Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN PERJANJIAN INTERNASIONAL

Pengertian Perjanjian Internasional


Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja menyatakan bahwa perjanjian internasional
adalah perjanjian yang diadakan oleh anggota masyarakat bangsa-bangsa, lembaga-lembaga
internasional dan negara-negara.
Menurut Dr. B. Schwarzenberger (dalam Mochtar Kusumaatdja, 1982: 42) merumuskan
bahwa perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek hukum
internasional (negara,
internasional)

organisasi-organisasi internasional, takhta suci, palang merah

yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum

internasional dapat berbentuk bilateral maupun multilateral.


Menurut Konvensi Wina 1969, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh
dua negara atau lebih, yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu. Namun
hanya negara yang mampu mengadakan perjanjian internasional.
Secara umum pengertian perjanjian internasional adalah sebuah perjanjian yang dibuat di
bawah hukum

internasional oleh

beberapa

pihak

yang

berupa negara atau organisasi

internasional.

Asas-Asas Perjanjian Internasional


1. Pacta sunt servada, bahwa setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati
oleh pihak-pihak yang mengadakan.
2. Reciprositas, bahwa tindakan sesuatu negara terhadap negara lain itu dapat
dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
3. Courtesy, artinya saling mengormati dan saling menjaga kehormatan negara.
4. Kesamaan hak, bahwa pihak yang saling mengadakan hubungan harus saling
hormat-menghormati.

Istilah Perjanjian Internasional Whisnu Situni (1989:32-36)


1. Traktat (treaty)
Traktat adalah suatu perjanjian antara dua negara atau lebih untuk mencapai hubungan
hukum mengenai objek hukum (kepentingan) yang sama. Istilah traktat digunakan dalam
perjanjian internasional yang bersifat politis.
2. Agreement

Agreement yaitu suatu perjanjian/persetujuan antara dua negara atau lebih yang bersifat
eksekutif/teknis administrative (non politis), dan tidak mutlak harus diratifikasi, yaitu
tidak perlu diundangkan dan disahkan oleh pemerintah/kepala negara.
3. Konvensi
Konvensi adalah suatu perjanjian atau persetujuan yang lazim digunakan dalam
perjanjian multilateral. Ketentuan-ketentuannya berlaku bagi masyarakat internasional
secara keseluruhan (lawmaking treaty).
4. Protokol
Protokol adalah suatu perjanjian atau persetujuan yang kurang resmi dibandingkan
dengan traktat dan konvensi. Hal itu disebabkan karena protokol hanya mengatur
masalah-masalah tambahan. Seperti penafsiran klausul-klausul atau persyaratan
perjanjian tertentu.
5. Piagam (statuta)
Piagam merupakan himpunan peraturan yang ditetapkan sebagai persetujuan
internasional. Dalam Piagam ini berisi mengenai lapangan-lapangan kerja internasional
maupun mengenai anggaran dasar suatu lembaga.
6. Charter
Charter adalah piagam yang digunakan untuk membentuk badan tertentu.
7. Deklarasi (declaration)
Deklarasi (declaration) adalah suatu perjanjian yang bertujuan untuk memperjelas atau
menyatakan adanya hukum yang berlaku atau untuk menciptakan hukum baru.
Deklarasi dibedakan menjadi tiga jenis pengertian,
a. Deklarasi sebagai bagian dari suatu perjanjian yang mengikat para penandatangannya.
b. Deklarasi sebagai pernyataan sepihak.
c. Deklarasi sebagai dokumen tidak resmi yang dilampirkan pada traktat atau konvensi,
yang merupakan suatu penjelasan.
8. Covenant
Covenant adalah suatu istilah yang digunakan dalam Liga Bangsa-Bangsa pada tahun
1920 yang bertujuan untuk menjamin terciptanya perdamaian dunia, meningkatkan kerja
sama internasional, dan mencegah terjadinya peperangan.
9. Ketentuan penutup (final act)
Ketentuan penutup (final act) adalah suatu dokumen yang mencatat ringkasan hasil
konferensi. berisikan tentang negara-negara peserta dan nama-nama utusan yang ikut
berunding serta tentang hal-hal yang disetujui dalam konferensi itu, termasuk interpretasi
ketentuan-ketentuan hasil konferensi.
10. Modus vivendi
Modus vivendi yaitu suatu dokumen yang mencatat hasil-hasil persetujuan internasional
yang bersifat sementara yang dituangkan ke dalam ketentuan-ketentuan yang bersifat
yuridis dan sistematis.
11. Pakta (pact)
Pakta (pact) yaitu suatu perjanjian oleh beberapa negara secara khusus.

Klasifikasi Perjanjian Internasional Menurut Jumlahnya


1. Perjanjian bilateral, artinya perjanjian antara dua pihak negara yang mengatur
kepentingan dua pihak. Contohnya, perjanjian antara Indonesia dengan Australia pada

tanggal 9 Oktober 1973, tentang batas dasar laut selatan Pulau Tanimbar dan Pulau
Timor.
2. Perjanjian multilateral artinya perjanjian antara banyak pihak atau negara, yang
mengatur kepentingan semua pihak. Contohnya, konvensi hukum laut di Montego
Bay Jamaica tanggal 10 Desember 1982, tentang ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif).

SUMBER INFORMASI

1. Buku Sekolah Elektronik Pendidikan Kewarganegaraan 2


2. Buku Pedidikan Kewarganegaraan kelas IX
3. http://id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai