Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

A. PENDAHULUAN
Secara substantif pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan
subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik berkait erat
dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian
moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Maka kewajiban
moral dibedakan dengan pengertian kewajiban-kewajiban lainnya, karena yang
dimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia
Walaupun dalam hubungannya dengan masyarakat bangsa maupun negara,
etika politik tetap meletakkan dasar fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini
lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan senantiasa didasarkan kepada
hakikat manusia sebagi makhluk yang beradab dan berbudaya. Berdasarkan suatu
kenyataan bahwa masyarakat, bangsa maupun negara bisa berkembang ke arah yang
tidak baik dalam arti moral. Misalnya suatu negara yang dikuasai oleh penguasa atau
rezim yang otoriter, yang memaksakan kehendak kepada manusia tanpa
memperhitungkan dan mendasarkan kepada hak-hak dasar kemanusiaan. Dalam suatu
masyarakat negara yang demikian ini maka seseorang baik secara moral kemanusiaan
akan dipandang tidak baik menurut negara serta masyarakat otoriter, karena tidak
dapat hidup sesuai dengan aturan yang buruk dalam suatu masyarakat negara. Oleh
karena itu aktualisasi etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran
harkat dan martabat manusia sebagai manusia.
B. PEMBAHASAN
B.1. Pengertian Pancasila
Kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yag terdiri atas dua suku kata
yaitu "panca" yang berarti lima, dan "sila" yang berarti prinsip, dasar, atau asas.
Pancasila merupakan lima prinsip dasar/asas sebagai dasar negara yang menjadi
pedoman hidup atau pandangan hidup, baik tentang bertuhan maupun tentang
bagaimana hidup bermasyarakat serta berhubungan dengan sesama warga, bangsa

dan bernegara. Pancasila terdiri atas lima sendi utama penyusunnya. Pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa, kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, ketiga,
persatuan Indonesia, keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Kelima sendi utama penyusun Pancasila tersebut termaktub dalam
paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
B.2. Pengertian Etika
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana
kita harus mengambil sikap yang berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan khusus. Etika
umum adalah etika yang mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia, sedangkan etika khusus adalah etika yang membahas prinsipprinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Etika
khusus dibagi menjadi etika individual yaitu yang membahas tentang kewajiban
manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yaitu yang membahas tentang
kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup masyarakat, yang merupakan
suatu bagian terbesar dari etika khusus.
B.2. Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud dalam proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam Negara. Pengertian ini adalah upaya penggabungan antara berbagai definisi
yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik
adalah juga seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional. Di samping itu, politik juga dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandang yang berbeda, yaitu antara lain: Politik adalah usaha yang ditempuh warga

negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles). Politik adalah
hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan negara dan ketatanegaraan.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan dari kebijakan publik.
B.4. Pengertian Etika Politik
Secara substantive pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan
subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik berkait erat
dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian
moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Maka kewajiban
moral dibedakan dengan pengertian kewajiban- kewajiban lainnya, karena yang
dimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia. Walaupun dalam hubungannya
dengan masyarakat, bangsa maupun Negara, etika politik tetap meletakkan dasar
fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik
bahwa kebaikan senantiasa didsarkan kepada hakekat manusia sebagai makhluk yang
beradab dan berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat, bangsa
maupun negara bias berkembang kearah keadaan yang tidak baik dalam arti moral.
Misalnya suatu negara yang dikuasai oleh penguasa atau rezim yang otoriter, yang
memaksakan kehendak kepada manusia tanpa memperhitungkan dan mendasarkan
kepada hak-hak dasar kemanusiaan. Dalam suatu masyarakat negara yang demikian
ini maka seorang yang baik secara moral kemanusiaan akan dipandang tidak baik
menurut negara serta masyarakat otoriter, karena tidak dapat hidup sesuai dengan
aturan yang buruk dalam suatu masyarakat negara.
Oleh karena itu aktualisasi etika harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran
harkat dan martabat manusia sebagai manusia. Etika politik yaitu etika atau aturan
tentang bagaimana seharusnya seseorang atau sekelompok orang bertindak khususnya
dalam lingkup pembagian kekuasaan dalam masyarakat atau pada lingkup
pemerintahan. Dari ketiga pengertian terpisah seperti yang telah dijelaskan sebelum

ini, maka penerapan Pancasila sebagai etika politik di dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara Republik Indonesia sangatlah penting, bahkan merupakan hal yang
teramat fundamental.
Sedangkan, dalam penyelenggaraan system kenegaraan, pemerintah dan DPR
seakan berlomba-lomba menunjukkan prestasi yang sayangnya kurang elok dan etis
dilihat dan dirasakan oleh mayoritas rakyat Indonesia. Korupsi yang merajalela,
sistem dan penerapan hukum yang lemah dan melukai rasa keadilan masyarakat,
hanyalah beberapa fragmen dari keseluruhan sistem dan penyelenggara Negara yang
tidak baik.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, di sinilah pancasila berperan
penting dalam kaitannya dengan etika politik. Tergolong penting karena pancasila
merupakan dasar negara yang menjadi pedoman hidup bermasyarakat juga sepatunya
diaplikasikan secara nyata dalam bermasyarakat khususnya dalam dunia politik.
Pancasila sebagai etika politik yaitu dimana pancasila dijadikan sebagai
dasar/tolak ukur dalam pembuatan aturan-aturan tentang bagaimana seharusnya
bertindak atau berperilaku di dalam dunia politik.
B.5. Penerapan Pancasila Sebagai Etika Politik
Penerapan pancasila sebagai etika politik yaitu dengan berpedoman pada prinsipprinsip dasar etika politik pancasila.
1. Pluralisme

Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas, artinya, untuk hidup


dengan positif, damai, toleran, dan biasa/normal bersama warga masyarakat yang
berbeda pandangan hidup, agama, budaya, adat.
2. Hak Asasi Manusia
Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti Kemanusia yang
adil dan beradab. Mengapa? Karena hak-hak asasi manusia
menyatakan bagaimana manusia wajib diperlakukan dan wajib tidak

diperlakukan. Jadi bagaimana manusia harus diperlakukan agar


sesuai dengan martabatnya sebagai manusia.
3.

Solidaritas Bangsa
Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri, melainkan

juga demi orang lain, bahwa kita bersatu senasib sepenanggungan. Manusia hanya hidup
menurut harkatnya apabila tidak hanya bagi dirinya sendiri, melainkan menyumbang
sesuatu pada hidup manusia-manusia lain. Sosialitas manusia berkembnag secara
melingkar: keluarga, kampong, kelompok etnis, kelompok agama, kebangsaan,
solidaritas sebagai manusia.

4. Demokrasi
Prinsip kedaulatan rakyat menyatakan bahwa tak ada manusia, atau sebuah
elit, atau sekelompok ideologi, atau sekelompok pendeta/pastor/ulama berhak untuk
menentukan dan memaksakan (menuntut dengan pakai ancaman) bagaimana orang
lain harus atau boleh hidup. Demokrasi berdasarkan kesadaran bahwa mereka yang
dipimpin berhak menentukan siapa yang memimpin mereka dan kemana mereka mau
dipimpin. Demokrasi adalah kedaulatan rakyat plus prinsip keterwakilan.Jadi
demokrasi memerlukan sebuah system penerjemah kehendak masyarakat ke dalam
tindakan politik. Keadilan Sosial Keadilan merupakan norma moral paling dasar

dalam kehidupan masyarakat. Maksud baik apa pun kandas apabila melanggar
keadilan. Moralitas masyarakat mulai dengan penolakan terhadap ketidakadilan.
C. KESIMPULAN
Pancasila merupakan lima nilai atau asas yang memuat nilai moral dan etika
yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup.
Etika politik yaitu norma atau aturan yang mengatur bagaimana seharusnya
berbuat atau bertingkah dalam dunia politik.
Pancasila sebagai etika politik yaitu pancasila mengandung nilai etika maupun
moral dapat dijadikan sebagai pedoman atau patokan beretika dalam dunia politik.
Keadaan politik di Indonesia saat ini tidak seperti yang diharapkan masyarakat pada

umumnya karena mereka beranggapan bahwa politik di Indonesia hanya


memperebutkan kursi kekuasaan.
Penerapan pancasila sebagai etika politik dapat dilakukan berdasarkan lima
prinsip yang terkandung dalam pancasila itu sendiri yaitu pluralisme, HAM,
solidaritas bangsa, demokrasi dan keadilan sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Https://idrusmuhammad.files.wordpress.com/2014/03/pancasila-sebagai-etikapolitik.pdf
Http://mega-pramita.blogspot.co.id/2013/01/pancasila-sebagai-etika-politik.html
Http://www.gudangmakalah.com/2015/02/contoh-makalah-pancasila-sebagaietika.html
Http://listonforindonesia.blogspot.co.id/2013/05/pancasila-sebagai-etika-politik.html

Makalah
PANCASILA
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

DISUSUN OLEH
WA HADAYANI
A1L1 15 048

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

Anda mungkin juga menyukai