Anda di halaman 1dari 11

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

EVALUASI TABLET PARASETAMOL 250 mg

Disusun Oleh :
1
2
3
4
5
6
7

Arma Noprianti
Chintya Paskah Carolina
Dea Amelia
Desti Hasanah
Dewi Wulandari
Dini Alhaqqoh
Else Viniolita

( PO.71.39.0.14.047)
( PO.71.39.0.14.048)
( PO.71.39.0.14.049 )
( PO.71.39.0.14.050 )
( PO.71.39.0.14.051 )
( PO.71.39.0.14.052 )
( PO.71.39.0.14.053 )

NILAI

REGULER II B
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
PALEMBANG

BAB I
FORMULA

PARAF

a) Formula Acuan
Research in Pharmaceutical Biotechnology vol. 2
Nguwuluka, N.C, dkk. 2010. Formulation and evaluation of paracetamol tablets
manufactured using the dried fruit of Phoenix dactylifera Linn as an excipient.
Nigeria. Departement Pharmaceutics amd Technology , Faculty of Pharmaceutical
Sciences , University of Jos
Paracetamol
Lactosa
Binder
Corn starch
Talcum
Magnesium Stearat

b) Usulan Formula
R/
Parasetamol
Gelatin
Corn starch
Talcum
Asam Stearat
Lactosa

71,4 %
19,6 %
2,0 %
5%
1%
1%

250 mg
2%
5%
1%
1%
q.s

(zat aktif)
(pengikat)
(penghancur)
(pelincir)
(pelincir)
(pengisi)

c) Penimbangan Bahan
1. Paracetamol
= 30.000 mg
2. Gelatin
= 21.200 mg
Larutan gelatin
= 24.000 mg
Air
= 22,8 gram = 22,8 ml
3. Corn starch
= 3.000 mg
4. Talcum
= 600 mg
5. Asam stearat
= 600 mg
6. Lactosa
= 1800 mg
BAB II
PROSEDUR KERJA
2.1 Alat dan Bahan

No

Alat

Bahan

.
1.

Mortir

Paracetamol

2.

Stamper

Gelatin

3.

Gelas ukur

Corn starch

4.

Neraca gram

Talcum

5.

Neraca milligram

Asam stearat

6.

Kertas perkamen

Lactosa

7.

Sendok plastic

8.

Sudip

9.

Lap

10.

Label

11.

Pot

2.2 Prosedur Kerja

Menimbang dan mencampur bahan-bahan


a) Timbang semua bahan yang diperlukan
b) Campurkan paracetamol, laktosa, Mg. Stearat dan Corn Starch di dalam
mortir lalu gerus sampai massa homogen (massa 1)
2. Buat larutan gelatin sebagai pengikat
Yaitu dengan cara mencampurkan gelatin dengan air dingin, kemudian
dipanaskan dengan air sebanyak 22,8 mL sampai dengan massa bening.
3. Pembuatan granul
a) Tambahkan sedikit demi sedikit larutan gelatin ke massa 1, aduk dan gerus
sampai massa homogen
b) Setelah massa kenyal dan dapat di kepal, maka siap untuk di granul.
4. Pengayakan massa granul
a) Tekan massa granul melalui ayakan no. 6 atau no. 8
b) Setelah semua berubah menjadi granul, tebar diatas selembar kertas yang
lebar
5. Pengeringan granul
Keringkan granul pada lemari oven pada suhu sekitar 60 oC
6. Penyaringan atau pengayakan kering
Setelah dikeringkan granul dayak dengan ayakan yang mempunyai lubang
kecil yaitu no 12-20
7. Pencampuran lubrikan atau pelincir
a) Timbang pelincir yang diperlukan
b) Campurkan dengan massa granul kering dengan menggunakan alat
pencampur atau dengan cara pengocokan dalam botol bermulut lebar
8. Pencetakan tablet
a) Masukkan granul kedalam ruang cetakan melalui corong (hopper)
b) Gerakkan mesin cetakan dengan tangan atau menggunakan listrik
c) Diturunkan cetakan bagian bawah maka akan terisi granul yang berada
pada hopper
d) Cetakkan ditarik dengan menggeser kelebihan granul dan diratakan
e) Cetakan dan mengempa bahan dalam cetakan membentuk tablet.

BAB III
EVALUASI
3.1 Evaluasi Granul
3.1.1 Kecepatan alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah granul melalui
lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang mengalir dalam sewaktu-waktu
tertentu. Untuk 100 gram granul waktu alirnya tidak boleh lebih dari 10 detik (Aulton,
1998; Liebermann dan Lachman, 1988).
Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet. Parameter yang
digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah pemeriksaan laju alirnya. Massa
tablet dimasukkan sampai penuh ke dalam corong alat uji waktu alir dan diratakan.
Waktu yang diperlukan untuk melalui corong dan massa tersebut dicatat. Laju alir
dinyatakan sebagai jumlah gram yang melalui corong perdetik (Lachman,1994)

Hubungan antara kecepatan alir suatu granul dengan sifat alir granul adalah sebagai
berikut :

Kecepatan alir=

w
gr /detik
t

Laju air (gr/s)

Sifat aliran

>10

Sangat baik

4-10

Baik

1,6-4

Sukar

<1,6

Sangat sukar

Sumber : Aulton, 2001

3.2.2 Sudut Diam


Sudut diam merupakan sudut maksimal antara permukaan dari sejumlah serbuk
terhadap bidang horizontal. Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara
timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau
serbuk di tuang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut sism dipengaruhi oleh
bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sam dengan
300 c menunjukan bahwa serbuk dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau
sama dengan 400 biasanya daya mengalirnya kurang baik (Lachman 1994)

Tabel hubungan antara sudut


h istirahat dengan kecepatan alir

Sudut diam=tan1

Sudut Istirahat

Sifat Aliran

< 25

Sangat baik

25-30

Baik

30-40

Cukup

>40

Buruk

Sumber : Aulton, 2001


3.3.3 Kompresibilitas
Kompresibilitas adalah kemampuan serbuk untuk berkurang atau menurun
volumenya setelah diberi tekanan atau perlakuan lainnya (pressure of source).
Kompresibilitas sangat penting kaitannya dengan kemudahan suatu serbuk untuk
dikempa

sehingga

dapat

menghasilkan

tablet

yang

keras.

Serbuk

yang

kompresibilitasnya jelek akan membutuhkan tekana yang tinggi untuk dapat dikempa
menjadi tablet (Sulaiman, 2007) kompresibilitas sangat dipengaruhi oleh kerapatan
granul yaitu ukuran partikel.
Timbang 100 g granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya,
kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, catat
volume uji sebelum dimampatkan (V0) dan Volume setelah dimampatkan dengan
pengetukan 500 kali (V). Kompresibilitas granul dapat dihitung dengan rumus :

u=

C=

w 221
v0

bu
b

dan

x 100 %

Hubungan antara kompresibilitas dengan sifat alir granul dapat dilihat sebagai berikut :
No
% Kompresibilitas
Keterangan
1
<10
Istimewa
2
11 15
Baik
3
16-20
Cukup baik
4
21-25
Agak baik
5
26-31
Buruk
6
32-37
Sangat buruk
7
>38
Sangat buruk sekali
Sumber: United State Pharmacopoeial 32th, 2009

3.2 Evaluasi Tablet Jadi


3.2.1 Penampilan Umum

3.2.2 Keseragaman Ukuran


20 tablet masing-masing diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong.
Menurut Farmakope Indonesia edisi 3, diameter tablet berkisar 1 1/3 sampai 3 kali
tebal tablet.
3.2.3 Keseragaman Bobot
Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu,
tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat
digunakan 10 tablet dan tidak 1 tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari
bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B :

Penyimpangan bobot rata-rata dalam %


Bobot rata-rata
A

25 mg ataukurang

15 %

30 %

26 mg 150 mg

10 %

20 %

151 mg 300 mg

7,5 %

15 %

> 300 mg

5%

10 %

Sumber: Departemen Kesehatan RI 1979


3.2.4 Kekerasan
20 tablet satu persatu diletakkan pada alat hardness tester kemudian dihancurkan
kemudian dibaca angka yang menunjukkan sejauh mana terjadi penekanan pada alat.
Umumnya kekerasan tablet berkisar 4 - 10 kp, tergantung dari besar dan diameter
tablet yang dibuat. (Lachman,Lieberman,dan Kanig, 1989).
3.2.5 Kerapuhan
Awalnya 20 tablet ditimbang lalu dimasukkan ke dalam alat

friabilator dengan

kecepatan 25rpm selama 4 menit (100 kali putaran) lalu timbang kembali hitung selisih
berat sebelum dan sesudah perlakuan

F=

ab
100
a

Keterangan:
a= bobot total tablet sebelum diuji
b= bobot total tablet setelah diuji
Tablet dinyatakan memenuhi persyaratan jika memiliki kerenyahan maksimum 1 %
dengan menggunakan alat friabilator.
3.2.6 Waktu Hancur
Suatu sediaan tablet yang diberikan per oral, agar dapat diabsorbsi maka tablet
tersebut harus terlarut atau terdispersi dalam bentuk molekular tahap pertama untuk
tablet agar dapat larut adalah tablet harus hancur (Sulaiman,2007)
Tablet yang akan diuji sebanyak 6 tablet dimasukkan dalam tiap tube ditutup dengan
penutup dan dinaik turunkan kenjang tersebut dalam medium air dengan suhu 30 C.
Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir hancur. Persyaratan
waktu hancur untuk tablet tidak bersalut kurang dari 15 menit, untuk tablet salut gula
dan salut non enterik kurang dari 30 menit.(Sulaiman,2007)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Evaluasi Granul
4.1.1 Kecepatan Alir
Granul tablet Parasetamol ditimbang sebanyak 10 gram , dimasukkan ke dalam
corong , bagian bawahnya ditutup dan permukaan granul diratakan. Buka tutup corong
lalu catat waktu yang didapatkan , lalu hitung kecepatan alir granul dengan rumus:

V=

m
t

= 10 gram / 2 s = 5 gram/s (baik)


Pembahasan:
Berdasarkan data yang diperoleh granul mendapatkan kecepatan sebesar 5
gram/detik, hal ini menujukkan bahwa granul yang dihasilkan mempunyai sifat alir yan
baik yaitu dengan rentang 4-10 gr/detik termasuk pada kategori sifat alir yang baik
(Aulton,2001)
4.2.2 Sudut Diam
Granul ditimbang 10 gram, granul dimasukkan ke dalam corong yang bagian
bawahnya ditutup terlebih dahulu , dibagian bawah granul telah diletakkan kertas
grafik , buka bagian bawah corong lalu biarkan granul mengalir dan membentuk
sebuah kerucut. Ukur tinggi dan diameter kerucut dengan menggunakan rumus :

Sudut diam=tan1

h
r

h 1,5
=
=0,22
r 6,75

Tan =

tan

= 12, 40 (Sangat Baik)

Pembahasan :
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk
kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk di tuang ke dalam
alat pengukur, besar kecilnya sudut sism dipengaruhi oleh bentuk ukuran dan
kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sam dengan 30 0 c menunjukan
bahwa serbuk dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau sama dengan 40 0
biasanya daya mengalirnya kurang baik (Banker and Anderson, 1994). Terlihat bahwa
sudut diam yang dihasilkan dari formula tablet Paracetamol adalah 12, 40 yang
artinya memiiki sudut diam yang sangat baik.
4.2.3 Kompresibilitas
Timbang 10 g granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat volumenya, kemudian
granul dimampatkan sebanyak 50 kali ketukan dengan alat uji, catat volume uji
sebelum dimampatkan (V0) dan Volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 50
kali (V).
Penimbangan 10 gram
Setelah 50x pengetukan
BJ nyata sebelum pengetukan
BJ nyata setelah pengetukan
% kompresibilitas

= 22 ml
= 19 ml
= berat/volume
= 10/22
= 0,45
= berat/volume
= 10/19
= 0,52
= BJ sebelum-BJ sesudah x 100 %
BJ sesudah
= 0, 07/0,52 x 100 %
= 13,46 % (baik)

4.2.4 Kadar Pemampatan


%T
=

V 0V 500
x 100
V0

2219
x 100
22

= 13 % (baik, karena <20%)


Pembahasan :
Kompresibilitas adalah kemampuan serbuk untuk berkurang atau menurun volumenya
setelah diberi tekanan atau perlakuan lainnya (pressure of source). Kompresibilitas
sangat penting kaitannya dengan kemudahan suatu serbuk untuk dikempa sehingga
dapat menghasilkan tablet yang keras. Serbuk yang kompresibilitasnya jelek akan

membutuhkan tekana

yang tinggi untuk dapat dikempa menjadi tablet (Sulaiman,

2007) kompresibilitas sangat dipengaruhi oleh kerapatan granul yaitu ukuran partikel.
Kompresibilitas yang didapatkan pada granul tablet Parasetamol yaitu 13,46 % artinya
kompresibilitasnya memiiliki nilai yang baik. Hal ini dikarenakan komsentrasi gelatin
sebagai pengikat dapat meningkatkan kerapatan dan berat jenis pada granul sehingga
dihasilkan kompresibilitas yang semakin tinggi pada formula.

Anda mungkin juga menyukai