Kondisi
Tenang (Awal)
1. 65
2. 63
3. 70
Rata-Rata
66
Kerja Fisik
99
99
5 Kedua
81
5 Ketiga
78
3.3.2 Pembahasan
Frekuensi pulsus atau denyut jantung dikendalikan oleh sistem organ
jantung yang dipengaruhi oleh sistem saraf. Jantung merupakan dua pompa yang
menerima darah dalam arteri dan memompakan darah dari ventrikel menuju
jaringan kemudian kembali lagi. Sistem ini bekerja dengan kombinasi tertentu dan
fungsional. Misalnya saraf efferens, saraf cardial anhibitory, dan saraf accelerate
sedangkan kecepatan denyut jantung dapat dipengaruhi oleh temperatur
lingkungan, aktivitas tubuh, suhu tubuh, letak geografis, penyakit dan stress
(Dukes, 1995).
Pada ternak besar seperti sapi, pulsus atau denyut jantung dapat dirasakan
dari arteri fasial yang terdapat disekitar femur horizontal dari mandibula atau
dapat juga dirasakan pada arteri caudalis. Arteri femural pada sisi medial, mudah
diraba untuk hewan ternak seperti kucing, domba, dan kambing.
Kondisi
Tenang (Awal)
1. 39,1
2. 39,5
3. 39,6
Rata-Rata
39,4
Kerja Fisik
39,9
39,9
5 Kedua
39,5
5 Ketiga
38,7
3.4.1 Hasil
3.4.2 Pembahasan
Temperatur tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas
dan pelepas panas tubuh. Indeks temperatur dalam tubuh hewan dapat dilakukan
dengan memasukkan termometer rektal ke dalam rektum. Faktor-faktor yang
mempengaruhi temperatur tubuh antara lain bangsa ternak, aktivitas ternak,
kondisi kesehatan ternak, dan kondisi lingkungan ternak (Frandson, 1996).
Sedangkan Menurut Dukes (1995), bahwa temperatur rektal pada terbak
dipengaruhi beberapa faktor yaitu temperatur lingkungan, aktivitas, pakan,
minuman dan pencernaan. Produksi panas oleh tubuh secara tidak langsung
tergantung pada makanan yang diperolehnya dan banyaknya persediaan makanan
dalam saluran pencernaan.
Temperatur domba berkisar antara 37,5 oC sampai 40,5 oC (Blight, 1999).
Pada domba temperatur rektal mulai naik di atas normal pada suhu udara 32 oC
dan terengah-engah pada temperatur 41 oC (Swenson, 1997). Ternak dapat
bergerak karena kontraksi otot rangka, kontraksi otot terjadi akibat perubahan
energi kimia yang menjadi energi mekanis. Hal ini menyebabkan pelepasan kalor
tubuh sehingga terjadi peningkatan temperatur tubuh (Ganong, 2003).
Temperatur rektal digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang
dapat dilihat dari suhu tubuh probandus. Berdasarkan praktikum yang dilakukan,
diperoleh hasil pengukuran temperatur rata-rata domba jantan dalam keadaan
tenang adalah 39,4 oC. Temperatur domba berkisar antara 37,5 oC sampai 40,5 oC
(Blight, 1999). Hasil pengamatan menunjukan nilai yang masih daalam kisaran
normal, hal ini menunjukkan domba tidak mengalami stress pada saat praktikan
melakukan pengambilan data. Namun setelah domba melakukan kerja fisik
temperatur domba mengalami sedikit kenaikan menjadi 39,9 oCt. Sedangkan pada
perhitungan 5 menit pertama sampai 5 menit keiga setelah kerja fisik, kondisi
pulsus mengalami penurunan dari 39,9 oC menjadi 38,7 oC. Hal ini menunjukkan
meskipun domba melakukan kerja fisik namun temperatur domba masih berada
dalam kisaran normal.
JURNAL
Blight, D.B., R.A. Meece., and A. Thomas. 1999. Animal and Sciences Aplication.
Alpha Publishing. Co. California.
Campbell, N.A., L.G. Mitchell, J.B. Reece.2001. Biology. Singapore: The Benyaminper
Cummings Publishing. Co. California.
Djokowoerjo, S. I Ketut, S. Dan I Gede, M. Fisiologi Kerja Pada Hewn Olahraga.
Dukes. 1995. Phisology of Domestic Animal. Camel: Comstok Publishing New York
University Collage.
University Press.
of
Domestic
Animal.
Article
ID
737271,
pages.
1133per2012per7372721.
Schmict, K., and Neilsen. 1997. Animal Phisology 5th edition. Cambridge
University Press
doi:
11.