Konsep Makro
Konsep makro perancangan gedung konser/Concert Hall Institut
Wesley Jakarta ini merupakan sebuah solusi pemecahan masalah yang
merupakan sebuah pertanyaan dari latar belakang yang telah ada. Solusi
ini kemudian timbul sebagai sebuah gagasan besar yang mengarungi solusi
setiap masalah yang ada sehingga menjadi suatu take line dalam
merancang gedung konser ini. Dari masalah-masalah yang timbul, maka
konsep yang akan dibangun adalah Connect Space And Activity.
117
Konsep Messo
Konsep messo merupakan konsep yang merupakan sebuah pecahan
dari konsep makro yang mana lebih mengarah ke level skala kawasan.
Konsep messo pada perancangan gedung konser ini dibagi menjadi tiga
yaitu gedung konser yang mampu menjadi landmark di kawasan yang akan
berkembang ini, menjadi fasilitas publik yang saling bersinergi dengan
kawasan sekitar, dan berdampak baik terhadap kawasan sekita gedung
konser. Konsep messo ini nantinya akan dibagi menjadi konsep-konsep
mikro yang dapat mendukung bangunan untuk menjawab permasalahanpermasalahan sekitar ke dalam wujud desain.
4.3
Konsep Mikro
Konsep mikro merupakan perwujudan dari konsep makro yang
mana dibagi menjadi konsep-konsep seperti konsep tata ruang dalam,
konsep tapak, konsep bangunan, konsep ruang pertunjukan, konsep
pencahayaan, konsep tata suara, serta konsep utilitas yang lain.
118
4.3.1
Jenis Ruang
Ruang Publik
Kebutuhan ruang
Foyer
Lobby
Exhibition
Hall
R.Telepon
R.Tiket
Panggung
Persiapan
R.Kontrol
Instrument
Storage
R. Penonton
Manager
Ruang Pemain
Ruang Persiapan
Ruang Make Up
Ruang Istirahat
Ruang Pakaian
Ruang Latihan
Toilet
Ruang Pendukung
Bantuan Darurat
R.Keamanan
Restoran
Shop Area
Cafetaria
R. Meeting
Bengkel Kerja
R. Pengelola Umum
Ruang Pertunjukan
119
Ruang Service
R. Pengelola Khusus
Loading Area
R. Penerima
R. Istirahat
R. Karyawan
Storage
Toilet
(a)
(b)
Gambar 4. 3 (a) Organisasi Ruang Horizontal (b) Organisasi Ruang Vertikal
Sumber : Analisis Penulis
120
121
122
Ruang
Ruang Publik
Foyer
Lobby
Caf
Shop Area
Ticket
Exhibition Hall
Toilet
Sub Total
Sirkulasi
Total
Ruang Pertunjukan
Panggung 1
Panggung 2
R. Penonton 1
R.Penonton 2
R. Persiapan 1
R. Persiapan 2
R. Kontrol Sound/
Lighting
Ruang Penyimpanan
instrumen
Ruang
Gudang
Panggung
Ruang Manager
Sub Total
Sirkulasi
Jumlah Pelaku
250
250
200
100
5
250
15
0.5/orang
0.5/orang
0.5/orang
0.5/orang
1,2/orang
0.5/orang
2.25/orang
20%
125
125
100
50
6
125
33.75
564.75
112.95
677.6
30
20
300
500
30
20
2.25/orang
2.25/orang
0.6/orang
0.6/orang
0.65/ruang
0.65/ruang
67.5
45
180
300
19.5
13
2.25/ruang
18
100
100
0.65/ruang
20%
5.2
848.2
169.64
123
Total
Ruang Pemain
R. Penerima
R. Persiapan
R. Make Up
R. Istirahat
R. Pakaian
R. Latihan
Toilet
Sub Total
Sirkulasi
Total
Ruang Service
R. Meeting
Workshop
Dapur
R. Pengelola Umum
R. Pengelola Khusus
Loading Area
R. Penerima
R. Istirahat Karyawan
Gudang
Toilet
AHU dan ME
Sub Total
Sirkulasi
Total
Parkir
Parkir Pengelola
Parkir Pengunjung
Sub Total
Sirkulasi
Total
1017.84
80
80
80
80
80
80
10
2.25/orang
2.25/orang
2.25/orang
1/orang
2.25/orang
2.25/orang
2.25/orang
20%
8
15
30
8
8
40
10
2/orang
2/orang
2/orang
2/orang
2/orang
32
100
1/orang
200
2.25/orang
300
20%
4 Mobil
20 Roda Dua
3 Bus
150
200
12.5/Mobil
1.6/Motor
28/Bus
12.5/Mobil
1.6/Motor
20%
180
180
180
80
180
180
22,5
1002.5
200.5
1203
16
30
60
16
16
32
100
40
200
22.5
300
832.5
166.5
999
50
32
84
1875
320
2361
472.2
2833.2
124
4.3.2
Konsep Tapak
Konsep tapak ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu penzoningan
b. Tata Massa
Dalam menentukan pola tata massa yang cocok yang pertama
kali dilkukan ialah pembagian grid vertikal, horizontal dan
diagonal. Grid dibuat disesuaikan dengan arah bangunan eksisting
di sekitar kawasan sehingga dengan menentukan grid maka akan
125
126
127
128
Gambar 4. 14 Sirkulasi
Sumber : Analisis Penulis
4.3.3
Konsep Bangunan
a. Penampilan Bangunan
129
b. Gubahan Massa
Untuk gubahan massa karena terdapat dua alternatif denah
massa maka akan dibuat dua gubahan massa sesuai dengan
denahnya. Untuk gubahan massa pertama bagian ruang auditorium
130
131
4.3.4
ruang pertunjukan yang mana memiliki sifat yang berbeda yaitu jenis
akustik dan yang berjenis Concert Band. Dua ruangan ini dibedakan
menjadi dua wilayah yang mana dibagian tengahnya terdapat ruang yang
mengapitnya sehingga tidak terjadi kebocoran suara maupun mengurangi
getaran yang ada. Ruang konser yang bersifat akustik berkapasitas
maksimal 300 orang dengan kemampuan fleksibilitas yang rendah karena
diperlukan suatu ruang yang sangat steril terhadap bunyi dari luar.
Sedangkan untuk ruang konser/pertunjukan yang kedua lebih bersifat
fleksibel dengan menggunakan sistem tata suara speaker. Dan lay-out
ruang bisa dirubah sesuai dengan kebutuhan, baik panggung, pola kursinya
serta dindingnya. Dua ruang konser ini nantinya akan dipisahkan secara
vertikal ataupun secara horizontal.
132
Pada gambar bisa dilihat bahwa terdapat dua ruang pertunjukan yang
mana di lantai 1 lebih bersifat fleksibel dimana ruang sekelilingnya
ditutupi oleh movable wall dan didepannya terdapat ruang publik dan
ruang pengunjung, serta dibagian belakangnya ialah ruang servis dan
ruang pemain. Sedangkan di lantai 2 ruang pertunjukan berjenis akustik
dan memiliki tingkat fleksibilitas yang rendah. Kemudian dibagian
depannya terdapat ruang publik untuk para pengunjung.
133
Pada gambar potongan bisa dilihat bahwa ruang servis serta ruang
pemain diletakan tegak lurus dengan ruang pertunjukan 1 dan 2. Ini tentu
saja akan memudahkan sirkulasi bagi pemain serta bagi pengelola untuk
masuk ke ruang pertunjukan. Sedangkan pengunjung hanya bisa
mengakses ruang pertunjukan melalui ruang yang bersifat publik. Untuk
mengatur tidak masuknya kebocoran suara serta getaran suara, maka
ruangan dipisah secara vertikal, kemudian diberi dilatasi agar getaran
berkurang.
134
Selain itu ruang pertunjukan yang bersifat tertutup ini bisa dibuka
sehingga menyatu dengan ruang publik. Penyatuan ruang publik dengan
ruang konser ini digunakan sesuai kebutuhan pengguna. Penyatuan ruang
ini ada yang bersifat masih dalam satu bangunan hingga sampai keluar
bangunan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.23 dan 4.24.
135
4.3.5
bangunan.
Untuk
ruang
konser
pertama
lebih
banyak
Konsep sistem tata suara pada ruang konser kedua relatif lebih
fleksibel dengan bisa menggunakan sistem pengeras suara. Selain itu
sistem pengeras suara ini dibagi menjadi dua yaitu sitem pengeras suara
low-frequency serta hi-frequency.
136
4.3.6
4.3.7
138
4.3.8
139
4.3.9
struktur
yang
digunakan
menggunakan
sistem
yang
4.3.10
140
4.3.12
142