Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Medula spinalis merupakan satu kumpulan saraf-saraf yang
terhubung ke susunan saraf pusat yang berjalan sepanjang kanalis spinalis
yang dibentuk oleh tulang vertebra. Ketika terjadi kerusakan pada medula
spinalis, masukan sensoris, gerakan dari bagian tertentu dari tubuh dan fungsi
involunter seperti pernapasan dapat terganggu atau hilang sama sekali. Ketika
gangguan sementara ataupun permanen terjadi akibat dari kerusakan pada
medula spinalis, kondisi ini disebut sebagai cedera medula spinalis. Trauma
medula spinalis adalah cedera pada tulang belakang baik langsung maupun
tidak langsung, yang menyebabkan lesi di medula spinalis sehingga
menimbulkan gangguan neurologis, dapat menyebabkan kecacatan menetap
atau kematian.1
Data dari bagian rekam medik Rumah sakit umum pusat Fatmawati
didapatkan dalam 5 bulan terakhir terhitung dari Januari sampai Juni 2003,
angka kejadian angka kejadian untuk fraktur adalah berjumlah 165 orang yang
di dalamnya termasuk angka kejadian untuk cedera medulla spinalis yang
berjumlah 20 orang (12,5%). Pada usia 45 tahun fraktur terjadi pada pria
dibandingkan pada wanita karena olahraga, pekerjaan dan kecelakaan
bermotor. Tetapi belakangan ini wanita lebih banyak dibandingkan pria karena
faktor

osteoporosis

yang

diasosiasikan

dengan

perubahan

hormonal

(menopose). Vertebra yang paling sering mengalami cedera adalah medulla


spinalis pada daera servikal (leher) ke 5,6 dan 7, Torakal ke-12 dan lumbal
pertama. Vertebra ini paling rentang karena ada rentang mobilitas yang lebih
besar dalam kolumna vertebral dalam area ini. Penyebab tersering adalah
kecelakaan lalu lintas (50%), jatuh (25%) dan cedera yang berhubungan
dengan olahraga (10%). Sisanya akibat kekerasan dan kecelakaan kerja.
Hampir 40%-50% trauma medulla spinalis mengakibatkan defisit neurologis,
sering menimbulkan gejala yang berat, dan terkadang menimbulkan
kematian.2

Peran rehabilitasi medis menurut KepMenKes 1363 Pasal 1 ayat 2


adalah Bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau
kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan
secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, elektroterapeutis dan
mekanis ), pelatihan fungsi, komunikasi .
Rehabilitasi medis sebagai salah satu pemberi pelayanan kesehatan
dapat memberikan sumbangan ilmu dan kemampunnya dalam meningkatkan
kualitas hidup penderita spinal cord injury. Hal ini dapat dilakukan karena
bidang kajian pelayanan fisioterapi dan masalah yang ditangani fisioterapi
dalam praktek sehari-hari adalah masalah atau gangguan gerak dan fungsi.
Seperti kita ketahui bersama bahwa masalah penurunan kualitas hidup
penderita spinal cord injury ini lebih banyak diakibatkan karena
ketidakmampuan untuk bergerak dan berfungsi baik secara organ dan sistem
dalam memenuhi tugas dan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan
pribadi, keluarga, tempat kerja, dan lingkungan sosialnya. Dalam hal ini
rehabilitasi medis jelas sangat diperlukan untuk memberikan latihan-latihan,
edukasi, baik kepada pasien maupun keluarganya untuk membantu pasien
dalam mengatasi gangguan gerak dan fungsi yang diakibatkan spinal cord
injury tersebut
I.2 Tujuan Pembuatan Referat
A. Tujuan Umum
Mahasiswa kedokteran dapat mengerti dan memahami tentang Cedera
medulla spinalis dan penanganannya dalam biadang rehabilitasi medik.
B. Tujuan Khusus
1.

Mahasiswa dapat mengerti dan memahami bagaimana cara


anamnesis dan pemeriksaan fisik dan penunjang pada penderita cedera

medulla spinalis.
2.
Mahasiswa mengetahui diagnose kerja dan diagnose banding yang
ditegakkan

3.

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang etiologi,


faktor resiko, patifisiologi, gejala klinis, penatalaksanaan dan pencegahan
serta penangan rehabilitasi pada kasus Cedera medulla spinalis.

Anda mungkin juga menyukai