepas.
Defans muskular menunjukan adanya
rangsangan peritoneum parietale.
Nyeri tekan maksimal pada titik mcburney
Nyeri tekan pada penekanan perut bawah kiri
dirasakan di perut kanan bawah ( Rovsing
sign)
Peristaltik usu sering normal, peristaltik dapat
hilang karna ileus paralitik pada peritonitis
generalisata akibat appendisitis perforata
Pemeriksaan Klinis
Rectal touche
Nyeri bila daerah infeksi dapat dicapai dengan
jari telunjuk (appendisitis pelvica)
Nyeri tekan positif pada arah jam 9 11
Pada komplikasi ampula teraba
distensi/kolaps
Pada anak tidak diperlukan RT karena
appendixnya berbentuk konus atau pendek
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Khusus
Rovsings Sign.

Psoas Sign

Obturator Sign
Pemeriksaan Khusus
Rovsings Sign
Penekanan pada kuadran kiri bawah
menybebkan refleks nyeri pada daerah
kuadran kanan bawah.
Pemeriksaan Khusus
Psoas Sign
Indikasi adanya iritasi ke muskulus psoas.
Dilakukan dengan rangsangan otot psoas
dengan hiperekstensi sendi panggul kanan.
Rasa nyeri pada manover ini menandakan tes
positif.
Pemeriksaan Khusus
Obturator sign
Untuk melihat apakah appendix yg meradang
kontak dengan M.Obturator internus yg
merupakan dinding panggul kecil.
Pasien terlentang tungkai kanan fleksi
rotasi interna secara pasif nyeri positif
(iritasi pada daerah tersebut)
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Penunjang
Pada app akut tanpa komplikasi. Hasili lab
leukosit ( 10,000 18,000/mm cubic),
peningkatan PMN. Jika leuko > 18,000 + Shift
to the left curiga terjadi perforasi/penyakit lain.

Foto polos abdomen.

USG

CT Scan
Pemeriksaan Penunjang
Foto polos abdomen
Beberapa petunjuk untuk menilai foto polos abdomen ,
menurut Brooks dan Killen (1965).

Adanya fluid level yang terlokalisir dalam sekum dan ileum


terminal, menandakan suatu inflamasi lokal pada abdomen kanan
bawah.
Ileus yang terlokalisir dengan gas didalam sekum, kolon
ascenden dan ileum terminal.
Garis panggul kanan yang tidak jelas (kabur), dimana garis
radioluscen timbul akibat adanya lemak diantara peritoneum dan
m. tranversus abdominis.
Bertambahnya densitas jaringan lunak pada kuadran kanan
bawah.
Pemeriksaan Penunjang
Adanya fekalit pada fossa iliaka kanan.
Bayangan psoas yang tidak jelas (kabur) pada sisi kanan.
Terisinya appendiks oleh gas
Adanya bayangan udara bebas intraperitoneum.
Adanya deformitas bayangan gas sekum karena berdekatan
dengan massa yang meradang (hal ini sulit untuk
diinterpretasikan, karena mungkin terganggu oleh gas sekal dari
cairan intraluminal atau feses.

Pemeriksaan Penunjang
USG

Peradangan appendix ditunjukan dengan pembesara


diameter terluar lebih dari 6 mm, Tidak tertekan,
berkurangnya peristaltik ataupun akumulasi cairan
diekitar periappendikal.

USG dapat menunjukan sensitifitas 75%, Spefisitasnya


100%. Laparoskopi dapat digunakan sebagai alat
diagnostik sekaligus terapi.

Bila app akut dapat ditegakan maka dapat langung


dilakukan appendektomi per laparoskopi.
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
Pada ct scan appendiks yang mengalami
inflamasi tampak berdilatasi ( > 5cm) dan
dindingnya lebih tipis.
Fekali dapat mudah dilihat namun tidak
patogmonis.
Diagnosis
Untuk menegakan diagnosis appendisitis akut
didahului dengan anamnesi yg lengkap, diikuti
pemeriksaan disik dan diperkuat dengan
pemeriksaan penunjang
Diagonis klinis app akut masih munkin salah
pada sekitar 15 20 % kasus.
Kesalahan lebih sering pada wanita karna
gejala yg timbul menyerupai gejala pada
genitalia interna karna ovulasi serta
menstruasi atau radang pelvic
Diagnosis Banding
Gastroeneteritis
Demam dengue
Limfadenitis mesenterika
Kelainan ovulasi
Infeksi panggul
Kehamilan ekropik
Kista ovarium terpuntir
Endometriasis eksterna
Urolitiasis pielium/ ureter kanan
Penyakit saluran cerna lainnya
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering ditemukan
adalah perforasi.
Baik perforasi bebas maupun perforasi pada
appendiks yg telah mengalami perdindingan
sehinnga berupa massa yg terdiri atas
kumpulan apendiks, sekum dan lekuk usus
halus.

Komplikasi appendisitis akut diantaranya


Appendisitis abses
Appendisitis perforata
Appendisitis kronis
Penatalaksanaan
Terapi pilihan satu-satunya : Pembedahan (
Appendiktomi )

Appendisitis dengan abses atau phlegmon :


drainase abses dan appendikktomi dilakukan
6 10 minggu kemudian.
Appendisitis dengan perforasi : dilakukan
laparotomi. Sebelum pembedahan perlu
perbaikan KU infus, antibiotik gram
negatif,positif dan anaerob dan pemasangan
NGT
Thank you..

Anda mungkin juga menyukai