Anda di halaman 1dari 8

Tulisan ini mencoba meluruskan riwayat pernikahan Rasulullah dengan Aisyah ra.

yang telah
berabad-abad lamanya diyakini secara tidak rasional. Dan efeknya, orientalis Barat pun
memanfaatkan celah argumen data pernikahan ini sebagai alat tuduh terhadap Rasulullah
dengan menganggapnya fedofilia. Mari kita buktikan. Secara keseluruhan data-data yang
dipaparkan tulisan ini diambil dari hasil riset Dr.M. Syafii Antonio dalam bukunya,
Muhammad SAW The Super Leader Super Manager (2007).
Kualitas Hadits
Alasan pertama. Hadits terkait umur Aisyah saat menikah tergolong problematic alias dhoif.
Beberapa riwayat yang menerangkan tentang pernikahan Aisyah dengan Rasulullah yang
bertebaran dalam kitab-kitab Hadits hanya bersumber pada satu-satunya rowi yakni Hisyam
bin Urwah yang didengarnya sendiri dari ayahnya. Mengherankan mengapa Hisyam saja
satu-satunya yang pernah menyuarakan tentang umur pernikahan Aisyah r.a tersebut.
Bahkan tidak oleh Abu Hurairah ataupun Malik bin Anas. Itu pun baru diutarakan Hisyam
tatkala telah bermukim di iraq.
Hisyam pindah bermukim ke negeri itu dalam umur 71 tahun. Mengenai Hisyam ini, Yaqub
bin Syaibah berkata: Apa yang dituturkan oleh Hisyam sangat terpercaya, kecuali yang
disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Iraq. Syaibah menambahkan, bahwa Malik bin
Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Iraq. (Ibn Hajar AlAsqalani, Tahzib al-Tahzib. Dar Ihya al-Turats al-Islami, Jilid II, hal. 50) Termaktub pula
dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi Hadits, bahwa tatkala Hisyam berusia
lanjut ingatannya sangat menurun (Al-Maktabah Al-Athriyah, Jilid 4, hal. 301). Alhasil,
riwayat umur pernikahan Aisyah yang bersumber dari Hisyam ibn Urwah, tertolak.
Urutan Peristiwa Kronologis
Alasan kedua. Terlebih dahulu perlu diketahui peristiwa-peristiwa penting
secara kronologis ini:
Pra-610 M : Zaman Jahiliyah
610 M : Permulaan Wahyu turun
610 M : Abu Bakar r.a. masuk Islam
613 M : Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan Islam secara terbuka
615 M : Umat Islam hijrah I ke Habsyah
616 M : Umar bin al-Khattab masuk Islam
620 M : Aisyah r.a dinikahkan
622 M : Hijrah ke Madinah
623/624 M : Aisyah serumah sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW.
Menurut Al-Thabari, keempat anak Abu Bakar ra. dilahirkan oleh isterinya pada
zaman Jahiliyah. Artinya sebelum 610 M.
Jika Aisyah dinikahkan dalam umur 6 tahun berarti Aisyah lahir tahun
613 M. Padahal menurut Al-Thabari semua keempat anak Abu Bakar ra. lahir pada zaman

Jahiliyah, yaitu sebelum tahun 610. Jadi kalau Aisyah ra. Dinikahkan sebelum 620 M, maka
beliau dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami isteri dengan Nabi
Muhammad SAW dalam umur di atas 13 tahun. Kalau di atas 13 tahun, dalam umur berapa
pastinya beliau dinikahkan dan serumah? untuk itu kita perlu menengok kepada kakak
perempuan Aisyah ra. yaitu Asma.
Perhitungan Usia Aisyah
Menurut Abdurrahman ibn Abi Zannad, Asma 10 tahun lebih tua dari Aisyah ra.
(At-Thabari, Tarikh Al-Mamluk, Jilid 4, hal. 50. Tabari meninggal 922 M) Menurut
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Asma hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73
atau 74 Hijriyah (Al-Asqalani, Taqrib al-Tahzib, hal. 654). Artinya, apabila Asma
meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal pada tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka
Asma berumur 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga Aisyah berumur (27 atau
28) 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijriyah. Dengan demikian berarti Aisyah
mulai hidup berumah tangga dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur 19
atau 20 tahun.
Allohu alam bishshawab.
Rijalul Imam
Direktur ISCDIC (Indonesian Students Community for Development of Islamic Civilization)
Studi Kritis Umur Aisyah ra.Sejak jaman sekolahan, kita telah membaca dan diberitahu
bahwa Rasulullah s.a.w menikahi Aisyah ra, putri Abu Bakar ash Shidiq ketika Aisyah ra.
berumur 6 tahun, dan berumah tangga dengan Rasulullah s.a.w ketika Aisyah ra. berumur 9
tahun. Riwayat ini tercatat dengan terang dalam kitab hadist Sahih Bukhori dan selama
ratusan tahun menjadi ?kebenaran? dan ?dibenarkan? oleh ulama-ulama dan guru-guru agama
dimanapun.
Hadist dan sejarah juga mencatat bahwa saat Aisyah ra. menikah, beliau masih bermain-main
dengan boneka dan ayunannya. Siapa saja yang mendengar informasi ini ?apabila cara
berfikirnya masih normal? akan menolak menyetujui kekonyolan itu. Apabila kita tidak
memperhatikan bahwa pernikahan itu berlaku pada keluarga Rasulullah s.a.w tentukan kita
sudah menuding pria yang menikahi anak perempuan berumur 6 tahun pastilah seorang
pedofilia [1]. Lalu bagaimana para ulama dan umat Islam mencari-cari pembenaran
pernikahan Aisyah ra. Dengan Rasulullah s.a.w ketika Aisyah ra. baru saja melewati masa
balita-nya.
Pembenaran-pembenaran yang dipaksakan itu adalah:
Menganggap pernikahan seperti itu adalah wajar pada masa itu.Pernikahan
tersebut menunjukan bahwa Aisyah ra. sudah matang berumah tangga sejak kecil dan
merupakan kehebatan Islam dalam membentuk kedewasaan seorang anak.
Bagaimanapun, penjelasan diatas tidak bisa diterima begitu saja oleh akal sehat. Hanya
orang-orang naif yang mempercayai jawaban itu dan secara tidak langsung terus menerus
mengkampanyekan pernikahan Aisyah ra. saat berumur 6 tahun.
Akibatnya, fitnah besar telah datang terhadap kehormatan diri Rasulullah yang suci, pribadi

yang maksum, teladan umat Islam. Fitnah tersebut adalah bahwa seorang Nabi telah menikahi
anak perempuan di bawah umur, melucuti pakaian dan meniduri anak-anak yang masih luculucunya sambil memegang bonekanya. Belum lagi tuduhan pedofilia yang di lancarkan
musuh-musuh Islam terhadap Rasulullah s.a.w. Naudzubullahi min dzalik.
Sebagian umat Islam bungkam atas ?kebenaran? yang dipaksakan ini, lalu mereka membuat ?
pembenaran? dengan cara yang dipaksakan pula agar
?pembenaran? tersebut terlihat logis. Anda tentu tidak akan menikahi
anak perempuan anda yang berumur 6 tahun demi menjalankan ?sunnahrasul? kan?
Umur Aisyah ra. telah dicatat salah oleh hadist dan sejarah. Tidak benar bahwa Aisyah
menikah ketika berumur 6 tahun. Itu fitnah yang sangat keji. Seorang ulama besar hindustan
diabad 20, Hz. Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi [2] karena kecintaannya
kepada pribadi Nabiullah, telah mengkaji secara mendalam umur Aisyah ra. Dan men-tahqiq
[3] hadist yang disahihkan oleh Bukhari-Muslim dalam kitab-nya yang berjudul ?Umur
Aesyah?.
Tentang umur Aisyah ra. banyak ahli sejarah yang menyampaikan pendapatnya. Ada yang
mengatakan 9 tahun, 14 tahun, namun kebanyakan berpegang pada kitab Sahih BukroriMuslim yang menyebutkan Aisyah berumur 6 tahun saat menikah.
Dari Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah s.a.w menikahiku pada saat aku
berusia enam tahun dan beliau menggauliku saat berusia sembilan tahun.
Aisyah ra. melanjutkan: Ketika kami tiba di Madinah, aku terserang
penyakit demam selama sebulan setelah itu rambutku tumbuh lebat
sepanjang pundak. Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku waktu aku sedang
bermain ayunan bersama beberapa orang teman perempuanku. Ia berteriak
memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui apa
yang diinginkan dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun
sampai di muka pintu. Aku berkata: Huh.. huh.. hingga nafasku lega. Kemudian Ummu
Ruman dan aku memasuki sebuah rumah yang di sana telah banyak wanita Ansar. Mereka
mengucapkan selamat dan berkah dan atas nasib yang baik. Ummu Ruman menyerahkanku
kepada mereka sehingga mereka lalu memandikanku dan meriasku, dan tidak ada yang
membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah s.a.w datang dan mereka meyerahkanku
kepada beliau .
[Bukhari-Muslim No. 69 (1442)]
Makna yang sama tercatat juga dalam kitab Sahih Bukhari Volume 5, buku-58 nomor 238. [4]
Dan masih banyak lagi di dalam hadist dalam kitab Bukhari-Muslim yang mencatat cerita
Aisyah ra. ini, dimana memuat 3 informasi penting, yaitu: (1) Aisyah ra. di nikahi saat
berumur 6 tahun, (2) berumah tangga saat berumur 9 tahun, (3) saat dirinya di serahkan
kepada Rasulullah, Aisyah sedang bermain-main ayunan.
HADIST UMUR AISYAH RA. TIDAK SHAHIH
Hz. Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi mencatat keganjilan pada
hadis-hadist yang menyebut umur Aisyah ra.

Bukti-bukti dalam kitab-kitab yang ditulis oleh ulama Islam [5]


berselisih tentang perawi hadist tersebut riwayatnya bersumber dari
Aisyah ra. atau-kah pengamatan Urwah bin Zubair. Tapi yang pasti, bukan
kata-kata Rasulullah s.a.w. Jika ini adalah kata-kata Urwah bin Zubair
[6], maka itu bukanlah hadist dan hanya sekedar dongeng serta tidak
memiliki implikasi apapun terhadap syariah.
Namun jika ini perkataan Aisyah ra., setelah dicermati, semua hadist
tersebut perawinya tersambung kepada Hisyam bin Urwah dari bapaknya Urwah bin Zubair
yang diriwayatkan dari Aisyah ra. Hanya dari garis itu saja, hanya Hisyam bin Urwah dan
Urwah bin Zubair! Tidak ada yang lain.
Tidak ada sahabat-sahabat nabi lainnya menceritakan umur Aisyah ra. saat menikah. Hanya
ada Hisyam bin Urwah!
Ada apa dengan Hisyam bin Urwah? Dan siapa Urwah bin Zubair?
Tentang Hisyam bin Urwah, dua ulama besar pernah menjadi muridnya, yaitu Imam Malik
dan Imam Hanafi. Hadist ini tidak tercatat dalam kitab Muwatta yang di tulis oleh muridnya
Hisyam bin Urwah, yaitu Imam Malik. Hadist ini tidak tercatat di kitab-kitab yang ditulis
Abu Hanifah.
Imam Malik dalam kitab Muwatta menulis bahwa Hisyam layak dipercaya dalam semua
perkara, kecuali setelah dia tinggal di Iraq. Imam Malik sangat tidak rela dan tidak setuju
Hisyam bin Urwah dikatakan sebagai perawi Hadist. Tehzib al-Tehzib, merupakan buku yang
membahas mengenai kehidupan dan kridibiltas perawi hadis-hadis nabi s.aw, menulis Hadisthadist yang bersanad oleh Hisham bin Urwah adalah shahih kecuali hadis-hadisnya yang di
riwayatkan oleh orang-orang dari Iraq.
Ibnu Hajar mengatakan, Penduduk Madinah menolak riwayat Hisyam bin Urwah
yang diceritakan orang-orang Iraq.
Dalam kesempatan lain Ibnu Hajar mengatakan tentang Hisyam bin Urwah sebagai seorang
Mudallis [6]. Yaqub bin Abi Syaibah berkata: Hisyam
adalah orang yang tsiqoh (terpercaya), tidak ada riwayatnya yang dicurigai,
kecuali setelah ia tinggal di Irak.
Cukup mengejutkan setelah kita mengetahui bahwa para perawi hadist umur Aisyah ra.
semuanya penduduk Iraq.
Dari orang-orang Kufah, Iraq:
Sufyan bin Said Al-Thawri Al-Kufi Sufyan bin ?Ainia Al-KufiAli
bin Masher Al-Kufi Abu Muawiyah Al-Farid Al-KufiWaki bin Bakar
Al-KufiYunus bin Bakar Al-KufiAbu Salmah Al-KufiHammad bin Zaid Al-KufiAbdah bin
Sulaiman Al-Kufi
Dari penduduk Basrah, Iraq:
Hammad bin Salamah Al-BasriJafar bin Sulaiman Al-BasriHammad bin Said
Basri Wahab bin Khalid Basri

Itulah orang-orang yang meriwayatkan hadist umur Aisyah ra dari Hisyam bin Urwah.
Hisyam hijrah ke Iraq ketika berumur 71 tahun. Adalah aneh jika selama hidupnya Hisyam
bin Urwah tidak pernah menceritakan hadist ini kepada murid-muridnya seperti Imam Malik
dan Imam Hanafi dan sahabat-sahabatnya di Madinah selama 71 tahun tinggal di Madinah.
Justru ia menceritakan hadist ini ketika hari tua menjelang ajalnya kepada orang-orang Iraq.
Lebih aneh lagi ketika kita mengetahui bahwa tidak ada penduduk Madinah atau Mekkah
yang ikut meriwayatkan hadist tersebut. Bukankah Madinah adalah tempat dimana Aisyah ra.
dan Rasulullah s.a.w pernah tinggal, serta tempat dimana penduduk Madinah menyaksikan
waktu dimana Aisyah ra. mulai berumah tangga dengan Rasulullah s.a.w. Lalu mengapa
orang-orang Iraq yang memiliki hadist ini?
Sesuatu yang aneh bukan?
Jadi kesimpulannya jelas, hadist umur Aisyah ra. saat menikah diceritakan hanya oleh orangorang Irak dari Hisyam bin Urwah. Hisyam bin Urwah mendapatkan hadist ini dari bapaknya,
Urwah bin Zubair. Ibnu Hajar menyebut tentang Urwah bin Zubair seorang nashibi (orang
yang membenci ahlul bait). Menurut Ibnu Hajar, seorang nashibi riwayatnya tidak di percaya.
Kita tidak perlu meragukan nasihat dan ilmu yang dimiliki Hisyam bin Urwah saat ia tinggal
di Madinah. Namun kita perlu memperhatikan pendapat ulama-ulama salaf yang menolak
semua hadist yang di riwayatkan Hisyam bin Urwah saat ia tinggal di Iraq. Lalu bagaimana
bisa Bukhari Muslim mencatat hadist ini dalam shahihnya?
BUKHARI MUSLIM MENGGAMPANGKAN PERAWI HADIST UMUR AISYAH
Salah satu prinsip ulama hadist yang dinukilkan oleh Baihaqi [7] adalah:
?Apabila kami meriwayatkan hadis mengenai halal dan haram dan perintah dan
larangan, kami menilai dengan ketat sanad-sanad dan mengkritik perawi-perawinya, akan
tetapi apabila kami meriwayatkan tentang fazail (keutamaan) , pahala dan azab, kami
mempermudahkan tentang sanad dan berlembut tentang syarat-syarat perawi.(Fatehul-Ghaith,
ms 120)
Disinilah letak masalahnya. Umur Aisyah memang digampangkan kritik perawinya karena
dipandang bukan bab penting mengenai halal atau haram
suatu syariah. Para ulama hadist mengabaikan kesilapan dan kelemahan
perawi dalam hadist Umur Aisyah karena umur tersebut dianggap tidak
penting. Mereka tidak memeriksa perawinya secara terperinci.
Ibnu Hajar membela Bukhari tidak mungkin tersilap dalam mengambil perawi. Namun
dengan kesal Hz. Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi mengatakan bahwa
semua riwayat Hisyam setelah tinggal di Iraq tidak bisa diterima. Mengenai tidak diterimanya
Hisyam setelah di tinggal Irak, Ibnu Hajar mengakui bahwa penduduk Madinah menolak
riwayat Hisyam. Mengenai ini, saya berpendapat Ibnu Hajar dan Imam Bukhari tidak
menyadari keputusannya mempermudah sanad dan berlemahlembut dalam syarat perawi
pada hadist umur Aisyah ra. Telah menciderai kepribadian Rasulullah beberapa abad
kemudian. Saya tidak menampik keluasan ilmu kedua ulama besar tersebut, tapi kita yang
hidup jaman sekarang patut meluruskan hadist tersebut.

Ketidaktelitian riwayat Hisyam ini memang tidak mengalami masalah di jaman dulu, namun
berakibat buruk saat ini. Di abad ke 20 ini, tanpa disadari oleh ulama-ulama hadist di jaman
dulu, masalah umur Aisyah ra. telah menjadi fitnah yang keji terhadap pribadi Rasulullah
s.a.w.
Fitnah ini tanpa sadar diiyakan oleh umat Islam sambil terseok-seok
mencari pembenarannya. Alhamdulillah, fitnah ini telah diluruskan oleh
Hz. Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi yang men-tahqiq hadist Bukhari
tersebut.
Lalu berapa umur Aisyah ra. saat menikah dengan Rasulullah s.a.w?
Justru Hz. Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi berpegang lagi kepada hadisthadist Bukhari-Muslim.
Setelah kita mengetahui bahwa hadist tentang umur Aisyah ra. Saat menikah dengan
Rasulullah s.a.w adalah hadist yang dhaif ?atau di-dhaifkan? maka sudah sepantasnya umat
Islam tidak lagi menulis atau menyebutkan umur Aisyah ra. saat menikah adalah 6 tahun.
Tulisan ini dibuat setelah melakukan walking blog terhadap blog beberapa anak-anak
Tarbiyah yang secara mengejutkan masih banyak yang bangga dengan umur Aisyah ra. saat
menikah. Secara mengejutkan mereka justru telah mempropagandakan sebuah fitnah terhadap
nabi mereka.
Ditulis karena kecintaan yang besar kepada Ummul Mukminin Aisyah ra., Istri Rasulullah
s.a.w, putri Khalifah pertama umat Islam, dan sumber riwayat hampir seper-empat hadisthadist dan sunnah Rasul.
===========
[1] Pedofilia:
kondisi orang yang mempunya ketertarikan atau hasrat seksual kepada anak-anak yang belum
memasuki usia remaja. Definisi dari Wikipedia Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedofilia
[2] Hz. Maulana Habibur Rahman Siddiqui Al-Kandahlawi, seorang ulama hadist dari tanah
Hindustan yang lahir di Kandahla-India, tahun 1924. Tanah
hindustan di kenal banyak melahirkan ulama hadist, seperti al-Muttaqi.
Bapanya ialah Mufti Isyfaq Rahman, seorang ulama hadis yang amat disegani dan juga
pernah menjadi mufti besar Bhopal, India.
[3] Tahqiq: Komentar atas sebuah hadist dan pembahasan lebih teliti.
[4] Sahih Bukhari Volume 8, Buku 73, Nomer 151, Sahih Bukhari Volume 5, Book 58,
Number 236, Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 64, Sahih Bukhari Volume 7, Book
62, Number 65, Sahih Bukhari Volume 5, Book 58, Number 234, Sahih Bukhari Volume 7,
Book 62, Number 18
[5] Perselisihan dan keanehan riwayat hadist ini termuat dalam Saheh Bukhari, Saheh
Muslim, Sunan Abu Daud, Jami Tirmizi, Sunan Ibnu Majah, Sunan Darimi dan Musnad
Humaidi
[6] Urwah bin Zubair adalah salah seorang Tabiin yang pernah berguru pada Aisyah ra. Di
Madinah. Urwah adalah putra Zubair bin Awwam, seorang sahabat

Rasulullah yang tercatat dalam berbagai kitab sebagai salah seorang sahabat yang dijamin
masuk surga dan dikenal sebagai Ahlul Syuro yang ditugaskan oleh khalifah Umar untuk
memilih khalifah baru penggantinya.
[7] Baihaqi menukil pendapat tersebut dari Abdur-Rahman bin al-Mahdi. Abdur-Rahman bin
al-Mahdi merupakan guru Imam Bukhari dan Imam Musli. Beliau adalah tokoh penting
dalam ilmu rijal (biografi perawi).
Berapa Umur Aisyah Saat Menikah?
Data-data berikut dapat digunakan untuk menganalisa umur Aisyah ra.
Data Ke-1
Al-Tabari mengatakan: ??????Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah
dari 2 isterinya [1]
Itu artinya Aisyah ra. lahir sebelum Rasulullah menerima wahyu.
Rasulullah berdakwah di Mekkah selama 13 tahun sebelum Hijrah ke Madinah dan Aisyah
tinggal bersama Rasulullah di tahun ke-2 Hijriah.
Artinya, di tahun ke-2 Hijariah, umur Aisyah sekurang-kurangnya adalah
14 tahun, bukan 9 tahun!
Data ke-2
Ibnu Hajar mengatakan, ?Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun
kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun? Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah [2]
Itu artinya, Aisyah ra. lahir bersamaan dengan tahun Rasulullah menerima wahyu pertama
kali. Artinya, pada saat hijrah, umur Aisyah ra.
adalah 13 tahun, dan saat tinggal bersama Rasulullah Aisyah berumur 14
tahun, bukan 9 tahun!
Data ke-3
Menurut Abdal-Rahman ibn abi zanna: ?Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisya [3]
Menurut Ibn Kathir: ?Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah] [4]
Itu artinya, umur Aisyah dengan umur Asma berselisih 10 tahun.
Berapa umur Aisyah? Secara sederhana kita harus lihat berapa umur Asma.
Para Ulama salaf sepakat Asma meninggal pada umur 100 tahun di tahun 73
H, berdasarkan sumber berikut:
Menurut Ibn Kathir: Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari
kemudian Asma meninggal. Menurut riwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari
kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling
kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun [5]
Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: ?Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74
H.[6].
Itu artinya saat hijrah umur Asma adalah 27 tahun. Jika Aisyah lebih
muda10 tahun dari Asma, maka bisa di simpulkan Aisyah ra. berumur 17-18

tahun saat hijrah ke madinah. Artinya, Aisyah ra. tinggal berumah tangga dengan Rasulullah
saat berumur 18-19 tahun, bukan 9 tahun!
Data ke-4
Dalam Sahih Bukhari [7] , ditemukan satu riwayat dari Zuhri bin Urwah, dari Urwah bin
Zubair, dari Aisyah ra. Riwayat ini di riwayatkan oleh 2 orang perawi Mesir, 1 perawi Syam
dan 2 perawi dari Madinah.
Hadist ini isinya panjang sekali. Ummul Mukminim bercerita dengan sangat detail dan rinci
kejadian di rumahnya sejak pelantikan kerasulan hingga hijrah bapaknya, yaitu Abu Bakar
ash Shidiq ke Habsyah. Aisyah ra. ingat betul siapa saja yang datang dan pergi dari
rumahnya.
Jika kita perhatikan seksama isi hadist tersebut, tentulah kita
mempercayai bahwa Aisyah ra. yang menceritakan hadist tersebut bukanlah
seorang bayi. Sekurang-kurangnya dia berumur 5-6 tahun. Karena pada
umur itulah seorang manusia sudah bisa mengingat dan mengenali kejadian
di sekelilingnya.

Anda mungkin juga menyukai