NIM
: 712014040
Soal.
1.
2.
3.
4.
5.
Jawab :
1. Cara menggunakan face mask
- Menempatkantanganuntukmembukajalannafasdanmeletakkan
face
mask
diletakkan
di
bawahrahanguntukmengekstensidagudanrahangbawah.
Ibujaridanjaritelunjukpenolongmembentukhuruf C untukmempertahankanface mask
di mukapenderita.
Cara menggunakanorofaring
-
Siapkanpipaorofaringsesuaidenganukurannya.
Bukamulutpasiendengan cross finger dan head tilt.
Bersihkandanbasahipipaorofaring agar licindanmudahdimasukkan.
Arahkanlengkunganmenghadapkelangit langit (kearah palatal).
Masukkanseparuh, putarlengkunganmengarahkebawahlidah.
Dorongpelan-pelansampaiposisi yang tepat.
Pastikanlidahtertopangdenganpipaorofaringdenganmelihatpolanapaspascapemasangan
.
Berikannapasbuatan:
1 napasbuatansetiap 56 detikatausekitar 1012 napasbuatan per
menit.
- Aktifkansistemtanggap
andaruratsetelah 2
menit
- Terusberikannapasbuat
an;
periksadenyutkurangl
ebihsetiap 2 menit.
Jikatidakadadenyut,
mulai RJPO.
Bernapas normal,
denyut (+)
Bernapastidak
normal, denyut (+)
Pantauhinggatenaga
medisdatang
Napasterhentiatau
tersengal,
tidakadadenyut
Mulaisiklus RJP 30 kompresidan 2
napasbuatan.
Lakukankompresiataupenekanan 2
jaridiatas proc. Xiphoideus,
kecepatankompresi 100120x/menitdengankedalaman 5 cm
3. Syokseptik
Patofisiologi
Mikroorganismemenyerangtubuhpelepasan
inflamasipeningkatanpermeabilitasmembrankapiler
media
distribusisirkulasi
volume
Pasangoksigen
Pasangi.v.
Lakukanresusitasicairan (kristaloidataukoloid)
Ambil sample darahlalulakukanpemeriksaandarahlengkap, kulturdarah, cross match
dangolongandarah
JikaHb<8 danHt<30%, lakukantransfusidarah PRC
Berikanvasokonstriksor (epinefrin)
4. Efeksampingpemberiancairan
Kristaloid
- Asidosishiperkloremik
- Intoksikasi air
Koloid
-
Hemodilusipenurunanhematokritdanpeningkatan rheology
Peningkatan venous flowbackpeningkatan cardiac output
Renal insufficiency
Acute renal failure
Reaksianafilaktoid
5. Ageninduksianestesi
- Induksiintravena, contohnyatiopental 2,5%, propofol 1%, ketamin.
: 71.2014.019
Kiri pasien
Kanan pasien
AMBU
Bag,
ET
(Endotrakeal
Tube),
OPA
dengan
tujuan
untuk
mencegah
HIPOKSIA,
caranya
dengan:
dengan gerakan yang lembut, kantung ambu bag ditekan sampai dada
terangkat
Laringoskop dinyalakan
Buka mulut dengan tangan kanan, gerakan jari menyilang (ibu jari menekan
mandibula ke bawah, jari telunjuk menekan maksila ke atas)
Masukkan mulai dari sisi kanan kemudian menyingkirkan lidah dari kanan ke
kiri
Bila tidak terlihat, minta bantuan asisten untuk melakukan BURP Manuver
(Back, Up, Right Pressure) pada cartilago cricoid sampai terlihat plica vocalis
Cek dengan cara memberikan VTP. Pada pasien cek dengan auskultasi
menggunakan stetoskop, bandingkan suara lambung lalu suara nafas paru kanan
sama dengan paru kiri
Setelah pasti diletakkan di trakea, pasang OPA supaya tidak tergigit oleh
pasien
Fiksasi supaya tidak lepas = mulai dari sisi sebelah atas kemudian memutar
dan menyilang ke sebelah bawah.
2. Apa saja obat-obatan emergensi dan jelaskan dosis dan bagaimana cara triple
maneuver?
Jawab :
Obat-obatan emergensi :
a. Epinephrine dosis 0,05-0,1mg/kgBB
b. Sulfas atropine dosis 0,0905 mg/kgBB
c. Lidokain dosis 1-1,5mg/kgBB
d. Sodium bikarbonat dosis 1mg/kgBB
e. Dopamine dosis 2-10 mg/kgBB
Triple maneuver terdiri dari :
a. Kepala ekstensi pada sendi atlanto occipital
b. Mandibula di dorong ke depan pada kedua angulus mandibula
c. Mulut dibuka
3. Jelaskan tanda dan gejala, patofisiologi dan tatalaksana syok hipovolemia?
Jawab :
Tanda dan gejala syok hipovolemi :
- Takikardia, nadi teraba halus
- Tensi darah turun
- Napas cepat dan dangkal
- Kulit pucat dan dingin / lembab
- Oliguria
Patofisiologi :
Pelumpuh otot depolarisasi bekerja seperti asetilkolin, tetapi di celah sinaps tidak
dirusak dengan asetilkolinesterase sehingga bertahan cukup lama menyebabkan
terjadinya depolarisasi yang ditandai dengan fasikulasi yang diikuti relaksasi otot
lurik. Termasuk golongan ini adalah suksinilkolin (diasetil-kolin) dan dekametonium.
Nama : Risma Kurniasih
NIM : 712014031
PRETEST ANESTESI (22 Februari 2016)
1. Sebutkan komplikasi dari intubasi?
Jawab:
a. Trauma gigi geligi
b. Laserasi bibir, gusi, dan laring
c. Merangsang saraf simpatis
d. Aspisi
e. Intubasi bronkus
f. Intubasi esofagus
2. Jelaskan bagaimana cara melakukan DC Shock?
Jawab:
a. Nyalakan alat, lalu pilihlah level energi 360 J monofasik atau 200 J bifasik.
b. Berikan jeli pada kedua pedal.
c. Tempelkan satu pedal pada apex jantung dan satu pedal pada garis kanan sternum.
d. Cek pada monitor VT/VF.
e. Isi energi monofasik (360 J) atau bifasik (200 J).
f. Jika sudah terisi penuh, beri aba-aba. Im clear, Youre clear, Everybody clear
g. Tekan tombol shock dan lakukan penekanan sebesar 12,5 kg.
h. Lanjutkan RJP sebanyak lima siklus dengan perbandingan 30:2.
3. Jelaskan patofisiologi, tanda dan gejala, serta tatalaksana syok anafilaktik?
Jawab:
- Patofisiologi:
Antigen masuk aktivasi antibodi reaksi antigen-antibodi yang diperantai
oleh IgE Antigen yang terikat IgE pada sel mast degranulasi merangsang
histamin, prostaglandin, leukotrien, adenosis, serotonin, PAF vasodilatasi,
peningkatan permeabilitas, dan bronchokonstriksi.
-
batuk.
c. Kulit
d. Pencernaan
e. Mata
Tatalaksana:
1. Resusitasi
2. Antihistamin
3. Kortikosteroid
4. Epinefrin
5. Beta 2 agonist