Tugas THT
Disusun Oleh :
DRYAN ARIAPRATITA
1102010083
Pembimbing :
dr. Gunawan , Sp.THT
Microtia terbentuk dari dua kata yaitu micro yang artinya kecil dan otia yang artinya
telinga. Sehingga microtia didefinisikan sebagai bentuk telinga luar yang kecil, abnormal
atau bahkan suatu kondisi tanpa adanya telinga luar. Jika terjadi pada satu telinga akan
disebut sebagai unilateral microtia. Sedangkan apabila terjadi pada dua telinga akan
disebut debagai bilateral microtia. Bentuk unilateral lebih banyak terjadi jika
dibandingkan dengan yang bilateral (kurang lebih 90% angka kejadian microtia adalah
unilateral).
Anotia secara teknis diartikan sebagai ketiadaan telinga luar. Anotia adalah bentuk
paling berat dari semua microtia, dimana tidak terbentuk telingan luar sama sekali
KLASIFIKASI
Microtia secara klinis dibedakan menjadi tiga grade.
Grade I
Telinga berbentuk lebih kecil dari telinga normal. Semua struktur telinga luar ada pada
grade I ini, yaitu kita bisa melihat adanya lobule, helix dan anti helix. Grade I ini dapat
disertai dengan atau tanpa lubang telinga luar (external auditory canal).
Grade II
Ada beberapa struktur normal telinga yang hilang. Namun masih terdapat lobule dan
sedikit bagian dari helix dan anti helix.
Grade III
Kelompok ini diklasifikasikan sebagai microtia klasik. Sebaguan besar pasien anak akan
mempunyai microtia jenis ini. Telinga hanya akan tersusun dari kulit dan lobulus yang
tidak sempurna pada bagian bawahnya. Biasanya juga terdapat jaringan lunak di bagian
atas nya, dimana ini merupakan tulang kartilago yang terbentuk tidak sempurna.
Biasanya pada kategori ini juga akan disertai atresia atau ketiadaan lubang telinga luar.
Microtia Bilateral
Anak-anak yang terlahir dengan mikrotia atau atresia pada kedua telinganya harus
ditangani dengan lebih khusus. Berbeda dengan pada anak-anak yang lahir hanya
dengan mikrotia bilateral. Rekonstruksi telinga luar sebaiknya segera dilakukan. Dahulu
disarankan untuk melakukan operasi sedini mungkin agar proses perkembangan dan
proses pembelajaran anak tidak terganggu. Namun seiring dengan perkembangan
teknologi ikedokteran dalam alat bantu pendengaran, saat ini proses operasi pada
microtia bilateral bisa ditunda sampai umur 6-7 tahun. Sehingga pada saat lahir sampai
dengan umur 6-7 tahun anak akan dipasang alat bantu pendengaran atau BAHA (Bone
anchored hearing aids).
Etiologi
Idiopatik.
Diduga : faktor genetik, infeksi virus, intoksikasi bahan kimia, obat teratogenik pada
kehamilan muda.
Patogenesis
Terganggunya perkembangan arkus brakial pertama dan kedua pada masa embriologi
Gejala Klinis
Daun telinga terlihat lebih kecil dan bahkan ada yang tidak sempurna sehingga bunyi
yang dapat ditangkap juga sedikit => pendengaran berkurang.
Dapat disertai dengan tidak adanya liang telinga dan gangguan tulang pendengaran.
Tapi jarang, karena perkembangan embriologi telinga tengah dan luar memang
berbeda.
Diagnosis
Dengan inspeksi langsung, sudah dapat diketahui bentuk daun telinga yang mengecil
dari normal
Untuk mengetahui fungsi telinga bila dicurigai atresia liang dan gangguan tulang
pendengaran => dilakukan tes : audiometri dan radiologi
Tatalaksana
Operasi => untuk perbaiki pendengaran dan kosmetik
Pada atresia liang telinga
unilateral => operasi dilakukan setelah dewasa
bilateral =>
operasi "kanaloplasti" baru dapat dilakukan setelah usia 5-7 tahun
sebelum usia tersebut, anak diberi alat bantu pendengaran untuk mencegah
terganggunya perkembangan pendengaran
Gangguan tulang pendengaran => lakukan penanganan segera.
Komplikasi
Gangguan perkembangan pendengaran dan bicara
Prognosis
Bila ditangani dengan cepat dan dapat menghindarkan komplikasi, maka prognosisnya
akan baik.
Pola pikir
Bila ada pasien dengan daun telinga kecil dari normal => periksa apakah diikuti oleh
atresia liang telinga dan gangguan tulang pendengaran => uji pendengaran dengan
audiometri dan periksa radiologi => bila terbukti => tatalaksana
Sumber : Soepardi, Efiaty Arsyad Prof. dr. Sp. THT dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.
Membran timpani
Bagian-bagiannya :
Bagian atas atau Pars Flaksid (membran shrapnell), terdiri dari 2 lapisan :
luar : lanjutan epitel telinga
dalam : epitel kubus bersilia
Terdapat bagian yang diseut dengan atik. Ditempat ini terdapat auditus ad
antrum berupa lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid.
Bagian bawah atau Pars tensa(membran propria), terdiri dari 3 lapisan :
tengah : terdiri dari serat kolangen dan sedikit serat elastin
Bayangan penonjolan bagian bawah malleus pada membran timpani disebut dengan
umbo. Dari umbo, bermula suatu refleks cahaya (cone of light) ke arah bawah, yaitu
pukul 7 pada membran timpani kiri dan pukul 5 pada membran timpani kanan. Pada
membran timpani terdapat 2 serat, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang
mengakibatkan adanya refleks cahaya kerucut. Bila refleks cahaya datar, maka dicurigai
ada kelainan pada tuba eustachius.
Membran timpani dibagi atas 4 kuadran untuk menentukan tempat adanya perforasi :
atas depan
atas belakang
bawah depan
bawah belakang => tempat dilakukannya miringotomi
Sumber : Sumber : Soepardi, Efiaty Arsyad Prof. dr. Sp. THT dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.
3. 7 Pilar ESQ
Ary memaparkan, pihaknya bersama para alumni ESQ membangun sebuah gedung
sebagai monumen kebangkitan moral bangsa yang bernama Menara 165. Di dalamnya
tertulis Pancasila dan 7 Budi Utama (jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama,
adil, peduli) yang harus ditegakkan. Tujuh nilai moral itu diangkat menjadi nilai moral
bangsa Indonesia yang lahir karena nilai-nilai Pancasila.
Sumber : http://www.esq-news.com/
4. Sekret
Otorea (cairan telinga, sekret, drainase telinga)
Otore adalah sekret/cairan yang keluar dali liang telinga. Cairan yang keluar dari telinga
harus diperhatikan sifat-sifatnya karena dapat mendukung diagnosis, misal jernih atau
purulen, mengandung darah atau tidak, berbaukah, pulasatil atau non-pulsasi. Gejala
penyerta yang lain juga harus di perhatikan, seperti adanya ganguan pendengaran,
tinitus dan otalgia (nyeri telinga).
sekret yang keluar dapat purulen, mukoid atau mukopurulen, sekres seperti ini
menandai adanya infeksi pada telinga. sekret dapat pula jernih yang bisa disebabkan
oleh berbagai jenis dermatosis meatus akustikus externa atau mungkin sekret yang
jernih itu berasal dari cairan otak (serebrospinalis). semua tipe otore ini dapat
mengandung darah, bisa masif karena trauma dan berbagai neoplasma. sekret dapat
tidak berbau dan berbau sangat busuk (biasanya pada kolesteatoma). Biasanya sekret
ini non-pulsatil, tetapi bila berada di bawah tekanan hebat di celah ruang telinga tengah,
maka ia akan berpulsasi.
Sumber : http://mixmedic.blogspot.co.id/2011/04/otorea-cairan-telinga-sekret-
drainase.html