Disusun oleh :
Tomi Aris (135080600111012)
pertumbuhan mikroba
terdiri dari 4 fase utama yaitu : lag, eksponensial, stasioner, dan kematian.
Kurva pertumbuhan yang lengkap merupakan gambaran pertumbuhan secara
bertahap (fase) sejak awal pertumbuhan sampai dengan terhenti mengadakan
kegiatan.
kenyataannya
bahwa
gambaran
kurva
pertumbuhan
mikroorganisme tidak linear seperti yang dijelaskan di atas jika faktorfaktor lingkungan yang menyertainya tidak memenuhi persyaratan.
Beberapa penyimpangan yang sering terjadi, misalnya : fase lag yang
terlalu lama karena faktor lingkungan kurang mendukung, tanpa fase lag
karena pemindahan ke lingkungan yang identik, fase eksponensial
berulang-ulang karena medium kultur kontinyu, dan lain sebagainya.
1.4 Kecepatan atau laju pertumbuhan Eksponesial
Pertumbuhan eksponensial adalah Pertumbuhan mikroorganisme
pada fase log atau fase dimana pertumbuhan mikroorganisme sangat cepat
dan dalam waktu yang singkat. Pertumbuhan yang cepat pada
miroorganisme, disebabkan karena jumlah nutrisi yang banyak. Fase ini
adalah fase yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan laju atau
kecepatan pertumbuhan dari mikroorganisme.
Rumus perhitungan Pertumbuhan eksponensial yaitu:
Nt = N0 x 2n
Keterangan:
Nt = Jumlah sel pada waktu t
Keterangan:
N = Jumlah generasi
Nf = Konsentrasi akhir sel ( cell/ml)
N0 = Konsentrasi awal sel (cell/ml)
0,301 = Faktor Konversi, konversi dari log2 sampai log10.
Setelah itu mencari Waktu generasi dengan rumus:
g = t / n seperti rumus diatas.
hemositometer),
digunakan
untuk
mengukur
menggunakan
ruang
penghitung
melalui
pengenceran
dan
diteruskan
dengan
spektrofotometer
(optical
density/
OD),
yang
besar
dan
akhirnya
membelah
menjadi
dua
sel.
Hal
ini
Metode lain untuk menentukan berat atau jumlah sel, dengan menentukan
nitrogen dan mengukur volume sel yang telah disentrifugasi.
Jumlah bakteri dalam suatu biakan dapat ditentukan dengan menghitung
langsung jumlah keseluruhan bakteri atau dengan cara tidak langsung,
menghitung jumlah sel yang hidup. Jumlah total bakteri yang hidup dan mati
dapat dilakukan dengan menggunakan alat penghitung seperti Petroff-Houser
counter, atau cara yang tepat dengan Coulter counter, suatu alat penghitung
partikel elektronik yang mengukur penyebaran ukuran dan jumlah dalam
suspensi bakteri (Kusnadi,2014).
Untuk menghitung jumlah yang hidup, diperlukan pembiakan pada
permukaan lempeng agar. Populasi mikroorganisme diencerkan dalam pelarut
nontoksik, dan populasi yang tercampur rata disebarkan dalam atau pada
medium padat yang sesuai, jadi setelah inkubasi setiap unit yang hidup
membentuk satu koloni. Jumlah individu yang hidup atau cluster yang ada
ditentukan dari jumlah koloni dan pengenceran. Sampel yang mengandung
mikroorganisme lebih dari 100 sel per mililiter, seperti urin atau dari sumber
air minum, memerlukan pemekatan sebelum dilakukan penghitungan. Hal ini
dilakukan melalui filter membran steril dengan ukuran pori yang dapat
menahan semua bakteri, selanjutnya membran dipindahkan ke suatu lapisan
absorben yang jenuh oleh kaldu nutrien.
1.8 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
Dalam pertumbuhan bakteri, semua substansi esensial harus tersedia untuk
sintesis dan pemeliharaan protoplasma, dengan sumber energi, dan kondisi
lingkungan yang sesuai. Bakteri merupakan organisme yang sangat pintar.
Mereka memperlihatkan kemampuan yang sangat besar dalam menggunakan
bahan makanan yang tersebar, menyusun bahan anorganik menjadi senyawa
organik yang sangat kompleks. Beberapa spesies juga belajar tumbuh pada
berbagai relung ekologik dengan temperatur, keasaman, dan tekanan oksigen
yang ekstrim. Kemampuan bakteri untuk bertahan di bawah keadaan sekitar
yang demikian merupakan perlindungan dari adaptabilitas tinggi dan refleks
kapasitasnya dalam keberhasilan merespon suatu stimulus yang dianggap
asing atau tidak pernah ditemui sebelumnya ( Hamdiyati,2014).
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri:
1. Faktor nutrisi
Karbon, Bakteri Autotrofik (litotrof), untuk pertumbuhannya hanya
membutuhkan air, garam anorganik dan karbon dioksida. Kelompok
ini mensintesis karbon dioksida menjadi sebagian besar metabolit
organik esensial. Bakteri heterotrofik (organotrof) membutuhkan
karbon organik untuk pertumbuhannya. Dalam praktek laboratorium,
glukosa secara luas digunakan sebagai sumber karbon organik, tetapi
berbagai senyawa lain juga dapat digunakan secara khusus atau sumber
karbon tertentu oleh bakteri yang berbeda. Di antara bakteri yang
pintar, Pseudomonas menggunakan lebih dari 100 senyawa organik
yang berbeda sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi.
Ion anorganik, Sejumlah kecil ion anorganik dibutuhkan oleh
semua bakteri. Selain nitrogen, sulfur dan fosfor yang terdapat sebagai
unsur dalam senyawa biologik , kalium, magnesium dan kalsium pada
bakteri fungsinya berhubungan dengan polimer anionik tertentu.
Magnesium berfungsi menstabilkan ribosom, membran sel, asam
nukleat, dan dibutuhkan untuk aktivitas sejumlah enzim. Kalium juga
dibutuhkan untuk aktivitas sejumlah enzim, dan konsentrasi kalium
dalam sel bakteri Gram-positif dipengaruhi oleh kandungan asam
teikoat pada dinding sel. Sebagian besar bakteri membutuhkan besi,
magnesium, seng, kupri, dan kobalt, dan untuk bakteri lain kebutuhan
molibdenum dan selenium dianggap esensial. Kebutuhan unsur
tersebut untuk bakteri lain lebih sulit untuk diperkirakan, karena
kadang-kadang diperlukan atau kehadirannya dianggap sebagai unsur
kontaminan dalam medium (Hamdiyati,2014).
Unsur dalam jumlah yang sedikit (trace element) berperan penting
dalam inetraksi inang-parasit. Pada inang hewan, kekuatan protein
pengikat-besi dalam cairan tubuh berfungsi untuk menahan besi
terhadap serangan mikroorganisme yang masuk. Keberhasilan
mikroorganisme
memasuki
inang,
akan
dapat
meningkatkan
dari
(siderophore)
berbagai
sudah
lingkungannya.
dikenal
pada
Sejumlah
beberapa
senyawa
spesies
besi
bakteri.
enzim
yang
berafinitas
rendah
terhadap
CO2
dan
untuk
tersebut (Kusnadi,2014).
2. Lingkungan
Setiap mikroorganisme mempunyai respons yang berbeda terhadap
faktor lingkungan (suhu, pH, O, salinitas, dsb.)
1. Suhu
Tinggi rendahnya suhu mempengaruhi
pertumbuhan
kelompok
fakultatif
anaerob.
Mikroorganisme
mikroba (Kusnadi,2014).
Kondisi Osmotik.
Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel
bakteri, umumnya lebih tinggi dari konsentrasi di luar sel. Sebagian
besar bakteri, kecuali pada Mycoplasma dan bakteri yang
mengalami kerusakan dinging selnya, tidak toleran terhadap
perubahan osmotik dan akan mengembangkan sistem transpor
kompleks dan alat pengatur sensor-osmotik untuk memelihara
keadaan osmotik konstat dalam sel.
5.
Salinitas
Berdasarkan kebutuhan garam (NaCl) mikroorganisme dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Non halofil
2. Halotoleran
3. Halofil (NaCl 10-15%)
4. Halofil ekstrim
pertumbuhan
membunuh
Salmonella,
mikroorganisme
Coxiella)
dan
beberapa
pathogen
(Mycobacterium,
mikroorganisme
normal.
Daftar Pustaka
Dkk.
2011.
Reproduksi
dan
Pertumbuhan
Mikroorganisme.