Anda di halaman 1dari 8

Nama : Siti Aisyah

Nim

: 132131006

KONSEP EPIDEMIOLOGI
a. Dasar-dasar epidemiologi
Epidemiologi berasal dari bahasa atau kata: Yunani
Epi = upon : pada atau tentang
Demos = people : penduduk
Logia = knowledge : ilmu
Yang berarti : ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk Dalam
perkembangan selanjutnya epidemiologi diartikan ilmu tentang DISTRIBUSI
(penyebaran) dan DETERMINANT (factor-faktor penentu) masalah kesehatan
masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan DEVELOPMENT (perencanaan)
dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah kesehatan
b. Definisi
a. Wade Hampton Frost 1972
Adalah guru besar epidemiologi di School of Hygiene, mengatakan bahwa
epidemiologi

adalah

pengetahuan

tentang

fenomena

massal

(mass

phenomena) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history)


penyakit menular.
b. WHO (Regional Commite Nacting ke-42 di Bandung Epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinan peristiwa kesehatan
dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang menimpa
sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut.
c. Ruang lingkup epidemiologi
a. Epidemiologi penyakit menular
Sebagai bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit
menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali.
b. Epidemiologi Penyakit tidak menular
Upaya untuk mencegah penyakit yang tak menular seperti: Cancer, penyakit
sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat
termasuk penyakit akibat gangguan industry.
c. Epidemiologi klinik
Bentuk yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk
membekali para klinisi atau dokter/para medis tentang cara pendekatan
masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.
d. Epidemiologi kependudukan

Cabang epidemiologi yang menggunakan system pendekatan epidemiologi


dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang
demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan
demografi yang terjadi di dalam masyarakat.
e. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Salah satu system pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah,
mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana
pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
d. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Occupational and environmental epidemiology merupakan salah satu bagian
epidemiologi yang mempelajari serta menganalis keadaan kesehatan tenaga
kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja baik yang bersifat
fisik, kimia, biologis, maupun social budaya serta kebiasaan hidup para
pekerja.
4. Macam epidemiologi
epidemiologi dapat dibagi dalam beberapa jenis.
a. Epidemiologi deskriptif
Epidemiologi deskriptif berkaitan dengan epidemiologi sebagai ilmu yang
memperlajari tentang distribusi (distribution) penyakit atau masalah
kesehatan masyarakat. Hasil pekerjaan epidemiologi deskriptif diharapkan
mampu menjawab pertanyaan mengenai factor who (siapa), where (dimana),
dan when (kapan).
b. Epidemiologi analitik
Epidemiologi analitik

berkaitan

dengan

upaya

epidemiologi

untuk

menganalisis factor penyebab (determinant) masalah kesehatan. Di sini


diharapkan epidemiologi mamapu menjawab pertanyaan kenapa (why) atau
apa penyebab terjadinya masalah itu.
c. Epidemiologi eksperimentasl
Salah satu hal yang perlu dlakukan sebagai pembuktian bahwa factor sebagai
penyebab

terjadinya

suatu

luaran

(output=penyakit),

kebenarannya dengan percobaan (experiment).


5. Kegunaan epidemiologi
Tujuan dan manfaat tersebut antara lain diuraikan di bawah ini.
a. Mempelajari riwayat alamiah penyakit
b. Menentukan masalah komunitas
c. Melihat risiko dan pengaruhnya
d. Menilai dan meneliti
e. Menyempurnakan gambaran penyakit
f. Identifikasi sindrom

adalah

diuji

g. Menentukan penyebab dan sumber penyebab


6. Prinsip-prinsip epidemiologi
a. Mempelajari sekelompok manusia/masyarakat untuk mengalami masalah
kesehatan.
b. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada
sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka frekuensi mutlak dan
rasio.
c. Menunjukkan kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan yang diperinci
menurut keadaan-keadaan tertentu, diantaranya keadaan waktu, tempat, orang
yang mengalami masalah kesehatan.
d. Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mengkaji
masalah masalah kesehatan sehingga diperoleh kejelasan dari masalah
tersebut.
7. Ukuran-ukuran epidemiologi
Ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam epidemiologi, yaitu:
a. Ukuran frekuensi penyakit: mengukur kejadian penyakit, cacat, atau kematian
b.

pada populasi. Ukuran ini merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif.


Ukuran dari akibat pemaparan: Mengukur keeratan hubungan statistic antara
factor tertentu dan kejadian penyakit yang diduga merupakan akibat
pemaparan tersebut. Hubungan antara pemaparan dan akibat diukur

menggunakan relative risk atau odds ratio.


c. Ukuran dari potensi dampak: Menggambarkan kontribusi dari factor yang
diteliti terhadap kejadian suatu penyakit dalam populasi tertentu. Ukuran
yang digunakan dalam attributable risk percent dan population attributable
risk. Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness suatu
pengobatan dan strategi intervensi pada populasi tertentu. Sebelum membahas
ukuran frekuensi penyakit sebaiknya dipahami terlebih dahulu ukuran dasar
dari epidemiologi. Ada 2 komponen ukuran dasar yaitu:
1) Pembilang (nominator) X: frekuensi atau jumlah kasus yang diamati
(subjek pengamatan yang mengalami kejadian atau akibat yang tidak
diinginkan).
2) Penyebut (denominator) Y: jumlah populasi yang berisiko, yaitu
sekelompok individu yang mempunyai peluang untuk mengalami kasus
yang diamati.
7. Ukuran Dasar Epidemiologi

Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi digunakan salah
satu dari tiga bentuk pecahan, yaitu proporsi, rasio, dan rate.
a. Proporsi
Distribusi proporsi adalah suatu persen (yakni, proporsi dari jumlah
peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masingmasing
kategori (atau subsekelompok) dari kelompok itu. Rumus yang dipakai dalam
menghitung proporsi adalah:
Di mana: x = Banyaknya peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang terjadi
dalam kategori tertentu atau subkelompok dari kelompok
yang lebih besar.
y = Jumlah peristiwa atau orang, dan lain-lain, yang terjadi dalam
semua kategori dari kelompok data tersebut.
k = Selalu sama dengan 100
b. Rasio
Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi nisbi kejadian suatu peristiwa
terhadap peristiwa lainnya.
Rumus rasio adalah:
Di mana : x = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau
lebih atribut tertentu
y = Banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau
lebih atribut tertentu, tetapi dalam hal berbeda atributnya
dengan anggota x.
k = 1 Karena k = 1, rumus rasio dapat disederhanakan menjadi:
Rasio = x/y = x:y
KONSEP BIOSTATISTIK
A. Pengertian Biostatistik
Statistik adalah sekumpulan konsep dan metode yang digunakan untuk
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data kuantitatif yang
dipengaruhi oleh berbagai sebab dalam situasi yang bervariasi dan tidak ada
kepastian. Statistika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dan mengusahakan
agar data mempunyai makna. Terdapat tiga pengertian statistika yang berkembang
saat ini, yaitu :

a. Statistika merupakan kumpulan angka yang dihasilkan dari pengukuran atau


perhitungan yang disebut data
b. Satistika diartikan pula sebagai statistik sampel
c. Statistika sebagai metode ilmiah yang dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam mengambil keputusan, mengadakan analisis data hasil penelitian, dan
lain-lain.
Statistik kesehatan adalah data atau informasi yang berkaitan dengan masalah
kesehatan. Statistik kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administrasi,
seperti merencanakan program pelayanan kesehatan, menentukan alternatif
penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan analisis tentang masalah
kesehatan selama periode waktu tertentu (time series).
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan individu dalam suatu batas tertentu, dimana hasil suatu
penelitian akan dilakukan generalisasi. Kumpulan individu yang akan diukur atau
diamati ciri-cirinya disebut populasi studi. Bila penelitian hanya dilakukan pada
sebagian dari anggota populasi, maka bagian tersebut dimanakan sampel.
Populasi studi ditentukan berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Populasi, berdasarkan besarnya, dibagi menjadi dua, yaitu populasi
besar dan populasi kecil. Populasi besar atau populasi tek terhingga adalah
populasi yang memiliki jumlah individu sedemikian banyaknya sehingga sulit
untuk diketahui jumlahnya. Populasi kecil atau populasi terbatas adalah populasi
dengan jumlah unit dasar yang tidak banyak sehingga jumlahnya mudah dihitung.
Penelitian di bidang kesehatan pada umumnya dilakukan pada sampel. Alasan
mengapa penelitian dilakukan pada sampel dan bukan pada populasi, antara lain :
1.
2.
3.
4.

Adanya unit elemeter (jumlah individu dalam populasi) yang banyak


Adanya populasi yang homogen
Menghemat tenaga, biaya dan waktu
Akurasi pengukuran atau pemeriksaan

Pengambilan sampel, secara umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Dengan probabilitas (cara acak / random sampling)
2. Tanpa probabilitas (tanpa acak / non-random sampling)

Pengambilan sampel acak dilakukan secara objektif sedemikian rupa sehingga


probabilitas setiap unit diketahui dan setiap unit memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel, sedangkan pengambilan sampel secara acak dilakukan
sedemikian rupa , sehingga probabilitas setiap unit tidak diketahui dan faktor
subjektifitas memegang peran penting. Pengambilan sampel cara acak terbagi
dalam beberapa cara, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling)


Pengambilan sampel acak stratifikasi (stratified random sampling)
Pengambilan sampel acak bertahap (multistage random sampling)
Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling)
Pengambilan sampel acak kelompok (cluster random sampling)
Pengambilan sampel seadanya (accidental sampling)
Pengambilan sampel berjatah (quota sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposive sampling)

a. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling)


Pengambilan sampel cara acak sederhana ini, peneliti harus terlebih dahulu
menghitung jumlah populasi yang akan dipilih sampelnya. Kemudian diambil
dengan menggunakan tabel random. (terlampir).
b. Pengambilan sampel acak stratifikasi (stratified random sampling)
Pada suatu penelitian, kadangkala ditemukan adanya pembatasan tertentu,
sehingga tiap kelompok (strata) dapat memberikan nilai yang berbeda. Jika
sampling dilakukan pada semua subjek dalam populasi sebagai satu kesatuan,
maka akan diperoleh variasi sampel yang sangat besar, dan kesimpulan yang
diperoleh dapat menjadi bias. jenis kelamin, umur, ras, kondisi sosial
ekonomi, status gizi, dan lain-lain.
c. Pengambilan sampel acak bertahap (multistage random sampling)
Pengambilan sampel dengan cara ini merupakan salah satu model
pengambilan sampel secara acak yang pelaksanaannya dilakukan dengan
membagi populasi menjadi beberapa bagian (fraksi) kemudian diambil
sampelnya. Sampel bagian (fraksi) yang dihasilkan dibagi lagi menjadi
bagian-bagian (fraksi-fraksi) yang lebih kecil kemudian diambil sampelnya.
Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai pada unut sampel yang
diinginkan. Unit sampel pertama disebut Primary Sampling Unit (PSU).
d. Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling)

Pengambilan sampel dengan cara ini ditentukan bahwa tiap subjek nomer kesekian akan dijadikan sebagai sampel. Bila peneliti ini mengambil 1/n dari
populasi, maka setiap unit populasi nomer n akan dijadikan sebagai sampel.
e. Pengambilan sampel acak kelompok (cluster random sampling)
Pengambilan sampel dengan cara ini apabila peneliti akan mengadakan
penelitian dengan mengambil kelompok unit dasar sebagai sampel. Cluster
sampling dapat pula dilakukan dengan membagi populasi studi menjadi
beberapa bagian (blok) sebagai cluster dan dilakukan pengambilan sampel
kelompok (cluster) tersebut.
f. Pengambilan sampel seadanya (accidental sampling)
Accidental sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan secara
subjektif oleh peneliti dengan memperhatikan sudut kemudahan, tempat
pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diambil. Cara ini sering
dipergunakan dalam bidang sosiial ekonomi dan politik untuk mengetahui
opini masyarakat terhadap suatu hal.
g. Pengambilan sampel berjatah (quota sampling)
Pengambilan sampel dengan cara ini hampir sama dengan accidental
sampling, tetapi dengan kendali yang lebih baik untuk meminimalisir
terjadinya bias. Pelaksanaan pengambilan sampel dengan cara ini sangat
tergantung pada peneliti, tetapi dengan kriteria dan jumlah yang telah
ditentukan sebelumnya.
h. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposive sampling)
Dikatakan pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan jika cara
pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa sehingga keterwakilannya
ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan orang-orang yang telah
berpengalaman. Jumlah atau banyaknya sampel yang digunakan dalam suatu
penelitian harus dapat mewakili populasinya. Jumlah atau besar sampel
dipengaruhi oleh :
1. Biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia
2. Jumlah variabel
3. Variasi variabel
4. Presisi (d)
5. Derajad kepercayaan, derajad kepercayaan () yang sering digunakan
adalah 90% (Z = 1,64) ; 95% (Z = 1,96) ; 99% (Z = 2,58)
Metode perhitungan jumlah sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Beberapa metode perhitungan jumlah sampel, yaitu :

a.
b.
c.
d.

Estimasi proporsi
Estimasi rata-rata
Uji hipotesa beda rata-rata pada 2 kelompok independen
Uji hipotesa beda rata-rata berpasangan
Simbol
Sampel

Populasi

Rerata

Proporsi

Varian

Standar deviasi

Anda mungkin juga menyukai