219
220
Spesies
Synedra sp
Nitzchia ap
Cocconeus sp
Gramatophora sp
Fragilaria sp
Achanthes sp
Licmophora sp
Coleochaeta sp
Cosmarium sp
Pediastrum sp
Lyngbya sp
Anabaena sp
Spermathomnion sp
Polysiphonia sp
Spaerotrichia sp
Dasya sp
Jumlah (Individu)
Kerapatan
Jarang
Ni
KR(%)
1753.89
7.30
8211.78
34.18
1222.33
5.09
1183.44
4.93
1094.11
4.55
1572.22
6.54
1270.67
5.29
860.78
3.58
1078.44
4.49
1186.78
4.94
881.78
3.67
1344.89
5.60
1071.67
4.46
389.00
1.62
26.67
0.11
879.89
3.66
24028.33
100.00
Kerapatan Sedang
ni
1849.44
8230.78
1466.89
1246.67
1110.67
1584.22
1240.67
888.44
1109.11
1237.56
1041.89
1386.33
1094.67
524.33
82.22
942.89
25036.78
KR(%)
7.39
32.87
5.86
4.98
4.44
6.33
4.96
3.55
4.43
4.94
4.16
5.54
4.37
2.09
0.33
3.77
100.00
Kerapatan
Padat
ni
KR(%)
1931.44
7.22
8629.44
32.26
1577.22
5.90
1257.67
4.70
1191.67
4.45
1583.00
5.92
1451.33
5.42
925.89
3.46
1156.67
4.32
1249.89
4.67
1154.56
4.32
1443.33
5.40
1207.89
4.51
705.56
2.64
86.00
0.32
1201.33
4.49
26752.89
100.00
Keterangan:
ni
= Jumlah individu dalam spesies
KR
= Kelimpahan Relatif
Gambar 3. Diagram persentase kelimpahan relatif perifiton pada lamun dengan kerapatan padat
Tabel 2. Kelimpahan dan komposisi lamun pada lokasi penelitian
No
Nama Spesies
1.
Thalassia sp.
2.
Cymodocea sp.
3.
Enhalus sp.
4.
Syringodium sp.
5.
Halodule sp.
(Ind/150 m 2)
.(Ind/ m 2)
Kerapatan Jarang
Ni
KR(%)
10.965
68,86
1.942
12,19
724
4,55
986
6,20
1.306
8,20
15.923
100
106,10
100
Kerapatan Sedang
ni
KR(%)
26.965
73,78
1.697
4,64
2.634
7,21
1.839
5,03
3.411
9,34
36.546
100
243,64
100
Kerapatan Padat
ni
KR(%)
31.052
58,39
15.948
29,99
3.086
5,80
1.990
3,74
1.106
2,08
53.182
100
354,50
100
Berdasarkan tabel , diperoleh histogram individu lamun yang tersaji pada gambar di bawah ini
stasiun
Kerapatan Jarang
Kerapatan Sedang
Kerapatan Padat
1,03
0,93
1,04
0,64
0,58
0,65
Berdasarkan tabel 3 diatas, diperoleh histogram keanekaragaman dan keseragaman lamun yang tersaji pada gambar 5.
222
223
Satuan
Kerapatan
Jarang
Kerapatan
Sedang
Kerapatan
Padat
28 30
28 30
28 30
cm
m
cm/dt
45 60
~
0,32-0,38
50 70
~
0,45-0,51
55 80
~
0,56-0,62
Salinitas
0/00
35
35
35
DO
mg/l
3,01-4,0
3,05-4,15
3,0-4,05
Pasir
Pasir
Pasir
berlumpur
Suhu Air
Kedalaman
Kecerahan
Kec. Arus
pH
Substrat
Peranan Pasang Surut dan Gelombang laut Sebagai Kelimpahan Jenis Perifiton
Tipe pasang surut di perairan Pulau Panjang berdasarkan hasil pengamatan selama 24 jam diperoleh dua kali
pasang naik dan dua kali pasang turun (surut). Tipe pasang surut demikian merupakan tipe pasang surut semi diurnal.
Fluktuasi pasang surut berkisar 1 meter. Hal ini menyebabkan daerah tersebut sangat mempengaruhi kelimpahan jenis
perifiton. Pasang surut yang teratur membuat kepadatannya menjadi stabil.
Gelombang di laut juga sangat mempengaruhi kelimpahan perifiton. Gelombang laut yang dihasilkan di pulau Panjang
berasal dari angin dan musim. Faktor buatan yaitu banyaknya kapal-kapal nelayan serta wisata nelayan yang melintas
pada perairan. Mengingat perifiton mempunyai tingkat menempel yang kuat pada lamun, maka perifiton mampu
beradaptasi. Bila dilihat dari sifat perifiton yang epifit, gelombang dapat membawa perifiton kepada jenis lamun yang
lain sehingga mempengaruhi keanekaragaman jenis perifiton pada setiap lamun yang berbeda.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepadatan perifiton terbesar pada kerapatan padat yaitu berkisar 63.134-98.910 ind/cm2 dan kelas yang memiliki
kepadatan tertinggi berasal dari kelas Bacillariophyceae.
2. Perifiton dengan kelimpahan relatif (KR) tertinggi adalah Nizchia sp dengan nilai 32,26-34,18 %.
3. Indeks keanekaragaman perifiton terbesar pada kerapatan padat yaitu 2,45 dan keseragaman yaitu 0,87.
4. Bila dilihat dari kelimpahannya, Hal ini menandakan bahwa peranan perifiton pada lamun juga termasuk penting.
Peranan perifiton pada lamun yaitu membantu dekomposisi dengan memutuskan daun lamun yang tua sehingga
lamun dapat lebih efektif untuk berkembag biak.
Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih luas lagi daerah samplingnya, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas
mengenai sebaran kelimpahan perifiton pada ekosistem padang lamun di perairan Pulau Panjang, Jepara.
2. Penelitian dilakukan pada selang waktu yang lebih panjang, misalkan dilakukan pada waktu musim penghujan dan
kemarau. Jadi, apabila terjadi perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi struktur komunitas perifiton dapat
diketahui.
3. Penelitian dilakukan dengan jenis lamun yang berbeda (bukan secara acak) supaya dapat data tentang korelasi
spesifik antara perifiton dengan jenis lamun yang berbeda.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih ditujukan kepada kepada Dr.Djoko Suprapto, M.Sc dan Dra. Niniek Widyorini, MS atas
bimbingannya dalam penyusunan penelitian ini.
224
225