Laporan Thalasemia-2
Laporan Thalasemia-2
Seorang ibu membawa anak laki-laki berusia 1 tahun 8 bulan ke rumah sakit umum dengan
keluhan anaknya pucat dan perut membesar. anak dilihat ibu pucat dan perut mulai membesar
sejak 6 bulan terakhir, sudah mendapatkan tranfusi darah merah 2 bulan yang lalu namun
kembali pucat dan perut semakin membesar. tidak ditemukan perdarahan.
Pemeriksaan fisik:
Berat badan 12 kg
Suhu tubuh 37,2 C
Denyut jantung 100*/menit
Frekuensi pernafasan 28*/menit
Leukosit
: 8.900/mm3
Eritrosit
: 2.300.000/mm3
Hb
: 5,5 gr%
Hematokrit : 17,5 %
Differensial telling
Neutrofil
53,2%
Eosinofil
6%)
1,21%
(0-
Basofil (0-2%)
2,12%
(0-
More info
Pemeriksaan fisik
Laboratorium
Masalah
Analisa masalah
Infeksi plasmodium
Perdarahan
Kelainan kongenital
Kesalahan tranfusi darah
Defisiensi fe, asam folat, vitamin B12
Eritrosit lisis
Produksi darah menurun
Hemolisis
Darah ke perifer menurun
Produksi eritrosit menurun
Pucat
Hipotesa
Thalasemia
Anemia defisiensi besi
Learning issue
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pembahasan
Penyakit
Manifestasi klinis
Thalasemia adalah
sekelompok
penyakit
atau keadaan herediter
dimana produksi satu
atau lebih dari satu
jenis rantai polipeptida
terganggu
Perut membesar
Batuk
Sesak nafas
Pucat, mudah lelah
Demam
Penurunan BB
Neuroblastoma adalah
tumor
neuroblastik
dari sel
neural
crest primordial yang
terdapat disepanjang
sistem saraf simpatis.
Hb,
Hematokrit,
Retikulosit, Besi
serum (SI),
Sediaan
Apus
darah: Mikrositik,
Hipokromik,
Anisositosis,
Poikilositosis, sel
Target, Sel Pensil,
sel Fragmentasi.
Pemeriksaan
khusus : Ferritin
plasma
Anemia
normositik
normokromik,
trombositosis,
peningkatan laju
endap darah, dan
hipoalbumin.
Pemeriksaan
apusan darah tepi
juga
dijumpai
trombositosis
dengan gambaran
anemia dan tidak
dijumpai sel blast.
volume,
pada
dasarnya
Eritrosit
Bentuk dan isi eritrosit sangat cocok untuk melaksanakan fungsi primernya yaitu
mengangkut O2 dan dengan tingkat yang lebih rendah, CO 2 serta ion hidrogen dalam darah.
Eritrosit adalah sel datar berbentuk piringan yang
mencekung di bagian tengah di kedua sisi, seperti
donat dengan bagian tengah menggepeng bukan
lubang (yaitu, eritrosit adalah piringan bikonkaf
dengan garis tengah 8 m, ketebalan 2 m di tepi
luar, dan ketebalan 1 m di bagian tengah).
Bentuk unik ini berperan melalui dua cara dalam menentukan efisiensi sel darah merah
melakukan fungsi utamanya mengangkut O2 dalam darah: (1) Bentuk bikonkaf menghasilkan
luas permukaan yang lebih besar untuk difusi O2 menembus membran dibandingkan dengan
bentuk sel bulat dengan volume yang sama. (2) Tipisnya sel memungkinkan O 2 cepat
berdifusi antara bagian paling dalam sel dan eksterior sel. Gambaran struktural lain yang
mempermudah fungsi transpor SDM adalah kelenturan membrannya. Sel darah merah, yang
garis tengah normalnya adalah 8 m, dapat mengalami deformitas secara luar biasa sewaktu
mengalir saru per satu melewati kapiler yang garis tengahnya sesempit 3 m. Karena sangat
lentur maka SDM dapat mengalir melalui kapiler sempit berkelok-kelok untuk menyalurkan
O2 di tingkat jaringan tanpa pecah selama proses tersebut berlangsung. Total eritrosit dalam
keadaan normal berkisar 5 miliar/mL darah, dengan hitung SDM 5 jt/mm3.
Ciri
anatomik
terpenting
yang
memungkinkan
SDM
di
suatu
protein
yang
yang
sangat berlipat- lipat; dan (2) empat gugus nonprotein yang mengandung besi yang dikenal
sebagai gugus hem, dengan masing-masing terikat ke salah satu polipeptida di atas. Masingmasing dari keempat atom besi dapat berikatan secara reversibel dengan satu molekul O 2;
karena itu, setiap molekul hemoglobin dapat mengambil empat penumpang O2, di paru.
Karena O2, tidak mudah larut dalam plasma maka 98,5% yang terangkut dalam darah terikat
ke hemoglobin. Hemoglobin adalah suatu pigmen (yang berwarna secara alami). Karena
kandungan besinya maka hemoglobin tampak kemerahan jika berikatan dengan O2, dan
keunguan jika mengalami deoksigenasi. Karena itu, darah arteri yang teroksigenasi penuh
akan berwarna merah dan darah vena yang telah kehilangan sebagian dari kandungan O 2-nya
ditingkat jaringan memiliki rona kebiruan.
Leukosit
Leukosit (sel darah putih atau SDP) adalah satuan mobile pada sistem penahanan imun
tubuh. Imunitas adalah kemampuan tubuh menahan atau menyingkirkan benda asing yang
berpotensi merugikan atau sel abnormal. Leukosit dan turunan-turunannya, bersama dengan
berbagai protein plasma membentuk sistem imun, suatu sistem pertahanan internal yang
mengenali dan menghancurkan atau menetralkan benda-benda dalam tubuh yang asing bagi
"diri normal". Secara spesifik sistem imun (l) mempertahankan tubuh dari patogen penginvasi
(mikroorganisme penyebab penyakit misalnya bakteri dan virus); (2) mengidentifikasi dan
menghancurkan sel kanker yang timbul di tubuh; dan (3) berfungsi sebagai 'petugas
kebersihan' yang membersihkan sel-sel tua (misalnya sel darah merah yang sudah uzur) dan
sisa jaringan (misalnya jaringan yang rusak akibat trauma atau penyakit). Yang terakhir
esensial bagi penyembuhan luka dan perbaikan jaringan.
Leukosit tidak memiliki hemoglobin (berbeda dengan eritrosit) sehingga tidak berwarna
(yaitu putih') kecuali jika secara spesifik diwarnai agar dapat dilihat dengan mikroskop.
Tidak seperti eritrosit, yang memiliki struktur seragam, fungsi identik, dan jumlah konstan,
leukosit bervariasi dalam struktur, fungsi, dan jumlah. Di dalam darah terdapat lima jenis
leukosit yang berbeda-neutrofil, eosinofil, basofil, rnonosit, dan limfosit-masing-masing
dengan struktur dan fungsi tersendiri. Sel-sel ini agak lebih besar daripada eritrosit.
Neutrofil berperan dalam fagositik, sel ini menelan dan menghancurkan bakteri secara
intraseluler dan mempunyai NET (neutrophil extracellular trap). Eosinofil dalam darah
berkaitan dengan keadaan alergik dan infestasi parasit internal. Basofil menyintesis dan
menyimpan histamin dan heparin sedangkan Monosit berperan dalam fagositik sebagai
makrofag. Limfosit dibagi menjadi limfosit B yang menghasilkan antibodi dan limfosit T
yang secara langsung menghancurkan sel sasaran spesifik.
Jumlah total leukosit dalam keadaan normal berkisar dari 5 juta hingga 10 juta per
mililiter darah, dengan rerata 7 juta sel/ml, yang dinyatakan sebagai hitung sel darah putih
rerata 7000/mm3. Leukosit merupakan sel darah yang paling sedikit jumlahnya (sekitar 1 sel
darah putih untuk setiap 700 sel darah merah), bukan karena yang diproduksi lebih sedikit
tetapi karena sel-sel ini hanya transit di darah.
Trombosit
Selain eritrosit dan leukosit, trombosit (platelet, keping darah) adalah tipe ketiga elemen
seluler yang terdapat dalam darah. Dalam setiap mililiter darah secara normal terdapat sekitar
250 juta trombosit (kisaran 150.000 sampai 350.000/mm3). Trombosit bukanlah sel lengkap
tetapi fragmen kecil sel (garis tengah sekitar 2 sampai 4 m) yang dilepaskan dari tepi luar
sel sumsum tulang yang sangar besar (garis tengah hingga 60 m) yang dikenal sebagai
pada
hakikatnya
adalah
sitoplasma
terbungkus
dalam
megakariosit
membran
plasma.
10
hari, setelah itu keping darah ini dibersihkan dari sirkulasi oleh makrofag jaringan, terurama
yang terdapat di limpa dan hati, dan diganti oleh trombosit baru yang dibebaskan dari
sumsum tulang. Hormon trornbopoietin, yang dihasilkan oleh hati, meningkatkan jumlah
megakariosit di sumsum tulang dan merangsang masing-masing megakariosit untuk
menghasilkan lebih banyak trombosit.
Karena merupakan potongan sel maka trombosit tidak memiliki nukleus. Namun,
trombosit memiliki organel dan enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan membentuk
produk sekretorik, yang disimpan di banyak granula yang tersebar di seluruh sitosol. Selain
itu, trombosit mengandung banyak aktin dan miosin, yang menyebabkan keping darah ini
mampu berkontraksi.
a. Struktur hemoglobin
Suatu protein yang kaya akan zat besi, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Hanya di eritrosit
b. Sintesis hemoglobin
Sintesis Heme dimulai dari kondensasi glisin & suksinil co.A + vit B6 untuk
menghasilkan ALA ( aminolaevuliric acid ) dengan bantuan enzim ALA sintase.
Lalu ALA mitokondria diangkut ke sitoplasma diubah menjadi porfobilinogen (PBG)
oleh ALA dehidratase. Porfobilinogen diubah menjadi uroporfirinogen oleh
uroporfirinogen cosintase. Uroporfirinogen diubah menjadi ko- proporfirinogen oleh
enzim uroporfirinogendekarboxylase lalu dibawa memasuki mitokondria. Ko-
Anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan
untuk pematangan eritrosit.
Etiologi :
-
Gejala umum anemia, seperti badan lemah, lesu, cepat lelah, pucat.
Gejala khas, seperti koilonychias, atrofi papil lidah, disfagia, atrofi mukosa gaster, dan
pica.
Penyakit yang banyak dihubungkan dengan penyakit infeksi, seperti infeksi ginjal dan
paru
Inflamasi kronik, seperti arthritis rheumatoid
Neoplasma, seperti limfoma malignum
Manifestasi klinis :
Pada anemia derajat ringan dan sedang, seringkali gejalanya tertutup oleh penyakit
dasarnya.
2. Anemia Makrositik
a.Anemia defisiensi vitamin B12
Manifestasi klinis:
-
Pucat, lemah, pusing, dan sukar tidur serta gangguan kepribadian dan hilangnya daya
ingat.
3. Anemia karena perdarahan
Anemia ini disebabkan kehilangan darah karena kecelakaan, operasi, perdarahan usus,
ulkus peptikum, menstruasi, hemoroid.
4. Anemia Hemolitik
Anemia ini terjadi karena penurunan usia sel darah merah (kurang dari 120 hari), baik
sementara atau terus menerus.
Dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
a.Gangguan intrakorpuskuler(kongenital)
dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Gangguan pada stuktur dinding eritrosit, yaitu sferositosis, ovalositosis, A-beta
lipoproteinema, dan gangguan pembentukan nukleotida.
2.
Gangguan enzim yang menyebabkan kelainan metabolism eritrosit
3. Hemoglobinopati yaitu gangguan struktur pembentukan Hbdan gangguan
jumlah rantai globin seperti talasemia.
b.Gangguan ekstrakprpuskuler (faktor yang didapat)
Gangguan yang disebabkan oleh obat-obatan, jamur, bahan kimia, virus, malaria,
hipersplenisme, dan akibat terjadinya reaksi antigen-antibodi.
5. Anemia Aplastik
Merupakan keadaan yang disebabkan berkurangnya sel darah tepi, sebagai akibat
terhentinya pembentukan sel hemopoetik dalam sumsum tulang.
Etiologi:
-
malabsorpsi
Anemia
Lemas
Pucat
Mudah lelah
Sebagian
Apoptosis
menghasilkan eritosit tetapi hanya beberapa kali
leukositopenia trombositopenia
Produksi eritrosit menurun
Anemia
anemia aplastik
Bahan kimia
Obat-obatan
Radiasi
Idiopatik
Paparan berulang
Depresi sumsum tulang
Penurunan jumlah sel dalam sumsum tulang
Pansitopenia
Anemia (Hb<11)
Leukopenia (Leukosit<4500-10.000/mm3)
Trombositopenia (Platelet<100.000/mm3)
O2 kejaringan menurun
Respon inflamasi tertekanGangguan pembekuan darah
Lemah, letih,lesu,pucat Resiko inflamasi menurun
Perdarahan
kronik
Simpanan zat besi secara bertahap berkurang
Eritropoiesis tidak efektif
Anemia
C.Anemia hemolitik
1.Metabolisme eritrosit yang tidak sempurna
Hemolisis intravaskular
Penurunan haptoglobin
Anemia hemolitik
Gugus heme dikatabolisme menjadi bilirubin
Ikterus
2.Gangguan hemoglobin
Thalasemia
Penurunan sintesis rantai globin
Kelebihan globin
Eritrosit abnormal
globin mengendap di eritrosit
Merusak membran eritrosit
thalasemia
Delesi lokus gen globin
Kelebihan
Darah
globin
tidak mempunyai keemampuan mengikat oksige
Anemia
Eritropoesis yang
inefektif
Hemolisis
ekstravaskular di
limpa
Anemia
Absorbsi fe di
intestinal meningkat
Sekresi eritropoetin
meningkat
Peningkatan eritropoesis di
sum-sum dan ekstra sum-sum
Hepatomegali dan
splenomegali
Perut membesar
Deformitas tulang
6. Penegakkan diagnosa(6)
a. Pemeriksaan Lab
-leukosit
-eritrosit
-HB
-Hematokrit
*Diff.Tell :
-limfosit
-monosit
-neutrofil
-eosinofil
-basofil
-Hb elektroforese
:
:
:
:
8.900/mm (normal)
2.300.000/mm (menurun)
5,5gr% (menurun)
17,5% (menurun)
:
:
:
:
:
:
28,12% (normal)
14,4% (meningkat)
53,2% (menurun)
1,21% (normal)
2,12% (meningkat)
HbA <30 % (menurun) ,HbA2 >5% (meningkat),HbF
>60% (meningkat)
Hapusan darah Tepi : hipokrom mikrositer,poikilositosis,anisositosis
7. Penatalaksanaan thalasemia(1)
Terapi diberikan secara teratur untuk mempertahankan Hb diatas 10 g/dl. Transfusi darah memiliki
keuntungan klinis yang nyata, ia memungkinkan aktivitas normal yang nyaman, mencegah ekspensi
sumsum tulang dan masalah kosmetik progresif yang terkait dengan perubahan tulang-tulang muk,
dan meminimalkan dilatasi jantung dan osteoporosis.
Komponen darah yang diberikan packed red cells
Jumlah suspensi eritrosit yang diberikan :
Darah lengkap (whole blood) : BB (dlm pound) x 3 x
kenaikan Hb yang diinginkan = x ml
Suspensi eritrosit : 2/3 x x ml atau
PRC :
4 x BB (kg) x (Hb yang diigninkan - Hb yang tertera)
5-7
5 ml/kgbb*
3 ml/kgbb*
3 ml/kgbb+furosemid
Keterangan: *dosis yang sama dapat diberikan lagi dengan interval 6-12 jam. dosis dapat disesuaikan
Hemosiderosis adalah akibat terapi jangka panajang yang tidak dapat dihindari karena setiap 500 ml
darah membawa kira-kira 200 mg besi kejaringan yang tidak dapat diekskresi secara fisiologis.
Hemosiderosis dapat diturunkan atau bahkan dapat dicegah dengan pemberian perenteral obat
pengkhelasi besi yang membentuk komponen besi yang dapat diekskresikan dalam urin.
Indikasi :
Bila sarana pemeriksaan kadar feritin belum tersedia, sebagai patokan setelah
5 L transfusi suspensi eritrosit (PRC)
Dosis : 25 50 mg/kgBB/hari
Deferiprone oral
-
Dalam waktu 3 bulan pengobatan feritin serum mulai menurun 50% dapat
dicapai setelah pengobatan 14 20 bulan
Vitamin
Vitamin C
- Dosis : 100 250 mg
- Diberikan hanya pada penderita yang mendapat DFO teraur
- Kontraindikasi penderita yang mempunyai masalah kardiologis
Vitamin E
-
Asam Folat
-
Splenektomi
Splenektomi mungkin diperlukan untuk mengurangi kebutuhan darah. Ini harus dicegah sampai
pasien berusia lebih dari 6 tahun karena resiko tinggi infeksi berbahaya pasca splenektomi.
Kesimpulan
anak tersebut menderita thalasemia mayor
Daftar pustaka
1. A.V. Hoffbrand. KAPITA SELEKTA HEMATOLOGI. Ed. 6. Jakarta: EGC, 2013
2. Sherwood, Lauree. Fisiologi manusia:dari sel ke sistem. Ed. 2. Jakarta: EGC, 2001
3. Arvin,Behrman Kliegman. Ilmu Kesehatan Anak NELSON vol 2. ed 15. jakarta:
EGC,2000
4. BUKU AJAR PATOLOGI Robbins.ed 9.Singapore:Elsevier,2015
5. Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XI. Jakarta: EGC.
6. http://emedicine.medscape.com/article/2172316-overview