Anda di halaman 1dari 23

Penyakit Jantung Katup Pada Kehamilan

Selama dua dekade terakhir terjadi kemajuan pesat yang luar biasa dalam
metode diagnostik dan terapi penyakit jantung. Peningkatan keberhasilan operasi
penyakit jantung bawaan mengijinkan pasien dengan kelainan jantung yang
kompleks untuk meneruskan kehidupan mencapai usia dewasa dan menginginkan
hidup normal dengan memiliki anak. Maka, terjadi peningkatan jumlah
perempuan dengan penyakit jantung bawaan atau penyakit jantung didapat yang
mencapai usia produktif. (sarwono)
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian maternal ketiga dan penyebab
utama kematian dalam penyebab kematian maternal nonobstetrik. Penyakit katup
jantung terjadi pada 1-4% dari kehamilan pada perempuan-perempuan yang tanpa
gejala kelainan jantung sebelumnya. Keadaan-keadaan tersebut membuat dokter
harus waspada akan kesulitan-kesulitan yang dapat timbul ketika mereka hamil.
Bila memungkinkan, perempuan dengan kelainan jantung sebelum merencanakan
kehamilan perlu melakukan konsultasi tentang risiko dalam kehamilan. (sarwono)
Klasifikasi fungsional dari New York Heart Association/NYHA sering digunakan
sebagai prediksi untuk keberhasilan kehamilan. Pada umumnya pasien sebelum
hamil dengan NYHA kelas I dan II dapat melalui kehamilannya dengan aman.
Akan tetapi, khusus pasien-pasien dengan obstruksi ventrikel kiri, hipertensi
pulmonal dan penyakit aorta yang fragile tidak hanya memperhatikan kelas
fungsional. Perempuan dengan kelas fungsional III dan IV sebelum hamil
memiliki resiko tinggi dalam kehamilan. Namun, ada pengecualian yang juga
termasuk risiko tinggi, yaitu hipertensi pulmonal, mitral stenosis, beberapa
kardiomiopati, penyakit aorta, atrial septal defect/ASD dan juga penyakit jantung
koroner. Risiko maternal dan neonatal dari perempuan hamil dengan penyakit
jantung yang mendapat perawatan antenatal komprehensif adalah 13% dan 18%.
(sarwono)
Penyakit jantung katup merupakan penyakit jantung yang paling sering ditemukan
pada perempuan hamil. Toleransi terhadap perubahan hemodinamik kehamilan

bergantung pada jenis penyakit jantung katup. Tatalaksana pasien-pasien tersebut


memerlukan analisis yang cermat pada derajat penyakit katupnya masing-masing.
Juga toleransinya terhadap maturitas kehamilan, risiko kehamilan, dan terhadap
prosedur intervensi. Seluruhnya harus mempertimbangkan keselamatan ibu hamil
dan janinnya. Dinegara maju, kehamilan dengan penyakit jantung katup
merupakan penyakit jantung yang terbanyak dijumpai dan terbanyak disebabkan
oleh penyakit jantung rematik. (sarwono)
Patofisiologi (sarwono, ui)
Konsekuensi utama dari peningkatan curah jantung melalui obstruksi ventrikel
kiri

dengan

adanya

penyempitan

katup

adalah

terjadinya

peningkatan

gradient/perbedaan tekanan yang mengakibatkan peningkatan tekanan atau


overload pressure dalam ruang jantung yang berada sebelum katup yang
menyempit. Hal ini menerangkan mengapa penyakit jantung katup obstruktif
sangat buruk dalam toleransi kehamilan, terutama toleransi terhadap peningkatan
30-50% peningkatan curah jantung pada awal trimester kedua. Perburukan
hemodinamik terutama terjadi pada awal trimester kedua. Periode pasca
persalinan masih merupakan periode beresiko untuk komplikasi hemodinamik
karena curah jantung dan beban loading yang terjadi setelah 3 sampai 5 hari, dan
tambahan pula, kompresi vena kafa inferior dan autotransfusi dari perpindahan
darah ke plasenta (blood shift ke plasenta) dan kontraksi uterus akan
meningkatkan beban awal jantung (preload).
Peningkatan volume darah dan curah jantung yang progresif selama kehamilan
menyebabkan peningkatan volume regurgitasi pada pasien yang telah memiliki
kelainan aorta atau mitral regurgitasi . bagaimanapun perubahan fisiologik
kehamilan seperti takikardi danpenurunan tahanan sistemik perifer akan
meningkatkan stroke volume dalam mengkompensasi adanya volume darah yang
balik ke jantung.

a) Mitral Stenosis

Penyebab
1

Kelainan penyempitan katup mitral ini merupakan penyakit jantung katup


rematik yang paling sering ditemukan pada perempuan usia produktif.

Hemodinamik
Untuk memahami keadaan pasien dan masalah dalam kehamilan, penting
untuk memahami hemodinamik dari lesi. Induksi perubahan hemodinamik dalam
kehamilan sangat buruk ditoleransi oleh mitral stenosis karena dengan peningkatan
curah jantung dan takikardi akan memperpendek waktu diastolik. Stenosis katup
mengarah ke tekanan atrium kiri meningkat yang pada gilirannya menyebabkan
peningkatan tekanan arteri pulmonal. Ini dapat menyebabkan ketegangan pada
jantung kanan dan mengakibatkan edema paru. Ventrikel kiri tidak dapat melakukan
pengisian sehingga menyebabkan penurunan curah jantung. Semua perubahan ini
diperparah dengan timbulnya takikardi atau fibrilasi atrium karena tidak hanya
kehilangan sistol atrium, namun penurunan waktu untuk pengisian ventrikel karena
peningkatan denyut jantung yang berhubungan dengan aritmia.

Toleransi hemodinamik biasanya baik pada trimester pertama karena takikardi dan
peningkatan curahjantung masih moderat. Mitral stenosis ringan pada umumnya
dapat ditatalaksana dengan hati-hati selama kehamilan, sedangakn pasien dengan
mitral stenosis moderat dan berat kerap mengalami perburukan hemodinamikpada
trimester ketiga dan ketika persalinan.
Mitral Regurgitasi
Penyebab
Infeksi endokarditis
Prolaps katup mitral
Demam reumatik

Fungsi sekunder untuk pelebaran ventrikel kiri


Hemodinamik
Pada umumya regurgitasi katup dapat mentoleransi kehamilan dengan baik.
Karena kondisi penyakitnya kronis, terjadi dilatasi ventrikel kiri dan fungsi ventrikel
kiri yang terdekompensasi, mitral regurgitasi pada perempuan usia muda lebih sering
disebabkan oleh prolaps katup mitral dan biasanya bertoleransi dengan baik saat
kehamilan. Bila regurgitasi terjadi akut, maka kompensasi jantung lebih buruk.
Disfungsi ventrikel kiri dan gagal jantung kiri jarang terjadi pada aortic regurgitasi
dan juga mitral regurgitasi. Presentasi derajat beratnya penyakit katup jantung
regurgitasidalam kehamilan sulit dinilai, karena adanayapeningkatan curah jantung
selama kehamilan normal.

Diagnosis
Banyaknya perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil nampaknya
mempersulit diagnosis kelainan jantung, misalnya bising jantung fisiologis sering
ditemukan pada wanita hamil normal, demikian pula dengan

dyspnea

dan edem.

Cunningham dkk menyatakan bahwa diagnosis penyakit jantung pada kehamilan jangan
ditegakkan bila tidak ada kelainan yang ditemukan sebaliknya jangan gagal dan terlambat
menegakkan diagnosis bila memang ada kelainan (Cunningham F, MacDonald P, Gant N,
Leveno K, Gilstrap L, Hankins Gea. Cardiovascular diseases. In: Williams obstetrics. 21
st ed. New York: McGraw Hill; 2001. p. 1181-203.)

Kebanyakan wanita dengan kelainan jantung telah terdiagnosis sebelum


kehamilan, misalnya pada mereka yang pernah menjalani operasi karena kelainan
jantung kongenital maka akan mudah untuk mendapat informasi yang rinci.
Sebaliknya penyakit jantung pertama kali didiagnosis saat kehamilan bila ada
gejala yang dipicu oleh peningkatan kebutuhan jantung. (Easterling TR, Otto C.
Heart disease. In: Gabbe, editor. Obstetrics-normal and problem pregnancies. 4 th ed.
London: Churchill Livingstone Inc; 2002. p. 1005-30.)

Table 442. Clinical Indicators of Heart Disease During Pregnancy

Symptoms
Progressive dyspnea or orthopnea
Nocturnal cough
Hemoptysis
Syncope
Chest pain
Clinical Findings
Cyanosis
Clubbing of fingers
Persistent neck vein distention
Systolic murmur grade 3/6 or greater
Diastolic murmur
Cardiomegaly
Persistent arrhythmia
Persistent split second sound
Criteria for pulmonary hypertension

Normal cardiac examination findings in the pregnant woman. Abbreviations: S 1 =


first sound, S2 = second sound, P = pulmonary, M = mitral. (Reproduced from Gei
and Hankins, 2001, with permission.)
Gambar 1. Pemeriksaan fisik
Kebanyakan pemeriksaan diagnostic pada kardiovaskuler adalah non invasive
yang cenderung aman bagi ibu hamil. Pada kebanyakkan kasus, pemeriksaan
konvensional seperti electrocardiography, echocardiography, and Chest X-ray,
memberikan data yang diperlukan.. Pada kasus yang jarang, kateterisasi mungkin
diperlukan. (Cunningham F, MacDonald P, Gant N, Leveno K, Gilstrap L, Hankins Gea.
Cardiovascular diseases. In: Williams obstetrics. 21 st ed. New York: McGraw Hill; 2001.
p. 1181-203.))

Foto X-ray
Semua pemeriksaan radiografi mesti dihindarkan terutama pada awal
kehamilan. Pemeriksaan radiografi mempunyai resiko terhadap organogenesis
abnormal pada janin, atau malignancy pada masa kanak-kanak terutama leukemia.
Jika pemeriksaan sangat diperlukan sebaiknya dilakukan pada kehamilan lanjut,
dosis radiasi seminimal mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal
mungkin. Chest X-ray posisi anteroposterior dan lateral mungkin diperlukan dan
gunakan apron sebagai perlindungan untuk meminimalkan efek radiasi terhadap
fetus. (Cunningham, ui)
Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman dan tanpa
resiko terhadap ibu dan janin. Pemeriksaan radiografi. (Cunningham)
Elektrokardiografi

Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab


pertanyaan rang spesifik. Kehamilan dapat menyebabkan interpretasi dari variasi
gelombang ST-T lebih sulit dari yang biasa, Depresi segmen ST inferior sering
didapati pada wanita hamil normal. Pergeseran aksis QRS kekiri sering didapati,
tetapi deviasi aksis kekiri yang nyata (-30) menyatakan adanya kelainan jantung.
(Cunningham F, MacDonald P, Gant N, Leveno K, Gilstrap L, Hankins Gea.
Cardiovascular diseases. In: Williams obstetrics. 21 st ed. New York: McGraw Hill; 2001.
p. 1181-203.))

Klasifikasi Klinis pada Penyakit Jantung


Pemeriksaan kapasitas fungsi jantung secara akurat sulit dilakukan. Klasifikasi
klinis yang digunakan berupa New York Heart Association (NYHA). Klasifikasi
ini berdasarkan keterbatasan aktifitas fisik dan pemeriksaan fisik.(cunnimgham)
-

Kelas 1.
Tidak terdapat batasan dalam beraktifitas fisik.Aktifitas fisik sehari-hari
tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak napas. Wanita hamil

tidak memiliki gejala dari kelainan jantung atau riwayat nyeri dada
Kelas II.
Terbatasnya aktifitas fisik secara ringan.Wanita hamil pada kondisi ini
merasa lebih nyaman pada saat beristirahat, tetapi aktifitas sehari-hari

menyebabkan sesak napas, palpitasi, dispnea atau nyeri ulu hati.


Kelas III.
Terdapat batasan aktifitas bermakna.Wanita hamil dengan kondisi ini
merasa nyaman dengan istirahat, tetapi sangat sedikit dapat melakukan

aktifitas karena sangat mudah lelah, palpitasi, sesak napas dan nyeri dada.
Kelas IV.
Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan.Terdapat gejala pada
saat istirahat.Keluhan meningkat pada saat melakukan aktifitas. Gejala
yang dapat timbul antara lain berupa insufisiensi jantung dan nyeri dada
bahkan pada saat istirahat sekalipun.

Siu dan kawan-kawan (2001) mengembangkan klasifikasi NYHA dan membuat


suatu sistem penilaian untuk memprediksi komplikasi jantung pada saat
kehamilan. Prediktor terhadap komplikasi antara lain: (Cunningham)
-

Riwayat gagal jantung, transient ischemic attacks, aritmia atau stroke


Minimal NYHA III atau IV atau sianosis
Obstruksi sisi kiri berupa area katup mitral kurang dari 2 cm2, katup aorta
kurang dari 1,5 cm2, atau puncak aliran ventrikel kiri diatas 30 mmHg

pada ekokardiografi
Ejection fraction kurang dari 40%
Risiko berupa edema pulmonal, aritmia, stroke, cardiac arrest atau

kematian jantung dapat meningkat dengan terdapatnya satu faktor atau lebih.
Wanita hamil yang mengalami penyakit jantung umumnya berasal dari kongenital,
kemudian penyakit jantung yang didapat seperti kelainan katup dan aritmia.
(Cunningham)

Konseling prekonsepsi
Wanita dengan kelainan jantung yang parah harus dilakukan konseling
terlebih dahulu sebelum direncanakan untuk hamil. Pada beberapa wanita,
kelainan jantung yang bersifat mengancam jiwa dapat dikurangi dengan
melakukan operasi, sehingga kehamilan menjadi kurang berbahaya.Pada kasus
lainnya, wanita dengan katup mekanik yang mengkonsumsi warfarin, harus
dipertimbangkan terhadap fetus. (Cunningham)
2.3.4. Kelainan kongenital jantung yang diturunkan
1. Kelainan kongenital dapat diturunkan dengan berbagai karakteristik.
Seperti ibu hamil dengan kelainan kongenital cenderung melahirkan anak
dengan defek yang sama dengan risiko yang lebih luas. (Cunningham G.F.,
Leveno K.J., Bloom S.L., Hauth J.C., Rouse D.J., Spong C.Y., et al. 2010.

Chapter 44 : Cardiovascular Disease in Williams Obstetrics 23rd ed. USA :


McGraw-Hill Company.)

Daftar pustaka
-Prawirohardjo, Sarwono, 2011. Ilmu Kebidanan. Penyakit jantung Katup. Hal
766-773. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; Jakarta

-Rampengan, Starry Homenta. 2014. Penyakit Jantung Pada Kehamilan. FK UI;


Jakarta
-Cunningham G.F., Leveno K.J., Bloom S.L., Hauth J.C., Rouse D.J., Spong C.Y.,
et al. 2010. Chapter 44 : Cardiovascular Disease in Williams Obstetrics 23rd ed.
USA : McGraw-Hill Company.
-Easterling TR, Otto C. Heart disease. In: Gabbe, editor. Obstetrics-normal and problem
pregnancies. 4 th ed. London: Churchill Livingstone Inc; 2002. p. 1005-30.)

NamaPasien

: Ny. HT

NamaSuami

: Tn. L

No. MR

: 00.68.91.44

Usia

: 28 Tahun

Usia

: 26 Tahun

PendidikanTerakhir : SMA

Riwayatobsetrik

: G2P1A0

Suku

: Karo

PendidikanTerakhir : SMA

Agama

: Kristen

Suku

Pekerjaan

: Wiraswasta

: Karo

Agama

: Protestan

Pekerjaan

: Wiraswasta

TglMasuk

: 20 Oktober 2016

BAB 3
STATUS ORANG SAKIT

ANAMNESIS
Keluhan Utama : Telaah

: riwayat mules-muler mau melahirkan tidak ada, riwayat keluar lendir


darah dari kemaluan tidak ada, riwayat keluar air-air dari kemaluan tidak
ada, riwayat tekanan darah tinggi sebelum dan selama kehamilann tidak
dijumpai. Riwayat transfusi darah tidak dijumpai. pasien merupakan pasien
rujukan dari RS Efarina Etaham dengan diagnosis kehamilan dengan
rhesus negatif

Riwayat Penyakit Terdahulu : Riwayat penggunaan obat

: -

Riwayat ANC

: kali dengan bidan, kali dengan Sp OG

Riwayat Obstetrik

: - Hamil ini
- HPHT
- TTP

:15/01/2016
: 22/10/2016

Riwayat Persalinan:
1

Pr, 4000gr, SC a/i makrosomia, RS, Sp.OG, 4 tahun, sehat

PEMERIKSAAN FISIK
Status Present :
Sens

: Compos mentis

Anemis : (+/+)

TD

: 130/80 mmHg

Ikterik : (-)

HR

: 84 x/I

Dispnoe : (-)

RR

: 20 x/I

Sianosis : (-)

Temp. : 36.20 C

Oedema : (-)

Status Obstetrik

Pemeriksaan Luar

Abdomen

: soepel, BU (+) N, membesar asimetris

TFU

: 2 jari bawah BPX

Tegang

: Kiri

Terbawah

: Kepala

HIS

: (-)

Gerak

: (+)

DJJ

: 136 x/i

Pemeriksaan Dalam
VT :

TDP

ST :

TDP

Tabel 3.1.Pemeriksaan Laboratorium (19Oktober 2016)

Parameters
Darahlengkap
Hemoglobin
Hematocrite
Erithrocyte
Leucocyte
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
Protrombin Time
- Patient
- Control

Nilai

Nilai Normal

9,4gr%
31%
4,22x 106 /mm3
8.370x 103 /mm3
284.000 /mm3
74fl
22,3pg
30,2gr%
17,4 %

12 16 gr%
36 47%
4,10 5,10 x 106 /mm3
4,0 11,0 /mm3
150000 450000 /mm3
81 99 fl
27 31 pg
31 37 gr%
11,5 14,5 %

11,3
14,5

INR
APTT
- Patient
- Control

0,79
26,0
34.5

Trombin Time
- Patient
- Control
FaalGinjal
Ureum
Creatinin
BUN

13,6
18.0

13
0,46
6

15-40 mg/dL
0,6 1,1 mg/dL
7-19 mg/dL

Imunoserologi
HBsAg
Anti HIV (3 methode)

Non Reaktif
Non Reaktif

Non Reaktif
Non Reaktif

Anti HIV (Rapid I)


Non Reaktif
MetabolismeKarbohidrat
GlukosaDarah (Sewaktu) 89

Non Reaktif

Hati
SGOT

20

SGPT

12

ALBUMIN
Elektrolit
Na

3,1

5.11

Cl

100

129

Diagnosis Kerja

Prev SC 1x+ SG + KDR (38-39) minggu +PK + AH + Rh (-)


Diagnosis Sementara

Prev SC 1x + SG + KDR (38-39) minggu +PK + AH + Rh (-)


Penatalaksanaan
-

Bed Rest

IVFD RL 20gtt/i

Rencana

Konsul interna
SC Elektif

Hasil Pembacaan USG TAS


-JT/ PK/ AH
-FM (+), FHR (+)
-BPD : 8,0 cm
-AC : 34,3 cm

<200

-FL : 6,8 cm
-EFW : 3010 gr
-AFI cukup 7,31 cm
-Plasenta fundal grd III
-Kesan : IUP (38-39) minggu + PK+ AH

Jawaban konsul interna:


Diagnosa: anemia defisiensi besi, rhesus (-)
Anjuran: cek SI/TIBC, feritin, LFT lengkap
Dapat dilakukan operasi, toleransi operasi ringan sedang.
Pemberian anti D perlu konfirmasi rhesus dari janin. Bila rhesus janin bisa
diketahui hanya setelah persalinan dan rhesusnya positif, maka boleh diberikan
anti D 300 mikrogram/IM segera setah persalinan, tetapi bila rhesus anak negatif,
maka anti D tidak perlu diberikan.

BAB 4
FOLLOW UP
LaporanOperasi
Tanggal

: 21 Oktober 2016

Jam

: 11.50 WIB

Ruangan

: COT

Nama Operator

: dr. Dudy Aldiansyah, Sp.OG

Nama Asisten

: dr.Diana / dr. Paul / dr. Safril

JenisAnastesi

: Spinal

GolonganOperasi

: Mayor

Diagnosis PraBedah

:Prev SC 1x + SG + KDR (38-39) minggu+ PK+ AH+ Rhesus (-)

Diagnosis PascaBedah

: Post SC a/i Prev SC 1x + Rhesus (-)

IndikasiOperasi

:Prev SC 1x + rhesus (-)

Nama Operasi

: SectioCaesaria

Jaringan yang dieksisi

: Abdomen

Pemeriksaan PA

: tidakdilakukan

Jam OperasiMulai

: 10.30 WIB

Jam OperasiSelesai

: 11.50 WIB

DurasiOperasi

: 75 menit

KomplikasiOperasi

: perdarahan

Jumlahperdarahan

: 100 cc

PerawatanPascaOperasi : PACU

LaporanOperasi

Dilakukan insisi Pfannenstiel mulai dari kutis, subcutis, fascia digunting ke kiri dan
kanan. Peritoneum dijepit, digunting ke atas dan bawah, tampak uterus, dipasang back
blast, dilakukan insisi konkaf , dilebarkan sesuai arah sayatan. Selabut ketuban
dipecahkan. Dengan lokasir kepala bayi, BB: 3020 gr PB: 49 cm A/S: 8/9 anus (+ ), tali
pusat digunting, placenta lahir spontan dengan PTT, Kesan:Lengkap
Tepi luka uterus dijepit, cavum uteri dibersihkan, Kesan:bersih, uterus dijahit lapis demi
lapis, dilanjutkan reperiteneolisasi, evaluasi perdarahan luka insisi, kesan:terkontrol
Cavum abdomen dibersihkan, kesan bersih, dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
mulai dari peritoneum, Otot, fascia, subkutis dan kutis.
Operasi selesai, KU ibu post SC stabil.
Terapi :

IVFD RL + oxytocin 10-10-5-5 20 gtt/i


InjCeftriaxone 1gr/12jam
Inj Ketorolac 30 mg/8 jam

InstruksiPascaOperasi

Observasi kala IV
DL 2 jam post op

22 Oktober 2016
S
Mules-mules maumelahirkan (+), jantungberdebar-debar (+)
O
Status generalisata
Sens : Compos mentisGerakjanin (+)
TD : 120/70 mmHg
HR : 120 x/I , iregular DJJ: 150x/i
RR : 20x/i
T

: 37oC

Status lokalisata

HIS (-)

Abdomen: membesar, simetris

A
P

TFU

: 4 jaribpx

P/V

: (-)

BAK

: (+) via kateter, warna : kuningjernih

BAB
: (+), flatus (+)
PPROM + PG + KDR (35-36mgg) + PK + AH+Atrial Fibrilasi Rapid
Ventricle Response + Inpartu
O2 2-4 L/I via nasal canule
KonsulKardiologi
JawabanKonsulKardiologi

KU: Jantungberdebar
T: halinidialamidalam 2 minggu SMRS, berdebardirasakanterusmenerus,
sesaknafas (-), riwPND(-), DOE(-), riwayatberdebarsebelumkehamilan (-),
riwmudahlelahselamakehamilan

(-).

Riwayatdemamdanbatukdisangkal.

Pasiendirawat di RS luardandiberikanamniodaronedan digoxin tablet.


Sens : Compos mentis
TD : 110/80 mmHg
HR : 140-150x/I (irregular)
RR : 20x/i
T

: 37oC

Status Lokalisata
Kepala: mata: anemis(-/-), ikterik(-/-)
Leher: TVJ R+3 cmH20
Thorax: cor: S1S2 (irregular), murmur (SDN) grade 2, gallop(-), SP:
vesikuler, ST:Abdomen: simetrismembesar
Ext:akralhangat, oedem (-), cyanosis(-)
EKG: AF RVR 150x/I +RAD
A

Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Response


InjFargoxin 0.25mg

EKG ulangsetelah 4 jam


Toleransi

PSP:

Padadasarnya,

apabila

HR

sudahturun,

dapatdilakukandengan saran painless labor.


Setelah 4 jam: HR 125x/I (irregular), observasikembalisetelah 4 jam
29 Augustus 2016

PSP

S
O

Jantungberdebar (+)
Status generalisata
Sens : Compos mentisGerakjanin (+)
TD : 120/70 mmHg

HIS (-)

HR : 128 x/I, iregular

DJJ: 150x/i

RR : 20x/I
: 37,1oC

Status lokalisata
Abdomen: membesar, simetris
TFU

: 4 jaribpx

P/V

: (-)

BAK

: (+) via kateter, warna : kuningjernih

BAB
: (+), flatus (+)
PPROM + PG + KDR (35-36mgg) + PK + AH+Atrial Fibrilasi Rapid

Ventricle Response + Inpartu


Terminasi Kehamilan dengan SC
KonsulKardiologi
KonsulAnestesi
Jawaban Kardiologi: AF masih rapid namun sudah terkontrol HR 110115x/I, toleransi operasi SC low to moderate risk,
Jawaban Anestesi: Acc tindakan operasi
30 Augustus 2016

S
O

Status generalisata
Sens : Compos mentis
TD : 110/80 mmHg
HR : 80 x/I (ireg)
RR : 20x/i
T

: 36,8oC

Status lokalisata
Abdomen: soepel, Peristaltic (+) N
TFU

: 1jaribawahpusat, kontraksikuat

P/V

: (-) lokia (+) rubra

L/O

: tertutupverban, kesan: kering

BAK

: (+) via kateter, UOP: 70cc/jam, kuning jernih

BAB

: (-), flatus (-)

A
P

Post SC a/I PPROM + AF RVR + NH1


IVFD RL + oxytocin 10-10-5-5 20gtt/i
Inj ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj ketorolac 30mg/8 jam

Terapi lain sesuaikardio (Digoxin, Furosemide k/p)


31 Augustus 2016
S
Perutkembung
O
Status generalisata
Sens : Compos mentis
TD : 110/80 mmHg
HR : 80 x/I (ireg)
RR : 20x/i
T

: 36,8oC

Status lokalisata
Abdomen: soepel, Peristaltic (+) lemah

A
P

TFU

: 1jaribawahpusat, kontraksikuat

P/V

: (-) lokia (+) rubra

L/O

: tertutupverban, kesan: kering

BAK

: (+) via kateter, UOP: 75cc/jam, kuning jernih

BAB
: (+), flatus (+)
Post SC a/I PPROM + AF RVR + NH2
IVFD RL 20gtt/I
Inj ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj ketorolac 30mg/8 jam
Antasidasyr 3 x Cth
Terapi lain sesuaikardio
Aff kateter

Aff infuse
1 September 2016
S
Perutkembung
O
Status generalisata
Sens : Compos mentis
TD : 100/80 mmHg
HR : 72 x/I (ireg)
RR : 20x/i
T

: 36,5oC

Status lokalisata
Abdomen: soepel, Peristaltic (+) Normal

A
P

TFU

: 2 jaribawahpusat, kontraksikuat

P/V

: (+) lokia (+) rubra

L/O

: tertutupverban, kesan: kering

BAK

: (+)

BAB
: (+), flatus (+)
Post SC a/I PPROM + AF RVR + NH3
IVFD RL 20gtt/I
Cefadroxil 2 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500mg
Vit B complex 2x1
Antasidasyr 3 x Cth
Terapi lain sesuaikardio

2 September 2016
S
Perutkembung
O
Status generalisata
Sens : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg
HR : 70 x/I (ireg)
RR : 20x/i
T

: 36,8oC

Status lokalisata
Abdomen: soepel, peristaltic (+) N

A
P

TFU

: 2 jaribawahpusat, kontraksikuat

P/V

: (+) lokia

L/O

: tertutupverban, kesan: kering

BAK

: (+) N

BAB
: (+)
Post SC a/I PPROM + AF RVR + NH4
IVFD RL 20gtt/I
Cefadroxil 2 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500mg
Vit B complex 2x1
Terapi lain sesuaikardio

Kontrol PIH
Kontrol Kardiologi
PBJ

BAB 5
DISKUSI
Teori
Pre-persalinan
Perempuan
hamil
dengan
kelainan jantung dapat diobati
dengan
diuretic,
digoxin,
hidralazin,
nitrat
ataupun
vasodilator untuk mengurangi
beban ventrikel kiri
Persalian
Pada kehamilan dengan
kelainan jantung lebih
dianjurkan dengan persalinan
pervaginam dikarenakan sectio
cesarea memiliki risiko lebih
besar, diantaranya:

Kasus
Pasien usia 27 tahun dengan
kehamilan G1P0A0 yang disertai
CHF FC II-II ec MR Severe + MS
Mild + TR Severe + PR Moderate +
PH + Efusi Perikard Mild
Pada pasien diberi pengobatan
injeksi Furosemide

Pada pasien dilakukan terminasi


kehamilan dengan persalinan
sectio cesarean atas indikasi CHF
FC II-II ec MR Severe + MS Mild +
TR Severe + PR Moderate+ PH +
Efusi Perikard Mild

Perdarahan
Infeksi
Tromboemboli
Kecuali jika terdapat indikasi
obstetri untuk sectio cesarea,
yaitu:
Stenosis aorta (AS)
Hipertensi pulmonal
Gagal jantung akut
Dipertimbangkan pada pasien
dengan prostesis katup jantung
mekanik untuk
mencegah
masalah dengan persalinan
pervaginam yang terencana
Sindrom Marfan
Diseksi aorta kronik atau akut
Pasca-Persalinan
Pasca persalinan pada ibu
dengan gangguan fungsi
jantung, diberikan beberapa
tatalaksana berupa:
Infus oksitosin tetes lambat
untuk mencegah terjadinya
hipotensi
Metyl ergonovin merupakan
kontraindikasi karena risiko
terjadinya vasokontriksi dan
hipertensi.
Pemantauan hemodinamik dan
perpindahan cairan pada 12-24
jam pertama
Untuk merencanakan kehamilan
selanjutnya, lakukan konseling
prekonsepsi.

Indikasi obstetri dilakukan


tindakan sectio cesarean pada
pasien ini atas indikasi Hipertensi
Pulmonal

Anda mungkin juga menyukai