Anda di halaman 1dari 9

Strategi Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Era Indonesia Baru

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pembangunan dan strategi


pembangunan yang berwatak kerakyatan. Drs. Revrisond Baswir memulai diskusi
mengenai strategi pembangunan dilihat dari bagaimana gagasan yang diberikan
dalam membangun ekonomi Indonesia baru, beliau menyimpulkan bahwa tatanan
politik ekonomi Indonesia baru yang dikehendaki adalah tatanan politik ekonmi
kerakyatan. Pada dasarnya perlu dibicarakan mengenai ekonomi kerakyatan dan
ekonomi rakyat, ekonomi kerakyatan adalah demokrasi ekonomi atau konsep sebuah
tatanan, sementara itu ekonomi rakyat atau perekonomian rakyat adalah sektor
perekonomian rakyat adalah sektor perekonomian tertentu; teknologinya sederhana;
omsetnya kecil; modal kerja terbatas dan sebagian besar berlokasi di pedesaan.
Berbicara tentang ekonomi kerakyatan adalah bicara sistem dan tentang demokrasi
ekonomi. Berbicara tentang demokrasi ekonomi atau ekonomi kerakyatan,
persoalannya bukan belas kasihan, melainkan hak dan partisipasi dalam bidang
ekonomi. Jikalau diplesetkan menjadi ekonomi rakyat lalu menjadi ekonomi populis,
seperti yang terjadi sekarang, yaitu pemberian subsidi. Apakah program subsidi itu
betul-betul dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat atau lebih jauh lagi dalam
rangka ekonomi kerakyatan..
Menurut Revrisond yang disebut dengan ekonomi kerakyatan adalah sebuah
tatanan, sebuah sistem. Pasal 33 UUD 45 Produksi dikerjakan oleh semua untuk
semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat, kemakmuran rakyat
diutamakan bukan kemakmuran orang per orang, sebab itu perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berasaskan kekeluargaan. Jadi, di dalam ekonomi kerakyatan
masyarakat tidak hanya membuat dan menikmati tetapi juga ikut serta dalam
mengawasi proses pembuatan atau proses distribusi hasil produksi, karena inilah
esensi paling dasar dalam ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi. Misalnya
saja Soeharto yang harus turun dari jabatannyya karena menghambat proses
penyelamatan, pemulihan, atau reformasi ekonomi di Indonesia, yang resikonya

ditanggung rakyat banyak. Menurut Kiswondo proses pemilihan atau reformasi


ekonomi Indonesia terhambat bukan oleh karena banyaknya orang berdebat, bukan
banyaknya orang bikin partai, melainkan karena yang menjabat sebagai presiden
tidak mampu memimpin proses, baik penyelamatan, pemulihan, ataupun reformasi.
Revrisond mengibaratkan krisis ekonomi kita sudah pada stadium III yaitu koma.
Sebab, pertumbuhan ekonomi kerkonstraksi 15% bahan dunia internasional
memprediksi 30%. Menurut Revrisond, ada strategi dengan 3 tahapan untuk
transformasi ekonomi ke arah ekonomi kerakyatan. Tahap pertama, penyelamatan,
yang paling penting pada tingkat penyelamatan adalah rekonsiliasi nasional karena
tanpa adanya rekonsiliasi nasional kebijakan seperti apapun akan terus dilawan, akan
terus menimbulkan reaksi negative dan akan menghadapi kendala-kendala di dalam
prakteknya. Tahap kedua, pemulihan yaitu dengan penyelamatan bank, disiplin
anggaran, menekan angka inflasi, penurunan harga sembako, penguatan rupiah.
Selanjutnya tahap ketiga yaitu reformasi, kalau kita berbicara reformasi ekonomi
dalam rangka ekonomi kerakyatan, maka kita harus berbicara mengenai UU
persaingan usaha, kalau monopoli masih berlanjut, kolusi masih berlanjut ekonomi
tidak mungkin kuat. Jadi, persaingan usaha harus diatur dan monopoli, oligopoly,
korupsi dan kolusi harus dihapus semua, sehingga kita perlu juga membahas UU anti
korupsi.
Pemulihan yang dilakukan pemerintahan habibie dengan membentuk
pengamanan sosial, tetapi problem yang kita hadapi bukan hanya sekadar krisis
rawan pangan, melainkan juga perlawanan politik dan perseteruan politik. Apa
artinya kita pinjam luar negeri, bagi-bagi sembako kalau masih digunakan untuk
konsumtif semata. Revrisond memberikan analogi sederhana, misalnya kita mencoba
membayangkan sebuah rumah tangga, ada suami, istri dan anak-anak. Kemudian
suami-istri itu bertengkar yang kemudian membuat anak-anak terlantar.
Pada demokrasi ekonomi, sesuai dengan apa yang dijelaskan pasal 33 UUD
1945 dengan kalimat produksi dikerjakan oleh semua di bawah pimpinan atau
pemilikan anggota masyarakat, kemakmuran rakyat diutamakan bukan kemakmuran

orang per orang, sebab perekonomian disusun sebagai usaha bersama berasaskan
kekeluargaan. Tetapi juga termasuk didalamnya keikutsertaan masyarakat dalam
mengawasi proses pembuatan atau proses distribusi hasil produksi, karena inilah
esensi paling mendasar dalam ekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi.

EKONOMI KERAKYATAN DAN EKONOMI PASAR


Ekonomi Rakyat
Ekonomi Rakyat yang dipopulerkan oleh Prof. Mubyarto
merupakan istilah untuk mewakili sebuah kelompok masyarakat
yang berpendapatan rendah. Ukuran seberapa rendah pendapatan
dalam konteks ini sulit didefinisikan sehingga banyak anggota yang
masuk dalam kelompok ini tidak diketahui secara pasti. Persoalan
yang dihadapi kelompok ini adalah bagaimana mereka bisa survive,
sementara kehidupan mereka berada pada sebuah lingkaran setan
kemiskinan. Mereka mengalami kesulitan untuk meningkatkan
kualitas SDM-nya dan akses dalam mendapatkan sumber daya.
Solusi terhadap lingkaran setan dilakukan melalui upaya terobosan;
beasiswa

dan

subsidi.

Berbagai

kebijakan

diarahkan

untuk

masyarakat lapisan bawah sebagai wujud dari itikad baik dan


kehendak

politik

mulai

dari

kebijakan

perkreditan,

sektor

perbankan, koperasi, pola Anak-Bapak Angkat, Perusahaan Inti


Rakyat (PIR), Program IDT, Modal Ventura. Namun tampaknya tidak
ada satu pun pola yang dianggap terbaik yang bisa dipakai sebagai
pola umum.
Pasar Bebas VS Ekonomi Kerakyatan
Masalah ekonomi rakyat semakin pelik tatkala dihadapkan
pada perdagangan bebas. Dalam keadaan krisis berat rasanya amat

berat jika harus mengikuti skema perdagangan bebas. Dalam era


persaingan global, yang dibutuhkan para pengusaha kecil adalah
menggalang potensi dan kerja sama di antara mereka, untuk secara
bersama-sama menghadapi persaingan di pasar bebas.
Pemerintah

mempunyai

peran

untuk

mengendalikan,

sehingga pasar bebas tidak bertentangan dengan orientasi ekonomi


kerakyatan. Konsekuensi adanya pasar bebas diharapkan adanya
alokasi resource antarnegara menjadi efisien dan tidak boros. Pasar
bebas juga meningkatkan arus ekspor, impor, dan aliran modal.
Dalam

kondisi

seperti

ini,

diperlukan

kebijakan

yang

memberdayakan tetapi tidak menciptakan ketergantungan.


Pengaruh adanya perdagangan bebas:
(1)Bidang-bidang yang menarik bagi investor asing dan teknologi
yang akan diterapkan tidak mudah untuk dikedalikan.
(2)Produk apakah yang akan diekspor juga perlu dipikirkan apakah
produk berteknologi tinggi atau produk dengan sumber daya
lokal.
(3)Bidang invetasi. Investasi asing apa yang bisa menyerap tenaga
kerja cukup banyak.
Pertanyaan mendasar:
1. Apakah

ekonomi

rakyat

dengan

pasar

bebas

itu

saling

bertentangan atau mendukung?


2. Apakah Indonesia masih menarik bagi negara-negara lain
dengan in-stabilitas politik?
3. Apakah kita siap dengan pasar bebas?
Bagi pihak yang optimis, pasar bebas dapat dijadikan peluang.
Karena rupiah terdepresiasi yang mengakibatkan sangat murah,
maka justru akan memetik anvented. Jadi karena rupiah murah,

berarti barang-barang di Indonesia menjadi murah, sehingga


peluang ekspor bagi siapa pun.
Lalu apa peran pemerintah dengan adanya pasar bebas
terhadap ekonomi kerakyatan?
1. Dalam jangka pendek, pemberian subsidi sangat diperlukan.
Berapa lama subsidi akan diberikan dan berapa besarnya agar
negara tidak terbebani dengan adanya subsidi dengan jangka
waktu yang pasti.
2. Dalam jangka panjang, kebijakan yang diciptakan pemerintah di
satu sisi tidak menciptakan ketergantungan dan di sisi lain dapat
memberdayakan masyarakat. Prinsip yang paling baik dengan
pemberian bantuan atau fasilitas yang membuat masyarakat
bisa kepada kesamaan akses, kesamaan hak dalam kegiatan
ekonomi.
3. Adanya standardisasi pelayanan pemerintah. Jika pelayanan
pemerintah pasti dan semua orang mempunyai hak yang sama
dengan

pengawasan

dan

penegakkan

UU

maka

semua

masyarakat akan mempunyai akses yang sama dan KKN bisa


dikurangi.
4. Pemisahan kekuasaan ekonomi dan kekuatan politik.
Pemerintah harus bisa menentukan prioritas kebijakan mana
yang akan diambil dan diterapkan. Di dalam ekonomi Indonesia ini
begitu plural; begitu jamak; begitu banyak variasi; sehingga
treatment-nya perlu berbeda-beda. Jadi, kita tidak bisa membuat
satu pola yang cocok untuk siapa pun dan di mana pun di Indonesia
ini.

Kendala Dan Hambatan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan


A. Antara Demokrasi Ekonomi dan Pembangunan: Pentingnya Politik Daulat
Rakyat
Pikiran-pikiran mengenai ekonomi kerakyatan dan ekonomi secara
umum mengacu pada keadaan atau harapan mendatang. Ekonomi modelnya
Soeharto hancur berantakan dan perlu direvisi, perlu disusun kembali suatu
paradigma baru yang mampu memberikan jangkauan-jangkauan baru dan
keberhasilan-keberhasilan baru yang menuju cita-cita masyarakat kita, yaitu
kesejahteraan ekonomi.
Langkah-langkah (menurut Dr. Ir. Bintang Pamungkas):
1. Teknologi
Teknologi yang diterapkan selama kepemimpinan orde baru,
menurut Bintang sama sekali tidak mempunyai arah. Kita harus
melihat kedepan untuk menata bagaimana sebetulnya teknologi
ekonomi, industrialisasi akan diarahkan sedemikian rupa sehingga
perkembangan teknologi mendukung tujuan ekonomi.
Perkembangan teknologi didalam dunia ekonomi dan dunia
industri harus diarahkan dan dikembangkan sesuai dengan
Comparative Expanted pada sumber daya alam kita.
2. Soal Otonomi
Pemerintah pusat yang terlalu sentralisasi tidak mungkin
menjangkau pembangunan didaerah. Keputusan-keputusan pusat
tidak sesuai dengan pemerintah daerah dan kalaupun keputusan
pusat muncul, namun sudah terlambat. Sentralisme itu
menimbulkan berbagai macam in-efisiensi dan in-efektif.

Sebenarnya GBHN yang merupakan contoh Centralis Plan


Economy harus dihapus kalau mau menghadapi Indonesia
merdeka, Indonesia baru.
Dengan dilaksanakannya otonomi daerah, maka daerah
tersebut diberi kesempatan untuk membuat keputusan yang terbaik
bagi dirinya sesuai dengan kekayaan sumber daya alam, serta
sesua dengan kemampuan sumber daya manusianya.
3. Kemandirian
Kemandirian itu tidak tergantung pada pihak lain. Industri
Indonesia sangat tergantung dari input luar negeri, baik barang
modal, komponen-komponen, sparepart, maupun bahan baku
industri.
4. Pemerataan
Pemerataan dan pertumbuhan itu harus sejajar, tidak boleh
yang satu kemudian didahulukan dari yang lain. Pertumbuhan
penting, tetapi pemerataan juga lebih penting, sebab kalau hanya
petumbuhan saja tidak akan terjadi pemerataan dan itu akan
memukul.

B. Kendala dan Hambatan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan


1. Problematika Ekonomi Kerakyatan
1) Problematika Kultur
a. Konflik antar kultur industri dan kultur agraris
Kehidupan indsutri kecil di pedesaan, mencerminkan adanya
konflik kultural, yaitu konflik antar kultur agraris yang muncul
dari keadaan geografis pedesaaan dengan kultur industri yang
dibawa oleh sifat usaha yang bersifat industrial. Konflik ini
muncul antara lain:
a) Waktu (kultur agraris bersifat siklus, kultur industri bersifat
linier)
b) Uang (kultur agraris bersifat sosial yang berfungsi sebagai alat,
kultur indsutri lebih bermakna ekonomi dan menjadi tujuan)
c) Makna Kehidupan Manusia (kultur agraris lebih penting
daripada kemajuan dan angka-angka pertumbugan yang
menjadi ukuran kultur industri)

b. Etos kerja
Etor kerja pada dasarnya diturunkan oleh situasi kultur,
sehingga konflik kultur yang terjadi dalam kehidupan ekonomi
rakyat berpengaruh dalam membentuk suatu etos kerja.
2) Problematika Struktur
a. Permodalan
Aspek permodalan selama ini tidak berpihak kepada ekonomi
rakyat/usaha skala kecil. (seperti: pihak perbankan yang dibentuk
bukan untuk melayani atau bukan untuk memperdayakan mereka,
sementara mereka memperolehh pinjaman dari rentenir yang
bunganya jauh lebih besar dari bunga perbankan yang ada).
b. Pasar
Daya tawar ekonomi rakyat/usaha skala kecil terhadap
penguasaan pasar masih sangat lemah. Posisi tawae yang lemah,
membuat perolehan keuntungan mereka sangat kecil, tidak
sebanding dengan perolehan keuntungan yang di ambil oleh
mereka yang menguasai pasar (para pedagang), sehingga
pertumbuhan usaha menjadi sangat lamban. Bahkan, ada fenomena
yang mematikan usaha kecil skala kecil.
Secara struktural, pasar tidak berpihak pada ekonomi rakyat
atau usaha kecil skala kecil, tidak ada perlindungan bagi mereka,
bahkan mereka sudah langsung bermain dalam mekanisme pasar
bebas, sementara usaha skala besar banyak diproteksi dan
dilindungi pasarnya.
c. Penguasan Teknologi
Penguasaan teknologi ekonomi rakyat/usaha skala kecil masih
sangat lemah, disebabkan karena tingkat pendidikan mereka yang
rendah,
sehingga
penguasaan
informasi
juga
sangat
terbatas/memang meraka tidak penuh mendapatkan bantuan
teknologi yang tepat bagi mereka/mereka memang bukan
konsumen teknologi, sehingga tidak ada perusahaan yang khusus
mensuplai peralatan yang cocok untuk mereka.
C. Solusi Bagu Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
1. Kesempatan untuk membangun atmosfer politik
2. Kekuasaan tradisional
3. Harus ada demokrasi

4. Penyelamatan terhadap pelaku ekonomi rakyat

Anda mungkin juga menyukai