Anda di halaman 1dari 9

1

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP


KINERJA GURU SMP NEGERI 1 DI TELUK JAMBE BARAT
KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT

THESIS
Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Magister
Ilmu Administrasi ( MSi ) Pada Program Pasca Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia ( STIAMI ) Jakarta

Disusun Oleh :
Nama
NPM
KONSENTRASI

: NINA HANDAYANI
: MIA 0905010042
: ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLEH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MANDALA


INDONESIA
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
JAKARTA
2011
PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP
KINERJA GURU SMP NEGERI 1 DI TELUK JAMBE BARAT

KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT

THESIS

Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu


Administrasi ( MSi ) Pada Program Pasca Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia ( STIAMI ) Jakarta

Disusun Oleh :
Nama
NPM
KONSENTRASI

: NINA HANDAYANI
: MIA 0905010042
: ILMU ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLEH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MANDALA


INDONESIA
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
JAKARTA
2011

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL TESIS :

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP


KINERJA GURU SMP NEGERI 1 DI TELUK JAMBE BARAT
KABUPATEN KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT

Jakarta :
Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. H. HADARI NAWAWI, MA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kebutuhan
mutlak bagi suatu bangsa atau negara, jika ingin ikut berpartisipasi aktif
dalam pembangunan di era kesejagatan ini. Dalam meningkatkan sumber
daya manusia ini, pemerintah Indonesia telah berupaya dengan berbagai
cara, salah satunya melalui pembangunan pendidikan, karena pendidikan

merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan merupakan langkah


awal yang paling strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Melalui pendidikan bangsa ini akan membebaskan diri dari krisis
multidimensi diantaranya yaitu dari kemiskinan dan keterpurukan. Melalui
pendidikan pula bangsa ini akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa
lain di dunia. Tanpa pendidikan yang kuat bangsa Indonesia akan terus
mengalami keterpurukan, keterbatasan, keterbelakangan dan kemiskinan
yang pada akhirnya bangsa Indonesia akan sulit mencapai cita-cita masa
depan yang sejahtera, adil dan makmur.
Untuk mencapai tujuan pembangunan pendidikan tersebut, ada dua hal
yang sangat berpengaruh, yaitu motivasi dan kompetensi guru sebagai
tenaga kependidikannya. Oleh karena itu, indikator penentuan kualitas
pendidikan adalah guru, guru meupakan komponen yang paling menentukan
karena merupakan penentu kualitas proses belajar mengajar yang
berpengaruh pada kualitas lulusan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Syamsu Yusuf (2010:1) yang
mengatakan bahwa untuk menangkal dan mengatasi masalah perlu
dipersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Manusia
Indonesia yang bermutu yaitu manusia yang sehat jasmani dan rohani,
mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi secara profesional, serta dinamis
dan kreatif. Hal ini sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional.
Masalah mutu pendidikan tentu tidak lepas dari masalah kinerja para
guru. Ada dua faktor yang mempengaruhi ini yaitu :faktor internal dan
eksternal.
Faktor internal adalah faktor dari guru itu sendiri, antara lain motivasi
dan kompetensi guru itu sendiri. Faktor eksternal antara lain lingkungan,

lingkungan keluarga, maupun lingkungan kerja. Lingkungan kerja antara


lain kepala sekolah, sesama guru, komite dan semua stakeholder di sekolah
itu.
Guru adalah harapan dan kepercayaan terbesar

bagi keluarga dan

masyarakat untuk memberikan pendidkikan yang terbaik bagi anak


anaknya. Oleh karena itu keberhasilan dan kegagalan pendidikan di sekolah
acap kali dialamatkan kepada guru. Justifikasi masyarakat tersebut dapat
dimengerti karena guru adalah sumber daya yang aktif, sedangkan sumber
daya yang lainya bersifat pasif. Sebaik-baiknya kurikulum,fasilitas, sarana,
dan prasarana, tetapi jika kualitas/ kemampuan guru rendah, maka sulit
untuk mendapatkan hasil pendidikan yang bermutu tinggi. Pedek kata, guru
merupaka faktor utama (crucial faktor) dalam mencapai keberhasilan
pendidikan di jalur disekolah. Sebaimana di ungkapkan oleh oteng Sutisna
(1989:107) bahwa :
Keberhasilan program pendidikan tidak hanya tergantung kepada
konsep-konsep program yang disusun dengan cermat dan teliti saja, akan
tetapi pada personil yang mempunyai kesanggupan dan keinginan untuk
berprestasi. Tanpa personil yang cukup efektif, program pendidkan yang
dibangun diatas konsep-konsep yang baik serta dirancang dengan telitipun
dapat tidak berhasil.
Peserta

didik

adalah

manusia

yang

unik

dengan

perbedaan

karakteristiknya, visi dan misinya, serta kebutuhan yang diperlukannya pun


berbeda satu dengan yang lainnya. Kompetensi tenaga kependidikan (Guru)
dan Kepala sekolah (Pemimpin) sangat diperlukan untuk menfasilitasi
pengembangan peserta didik ke arah yang lebih optimal, yaitu peserta didik
yang memiliki kemampuan intelektual, emosional, dan spritual yang

matang. Namun, kenyataan di lapangan suasana ini masih cenderung belum


mengarah pada keadaan yang demikian diperlukan oleh peserta didik,
misalnya: masih banyak penyelenggaraan pendidikan dengan asal-asalan,
tanpa arah yang jelas, mau dibawa kemana peserta didik dalam lembaga
pendidikan tersebut.
Pemimpin dan Guru merupakan kunci utama dalam proses pendidikan,
Mohamad Surya (2000) mengatakan dalam acara sambutan hari guru
nasional bahwa guru dan kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan
pendidikan, oleh karena itu, kesejahteraan guru dan kepala sekolah oleh
pemerintah perlu diperhatikan serta dasar yang melindungi kegiatan mereka,
yang akhirnya terbit Undang Undang Nomor 14 tentang Guru dan Dosen,
serta tunjangan sertifikasi profesional guru. Namun, hal ini pun tidak
memberikan siginfikan terhadap peningkatan mutu pendidikan, hal ini
ditunjukkan

oleh

beberapa

penelitian

tentang

pengaruh

tunjangan

profesional tenaga kependidikan.


Kegiatan belajar mengajar (KBM) salah satu kegiatan operasional yang
harus berjalan dengan baik merupakan cikal bakal lahirnya sumber daya
manusia. Namun, kegiatan ini pun secara nyata masih menjadi kendala
pendidikan Indonesia selama ini, walaupun kunjungan dan studi banding
telah banyak dilakukan oleh pemerintah ke nagara-negara tetangga.
Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti mencoba untuk
melakukan kegiatan penelitian yang dikemas dalam sebuah judul thesis
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap
peningkatan kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 1 Telukjambe Barat
Kabupaten Karawang.

1.2 Identifikasi Masalah


Masalah yang muncul berkenaan dengan hubungan Kepemimpinan
kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap peningkatan kegiatan belajar
mengajar diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Kebijakan pendidikan yang kurang tepat dapat berpengaruh langsung
kualitas kegiatan belajar mengajar.
2. Kopetensi guru yang rendah dapat mempengaruhi peningkatan kegiatan
belajar mengajar.
3. Budaya organisasi berhubungan dengan kompetensi guru.
4. Lingkungan dapat bekerja berhubungan dengan kompetensi guru.
5. Keterbatasan alokasi anggaran pendidikan serta sarana dan prasarana
minim dapat berperan langsung pada Penigkatan kegiatan belajar
mengajar.
6. Kurangnya patisipasi masyarakat juga dapat berpengaruh pada
penigkatan kegiatan belajar mengajar.
1.3 Batasan dan Rumusan Masalah
1.3.1 Batasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sebuah
lembaga pendidkan sehingga penelitian hanya memfokuskan mengenai tiga
variabel terikat yaitu kepemimpinan dan kompetensi guru serta variabel
terikat yaitu peningkatan kegiatan belajar mengajar.
1.3.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian adalah :
1. Seberapa kuat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru dalam kegiatan
belajar mengajar.
2. Seberapa kuat pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja guru dalam
kegiatan belajar mengajar.

3. Seberapa kuat pengaruh motivasi dan kompetensi guru secara


bersama-sama (simultan) terhadap kinerja guru dalam kegiatan belajar
mengajar.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1 Maksud penelitian.
1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja guru
dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Untuk mengetahui penagaruh kompetensi guru terhadap kinerja
guru dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kompetensi guru secara
bersama-sama (simultan) terhadap kinerja guru dalam kegiatan
1.4.2

belajar mengajar.
Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah secara umum penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana kontribusi kepimimpinan kepala sekolah dan


kompetensi guru terhadap kegiatan belajar mengajar, secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui pengaruh motivasi guru (Variabel X 1) terhadap kinerja
guru dalam kegiatan belajar mengajar (Variabel Y).
b. Mengetahui pengaruh kompetensi guru (Variabel X2) terhadap
kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar ( Variabel y)
c. Mengetahui pengaruh motivasi (Variabel X1) dan kompetensi guru
(Variabel X2) secara bersama-sama (simultan) terhadap kinerja guru
dalam kegiatan belajar mengajar (variabel Y)
1.5 Kegunaaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Praktis

Dapat dijadikan pertimbangan dan referensi pada penelitian selanjutnya


pada tempat penelitian ini, bagi peneliti diharapakan dapat lebih
memantapkan penguasaan ilmu administrasi pendidik yang semakin
berkembang khususnya untuk dunia pendidkan.

1.5.2

Kegunaan Teoritis.
1. Penelitian ini dapat diharapakan menjadi tolak ukur dalam
rangka peningkatan pembelajaran secara umum.
2. Bagi sekolah atau pun tempat penelitian hal ini dapat

bermanfaat untuk mengetahui kondisi kepimimpinan dan


kompetensi guru terhadap peningakatan kegiatn belajar
mengajar,

sehingga

dapat

meningkatkan eksistensinya.

dijadikan

pemicu

untuk

Anda mungkin juga menyukai