Case Presentation II
Case Presentation II
OLEH
BAB I
PENDAHULUAN
Trauma mata merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak
dan dewasa muda, terutama yang berjenis kelamin laki-laki. Beberapa hal yang
seringkali menyebabkan trauma adalah kecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan,
cedera yang berhubungan dengan olahraga, dan kecelakaan lalu lintas.1
Salah satu penelitian di Bangladesh menyebutkan bahwa benda tajam
merupakan penyebab terbanyak terjadinya trauma pada mata, yaitu sekitar 39,1
%. Sedangkan, trauma pada kelopak mata merupakan kedua terbanyak setelah
bagian putih bola mata, yaitu sekitar 23,4%.2
Kelopak mata (palpebra) merupakan modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Kelopak mata terdiri atas lima
bidang jaringan yang utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapisan kulit, otot
rangka (orbicularis oculi), jaringan areolar, jaringan fibrosa (lempeng tarsus), dan
lapisan membran mukosa (konjungtiva palpebralis).1
Keterlibatan sistem lakrimalis pada trauma kelopak mata dapat
menyebabkan gangguan yang cukup serius. Dilaporkan bahwa 81% dari kasus
trauma tersebut melibatkan adanya laserasi lakrimal dan 70% melibatkan laerasi
periokular. Persentase terbanyak pada trauma palpebra dilaporkan terjadi pada
laki-laki (77%), rentang usia terbanyak adalah usia 0-9 tahun (23%), dan
kejadiannya paling sering disebabkan oleh berbagai benda tajam (28%).3
Laserasi pada palpebra harus diperbaiki secara hati-hati untuk mencegah
terjadinya komplikasi seperti penonjolan tepi palpebra dan trikiasis. Laserasi di
dekat kantus internus seringkali mengenai kanalikulus. Perbaikan disarankan
untuk dilakukan sejak dini oleh karena jaringan akan semakin sulit diidentifikasi
dan semakin sulit diperbaiki apabila sudah terjadi pembengkakan. Namun, hingga
saat ini masih ada perdebatan mengenai manfaat perbaikan langsung laserasi
kanalikulus mengingat beberapa resiko yang dapat terjadi.1 Dengan adanya
beberapa perbedaan pendapat dalam manajemen trauma pada kelopak mata,
mengingat angka kejadiannya yang cukup tinggi, penulis tertarik untuk
mengangkat kasus ini dan merasa perlu untuk mengetahui bagaimana tindakan
yang paling tepat dalam tatalaksana pasien dengan trauma pada kelopak mata.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
I.
Identitas
Nama
: An. F
Usia
: 4 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Suku
: Sasak
Agama
: Islam
Riwayat Pengobatan :
:
:
:
Baik
compos mentis
E4V5M6
:
:
:
:
tidak dievaluasi
96 x/menit, reguler dan kuat angkat
22 x/menit, regular
36,9 o C
Pemeriksaan Mata
Visus
Naturalis (sinne
Okuler Dekstra
Okuler Sinistra
(OD)
Kesan normal
(OS)
Kesan normal
correctio)
3
2.
Posisi Bola
3.
Mata
Pergerakan Bola Mata
4.
5.
6.
Hirschberg
Cover-uncover
Lapang Pandang
(Konfrontasi)
Palpebra
Edema
Hematoma
Superior
Entropion
Ektropion
Ptosis
Palpebra
Edema
Hematoma
Inferior
Entropion
Ektropion
Vulnus
Ortoforia
Sde
Ortoforia
Sde
Kesan gerakan
Kesan gerakan
lancar ke segala
lancar ke segala
arah
Sde
arah
Sde
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
Laceratum
Deskripsi luka
OS
Konjungtiva
Palpebra
9.
Superior
Konjungtiva
Palpebra
10.
(-)
(-)
(-)
(-)
Hiperemia
Sikatrik
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
subkonjungtiva
Hiperemia
Massa
Edema
Bentuk
Kejernihan
Permukaan
Keutuhan
Sikatrik
Kedalaman
(+)
(-)
(-)
Cembung
Jernih
Licin
Utuh
(-)
Kesan dalam
(-)
(-)
(-)
Cembung
Jernih
Licin
Utuh
(-)
Kesan dalam
Warna
Bentuk
Sinekia anterior
Sinekia
Coklat
Bulat dan regular
(-)
(-)
Coklat
Bulat dan regular
(-)
(-)
posterior
Bentuk
Refleks pupil
Bulat, 3 mm
(+)
Bulat 3 mm
(+)
langsung
Refleks pupil
(+)
(+)
tidak langsung
Kejernihan
Subluksasi
Dislokasi
Jernih
(-)
(-)
Jernih
(-)
(-)
Inferior
Konjungtiva Injeksi
Bulbi
11.
Kornea
12.
Bilik Mata
13.
Depan
Iris
14.
Pupil
15.
Lensa
16.
Tekanan
Intraokuler
17.
Hiperemia
Sikatrik
konjungtiva
Injeksi siliar
Perdarahan
Palpasi
Funduskopi
Kesan normal
Sde
Kesan normal
Sde
Luka
1
Gambar 2.2. Mata kiri
Luka
2
Lacrimal punctum
inferior
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan medis yang terdapat pada pasien berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik antara lain:
I. Subyektif
Terdapat luka robek pada kelopak mata bawah mata kiri diduga terjadi
II. Obyektif
Visus ODS kesan normal
Terdapat dua luka robek:
o Luka pertama, sebelum ditautkan luka berbentuk huruf V ukuran
+ 1, 5 cm x 1 cm x 0,5 cm. Setelah ditautkan luka berbentuk garis
melengkung dengan ukuran panjang + 1,5 cm. luka berada pada +
0,5 cm dari kantus medialis dan + 2,5 cm dari kantus lateralis.
Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, tampak adanya lubang dari
canaliculus lacrimalis, permukaan luka ditutupi oleh darah.
o Luka kedua berbentuk garis lurus dengan ukuran 2 cm x 0,3 cm x
0,1 cm. Luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 0,5
cm dari kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata,
tebing luka tidak rata, permukaan luka berwarna merah, permukaan
luka ditutupi oleh darah.
BAB IV
ANALISA KASUS
Subyektif
Berdasarkan anamnesis yang telah dilakukan pada pasien ini, didapatkan
keluhan yaitu terdapat luka robek pada kelopak bawah mata kiri yang diduga
disebabkan karena tergesek paku yang menancap pada kayu bekas bangunan.
Terdapat banyak darah yang keluar dari daerah luka tersebut.
Kelopak mata (palpebra) superior dan inferior merupakan modifikasi
lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior.
Palpebra superior berakhir pada alis mata dan palpebra inferior menyatu dengan
pipi. Berkedip merupakan aktivitas yang sangat bermanfaat dalam membantu
menyebarkan lapisan tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Kelopak mata terdiri atas lima bidang jaringan yang utama. Dari
superfisial ke dalam terdapat lapisan kulit, otot rangka (orbicularis oculi),
jaringan areolar, jaringan fibrosa (lempeng tarsus), dan lapisan membran mukosa
(konjungtiva palpebralis).1
Gambar 4.1. Gambar susunan kelopak mata
Obyektif
Pada pemeriksaan oftalmologi, didapatkan visus ODS kesan normal. Pada
inspeksi palpebra didapatkan dua luka robek pada palpebra inferior OS. Luka
pertama, sebelum ditautkan luka berbentuk huruf V ukuran + 1, 5 cm x 1 cm x
0,5 cm. Setelah ditautkan luka berbentuk garis melengkung dengan ukuran
panjang + 1,5 cm. luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 2,5 cm
dari kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, tampak adanya lubang dari canaliculus
lacrimalis, permukaan luka ditutupi oleh darah.
Sedangkan, luka kedua berbentuk garis lurus dengan ukuran 2 cm x 0,3 cm
x 0,1 cm. Luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 0,5 cm dari
kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, permukaan luka ditutupi oleh darah.
Berikut klasifikasi trauma pada mata yang sering digunakan dalam praktek
klinis menurut Birmingham Eye Trauma Terminology System (BETTS)4:
10
menyebabkan
perdarahan
sedalam-dalamnya
ketika
Laserasi partial-thickness
palpebra inferior
11
Diagnosis Kerja
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang
terdapat pada pasien mengarah pada Closed Globe Injury:
Planning
1. Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap) sebagai persiapan dalam
tindakan operatif
Roentgen Thorax AP-lateral sebagai persiapan dalam tindakan operatif
2. Tatalaksana
Penatalaksanaan pada pasien dengan laserasi full-thickness adalah
dengan dilakukan tindakan repair palpebral, yaitu dengan melakukan
3. KIE
Edukasi mengenai penyakit pasien dan tindakan yang akan dilakukan.
Edukasi mengenai resiko perasi dan komplikasi yang mungkin terjadi
Prognosis
- Ad vitam
- Ad functionam
- Ad sanationam
:
:
:
bonam
dubia
dubia
12
BAB V
RINGKASAN AKHIR
Seorang laki-laki, An. F, usia 4 tahun datang ke IGD RSUP NTB diantar
oleh kedua orang tuanya karena dikeluhkan mengalami luka robek pada kelopak
bawah mata kiri sejak sesaat setelah terjatuh pada tanggal 25 Maret 2016 sekitar
pukul 13.00 WITA. Sebelumnya, pasien sudah diperiksakan ke IGD RSUD Praya
dan mendapat terapi berupa IVFD RL 10 tpm dan cofotaxime injeksi.
Pada pemeriksaan oftalmologi, didapatkan visus ODS kesan normal. Pada
inspeksi palpebra didapatkan dua luka robek pada palpebra inferior OS. Luka
pertama, sebelum ditautkan luka berbentuk huruf V ukuran + 1, 5 cm x 1 cm x
0,5 cm. Setelah ditautkan luka berbentuk garis melengkung dengan ukuran
panjang + 1,5 cm. luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 2,5 cm
dari kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, tampak adanya lubang dari canaliculus
lacrimalis, permukaan luka ditutupi oleh darah.
Sedangkan, luka kedua berbentuk garis lurus dengan ukuran 2 cm x 0,3 cm
x 0,1 cm. Luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 0,5 cm dari
kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, permukaan luka ditutupi oleh darah. Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan visus kesan normal.
Sehingga, pasien dapat didiagnosa dengan Closed Globe Injury:
13
Daftar Pustaka
1. Augsburger J & Asbury T. Trauma Mata dan Orbita. Dalam: Vaughan &
Asburys General Ophthalmology 17th Ed. New York: Mc Graw Hill
Company; 2007. Pp. 372-81.
2. Khan AK. Ocular Injury: Prevalence in Different Rural Population of
Bangladesh. Bangladesh Med Res Counc Bull. 2013. Vol 39. Pp. 130-8.
3. Long JA & Tann TM. Eyelid and Lacrimal Trauma. Dalam: Ocular
Trauma, Principles and Practice. New York: Thieme; 2002. Pp. 373-81.
4. International Society of Ocular Trauma. Birmingham Eye Trauma
Terminology System (BETTS). Available from: http://isotonline.org/betts/
5. American Academy of Ophthalmology. Classification and Management of
Eyelid Disorders. Dalam: Basic and Clinical Science Course. San
Fransisco: AAO. 2011. Pp. 77-87.
6. Ilyas, S. & Yulianti, SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.
14