Anda di halaman 1dari 3

ANDI PALINRUNGI

AKHMAD
03420140044
C1

TUGAS METODOLOGI PENULISAN


ARSITEKTUR

PERENCANAAN & PERANCANGAN


GREEN BUILDING TOWER SEBAGAI
SOLUSI RUANG TERBUKA HIJAU DI
MAKASSAR

Dosen :
Dr. Naidah Naing, ST., M.Si

Pratiwi Juniar A. Gani, ST., M.Sc


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Makassar merupakan salah satu kota metropolitan
yang

berkembang

pesat

seiring

dengan

pertumbuhan

pembangunan nasional. Akan tetapi kecenderungan yang


terjadi memberi fakta bahwa pertumbuhan kota di pihak lain
menimbulkan

permasalahan

berupa

tidak

optimalnya

penggunaan lahan seiring dengan proses urbanisasi yang


kurang terkendali, perkembangan wilayah tidak berimbang,
serta

berbagai

permasalahan

perkotaan

lainnya

yang

menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan ruang terbuka


hijau di Makassar.
Berdasarkan

Undang-undang

No.

26

Tahun

2007

tentang penataan ruang menyebutkan bahwa 30% wilayah


kota harus berupa RTH yang terdiri dari 20% publik dan 10%
privat. Pemanfaatan RTH di kawasan perkotaan dijelaskan
bahwa luas RTH kota minimum tersebut merupakan ukuran
minimum untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota,
baik keseimbangan ekosistem hidrologi dan keseimbangan
mikrolat,

maupun

meningkatkan

sistem

ketersediaan

ekologis
udara

lain

yang

dapat

bersih

serta

dapat

meningkatkan nilai estetika kota.


Faktanya, menurut Anwar Lasapa, saat ini RTH di
Makassar

tidak

sampai

10%.

Sangat

jauh

dari

yang

diamanatkan Undang-undang. Padahal ruang terbuka hijau


diperlukan untuk kesehatan, arena bermain, olah raga, dan
komunikasi publik. Kota Makassar sendiri sebagai Ibu kota

Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 175,77 km 2


memiliki jumlah penduduk lebih kurang 1,3 juta jiwa dan
terus bertambah hingga saat ini. Adapun dampak dari
kurangnya RTH di kota Makassar yaitu terjadinya penurunan
kualitas udara dan degradasi lingkungan.
Berdasarkan data statistik kota Makassar, saat ini lahan
kosong yang tersedia di kota Makassar berkisar 21.58 hektar
atau sebesar 0,14% diluar dari luasan wilayah hutan yang
berkisar 50.25 hektar atau sebesar 0.34% dari luas wilayah
keseluruhan kota Makassar. Dengan sangat terbatasnya
lahan kosong tersebut, diharapkan mampu diwujudkan
suatu bangunan yang dapat meminimalisir dampak dari
kurangnya RTH di kota Makassar. Salah satu bangunan yang
yang dapat diwujudkan yaitu Green Building Tower.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

Anda mungkin juga menyukai