Anda di halaman 1dari 57

HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN INDEKS

PRESTASI PADA SISWA SD USIA 10-12 TAHUN


PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

VIONA APRILIA SUCIPTO


030.11.301

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, 21 AGUSTUS 2014

Bidang Ilmu : Biomedik klinik

PROPOSAL SKRIPSI

JUDUL
HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN INDEKS
PRESTASI PADA SISWA SD USIA 10-12 TAHUN

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

VIONA APRILIA SUCIPTO


030.11.301

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA, 21 AGUSTUS 2014

PERSETUJUAN
Proposal Skripsi
Judul:
HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN INDEKS PRESTASI PADA SISWA
SD USIA 10-12 TAHUN
VIONA APRILIA SUCIPTO
030.11.301
Telah disetujui untuk diuji dihadapan
Tim Penguji Proposal Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
Pada Hari Senin ,Tanggal 5 Agustus 2014

Pembimbing

dr. Hartanto Gondoyuwono, Sp.KJ.,Sp.KJAR(K)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI


Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Viona Aprilia Sucipto
NIM
: 030.11.301
Program Studi
: Pendidikan Dokter
Alamat Koresponden : Jl. Raya Gabus-Pati no.144
Telepon
: 081317776407
e-mail
: vionaaprilia50@gmail.com
Judul Skripsi
: Hubungan Sarapan Pagi dengan Indeks Prestasi Pada Siswa
SD Usia 10-12 tahun
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya ilmiah saya sendiri. Skripsi ini belum pernah diajukan sebagai
suatu karya ilmiah untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan SK Permendiknas No. 17
Tahun 2010 tentang pecegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dimanfaatkan
sebagaimana mestinya.

Jakarta,........... 2014

Viona Aprilia Sucipto


030.11.301
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SRIPSI...............................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan penelitian............................................................................................4
1.3.1 Tujuan umum........................................................................................4
1.3.2 Tujuan khusus.......................................................................................4
1.4 Hipotesis.........................................................................................................4
1.5 Manfaat...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN, RINGKASAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI.......6
2.1 Sarapan..............................................................................................................6
2.1.1 Definisi sarapan.......6
2.1.2 Fungsi dan manfaat sarapan........7

2.1.3 Dampak negatif tidak sarapan.....9


2.14 Menu seimbang..............10
2.2 Belajar........12
2.2.1 Definisi belajar.,...12
2.2.2 Prestasi Belajar...13
2.2.3 Faktor-faktor belajar...15
2.3 Ringkasan pustaka.........................................................................................22
2.4 Kerangka teori...............................................................................................25
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL...................26
3.1 Kerangka konsep..........................................................................................26
3.1.1 Variabel bebas..26
3.1.2 Variabel terikat.26
3.2 Definisi operasional......................................................................................27
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................30
4.1 Desain penelitian..........................................................................................30
4.2 Lokasi dan waktu penelitian.........................................................................30
4.3 Populasi dan sampel penelitian....................................................................30
4.3.1 Populasi
4.3.1.1 Populasi target.................................................................................30
4.3.2.2 Populasi terjangkau..........................................................................30
4.3.2 Sampel30
4.3.2.1 Kriteria inklusi30
4.3.2.2 Kriteria eksklusi..30

ix

4.4 Besar sampel.................................................................................................31


4.4.1 Populasi infinit....................................................................................31
4.4.2 Populasi finit.......................................................................................31
4.4.3 Kriteria drop out.................................................................................32
4.5 Pemilihan sampel.........................................................................................33
4.6 Bahan dan instrumen penelitian...................................................................34
4.7 Analisis data.................................................................................................34
4.7.1 Analisis univariat................................................................................34
4.7.2 Analisis bivariat..................................................................................34
4.8 Alur kerja penelitian.....................................................................................35
4.9 Etika penelitian.............................................................................................36
4.10 Penjadwalan penelitian...............................................................................37
4.11 Pembiayaan.................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................39
LAMPIRAN...43

DAFTAR TABEL
Nomor
1
2
3
4

Judul
Ringkasan pustaka
Definisi operasional
Penjadwalan penelitian
Pembiayaan

Halaman
22-23
26
36
37

ix

DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3

Judul
Kerangka teori
Kerangka konsep
Alur pemilihan sampel secara
consecutive

Gambar 4

Halaman
24
25
32

non-random

sampling
Alur penelitian

34

DAFTAR LAMPIRAN

1.INFORMED CONSENT....................................................................................43
2. KUISIONER..45

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa usia anak sekolah dibutuhkan asupan nutrisi yang adekuat
untuk menghindari masalah-masalah yang dapat menganggu pertumbuhan
fisik, dan perkembangan otak menjadi optimal. Bagi anak sekolah, sarapan
dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran
sehingga meningkatkan prestasi belajar.1
ix

Sarapan atau makan pagi adalah menu makanan pertama yang


dikonsumsi seseorang. Biasanya orang makan malam sekitar pukul 19:00 dan
baru makan lagi paginya sekitar pukul 06:00. Berarti selama sekitar 10-12 jam
mereka puasa dengan adanya puasa itu, cadangan gula darah dalam tubuh
seseorang hanya cukup untuk aktivitas dua sampai tiga jam di pagi hari.Tanpa
sarapan seseorang akan mengalami hipoglikemia atau kadar glukosa di bawah
normal. Hipoglikemia mengakibatkan tubuh gemetaran, pusing dan sulit
berkonsentrasi. Itu semua karena kekurangan glukosa yang merupakan
sumber energi bagi otak. 2
Membiasakan

anak

usia

811

tahun

untuk

sarapan

akan

memengaruhi kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan konsentrasi


membaik, sikap, dan prestasi lebih baik. Melewatkan sarapan akan
menyebabkan tubuh kekurangan glukosa, se-hingga dapat menyebabkan
tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tidak tersedia suplai energi.3
Di Indonesia, pada tahun 2010 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
melakukan penelitian pada anak usia 4-18 tahun. Dalam penelitian ini
disebutkan bahwa sarapan memberikan suplai kebutuhan gizi anak harian
sebesar 15%-30%.4
Terdapat beberapa alasan untuk tidak makan pagi seperti tidak lapar,
tidak ada waktu, tidak ada yang menyiapkan makanan, tidak suka makanan
yang disiapkan, makanan tidak ada dan sebagainya.5
Makan pagi dapat menyumbang seperempat dari kebutuhan gizi sehari
yaitu sekitar 450-500 kalori dengan 8-9 gram protein. Dari beberapa kasus
juga ditemukan adanya korelasi positif antara program sarapan pagi di sekolah
dengan tingkat akademik khususnya matematika dan pengurangan jumlah
absen . 6

Sarapan yang baik adalah yang mengandung karbohidrat cukup karena


kandungan karbohidrat yang kita konsumsi dipagi hari akan merangsang
glukosa dan mikronutrien dalam otak ,sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi dalam menerima pelajaran sehingga hal tersebut dapat
berpengaruh pada indeks prestasi siswa. Studi telah meneliti mengenai anakanak yang makan sarapan terlihat lebih aktif daripada mereka yang tidak
sarapan.7
Di negara-negara barat dilaporkan bahwa prevalensi anak dan remaja yang
tidak sarapan cukup tinggi yaitu berkisar 10% -30% dan terutama ditemukan
pada remaja perempuan dan anak dari keluarga dengan sosial ekonomi
rendah. 8
Prevalensi sarapan juga terlihat menurun di beberapa daerah lain seperti
Mesir, India, dan Srilangka,sedangkan di Indonesia sejauh yang penulis
ketahui sampai saat ini belum banyak data atau laporan mengenai pola
kebiasaan sarapan di kalangan anak dan remaja usia sekolah. 9-11
Di Kairo prevalensi anak sekolah dasar yang tidak sarapan saat akan
berangkat ke sekolah mencapai 3.9% (Wahba et al. 2006). Penelitian Pandey
et al. (2013) di sekolah dasar Benghazi Libya juga menunjukkan bahwa
sekitar 38.6% anak melewatkan sarapannya setiap hari. Hasil studi di
Indonesia sekitar 2040% anak-anak Indonesia tidak terbiasa untuk sarapan
(Hardinsyah 2012) dan hasil penelitian di Amerika juga menunjukkan 22%
anak sekolah berangkat sekolah tanpa sarapan (Mahoney et al. 2005).
Perilaku kebiasaan yang masih kurang tersebut dilatarbelakangi oleh
rendahnya pengetahuan anak tentang gizi dan kesehatan.12-14
Berdasarkan penelitian Breakfast Reduces Declines in Attention and
Memory Over The Morning in School Children yang dilakukan oleh
K.A.Wesnes. C. Pincock, D. Richardson, G Helm, Shails ahli Gizi Inggris
ix

dengan Metode Random pada 29 anak, tentang tingkat perhatian dan


kemampuan daya ingat pada 30, 90, 150,210 menit setelah sarapan dalam
empat hari didapatkan hasil: Anak yang tidak sarapan dan hanya memperoleh
minuman glukosa menunjukkan daya konsentrasi atau tingkat perhatian dan
kemampuan mengingat yang menurun secara signifikan seiring dengan
pertambahan waktu.
Journal of Adolescent Health menyebutkan bahwa remaja usia 13 - 20
tahun yang sarapan memiliki ingatan jangka pendek yang lebih baik. Inilah
bukti hubungan sarapan dan kecerdasan anak yang menguatkan bahwa
sarapan sangat menunjang kecerdasan anak.15
Penelitian lainnya dari dua sekolah di Australia Barat diperoleh bahwa
ada 72 anak dari SD kelas V,VI,VII bahwa lebih dari setengah anak-anak
setidaknya kadang-kadang melewatkan sarapan pagi dengan tidak ada
perbedaan yang dikaitkan dengan jenis kelamin dan bahkan mereka yang
sarapan secara teratur 55% tidak memakan sarapan yang bergizi.Anak-anak
yang tidak sarapan dilaporkan sering merasa mengantuk,tidak konsentrasi dan
kurang aktif tetapi tidak ditemukan hubungannya antara melewatkan makanan
dengan prestasi anak.Dalam penelitian ini ditemukan korelasi antara
melewatkan sarapan dengan konsentrasi di kelas dan terdapat kecenderungan
hubungan positif antara kebiasaan sarapan dengan indeks prestrasi siswa.16
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa peniadaan atau
konsumsi sarapan yang tidak memadai dapat menjadi faktor yang berpengaruh
pada ketidakcukupan gizi. Penelitian yang ada telah memberikan fakta bahwa
sarapan memang memiliki dampak yang positif baik terhadap konsentrasi,
kemampuan kognitif,kualitas belajar maupun performa akademik.17

Dari uraian berikut peneliti ingin lebih mengetahui hubungan


kebiasaan sarapan pagi dengan indeks prestasi pada siswa di SD Negri 09
Tomang Jakarta Barat.

1.2 Perumusan Masalah


Apakah terdapat hubungan antara sarapan pagi dengan indeks prestasi pada siswa
SD usia 10-12 tahun?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara sarapan pagi dengan indeks prestasi
1.3.2

pada siswa SD usia 10-12 tahun.


Tujuan Khusus
Mengetahui pengaruh kebiasaan sarapan pagi terhadap indeks

prestasi siswa.
Mengetahui pengaruh kebiasaan sarapan pagi dengan daya

konsentrsasi siswa.
Mengetahui pengetahuan siswa mengenai pentingnya sarapan pagi.
Meningkatkan kepedulian orangtua terhadap arti pentingnya
sarapan pagi bagi anak usia sekolah.

1.4 Hipotesis
Terdapat hubungan yang antara kebiasaan sarapan pagi dengan indeks
prestasi yang diperoleh oleh anak usia sekolah.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1

Bagi Akademik/Ilmiah
1. Memberi informasi tentang hubungan kebiasaan sarapan pagi
dengan indeks prestasi pada siswa SD usia 10-12 tahun.
2. Dapat menambah bahan pustaka bagi Lembaga Pendidikan, dan

1.5.2

Sosial terutama di lingkup daerah SD.


Bagi Profesi

ix

1. Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi


peneliti lainnya untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan
ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan.
1.5.3

Bagi Masyarakat
1. Meningkatkan pengetahuan anak SD tentang pentingnya kebiasaan
sarapan rutin dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.
2. Melatih bagaimana cara menyikapi dan mempromosikan kepada
masyarakat tentang pentingnya membiasakan sarapan supaya dapat
memperolaeh prestasi belajar yang maksimal.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sarapan
2.1.1 Definisi
Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang disantap pada pagi
hari. Waktu sarapan dimulai dari pukul 06.00 pagi sampai dengan
pukul 10.00 pagi. Sarapan merupakan waktu makan yang paling
penting dan sangat dianjurkan untuk dipenuhi, karena alasan
kesehatan.18
Sarapan pagi yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum
beraktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau
makanan kudapan. Energi dari sarapan untuk anak-anak dianjurkan
berkisar 20-25 % yaitu 200-300 kalori. Dalam menyusun menu
sarapan perlu diperhatikan kelengkapan gizi yang dikandungnya.19

Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangatlah penting karena


waktu sekolah adalah aktivitas yang membutuhkan energi dan kalori
yang cukup besar dan sarapan pagi harus memenuhi sebanyak kalori
sehari (Judarwanto,2008).
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sarapan yaitu makanan
yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas , yang terdiri dari
makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan , jumlah yang
dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari. Dan mengkonsumsi
sarapan biasanya dilakukan secara teratur setiap hari antara pukul
06.00 09.00.
2.1.2

Fungsi dan manfaat sarapan


Fungsi sarapan bagi tubuh,seperti fungsi makanan pada tubuh
yakni sebagai pemberi pasokan energi dan sumber tenaga untuk
melakukan segala kegiatan,pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
tubuh, serta mengatur proses tubuh.19
Sarapan di pagi hari mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
A. Memberi energi untuk otak
Hanya minum teh manis atau makan beberapa potong biskuit
hingga waktunya makan siang bukan merupakan sarapan, karena
belum cukup memberikan energi untuk otak. Makan makanan
secara benar dan dengan gizi yang seimbang akan memberikan
energi yang cukup. Menurut penelitian di Amerika, siswa yang
sarapan

menunjukkan

peningkatan

nilai

matematika

dan

membaca.20
B. Meningkatkan asupan vitamin

ix

Jus buah segar adalah sarapan yang paling dianjurkan karena


mengandung vitamin dan mineral yang menyehatkan. Sari buah
alami dapat meningkatkan kadar gula darah setelah semalaman
tidak makan. Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan makan sereal
atau roti. Menu pilihan lain bisa berupa roti dan telur, bubur, susu
dan sereal , mie, pasta dan lain-lain.
C. Memperbaiki memori
Penelitian terakhir membuktikan bahwa tidur semalaman akan
membuat otak kelaparan. Jika tubuh tidak mendapatkan glukosa
yang cukup pada saat sarapan, maka fungsi otak atau memori dapat
terganggu.Sarapan dapat memodulasi tanggapan metabolik jangka
pendek dengan kondisi puasa untuk menjaga pasokan nutrisi ke
sistem saraf pusat,atau melalui efek jangka panjang pada asupan
gizi dan status kognisi. Beberapa percobaan penelitian telah
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara keseluruhan
hasil tes glukosa darah dan konsentrasi.8
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suzan E. Bagwel tahun
2008 (Loyola University New Orleans ) pada dua kelompok
dengan kebiasaan sarapan yang rutin pada satu kelompok dan
kebiasaan sarapan yang tidak rutin pada kelompok lainnya
menggunakan Tes Daya Ingat yaitu dengan cara memberikan 8
(delapan) kata-kata yang sering ditemui oleh kedua kelompok
tersebut

untuk

dihafal

selama

lima

menit,

kemudian

menuliskannya kembali dalam waktu satu menit. Hasil dari tes


tersebut didapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok
dengan kebiasaan sarapan rutin dibandingkan dengan kelompok
yang kebiasaan sarapannya tidak rutin.21

D. Memperkuat ikatan dalam keluarga


Sarapan bersama keluarga berarti mempertemukan keluarga untuk
diskusi banyak hal bersama - sama. Riset menunjukkan bahwa
keluarga yang duduk bersama saat sarapan akan lebih dekat secara
emosi satu sama lain dibandingkan keluarga yang anggotanya
masing-masing buru-buru pergi ke kantor atau ke sekolah.
E. Meningkatkan daya tahan tubuh
Bukti menunjukkan bahwa konsumsi sarapan dapat meningkatkan
energi tubuh sehingga daya tahan tubuh pun meningkat.Dan
menurut hasil penelitian anak-anak dengan sarapan pagi nilai
absen kehadirannya lebih baik.22
2.1.3

Dampak Negatif Tidak Sarapan Pagi

1. Hipoglikemia
Pada anak yang tidak sarapan, menipisnya sediaan glikogen otot
tidak tergantikan. Untuk menjaga agar kadar gula darah tetap
normal, tubuh lalu memecah simpanan glikogen dalam hati
menjadi gula darah. Jika bantuan pasokan gula darah ini pun
akhirnya habis juga, tubuh akan kesulitan memasok jatah gula
darah ke otak. Akibatnya anak bisa menjadi gelisah, bingung,
pusing, mual, berkeringat dingin, kejang perut bahkan bisa sampai
pingsan.
2. Obesitas
Orang yang tidak sarapan merasa lebih lapar pada siang dan
malam hari daripada orang yang sarapan karena asupan energi
cenderung meningkat ketika sarapan dilewatkan. Mereka akan
mengonsumsi lebih banyak makanan pada waktu siang dan malam

ix

hari. Asupan makanan yang banyak pada malam hari akan


berakibat pada meningkatnya glukosa yang disimpan sebagai
glikogen. Karena aktivitas fisik pada malam hari sangat rendah,
glikogen kemudian disimpan dalam bentuk lemak. Hal inilah yang
akan mengakibatkan terjadinya obesitas.
Melewatkan sarapan dikaitkan dengan kebiasaan gizi buruk
,seperti peningkatan konsumsi makanan ringan dan porsi makan
yang lebih besar sepanjang hari serta peningkatan risiko kelebihan
berat badan.22

3. Masalah kesehatan dan akademis


Sarapan sebagai makanan pertama hari itu telah dipelajari
dampaknya terhadap masalah kesehatan dan prestasi akademis.
Lebih dari sekedar memuaskan rasa lapar, sarapan telah terbukti
untuk meningkatkan baik kesehatan dan kemampuan kognitif
individu yang mengkonsumsi makanan, khususnya ketika itu
terdiri dari nutrisi berkualitas tinggi.Sarapan juga meningkatkan
angka kehadiran di sekolah.24
2.1.4

Menu Seimbang Untuk Sarapan Pagi25


Pada hakekatnya makanan anak sama dengan makanan orang
dewasa. Keduanya harus memenuhi menu 4 sehat 5 sempurna dan
seimbang. Perbedaannya terletak pada rasa seperti tidak pedas dan
merangsang serta bahan makanan dipilih yang mudah dikunyah dan
digigit. Anak usia sekolah, dengan segudang aktivitas di luar rumah,
membuat mereka kurang memperhatikan soal makan serta banyak

dipengaruhi

lingkungan

teman

sepermainan

sewaktu

memilih

makanan.
Sarapan sebagai bagian dari diet sehat dan gaya hidup dapat
berdampak positif kesehatan anak dan kesejahteraan. Orang tua harus
didorong untuk menyediakan sarapan untuk anak-anak mereka.
Sebaiknya konsumsi sarapan sehat setiap hari terdiri dari berbagai
makanan, terutama tinggi serat dan biji-bijian kaya nutrisi utuh,buahbuahan, dan produk susu.8
Pemberian

makanan

seimbang

diperlukan

karena

tubuh

membutuhkan semua nutrien ( protein, hidrat arang, lemak, vitamin,


mineral dan air ). Pemberian makanan yang salah dalam jumlah, jenis,
komposisi, cara dan proses memasak dapat mengakibatkan keadaan
gizi salah ( malnutrisi ), baik kekurangan ( kurang energi protein) atau
kelebihan ( kegemukan ). Tujuan pemberian makanan pada anak
bukan sekedar membuat kenyang, tetapi untuk memenuhi kebutuhan
nutrien secara adekuat untuk keperluan hidup serta mendidik anak
untuk membina selera dan kebiasaan makan yang sehat.
Menu sarapan yang baik harus mengandung karbohidrat, protein
dan lemak serta cukup air untuk mempermudah pencernaan makanan
dan penyerapan zat gizinya. Karbohidrat sekalipun mengenyangkan
hanya mampu mempertahankan kestabilan gula darah kira - kira 2 jam,
sementara protein dua kalinya. Karena itu, bahan makanan sumber
protein wajib disertakan dalam sarapan. Sumber karbohidrat tak selalu
harus nasi. Pilihan lainnya juga bisa seperti roti, mi, bihun, makaroni,
kentang dan umbi umbian.
Namun, bila protein diberikan secara berlebihan maka persentase
karbohidrat akan menjadi lebih rendah. Misalnya, anak hanya diberi
ix

sarapan sebutir telur dan segelas susu. Konsumsi protein berlebihan,


sementara karbohidrat terbatas, menjadikan kadar hormon serotonin
dalam otak seketika turun. Sehingga otak memerintah kelenjar
pengendalian pencernaan agar lambung terus menagih untuk diisi.
Protein bisa didapat dari daging, telur, ikan, kacang - kacangan, tahu,
tempe dan susu.
Lemak berfungsi sebagai zat tenaga atau sumber energi. Lemak
dapat menghasilkan tenaga dua kali lebih banyak dari karbohidrat dan
protein. Namun, apabila simpanan lemak terjadi secara berlebihan
sampai melebihi 20% dari berat badan normal, maka ada
kecenderungan obesitas. Lemak dapat diperoleh dari minyak goreng,
mentega, santan maupun dari lemak yang tersimpan dalam makanan
seperti daging, keju dan susu.
Sedikit serat diperlukan untuk menjaga agar kestabilan gula darah
bertahan lebih lama, sehingga anak tidak mudah lelah. Serat dapat
membatasi beredarnya hormon insulin dalam darah, sehingga tidak
banyak gula darah yang kemudian disimpan sebagai glikogen.
Selain merupakan sumber protein, serealia ( beras dan sejenisnya )
dan kacang - kacangan merupakan sumber serat yang baik. Menu
sarapan akan lebih baik bila ditambahkan sayuran walaupun tidak
banyak serta minuman pelengkap sarapan seperti susu, teh agak
manis, jus buah segar, air rebusan kacang hijau atau air putih masak.
Anak-anak dianggap mengkonsumsi makanan rendah energi jika
total asupan energi harian adalah 50% dari RDA (Recommended
Dietary Allowances). Karena beberapa penelitian nasional telah
menunjukkan bahwa anak-anak di Amerika Serikat mengkonsumsi
secara

substansial

kurang

dari

jumlah

harian

yang

direkomendasikan.Asupan dari 8 mikronutrien seperti vitamin A, B6 ,


B12 , C ,dan folat, zat besi, seng, dan kalsium dinilai dari 24 jam recall
dan dibandingkan dengan RDA.8

2.2

Belajar
2.2.1

Definisi
Belajar merupakan proses kegiatan yang dapat membawa
perubahan individu. Dalam kenyataan belajar adalah perubahan
individu dalam kebiasaan,pengetahuan, dan sikap.27
Definisi belajar dapat ditinjau dari sudut pandang yang berbedabeda, diantaranya:
1). Kuantitatif : ditinjau dari sudut jumlah, belajar berarti kegiatan
pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta
sebanyak-banyaknya. Jadi , belajar dalam hal ini dipandang dari sudut
banyaknya materi yang dikuasai siswa.
2). Institusional : ditinjau dari kelembagaan, belajar dipandang
sebagai proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa
atas materi-materi yang telah ia pelajari.
Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat
diketahui sesuai proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru
mengajar, semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian
dinyatakan dalam bentuk skor.
3).Kualitatif : ditinjau dari mutu, belajar ialah arti-arti memperoleh
pemahaman-pemahaman

serta

cara-cara

menafsirkan

dunia

disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada

ix

tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk


memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
Pada dasarnya belajar ialah tahapan perubahan perilaku siswa yang
relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif.
Sumadi Suryabrata menyimpulkan bahwa belajar itu membawa
perubahan yang terjadi karena adanya usaha dan mendapatkan
keterampilan baru.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.Seseorang itu belajar karena interaksi dengan
lingkungannya.
Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
usaha sadar dalam perubahan tingkah laku, yang terjadi karena hasil
pengalaman-pengalaman baru sehingga menambah pengetahuan yang
ada di dalam diri seseorang.28
2.2.2

Prestasi Belajar29
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan
siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil
tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi,

tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah


proses belajar mengajar berlangsung.
Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai
oleh seseorang.Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang
dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang
meliputi tiga ranah kognitif terdiri atas : pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu dalam
memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
individu dengan lingkungannya.
Hasil belajar merupakan hasil pencapaian dari tujuan belajar.
Sardiman A.M. mengemukakan tentang hasil belajar yang meliputi
bidang keilmuan dan pengetahuan (kognitif), bidang personal (afektif)
serta bidang kelakuan (psikomotorik). 30
Prestasi belajar adalah keberhasilan murid dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Menurut Tulus Tuu , prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa
ketika

mengikuti

dan

mengerjakan

tugas

dan

kegiatan

pembelajaran disekolah

ix

2. Prestasi belajar tersebut terutama dinilai oleh aspek kognitifnya


karena

bersangkutan

dengan

kemampuan

siswa

dalam

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa


dan evaluasi
Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas
siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

2.2.3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar31


Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar
merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses
belajarnya.Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang
saling berkaitan mempengaruhi prestasi belajar siswa terbagi dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal :
1. Faktor Internal
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang
dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.Faktor internal terdiri
dari:
a. Faktor Fisiologis (Jasmani)
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam

keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat


mempengaruhi

peserta

didik

dalam

menerima

materi

pelajaran.
Keletihan fisik pada siswa berpengaruh juga dalam prestasi
belajarnya. Menurut Cross dalam bukunya The Psychology of
Learning, keletihan siswa dapat dikategorikan menjadi tiga
macam faktor, yaitu :

Keletihan indra siswa


Keletihan

indera

dalam

hal

ini,

lebih

mudah

dihilangkan dengan cara istirahat yang cukup, tidur dengan


nyenyak.

Keletihan fisik siswa


Keletihan

fisik

siswa

berkesinambungan

dengan

keletihan indera siswa, yakni cara menghilangkannya


relatif

lebih

mudah,

mengkonsumsi

salah

satunya

dengan

cara

makanan dan minuman yang bergizi,

menciptakan pola makan yang teratur, merelaksasikan otototot yang tegang.

Keletihan mental siswa


Keletihan mental siswa ini dipandang sebagai faktor
utama penyebab adanya kejenuhan dalam belajar, sehingga
cara mengatasi keletihannya pun cukup sulit. Penyebab
ix

timbulnya

keletihan

mental

ini

diakibatkan

karena

kecemasan siswa terhadap dampak yang ditimbulkan oleh


keletihan itu sendiri, kecemasan siswa terhadap standar
nilai pada pelajaran yang dianggap terlalu tinggi,
kecemasan siswa ketika berada pada keadaan yang ketat
dan menuntut kerja intelek yang berat, kecemasan akan
konsep akademik yang optimum sedangkan siswa menilai
belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang ia
bikin sendiri (self-imposed).
b. Faktor Psikologis (intelegensi, minat, bakat, motivasi)
Setiap individu peserta didik, pada dasarnya memiliki
kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis
meliputi :

Intelegensi/ Kecerdasan
Kecerdasan

adalah

kemampuan

belajar

disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang


dihadapinya.. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi
rendahnya intelegensi yang normal, selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
Ada kalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuankemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang
lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah
memiliki

tingkat

kecerdasan

yang

lebih

tinggi

dibandingkan dengan kawan sebayanya.


Jika siswa mengalami tingkat intelegensi yang rendah,
siswa tidak dapat mencerna pelajaran dengan baik, dia

akan mendapatkan kesulitan dalam belajarnya. Adapun


makna dari kesulitan belajar itu sendiri, yaitu anak-anak
ataupun remaja yang mengalami kesulitan belajar (learning
disability) memiliki intelegensi normal ataupun diatas ratarata namun mengalami kesulitan setidaknya satu mata
pelajaran, biasanya beberapa bidang akademis, dan
kesulitan mereka tidak dapat dijelaskan oleh masalah atau
gangguan lain sesuai hasil diagnosis, seperti retardasi
mental. Konsep umum dalam kesulitan belajar meliputi
masalah dalam mendengarkan, konsentrasi, berbicara, dan
berpikir.

Minat
Minat

adalah

kecenderungan

yang

tetap

untuk

memperhatikan dan mengenal beberapa kegiatan. Kegiatan


yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa sayang.
Slameto

mengemukakan

bahwa

minat

adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan


mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa
kasih sayang besar pengaruhnya terhadap belajar atau
kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih
mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah
kegiatan belajar.Untuk menambah minat seorang siswa di

ix

dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan


dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.

Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki
seseorang sebagai kecakapan pembawaan.
Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa bakat dalam
hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata attitude yang
berarti

kecakapan,

yaitu

mengenai

kesanggupan-

kesanggupan tertentu. Tumbuhnya keahlian tertentu pada


seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya
sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.
Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat
memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil
akan prestasi yang baik merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang
mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka
akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang
diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting
karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong
keadaan siswa untuk melakukan

belajar. Persoalan

mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara


mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula
dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan
berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Konsep Diri
Konsep diri adalah penilaian seseorang terhadap dirinya
sendiri, atau pandangan orang kain terhadap dirinya baik
secra fisik, sosial dan spiritual. Jenis-jenis konsep diri
terbagi menjadi dua, yaitu :
Konsep diri Positif
Konsep diri yang membuat seseorang mampu menilai
dirinya sendiri, mampu menerima kelebihan serta
kekurangannya

dan

mempunyai

tujuan

untuk

menghilangkan kekurangan yang ada dalam dirinya


sehingga menjadi pribadi yang lebih baik. Konsep diri
yang positif akan mempermudah kita mencapai
kesuksesan.
Konsep diri negatif
Konsep diri yang memberikan penilaian terhadap diri
sendiribahwa dirinya itu lemah, banyak kekurangannya,
bersifat

pesimis.

Sehingga

semakin

sulit

orang

berkonsep diri negatif ini mencapai kesuksesan.


Dengan adanya konsep diri yang positif akan menimbulkan pribadi
yang penuh rasa percaya diri, optimis, berani menghadapi tantangan.
Sedangkan dengan konsep negatif akan menimbulkan ketidak percaya
dirian, memiliki rasa takut gagal dan pesimis.
Menurut Swann,bidang-bidang perkembangan pribadi dan sosial
yang penting bagi anak-anak sekolah dasar adalah konsep diri dan
harga diri.
Kedua aspek perkembangan anak-anak ini akan sangat dipengaruhi
oleh pengalaman dalam keluarga, sekolah, dan dengan teman sebaya.
Konsep diri meliputi cara kita memahami kekuatan, kelemahan,
ix

kemampuan, sikap dan nilai. Perkembangannya dimulai sejak lahir


dan terus-menerus dibentuk oleh pengalaman. Harga diri merujuk pada
proses kita mengevaluasi kemampuan dan keterampilan yang kita
miliki.

2. Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Hal ini dapat
berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan
keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Faktor eksternal
terdiri dari:
A. Faktor keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama
bagi siswa. Dari lingkungan keluarga inilah yang pertama kali
anak dikenalkan dan menerima pendidikan dan pengajaran
terutama dari ayah dan ibunya. Pengaruh keluarga bagi siswa
adalah berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga,

suasana

rumah,

keadaan

ekonomi

keluarga,

pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.


Pola asuh orang tua sangat memengaruhi prestasi anak
dalam

belajar

disekolahnya.Pada

umumnya

orang

tua

menginginkan yang terbaik untuk anaknya, tetapi seringkali


orang tua keliru dalam mengasuh anak-anaknya.
B. Faktor lingkungan sekolah
Sekolah mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan siswa
dalam belajar karena hampir sepertiga dari kehidupan siswa
sehari-hari berada disekolah. Faktor yang dapat menunjang
keberhasilan adalah metode mengajar guru, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, sarana dan


prasarana pembelajaran, kedisiplinan waktu yang diterapkan.
C. Faktor masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat disebut juga sebagai faktor
lingkungan sekitar siswa dimana ia tinggal, Faktor lingkungan
masyarakat

ini

juga

memberikan

pengaruh

terhadap

keberhasilan siswa. Diantaranya yaitu kegiatan siswa dalam


masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.

ix

2.3 Ringkasan Pustaka


Ringkasan pustaka diuraikan dalam table dibawah ini :
No.

Peneliti

Lokasi

Studi

Subjek studi

desain

Variabel

yang Lama

diteliti

Hasil

waktu
studi

1.

Ns. Ni Luh SD

Studi

Siswa usia 10-12 Tergantung:

Ada

PutuYunianti

Negri 3 analitik

tahun

Konsentrasi

antara k

SuntariC,

Canggu

n= 243

Bebas:

dengan

S.Kep.

cross
sectional

Kalori

sarapan

konsentr

Ns.

(kecepat

LilisWidiana

nilai p

h, S.Kep.

nilai

korelasi
-0,541

2.

Siska
Ristiana M.

SD
Negeri

Studi

Siswa

analitik

IV,V,VI

kelas Tergantung:
Indeks

-Tidak ad
yang berm

No.101
835
Bingka
wan
Kecam
atan
Sibolan
git

cross

n= 89

Prestasi

sectional

status
g
dengan ind
-Ada hub
bermakna
pengetahua
sarapan
dengantind
sarapan
-Ada hub
bermakna
tindakan
dengan ind

Bebas :
-Sarapan
pagi
-Sikap
terhadap
sarapan
Pengetahuan

tentang

sarapan
-Status gizi

3.

Aturupane
H,Glwwe P,
Wisniewki
S. (2013)

Sri
Lanka

Longitu

Siswa

sekolah Tergantung :

dinal

dasar 8.299 anak Prestasi

study

laki-laki

dan akademis

8.084anak

Bebas:

Perempuan

pendidikan
orangtua
gizi,absensi

2.4 Kerangka Teori

27

Ada hubun
yang
ba
prestasi aka

BAB III

KERANGKA KONSEP, VARIABEL, dan DEFINISI OPERSIONAL

3.1

Kerangka Konsep
Prestasi Belajar siswa

Kebiasaan Makan
Jenis makanan
Uang jajan
Pengetahuan tentang sarapan

Tindakan Sarapan Pagi

Nilai Rapor
Baik (Nilai >rata-rata)
Kurang (Nilai <rata-rata)

Gambar 3.1 Kerangka konsep Hubungan Variabel Faktor-faktor yang mempengaruhi


Indeks Prestasi
3.2

Variabel Penelitian

3.2.1

Variabel Dependen / tergantung


1.Indeks Prestasi

3.2.2

Variabel Independen / bebas


1. Sarapan Pagi
2. Kebiasaan makan
3.Jenis makanan
4.Uang jajan
5.Pengetahuan tentang sarapan

29

3.3

Definisi Operasional

No

Variabel

Karakteristik

Definisi

Alat Ukur

Cara

Hasil Ukur

Skala

Ukur
Responden
Usia
2

Bebas

Usia

Usia

Kuesio

1. 10 tahun
2. 11 tahun
3. 12 tahun

Responden

ner

Kuesioner

Wawan

-Baik

Nominal

independen
Kebiasaan

Pola

Sarapan

makan

cara

jawaban

yang

tertulis

benar

dilakukan

Terdiri

skor >18

setiap

dari

harinya,ter

pertany

jawaban 40-75%

us

aan

benar

menerus

dengan

skor 10-18

dan dalam

jawaba

-Kurang

jika

waktu

jawaban

yang

yang

paling

benar

relatif

benar

dengan skor <10

lama

diberi

jika Ordinal
>75%
dengan

8 -Sedang

jika
dengan

<

40%

nilai 3
dan
paling
rendah
diberi
nilai 1
3

Jenis makanan

Aneka

Kuesioner

Wawan

1. Sesuai

macam

cara

angka

makanan

tertulis

kecukupa

Nominal

yang bisa

n gizi
2. Tidak

berupa

Sesuai

makanan

angka

pokok,pel

kecukupa

engkap
atau
4

Uang jajan

n gizi

pun

selingan
Uang

Kuesioner

Wawan 1. <10.000
2.
>1
cara
0.000
tertulis

Kuisioner

Wawan

-Baik

yang
diberikan

Nominal

untuk
dibelanjak
an
sewaktu5

Pengetahuan

waktu
Segala

tentang sarapan

sesuatu

cara

jawaban

yang

tertulis

responden

yang

diketahui

Terdiri

benar

75%

tentang

dari 10 dengan skor >23

sarapan

pertany

-Sedang

aan

jawaban

Jawaba

responden

benar 40-75 %

paling

dengan skor 10-

benar

18

diberi

-Kurang

jika Ordinal

jika
yang

jika

nilai 3 jawaban
dan

responden

yang

paling

benar

rendah

dengan skor <12

<40%

ii

diberi
nilai 1
6

Tergantung/dep
enden
Indeks Prestasi

Nilai rata- Rapor

Hasil

rata yang

keselur

nilai rata-

menggam

uhan

rata kelas

barkan

rata-

jika

keberhasil

rata

an

total

studi

dan

nilai

dinyataka

Baik=

7,5-10

dalam

bilangan

Cukup

dua angka

dibelakan

7,4

g koma

Kurang

1. Diatas

Ordinal

nilai

> 6,5
2. Dibawah
nilai ratarata kelas
jika

nilai

< 6,5

6,0-

=<5,9

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1

DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode observasional yang bersifat analitik

dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian yang digunakan adalah

metode observasional analitik, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung


pada obyek yang diteliti dengan pendekatan cross sectional yaitu pengambilan
data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada satu waktu atau bersamaan
waktunya.
4.2

LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian dilakukan di SD Negeri 09 Tomang. Dilaksanakan pada bulan

Agustus.

4.3

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

4.3.1

Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh siswa usia 10-12 tahun di SD Negeri 09

Tomang.
4.3.2. Inklusi dan Eksklusi
a. Kriteria inklusi :
1. Siswa usia 10-12 tahun
2. Siswa yang bersedia di wawancara dan menandatangani informed
consent
b. Kriteria eksklusi
1. Siswa yang tidak hadir saat diadakan pengisian kuisioner

4.4

SAMPEL PENELITIAN
Besar sampel minimal dalam penelitian ini sesuai dengan rumus berikut:
n = Z2 x p x q

ii

d2
keterangan:
n = Ukuran Sample
Z = Pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p = Peristiwa yang diteliti
q = 1-p
d = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample yang
ditolerir, misal 1%
Jumlah siswa usia 10-12 tahundi SD Negeri 09 Tomang berjumlah126
orang.
n = (1,96)2 x 0,78 x 0,22
(0,05)2
n = 0,6592
0.0025
n = 263,68
Jadi besar yang diperlukan sebanyak 264 orang.

Lalu karena besar sample adalah finit maka harus dikoreksi dengan rumus:

n = _____n0_____

(1+n0)
N
Keterangan:
n = Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi finit
n0 = Besar sampel dari populasi infinit
N = Besar sampel populsi finit

Maka:
n = ____264___
(1+264)
126
n = 85,4 dibulatkan menjadi 85 orang.
Perkiraan drop-out 15% : 85 + 12,75 = 97,75 = 98 anak.

4.5

CARA PENGAMBILAN SAMPEL

Populasi Siswa usia 10-12


tahun di SD Negeri 09
Tomang
ii

Jumlah Siswa usia


10-12 tahun di SD
Negeri 09 Tomang
yang sarapan

Jumlah Siswa usia


10-12 tahun di SD
Negeri 09 Tomang
dengan nilai indeks
prestasi dibawah dan
diatas rata-rata
Gambar 4.6. Cara Pengambilan Sampel

Jumlah Siswa usia


10-12 tahun di SD
Negeri 09 Tomang
yang tidak sarapan

Jumlah Siswa usia


10-12 tahun di SD
Negeri 09 Tomang
dengan nilai indeks
prestasi dibawah dan
diatas rata-rata

4.6 INSTRUMEN PENELITIAN


Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.
Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner
yang telah disiapkan sebelumnya.
Data Sekunder
Data yang diperoleh dari hasil evaluasi belajar siswa yang diperoleh dari
pihak sekolah.

4.7

ANALISIS DATA

Setelah data diperoleh maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan


program SPSS 20 for windows.
Setelah data diolah menjadi suatu yang diharapkan oleh peneliti,selanjutnya
dilakukan analisis data. Analisis data bertujuan untuk menjawab penelitian dan
membuktikan hipotesis. Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan:
a. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini berupa
distribusi dan persentase pada variabel-variabel yang diteliti.
b. Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan untuk melihat ada atau tidak hubungan antara
variabel bebas dengan variabel tergantung. Dalam analisis ini, akan dilakukan uji
statistik chi-square, sehingga dapat diketahui ada atau tidak hubungan antara
variabel tersebut.Jika uji statistik chi-square tidak valid, dilakukan uji Fisher.

4.8

ALUR KERJA PENELITIAN


Alur Pengumpulan Data
Proposal disetujui

Peneliti turun ke
lapangan

Pengumpulan Sample
(anak SD usia 10-12
tahun)

ii

Wawancara kuisioner

Pengumpulan Data

Pengolahan dan
analisa data

Gambar 4.8. Alur Pengumpulan Data

4.9

ETIKA PENELITIAN
Etika penelitian merupakan pedoman bagi seorang peneliti untuk

melakukan suatu tindakan dalam upaya menemukan jawaban atas pertanyaan


yang diajukan oleh peneliti.Secara umum etika penelitian bertujuan untuk
menjamin kerahasiaan responden,serta melindungi dan menghormati hak
responden.
Rancangan penelitian ini akan diajukan kepada Tim Etik FK Universitas
Trisakti guna memperoleh persetujuan etik untuk dilaksanakan (Ethical
Clearance).
Dalam penelitian ini calon responden berhak mengambil keputusan pribadi
tanpa paksaan dari pihak manapun dan calon responden dapat mengundurkan diri

sebelum mengisi Informed Consent. Setelah diberi penjelasan, responden


dipersilahkan membaca lembar persetujuan dan dimohon menandatangani
Informed Consent.

4.10 PENJADWALAN PENELITIAN

Kegiatan

WAKTU
April
Mei
16

21

09

23

JuniJuly
09 17

JulyAgustus
04 21

SeptemberOktober

NovemberDesember

Persiapan
dan
pengumpulan
data
Peyusunan
dan
penyelesaian

ii

BAB
I
(Pendahuluan)
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB
II
(Tinjauan,
ringkasan
pustaka
dan
kerangka teori)
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB
III
(Metode)
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB IV (Hasil)
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB
V
(Pembahasan)
Penyusunan dan
penyelesaian
BAB
VI
(Keimpulan dan
saran)
Persiapan
uian
skripi
Penyusunan
manuskrip
publikasi
EJurnal

4.11 PEMBIAYAAN
Bahan dan Alat

Jumlah

Fotocopy angket dan 5x126=630


rapor

Perkiraan

Total

anggaran
630x100

Rp.63000,00

Transport
Bingkisan

126

50000
126x5000

Rp.50000,00
Rp.630000,00
Rp.743000,00

DAFTAR PUSTAKA

1. Sulasminingsih, Sri. Kebiasaan Makan Pagi, Status Gizi dan Prestasi


Belajar Siswa di SDN Koroulon I Bimomartani Ngemplak Sleman
Yogyakarta. Skripsi :Universitas Gadjah Mada;2006.
2. Khan , A. Relationship between Breakfast, Academic Performance and
Vigilance in School Aged Children. Dissertation. Murdoch University
Division of Arts School of Education. Citied : 2011-03-03;2005.
3. Al-Oboudi LM. Impact of breakfast eating pattern on nutritional status,
glucose level, iron status in blood and test grades among upper primary

ii

school girls in Riyadh City, Saudi Arabia. Pakistan Journal of Nutrition


2010; 9 (2): 106111.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
.Riskesdas 2010.Jakarta;2010 cited 2013 Jul 27 .Available from http :///
www .riskesdas .litbang. depkes .go. id/download/Riskesdas 2010.pdf
5. Ozdogan Y, Ozcelik AO, & Surucuoglu MS.The breakfast habit of
university students. Pakistan Journal of Nutrition 2010; 9(9):882886.
6. Boone, J.E., Gordon-larsen, P., Adair, L.S., et al. Screen time and physical
activity during adolescence : longitudinal effects on obesity in young
adulthood. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical
Activity 2007;10:110.
7. GRH Sandercock, C Voss2 , L Dye2. Associations between habitual
school-day breakfast consumption, body mass index, physical activity and
cardiorespiratory fitness in English school children. European Journal of
Clinical Nutrition 2010,; 64:1086-1092.
8. Rampersaud GC, Pereira MA, Girard BL, Adams J, Metzl JD. Breakfast
habits, nutritional status, body weight, and academic performance in
children and adolescents. J Am Diet Assoc 2005;105:743-60.
9. Wahba SA, Mekawy AA, Ahmed RT, Mohsen WA. Breakfast skipping and
dietary adequacy of primary school children in Cairo. J App Sci Res
2006;2:51-7.
10. Chitra U, Reddy CR. The role of breakfast in nutrient intake of urban
school children. Public Health Nutrion 2007;10:55-8.
11. Senanayake MP, Parakramadasa HMLN. A survey of breakfast practices of
4-12 year old children. Sri Lanka.J Child Health 2008;37:112-7.
12. Pandey D, Buzgeia MH, Suneetha E, Ahmed H, Al-Ghani HAER, AlKadam HAER, & Elariby NJ. Breakfast skipping pattern among Benghazi
primary school children. British Food Journal 2013;6:837 849.
13. Hardinsyah. Keynote speech for healthy breakfast symposium. Pergizi
Pangan Indonesia.Available at: http://pergizi.org . Accessed April 9,2013.
14. Mahoney CR, Taylor HA, Kanarek RB, & Samuel P. Effect of breakfast
composition on cognitive processes in elementary school children.Journal
of Physiology and Behavior 2005; 85:635-645.

15. Sebastian,

R.S.,

Cleveland,

L.E.,

&

Goldman,

J.D.

Effect

of

snackingfrequency on adolescents dietary intakes and meeting national


recommendations. The Journal of adolescent health : official publication
of the Society for Adolescent Medicine 2008 ; 42(5) : 503511.
16. Bartfeld JS & Ahn HM. The school breakfast program strengthens
household food security among low-income households with elementary
school children, J. Nutr 2011; 141: 470475.
17. Rahkonen AK, Kaprio J, Rissanen A, Virkkunen M,Rose RJ. Breakfast
skipping and health-compromising behaviors in adolescents and adults.
Euro J Clin Nutr 2003;57:842-53.
18. Ni Luh Putu Yunianti Suntari C, S.Kep., M.Pd., Ns. Lilis Widianah,
S.Kep.Hubungan Kalori Sarapan dengan Kemampuan Konsentrasi Anak
Usia Sekolah di SD Negeri 3 Canggu. Skripsi.Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.2012.
19. Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama;2010.
20. De Castro JM: The time of day and the proportions of macronutrients
eaten are related to total daily food intake. Br J Nutr 2007;98:10771083.
21. Bagwel, E Susan. The Relationship Between Breakfast and School
Performance.

Available

at

http://clearinghouse.missouriwestern.edu/manuscripts/202.asp.

:
Accessed

June 2 Oktober 2010.


22. Kleinman, R., Hall, S., Green,H.,Korzec-Ramirez, D., Patton, K.,Pagano,
M., & Murphy, J. Diet, breakfast, and academic performance in
children.Annals of Nutrition & Metabolism 2004 ;46 :24-30 .doi :
10.1159 /000066399.
23. Aturupane H, Glewwe P, Wisniewski S.The impact of school quality,socio
economic factors and child health on students academic performance ;
evidence from Sri Lankan primary schools. Education of education
review.2010;29(3) : 451-60.
24. Ingwersen J., Defeyter M. A., Kennedy D. O., Wesnes K., Scholey A. B. A
low glycaemic index breakfast cereal preferentially prevents children's
ii

cognitive performance from declining throughout the morning. Appetite


49, 240244 10.1016/j.appet.2006.06.009.
25. Ristiana SM. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan dengan
Status Gizi dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar di SD NEGERI
NO.101835

Bingkawan

Kecamatan

Sibolangit

(Skripsi).

Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan; 2009 .


26. Nixon, J,Conceptual Learning and Learning Style. Available
at
:http://journal.uniera.ac.id/pdf_repository/juniera5Zmiv7L6ep2ZJIvSZhtg
1IT0GE.pdf.Accessed June 17,2008.
27. Abu Ahmadi & Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta;2007.p.25-37.
28. Richmond, A. S., & Cummings, R.Implementing Kolbs learning styles
into online distance education.International Journal of Technology in
Teaching and Learning 2005;1(1):45-54.
29. Djodi Restyo Putro. Studi Komparasi Penggunaan Metode Ceramah dan
Diskusi Terhadap Minat dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran
PKN di SMPN 3 Prambanan SlemanYogyakarta.Skripsi:Universitas
Negeri Yogyakarta.2010.
30. Sardiman
A.M..Interaksi

dan

motivasi

belajar

mengajar.Jakarta:Radjagrafindo Persada;2009.
31. Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran Yogyakarta: Media Abadi;2005.pp.5657.

INFORMED CONSENT
Salam sejahtera Saudara/i
Perkenalkan nama saya Viona Aprilia Sucipto, mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti angkatan 2011. Saat ini saya sedang dalam proses
penyusunan skripsi sebagai syarat kelulusan. Skripsi yang saya susun mengambil
tema tentang sarapan pagi dan pengaruhnya terhadap indeks prestasi pada siswa
sekolah dasar Negri 09 Tomang yang menjadi tempat penelitian saya. Untuk
itu,saya akan membagikan kuisioner yang terdiri dari beberapa komponen yaitu :
Identitas siswa sebagai obyek penelitian,dan kebiasaan sarapan pagi siswa.
Mohon diisi dengan jawaban yang sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya.
Jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya.Partisipasi saudara/I dalam
penelitian ini bersifat sukarela tanpa paksaan atau efek samping apapun. Bila ada
pertanyaan,

saudara/I

dapat

menghubungi

peneliti

di

nomor

telepon

081317776407.
Demikian penjelasan dari saya, atas partisipasinya dan kesediaan waktu
saudara/i ,saya ucapkan terima kasih.
ii

Peneliti

Viona Aprilia Sucipto

FORMULIR PERSETUJUAN

Semua penjelasan diatas telah disampaikan kepada saya dan telah saya
pahami.Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU
untuk
ikut
dalam penelitian ini.

Nama Peserta Penelitian :

Tanda tangan

Tanggal

KUISIONER
Nama :___________________

Kelas :________

Jenis

Kelamin : P / L
Jawablah angket ini dengan sebenar-benarnya !
1. Sebelum berangkat ke sekolah ,apakah anda biasa sarapan pagi?
a. Ya, selalu setiap hari
b. Ya, tidak setiap hari
c. Tidak pernah
2. Dimanakah anda biasa sarapan pagi?
a. Di rumah
b. Di Kendaraan
c. Di sekolah
3. Biasanya anda sarapan pagi diantara pukul ?
a. 05.00 - 06.00
b. 06.00 07.00
c. 06.00 08.00
d. 08.00 09.00
4. Yang menjadi menu sarapan pagi anda biasanya adalah?
a. Nasi,sayuran,lauk pauk
b. Roti/mie
c. Susu

ii

d. Bubur ( gandum,kacang hijau,dll)


5. Bagaimanakah anda menyiapkan sarapan pagi anda?
a. Membuat sendiri
b. Disiapkan orangtua
c. Beli di warung atau kantin
6. Kalau tidak sarapan pagi apakah anda membeli makanan ringan atau
cemilan sebagai pengganti sarapan?
a. Ya, Jenis makanan ringan yang saya beli :
a. Biskuit
b. Gorengan
c. Susu
b. Tidak
7. Apakah anda biasa minum susu setiap pagi?
a. Ya
b. Tidak

8. Pada pagi hari, apakah anda mengkonsumsi makanan atau minuman yang
membantu menghasilkan energy?
a. Ya, jenis makanan dan minuman tersebut
a. Nasi
b. Roti
c. Biskuit/kue
d. Teh
e. Susu
b. Tidak
Pengetahuan tentang sarapan
1.Apakah adik tahu apa itu sarapan?
a. Tidak tahu
b.Tahu
Sarapan adalah ..............
2.Apakah adik selalu sarapan sebelum berangkat ke sekolah ?
a.Iya
b.Tidak

c.Kadang-kadang
3.Jika adik selalu sarapan, menu apa yang biasa disiapkan ibu?
a.Nasi,sayur,daging,susu
b.Nasi dan telur
c.Makanan instant (seperti mie instan)
d.Lain-lain , Sebutkan.........
4.Jika adik tidak terbiasa sarapan,apa alasannya ?
a.Malas tidak suka sarapan
b.Takut terlambat sekolah
c.Ibu tidak menyiapkan
d.Alasan lain,sebutkan.....
5. Jika adik tidak terbiasa sarapan apa yang biasa diberikan/disiapkan ibu sebagai
ganti sarapan?
a.Uang jajan,jumlahnya Rp.......
b.Kudapan/snack/kue
c.Lain-lain , sebutkan......
6. Apa yang sering adik keluhkan saat mengikuti pelajaran di sekolah ?
a.Membosankan
b.Mengantuk
c.Sulit menangkap pelajaran
d.Tidak ada keluhan
7.Pada saat tidak sarapan, apakah kamu membawa bekal makanan ke sekolah ?
a.Ya
b.Kadang-kadang
c.Tidak pernah dilakukan

ii

8. Menurutmu, apakah sarapan mempengaruhi daya konsentrasi belajarmu di


kelas?
a. Sangat mempengaruhi

b. Mempengaruhi

c. Kurang mempengaruhi

d. Tidak mempengaruhi

9. Jika berpengaruh, apakah pengaruhnya bagimu?


a. Merasa bersemangat di kelas

c. Lebih berkonsentrasi di kelas

b. Merasa mengantuk di kelas

d. Malas mengikuti pelajaran

10. Bagaimana prestasi belajarmu setelah terbiasa sarapan?


a. Sangat baik

c.Kurang baik

b.Baik

d. Tidak baik

Anda mungkin juga menyukai