NIM : 1305725
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
INFITRASI
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk kedalam
tanah. Perkolasi merupakan proses kelanjutan aliran air yang berasal dari infiltrasi ke tanah
yang lebih dalam. Kebalikan dari infiltrasi adalah rembesan (speege). Laju maksimal gerakan
air masuk kedalam tanah dinamakan kapasitas infiltrasi. Kapasitas infiltrasi terjadi ketika
intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban tanah. Sebaliknya
apabila intensitas hujan lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama
dengan laju curah hujan.
Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas
curah hujan, yaitu millimeter per jam (mm/jam). Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke
atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir
ke sungai disekitar.
Salah satu proses yang berkaitan dengan distribusi air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi adalah infiltrasi. Infiltrasi adalah proses masuk atau meresapnya air dari atas permukaan
tanah ke dalam bumi. Jika air hujan meresap ke dalam tanah maka kadar lengas tanah
meningkat hingga mencapai kapasitas lapang. Pada kondisi kapasitas lapang air yang masuk
menjadi perkolasi dan mengisi daerah yang lebih rendah energi potensialnya sehingga
mendorong terjadinya aliran antara (interflow) dan aliran bawah permukaan lainnya (base
flow). Air yang berada pada lapisan air tanah jenuh dapat pula bergerak ke segala arah (ke
samping dan ke atas) dengan gaya kapiler atau dengan bantuan penyerapan oleh tanaman
melalui tudung akar.
Proses infiltrasi sangat ditentukan oleh waktu. Jumlah air yang masuk kedalam tanah
dalam suatu periode waktu disebut laju infiltrasi. Laju infiltrasi pada suatu tempat akan
semakin kecil seiring kejenuhan tanah oleh air. Pada saat tertentu laju infiltrasi menjadi tetap.
Nilai laju inilah yang kemudian disebut laju perkolasi. Ketika air hujan jatuh diatas
permukaan tanah, tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian atau seluruh
air hujan tersebut akan mengalir masuk kedalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah.
Proses mengalirnya air hujan kedalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya
kapiler tanah. Di bawah pengaruh gaya gravitasi air hujan mengalir vertikal kedalam tanah,
sedangkan pada gaya kapiler bersifat mengalirkan air tersebut tegak lurus keatas, kebawah,
dan kearah horizontal (lateral). Gaya kapiler bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang
relative kecil.
Mekanisme infiltrasi melibatkan 3 proses yang tidak saling mempengaruhi :
a. proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah
b. tertampungnya air hujan tersebut didalam tanah
c. proses mengalirnya air tersebut ketempat lain (bawah, samping, atas)
Tinggi genangan air di atas permukaan tanah dan tebal lapisan tanah yang jenuh.
Kadar air atau lengas tanah
Pemadatan tanah oleh curah hujan
Penyumbatan pori tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti bahan endapan dari
partikel liat
5. Pemadatan tanah oleh manusia dan hewan akibat traffic line oleh alat olah
6. Struktur tanah
7. Kondisi perakaran tumbuhan baik akar aktif maupun akar mati (bahan organik)
8. roporsi udara yang terdapat dalam tanah
9. Topografi atau kemiringan lahan
10. Intensitas hujan
11. Kekasaran permukaan tanah
12. Kualitas air yang akan terinfiltrasi
13. Suhu udara tanah dan udara sekitar
Apabila semua faktor-faktor di atas dikelompokkan, maka dapat dikategorikan
menjadi dua faktor utama yaitu:
1. Faktor yang mempengaruhi air untuk tinggal di suatu tempat sehingga air mendapat
kesempatan untuk terinfiltrasi (oppurtunity time).
2. Faktor yang mempengaruhi proses masuknya air ke dalam tanah.
ARTI PENTINGNYA INFILTRASI
Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap beberapa hal berikut :
a. Proses limpasan (run off) Daya infiltrasi menentukan banyaknya air hujan yang dapat
diserap kedalam tanah. Makin besar daya infiltrasi, perbedaan antara intensitas hujan
mencatat bahwa ruang pori-pori yang tersedia pada awal terjadinya hujan tidaklah
selalu terisi seluruhnya sebelum kapasitas infiltrasi menjadi tetap. Jarak
antar ruang
pori-pori yang terisi tergantung pada tumbuh-tumbuhan penutup tanah. Persamaan
matematik infiltrasi dan laju infiltrasi Model Overton
Dimana b adalah persentase faktor vegetasi, P adalah laju curah hujan (cm/s) dan p
adalah intensitas curah hujan (cm/s), dan S adalah potensial storage (cm)
2. Model HEC Model
HEC merupakan model infiltrasi dasar pada suatu hubungan non linear antara
intensitas curah hujan dan kapasitas infiltrasi.
asumsi ini dibuat normal dan termasuk dalam kebanyakan persamaan infiltrasi. Jika x
=
1, f berbanding lurus dengan parameter p. Study hidrology yang di kembangkan oleh
HEC mengindikasikan bahwa x biasanya antara 0,3 sampai 0,9 untuk konsistensi.
Keterangan,
f = laju ifiltrasi (cm/h)
S = Sportivity (cm/h)
C = kostanta (cm/h)
t = interval waktu (s).
4. Model Hudrograf
Jika akurasi data curah hujan dan runoff yang tersedia pada suatu bidang tanah kecil,
jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah dapat ditentukan dengan menggunakan
model yang disebut model hydrograf. Model ini didasarkan pada pendapat berikut: (1)
intersepsi dan infiltrasi kecil, (2) infiltrasi merupakan abstrak utama bahwa curah
hujan dikurang dengan infiltrasi akan mendekati.
Keterangan;
P = curah hujan (cm/s),
q = discharge (cm/s)
PENGUKURAN INFILTRASI
Infiltrasi dapat diukur dengan cara berikut :
Dengan Infiltrometer
Infiltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas tabung baja yang
ditekankan kedalam tanah.Permukaan tanah di dalam tabung diisi air.Tinggi air dalam
tabung akan menurun, karena proses infiltrasi. Kemudian banyaknya air yang
ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus diukur.
Makin kecil diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran ke samping di
bawah tabung. Dengan cara ini infiltrasinya dapat dihitung dari banyaknya air yang
ditambahkan kedalam tabung sebelah dalam per satuan waktu.
Gambar infiltrometer
Dengan Testplot
Pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap luasan
yang kecil saja, sehingga sukar untuk mengambil kesimpulan terhadap besarnya
infiltrasi bagi daerah yang lebih luas. Untuk mengatasi hal ini dipilih tanah datar yang
dikelilingi tanggul dan digenangi air. Daya infiltrasinya didapat dari banyaknya air
yang ditambahkan agar permukaannya konstan. Jadi testplot sebenarnya adalah
infiltrometer yang berskala besar.
Lysimeter
Lysimeter merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah
diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi dengan fasilitas
drainage dan pemberian air. Dengan persamaan neraca air (waterbalance) seperti
berikut:
P+I=D+ES
Keterangan :
I = pemberian (supply) air
D= air yang dikeluarkan
E= penguapan (evapotranspirasi)
S= tampungan air dalam tanah
Untuk mencapai tujuan ini lebih baik digunakan lysimeter timbang, dengan
lysimeter timbang besarnya infiltrasi dengan kondisi curah hujan yang sebenarnya
dapat dipelajari. Curah hujan harus diukur dengan alat pencatat hujan (recording
raingauge) yang harus ditemptkan di dekat lysimeter tersebut.