Selama dua dekade terakhir terjadi kemajuan pesat yang luar biasa dalam
metode diagnostik dan terapi penyakit jantung. Peningkatan keberhasilan operasi
penyakit jantung bawaan mengijinkan pasien dengan kelainan jantung yang
kompleks untuk meneruskan kehidupan mencapai usia dewasa dan menginginkan
hidup normal dengan memiliki anak. Maka, terjadi peningkatan jumlah
perempuan dengan penyakit jantung bawaan atau penyakit jantung didapat yang
mencapai usia produktif. (sarwono)
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian maternal ketiga dan penyebab
utama kematian dalam penyebab kematian maternal nonobstetrik. Penyakit katup
jantung terjadi pada 1-4% dari kehamilan pada perempuan-perempuan yang tanpa
gejala kelainan jantung sebelumnya. Keadaan-keadaan tersebut membuat dokter
harus waspada akan kesulitan-kesulitan yang dapat timbul ketika mereka hamil.
Bila memungkinkan, perempuan dengan kelainan jantung sebelum merencanakan
kehamilan perlu melakukan konsultasi tentang risiko dalam kehamilan. (sarwono)
Klasifikasi fungsional dari New York Heart Association/NYHA sering digunakan
sebagai prediksi untuk keberhasilan kehamilan. Pada umumnya pasien sebelum
hamil dengan NYHA kelas I dan II dapat melalui kehamilannya dengan aman.
Akan tetapi, khusus pasien-pasien dengan obstruksi ventrikel kiri, hipertensi
pulmonal dan penyakit aorta yang fragile tidak hanya memperhatikan kelas
fungsional. Perempuan dengan kelas fungsional III dan IV sebelum hamil
memiliki resiko tinggi dalam kehamilan. Namun, ada pengecualian yang juga
termasuk risiko tinggi, yaitu hipertensi pulmonal, mitral stenosis, beberapa
kardiomiopati, penyakit aorta, atrial septal defect/ASD dan juga penyakit jantung
koroner. Risiko maternal dan neonatal dari perempuan hamil dengan penyakit
jantung yang mendapat perawatan antenatal komprehensif adalah 13% dan 18%.
(sarwono)
Penyakit jantung katup merupakan penyakit jantung yang paling sering ditemukan
pada perempuan hamil. Toleransi terhadap perubahan hemodinamik kehamilan
dengan
adanya
penyempitan
katup
adalah
terjadinya
peningkatan
a) Mitral Stenosis
Penyebab
1
Hemodinamik
Untuk memahami keadaan pasien dan masalah dalam kehamilan, penting
untuk memahami hemodinamik dari lesi. Induksi perubahan hemodinamik dalam
kehamilan sangat buruk ditoleransi oleh mitral stenosis karena dengan peningkatan
curah jantung dan takikardi akan memperpendek waktu diastolik. Stenosis katup
mengarah ke tekanan atrium kiri meningkat yang pada gilirannya menyebabkan
peningkatan tekanan arteri pulmonal. Ini dapat menyebabkan ketegangan pada
jantung kanan dan mengakibatkan edema paru. Ventrikel kiri tidak dapat melakukan
pengisian sehingga menyebabkan penurunan curah jantung. Semua perubahan ini
diperparah dengan timbulnya takikardi atau fibrilasi atrium karena tidak hanya
kehilangan sistol atrium, namun penurunan waktu untuk pengisian ventrikel karena
peningkatan denyut jantung yang berhubungan dengan aritmia.
Toleransi hemodinamik biasanya baik pada trimester pertama karena takikardi dan
peningkatan curahjantung masih moderat. Mitral stenosis ringan pada umumnya
dapat ditatalaksana dengan hati-hati selama kehamilan, sedangakn pasien dengan
mitral stenosis moderat dan berat kerap mengalami perburukan hemodinamikpada
trimester ketiga dan ketika persalinan.
Mitral Regurgitasi
Penyebab
Infeksi endokarditis
Prolaps katup mitral
Demam reumatik
Diagnosis
Banyaknya perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita hamil nampaknya
mempersulit diagnosis kelainan jantung, misalnya bising jantung fisiologis sering
ditemukan pada wanita hamil normal, demikian pula dengan
dyspnea
dan edem.
Cunningham dkk menyatakan bahwa diagnosis penyakit jantung pada kehamilan jangan
ditegakkan bila tidak ada kelainan yang ditemukan sebaliknya jangan gagal dan terlambat
menegakkan diagnosis bila memang ada kelainan (Cunningham F, MacDonald P, Gant N,
Leveno K, Gilstrap L, Hankins Gea. Cardiovascular diseases. In: Williams obstetrics. 21
st ed. New York: McGraw Hill; 2001. p. 1181-203.)
Symptoms
Progressive dyspnea or orthopnea
Nocturnal cough
Hemoptysis
Syncope
Chest pain
Clinical Findings
Cyanosis
Clubbing of fingers
Persistent neck vein distention
Systolic murmur grade 3/6 or greater
Diastolic murmur
Cardiomegaly
Persistent arrhythmia
Persistent split second sound
Criteria for pulmonary hypertension
Foto X-ray
Semua pemeriksaan radiografi mesti dihindarkan terutama pada awal
kehamilan. Pemeriksaan radiografi mempunyai resiko terhadap organogenesis
abnormal pada janin, atau malignancy pada masa kanak-kanak terutama leukemia.
Jika pemeriksaan sangat diperlukan sebaiknya dilakukan pada kehamilan lanjut,
dosis radiasi seminimal mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal
mungkin. Chest X-ray posisi anteroposterior dan lateral mungkin diperlukan dan
gunakan apron sebagai perlindungan untuk meminimalkan efek radiasi terhadap
fetus. (Cunningham, ui)
Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman dan tanpa
resiko terhadap ibu dan janin. Pemeriksaan radiografi. (Cunningham)
Elektrokardiografi
Kelas 1.
Tidak terdapat batasan dalam beraktifitas fisik.Aktifitas fisik sehari-hari
tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak napas. Wanita hamil
tidak memiliki gejala dari kelainan jantung atau riwayat nyeri dada
Kelas II.
Terbatasnya aktifitas fisik secara ringan.Wanita hamil pada kondisi ini
merasa lebih nyaman pada saat beristirahat, tetapi aktifitas sehari-hari
aktifitas karena sangat mudah lelah, palpitasi, sesak napas dan nyeri dada.
Kelas IV.
Tidak dapat melakukan aktifitas fisik tanpa keluhan.Terdapat gejala pada
saat istirahat.Keluhan meningkat pada saat melakukan aktifitas. Gejala
yang dapat timbul antara lain berupa insufisiensi jantung dan nyeri dada
bahkan pada saat istirahat sekalipun.
pada ekokardiografi
Ejection fraction kurang dari 40%
Risiko berupa edema pulmonal, aritmia, stroke, cardiac arrest atau
kematian jantung dapat meningkat dengan terdapatnya satu faktor atau lebih.
Wanita hamil yang mengalami penyakit jantung umumnya berasal dari kongenital,
kemudian penyakit jantung yang didapat seperti kelainan katup dan aritmia.
(Cunningham)
Konseling prekonsepsi
Wanita dengan kelainan jantung yang parah harus dilakukan konseling
terlebih dahulu sebelum direncanakan untuk hamil. Pada beberapa wanita,
kelainan jantung yang bersifat mengancam jiwa dapat dikurangi dengan
melakukan operasi, sehingga kehamilan menjadi kurang berbahaya.Pada kasus
lainnya, wanita dengan katup mekanik yang mengkonsumsi warfarin, harus
dipertimbangkan terhadap fetus. (Cunningham)
2.3.4. Kelainan kongenital jantung yang diturunkan
1. Kelainan kongenital dapat diturunkan dengan berbagai karakteristik.
Seperti ibu hamil dengan kelainan kongenital cenderung melahirkan anak
dengan defek yang sama dengan risiko yang lebih luas. (Cunningham G.F.,
Leveno K.J., Bloom S.L., Hauth J.C., Rouse D.J., Spong C.Y., et al. 2010.
Daftar pustaka
-Prawirohardjo, Sarwono, 2011. Ilmu Kebidanan. Penyakit jantung Katup. Hal
766-773. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; Jakarta
NamaPasien
: Ny. HT
NamaSuami
: Tn. L
No. MR
: 00.68.91.44
Usia
: 28 Tahun
Usia
: 26 Tahun
PendidikanTerakhir : SMA
Riwayatobsetrik
: G2P1A0
Suku
: Karo
PendidikanTerakhir : SMA
Agama
: Kristen
Suku
Pekerjaan
: Wiraswasta
: Karo
Agama
: Protestan
Pekerjaan
: Wiraswasta
TglMasuk
: 20 Oktober 2016
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Telaah
: -
Riwayat ANC
Riwayat Obstetrik
: - Hamil ini
- HPHT
- TTP
:15/01/2016
: 22/10/2016
Riwayat Persalinan:
1
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present :
Sens
: Compos mentis
Anemis : (+/+)
TD
: 130/80 mmHg
Ikterik : (-)
HR
: 84 x/I
Dispnoe : (-)
RR
: 20 x/I
Sianosis : (-)
Temp. : 36.20 C
Oedema : (-)
Status Obstetrik
Pemeriksaan Luar
Abdomen
TFU
Tegang
: Kiri
Terbawah
: Kepala
HIS
: (-)
Gerak
: (+)
DJJ
: 136 x/i
Pemeriksaan Dalam
VT :
TDP
ST :
TDP
Parameters
Darahlengkap
Hemoglobin
Hematocrite
Erithrocyte
Leucocyte
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
Protrombin Time
- Patient
- Control
Nilai
Nilai Normal
9,4gr%
31%
4,22x 106 /mm3
8.370x 103 /mm3
284.000 /mm3
74fl
22,3pg
30,2gr%
17,4 %
12 16 gr%
36 47%
4,10 5,10 x 106 /mm3
4,0 11,0 /mm3
150000 450000 /mm3
81 99 fl
27 31 pg
31 37 gr%
11,5 14,5 %
11,3
14,5
INR
APTT
- Patient
- Control
0,79
26,0
34.5
Trombin Time
- Patient
- Control
FaalGinjal
Ureum
Creatinin
BUN
13,6
18.0
13
0,46
6
15-40 mg/dL
0,6 1,1 mg/dL
7-19 mg/dL
Imunoserologi
HBsAg
Anti HIV (3 methode)
Non Reaktif
Non Reaktif
Non Reaktif
Non Reaktif
Non Reaktif
Hati
SGOT
20
SGPT
12
ALBUMIN
Elektrolit
Na
3,1
5.11
Cl
100
129
Diagnosis Kerja
Bed Rest
IVFD RL 20gtt/i
Rencana
Konsul interna
SC Elektif
<200
-FL : 6,8 cm
-EFW : 3010 gr
-AFI cukup 7,31 cm
-Plasenta fundal grd III
-Kesan : IUP (38-39) minggu + PK+ AH
BAB 4
FOLLOW UP
LaporanOperasi
Tanggal
: 21 Oktober 2016
Jam
: 11.50 WIB
Ruangan
: COT
Nama Operator
Nama Asisten
JenisAnastesi
: Spinal
GolonganOperasi
: Mayor
Diagnosis PraBedah
Diagnosis PascaBedah
IndikasiOperasi
Nama Operasi
: SectioCaesaria
: Abdomen
Pemeriksaan PA
: tidakdilakukan
Jam OperasiMulai
: 10.30 WIB
Jam OperasiSelesai
: 11.50 WIB
DurasiOperasi
: 75 menit
KomplikasiOperasi
: perdarahan
Jumlahperdarahan
: 100 cc
PerawatanPascaOperasi : PACU
LaporanOperasi
Dilakukan insisi Pfannenstiel mulai dari kutis, subcutis, fascia digunting ke kiri dan
kanan. Peritoneum dijepit, digunting ke atas dan bawah, tampak uterus, dipasang back
blast, dilakukan insisi konkaf , dilebarkan sesuai arah sayatan. Selabut ketuban
dipecahkan. Dengan lokasir kepala bayi, BB: 3020 gr PB: 49 cm A/S: 8/9 anus (+ ), tali
pusat digunting, placenta lahir spontan dengan PTT, Kesan:Lengkap
Tepi luka uterus dijepit, cavum uteri dibersihkan, Kesan:bersih, uterus dijahit lapis demi
lapis, dilanjutkan reperiteneolisasi, evaluasi perdarahan luka insisi, kesan:terkontrol
Cavum abdomen dibersihkan, kesan bersih, dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
mulai dari peritoneum, Otot, fascia, subkutis dan kutis.
Operasi selesai, KU ibu post SC stabil.
Terapi :
InstruksiPascaOperasi
Observasi kala IV
DL 2 jam post op
22 Oktober 2016
S
Mules-mules maumelahirkan (+), jantungberdebar-debar (+)
O
Status generalisata
Sens : Compos mentisGerakjanin (+)
TD : 120/70 mmHg
HR : 120 x/I , iregular DJJ: 150x/i
RR : 20x/i
T
: 37oC
Status lokalisata
HIS (-)
A
P
TFU
: 4 jaribpx
P/V
: (-)
BAK
BAB
: (+), flatus (+)
PPROM + PG + KDR (35-36mgg) + PK + AH+Atrial Fibrilasi Rapid
Ventricle Response + Inpartu
O2 2-4 L/I via nasal canule
KonsulKardiologi
JawabanKonsulKardiologi
KU: Jantungberdebar
T: halinidialamidalam 2 minggu SMRS, berdebardirasakanterusmenerus,
sesaknafas (-), riwPND(-), DOE(-), riwayatberdebarsebelumkehamilan (-),
riwmudahlelahselamakehamilan
(-).
Riwayatdemamdanbatukdisangkal.
: 37oC
Status Lokalisata
Kepala: mata: anemis(-/-), ikterik(-/-)
Leher: TVJ R+3 cmH20
Thorax: cor: S1S2 (irregular), murmur (SDN) grade 2, gallop(-), SP:
vesikuler, ST:Abdomen: simetrismembesar
Ext:akralhangat, oedem (-), cyanosis(-)
EKG: AF RVR 150x/I +RAD
A
PSP:
Padadasarnya,
apabila
HR
sudahturun,
PSP
S
O
Jantungberdebar (+)
Status generalisata
Sens : Compos mentisGerakjanin (+)
TD : 120/70 mmHg
HIS (-)
DJJ: 150x/i
RR : 20x/I
: 37,1oC
Status lokalisata
Abdomen: membesar, simetris
TFU
: 4 jaribpx
P/V
: (-)
BAK
BAB
: (+), flatus (+)
PPROM + PG + KDR (35-36mgg) + PK + AH+Atrial Fibrilasi Rapid
S
O
Status generalisata
Sens : Compos mentis
TD : 110/80 mmHg
HR : 80 x/I (ireg)
RR : 20x/i
T
: 36,8oC
Status lokalisata
Abdomen: soepel, Peristaltic (+) N
TFU
: 1jaribawahpusat, kontraksikuat
P/V
L/O
BAK
BAB
A
P
: 36,8oC
Status lokalisata
Abdomen: soepel, Peristaltic (+) lemah
A
P
TFU
: 1jaribawahpusat, kontraksikuat
P/V
L/O
BAK
BAB
: (+), flatus (+)
Post SC a/I PPROM + AF RVR + NH2
IVFD RL 20gtt/I
Inj ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj ketorolac 30mg/8 jam
Antasidasyr 3 x Cth
Terapi lain sesuaikardio
Aff kateter
Aff infuse
1 September 2016
S
Perutkembung
O
Status generalisata
Sens : Compos mentis
TD : 100/80 mmHg
HR : 72 x/I (ireg)
RR : 20x/i
T
: 36,5oC
Status lokalisata
Abdomen: soepel, Peristaltic (+) Normal
A
P
TFU
: 2 jaribawahpusat, kontraksikuat
P/V
L/O
BAK
: (+)
BAB
: (+), flatus (+)
Post SC a/I PPROM + AF RVR + NH3
IVFD RL 20gtt/I
Cefadroxil 2 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500mg
Vit B complex 2x1
Antasidasyr 3 x Cth
Terapi lain sesuaikardio
2 September 2016
S
Perutkembung
O
Status generalisata
Sens : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg
HR : 70 x/I (ireg)
RR : 20x/i
T
: 36,8oC
Status lokalisata
Abdomen: soepel, peristaltic (+) N
A
P
TFU
: 2 jaribawahpusat, kontraksikuat
P/V
: (+) lokia
L/O
BAK
: (+) N
BAB
: (+)
Post SC a/I PPROM + AF RVR + NH4
IVFD RL 20gtt/I
Cefadroxil 2 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500mg
Vit B complex 2x1
Terapi lain sesuaikardio
Kontrol PIH
Kontrol Kardiologi
PBJ
BAB 5
DISKUSI
Teori
Pre-persalinan
Perempuan
hamil
dengan
kelainan jantung dapat diobati
dengan
diuretic,
digoxin,
hidralazin,
nitrat
ataupun
vasodilator untuk mengurangi
beban ventrikel kiri
Persalian
Pada kehamilan dengan
kelainan jantung lebih
dianjurkan dengan persalinan
pervaginam dikarenakan sectio
cesarea memiliki risiko lebih
besar, diantaranya:
Kasus
Pasien usia 27 tahun dengan
kehamilan G1P0A0 yang disertai
CHF FC II-II ec MR Severe + MS
Mild + TR Severe + PR Moderate +
PH + Efusi Perikard Mild
Pada pasien diberi pengobatan
injeksi Furosemide
Perdarahan
Infeksi
Tromboemboli
Kecuali jika terdapat indikasi
obstetri untuk sectio cesarea,
yaitu:
Stenosis aorta (AS)
Hipertensi pulmonal
Gagal jantung akut
Dipertimbangkan pada pasien
dengan prostesis katup jantung
mekanik untuk
mencegah
masalah dengan persalinan
pervaginam yang terencana
Sindrom Marfan
Diseksi aorta kronik atau akut
Pasca-Persalinan
Pasca persalinan pada ibu
dengan gangguan fungsi
jantung, diberikan beberapa
tatalaksana berupa:
Infus oksitosin tetes lambat
untuk mencegah terjadinya
hipotensi
Metyl ergonovin merupakan
kontraindikasi karena risiko
terjadinya vasokontriksi dan
hipertensi.
Pemantauan hemodinamik dan
perpindahan cairan pada 12-24
jam pertama
Untuk merencanakan kehamilan
selanjutnya, lakukan konseling
prekonsepsi.