Anda di halaman 1dari 15

CASE PRESENTATION II

CLOSED GLOBE INJURY:


RUPTUR CANALICULUS LACRIMALIS OS
LASERASI FULL-THICKNESS PALPEBRA INFERIOR OS

OLEH

Faradila Khoirun Nisa Hakim


H1A 010 007

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN MATA
RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Trauma mata merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak
dan dewasa muda, terutama yang berjenis kelamin laki-laki. Beberapa hal yang
seringkali menyebabkan trauma adalah kecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan,
cedera yang berhubungan dengan olahraga, dan kecelakaan lalu lintas.1
Salah satu penelitian di Bangladesh menyebutkan bahwa benda tajam
merupakan penyebab terbanyak terjadinya trauma pada mata, yaitu sekitar 39,1
%. Sedangkan, trauma pada kelopak mata merupakan kedua terbanyak setelah
bagian putih bola mata, yaitu sekitar 23,4%.2
Kelopak mata (palpebra) merupakan modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Kelopak mata terdiri atas lima
bidang jaringan yang utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapisan kulit, otot
rangka (orbicularis oculi), jaringan areolar, jaringan fibrosa (lempeng tarsus), dan
lapisan membran mukosa (konjungtiva palpebralis).1
Keterlibatan sistem lakrimalis pada trauma kelopak mata dapat
menyebabkan gangguan yang cukup serius. Dilaporkan bahwa 81% dari kasus
trauma tersebut melibatkan adanya laserasi lakrimal dan 70% melibatkan laerasi
periokular. Persentase terbanyak pada trauma palpebra dilaporkan terjadi pada
laki-laki (77%), rentang usia terbanyak adalah usia 0-9 tahun (23%), dan
kejadiannya paling sering disebabkan oleh berbagai benda tajam (28%).3
Laserasi pada palpebra harus diperbaiki secara hati-hati untuk mencegah
terjadinya komplikasi seperti penonjolan tepi palpebra dan trikiasis. Laserasi di
dekat kantus internus seringkali mengenai kanalikulus. Perbaikan disarankan
untuk dilakukan sejak dini oleh karena jaringan akan semakin sulit diidentifikasi
dan semakin sulit diperbaiki apabila sudah terjadi pembengkakan. Namun, hingga
saat ini masih ada perdebatan mengenai manfaat perbaikan langsung laserasi
kanalikulus mengingat beberapa resiko yang dapat terjadi.1 Dengan adanya
beberapa perbedaan pendapat dalam manajemen trauma pada kelopak mata,
mengingat angka kejadiannya yang cukup tinggi, penulis tertarik untuk
mengangkat kasus ini dan merasa perlu untuk mengetahui bagaimana tindakan
yang paling tepat dalam tatalaksana pasien dengan trauma pada kelopak mata.
1

BAB II
LAPORAN KASUS
I.

Identitas
Nama

: An. F

Usia

: 4 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Pujut, Lombok Tengah

Suku

: Sasak

Agama

: Islam

Tanggal Pemeriksaan : 26 Maret 2016


II. Subyektif
Keluhan Utama
Terdapat luka robek pada kelopak bawah mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien rujukan RSUD Praya di antar oleh kedua orang tuanya ke IGD RSUP
NTB karena dikeluhkan terdapat luka robek pada kelopak bawah mata kiri
sejak sesaat setelah terjatuh pada tanggal 25 Maret 2016 sekitar pukul 13.00
WITA. Awalnya, pasien sedang bermain di halaman belakang rumah dimana
terdapat banyak kayu bekas bahan bangunan. Ketika ibunya sedang lengah
mengawasi, tiba-tiba pasien terjatuh. Namun, tidak ada yang melihat
langsung bagaimana kronologis pasti terjatuhnya pasien. Menurut perkiraan
ibu, kemungkinan luka robek pada kelopak bawah mata kiri pasien
disebabkan karena tergesek paku yang masih menancap pada kayu di sekitar
tempat pasien terjatuh. Pasien seketika langsung menangis histeris dan
tampak banyak darah yang keluar dari daerah luka tersebut. Riwayat keluar
cairan bening yang kental dari bola mata pasien disangkal. Riwayat
penurunan kesadaran pada pasien disangkal, mual (-), muntah (-), demam (-).

Riwayat Penyakit Dahulu:


2

Riwayat adanya trauma sebelumnya disangkal


Riwayat asma disangkal
Riwayat gangguan pembekuan darah disangkal
Riwayat alergi makanan maupun obat-obatan disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga:

Riwayat gangguan pembekuan darah pada keluarga disangkal


Riwayat asma, alergi makanan maupun obat-obatan pada keluarga
disangkal

Riwayat Pengobatan :

Sebelum dibawa ke RSUD Praya, luka pada kelopak bawah mata


kiri pasien hanya ditekan dengan menggunakan kain untuk

mengurangi jumlah perdarahan yang ada.


Saat di RSUD Praya, pasien diberikan infus berupa RL 10 tpm dan
injeksi cefotaxime 1 vial sekitar pukul 14.30 WITA. Kemudian
pasien langsung di rujuk ke RSUP NTB.

Riwayat Pribadi dan Sosial:


Pasien saat ini belum sekolah. Sehari-hari ia lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk bermain di rumah.
III. Obyektif
Status Generalis
Keadaan Umum
Kesadaran
GCS
Vital Sign
o Tekanan Darah
o Nadi
o Frekuensi Nafas
o Suhu

:
:
:

Baik
compos mentis
E4V5M6

:
:
:
:

tidak dievaluasi
96 x/menit, reguler dan kuat angkat
22 x/menit, regular
36,9 o C

Status Lokalis Mata:


No.
1.

Pemeriksaan Mata
Visus

Naturalis (sinne

Okuler Dekstra

Okuler Sinistra

(OD)
Kesan normal

(OS)
Kesan normal

correctio)
3

2.

Posisi Bola

3.

Mata
Pergerakan Bola Mata

4.
5.

6.

Hirschberg
Cover-uncover

Lapang Pandang
(Konfrontasi)
Palpebra
Edema
Hematoma
Superior
Entropion
Ektropion
Ptosis
Palpebra
Edema
Hematoma
Inferior
Entropion
Ektropion
Vulnus

Ortoforia
Sde

Ortoforia
Sde

Kesan gerakan

Kesan gerakan

lancar ke segala

lancar ke segala

arah
Sde

arah
Sde

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)

Laceratum
Deskripsi luka

Terdapat dua luka robek. Luka pertama,

OS

sebelum ditautkan luka berbentuk huruf


V ukuran + 1, 5 cm x 1 cm x 0,5 cm.
Setelah ditautkan luka berbentuk garis
melengkung dengan ukuran panjang + 1,5
cm. luka berada pada + 0,5 cm dari
kantus medialis dan + 2,5 cm dari kantus
lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak
rata, tebing luka tidak rata, permukaan
luka berwarna merah, tampak adanya
lubang dari canaliculus lacrimalis,
permukaan luka ditutupi oleh darah.
Luka kedua berbentuk garis lurus dengan
ukuran 2 cm x 0,3 cm x 0,1 cm. Luka
berada pada + 0,5 cm dari kantus
medialis dan + 0,5 cm dari kantus
lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak
rata, tebing luka tidak rata, permukaan
luka berwarna merah, permukaan luka
4

ditutupi oleh darah.


7.

Konjungtiva
Palpebra

9.

Superior
Konjungtiva
Palpebra

10.

(-)
(-)

(-)
(-)

Hiperemia
Sikatrik

(-)
(-)

(-)
(-)

(-)

(-)

(-)
(-)

(-)
(-)

subkonjungtiva
Hiperemia
Massa
Edema
Bentuk
Kejernihan
Permukaan
Keutuhan
Sikatrik
Kedalaman

(+)
(-)
(-)
Cembung
Jernih
Licin
Utuh
(-)
Kesan dalam

(-)
(-)
(-)
Cembung
Jernih
Licin
Utuh
(-)
Kesan dalam

Warna
Bentuk
Sinekia anterior
Sinekia

Coklat
Bulat dan regular
(-)
(-)

Coklat
Bulat dan regular
(-)
(-)

posterior
Bentuk
Refleks pupil

Bulat, 3 mm
(+)

Bulat 3 mm
(+)

langsung
Refleks pupil

(+)

(+)

tidak langsung
Kejernihan
Subluksasi
Dislokasi

Jernih
(-)
(-)

Jernih
(-)
(-)

Inferior
Konjungtiva Injeksi
Bulbi

11.

Kornea

12.

Bilik Mata

13.

Depan
Iris

14.

Pupil

15.

Lensa

16.

Tekanan
Intraokuler

17.

Hiperemia
Sikatrik

konjungtiva
Injeksi siliar
Perdarahan

Palpasi

Funduskopi

Kesan normal
Sde

Kesan normal
Sde

FOTO MATA PASIEN

Gambar 2.1. Kedua Mata

Luka
1
Gambar 2.2. Mata kiri

Luka
2

Laserasi full-thickness palpebra


inferior

Lacrimal punctum
inferior

Gambar 2.3. Mata kiri

Laserasi partial-thickness palpebra inferior

BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan medis yang terdapat pada pasien berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik antara lain:
I. Subyektif
Terdapat luka robek pada kelopak mata bawah mata kiri diduga terjadi

akibat tergores paku


Perdarahan aktif pada daerah luka (+) minimal

II. Obyektif
Visus ODS kesan normal
Terdapat dua luka robek:
o Luka pertama, sebelum ditautkan luka berbentuk huruf V ukuran
+ 1, 5 cm x 1 cm x 0,5 cm. Setelah ditautkan luka berbentuk garis
melengkung dengan ukuran panjang + 1,5 cm. luka berada pada +
0,5 cm dari kantus medialis dan + 2,5 cm dari kantus lateralis.
Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, tampak adanya lubang dari
canaliculus lacrimalis, permukaan luka ditutupi oleh darah.
o Luka kedua berbentuk garis lurus dengan ukuran 2 cm x 0,3 cm x
0,1 cm. Luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 0,5
cm dari kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata,
tebing luka tidak rata, permukaan luka berwarna merah, permukaan
luka ditutupi oleh darah.

BAB IV
ANALISA KASUS
Subyektif
Berdasarkan anamnesis yang telah dilakukan pada pasien ini, didapatkan
keluhan yaitu terdapat luka robek pada kelopak bawah mata kiri yang diduga
disebabkan karena tergesek paku yang menancap pada kayu bekas bangunan.
Terdapat banyak darah yang keluar dari daerah luka tersebut.
Kelopak mata (palpebra) superior dan inferior merupakan modifikasi
lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior.
Palpebra superior berakhir pada alis mata dan palpebra inferior menyatu dengan
pipi. Berkedip merupakan aktivitas yang sangat bermanfaat dalam membantu
menyebarkan lapisan tipis air mata, yang melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Kelopak mata terdiri atas lima bidang jaringan yang utama. Dari
superfisial ke dalam terdapat lapisan kulit, otot rangka (orbicularis oculi),
jaringan areolar, jaringan fibrosa (lempeng tarsus), dan lapisan membran mukosa
(konjungtiva palpebralis).1
Gambar 4.1. Gambar susunan kelopak mata

Pasokan darah palpebra datang dari a. lacrimalis dan ophthalmica melalui


cabang-cabang palpebra lateral dan medialnya. Anastomosis diantara palpebra
lateralis dan medialis membentuk cabang-cabang tarsal yang terletak di dalam
jaringan areolar submuskular.1 Adanya perlukaan pada daerah tersebut, seperti
pada kasus ini pada bagian palpebra inferior OS tentu akan menyebabkan
terjadinya perdarahan dengan jumlah yang cukup banyak.
9

Obyektif
Pada pemeriksaan oftalmologi, didapatkan visus ODS kesan normal. Pada
inspeksi palpebra didapatkan dua luka robek pada palpebra inferior OS. Luka
pertama, sebelum ditautkan luka berbentuk huruf V ukuran + 1, 5 cm x 1 cm x
0,5 cm. Setelah ditautkan luka berbentuk garis melengkung dengan ukuran
panjang + 1,5 cm. luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 2,5 cm
dari kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, tampak adanya lubang dari canaliculus
lacrimalis, permukaan luka ditutupi oleh darah.
Sedangkan, luka kedua berbentuk garis lurus dengan ukuran 2 cm x 0,3 cm
x 0,1 cm. Luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 0,5 cm dari
kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, permukaan luka ditutupi oleh darah.
Berikut klasifikasi trauma pada mata yang sering digunakan dalam praktek
klinis menurut Birmingham Eye Trauma Terminology System (BETTS)4:

Gambar 4.2. Klasifikasi trauma menurut BETTS

10

Laserasi pada kelopak mata dibagi menjadi5:


a. Partial thickness, laserasi tanpa keterlibatan margo palpebralis
Laserasi palpebra superficialis hanya melibatkan kulit dan muskulus
orbicularis oculi. Adanya lemak orbita pada luka berarti septum orbita
telah terganggu. Benda asing superficial atau profunda harus dicari
dengan teliti sebelum laserasi palpebra yang lebih dalam diperbaiki.
b. Full-thickness, laserasi dengan keterlibatan margo palpebralis
Palpebra yang memiliki banyak vaskularisasi dan tekstur jaringan yang
longgar

menyebabkan

perdarahan

sedalam-dalamnya

ketika

mengalami trauma. Tusukan, terpotong, atau avulsi seluruh palpebra


akibat benda tumpul seringkali melibatkan semua lapisan.
Trauma pada palpebral juga seringkali melibatkan sistem lakrimalis, yaitu
sekitar 81 %. Hal ini disebabkan oleh letak sistem kanalikular yang sangat dekat
dengan permukaan konjungtiva.3
Berdasarkan klasifikasi BETTS, trauma pada kasus ini merupakan jenis
closed globe injury. Laserasi palpebra yang terjadi dalam kasus ini merupakan
jenis full-thickness oleh karena keterlibatan margo palpebralis. Pada daerah luka
juga tampak adanya bagian kanalikus lakrimalis yang ruptur. Berikut ilustrasi luka
pada kasus:

Laserasi full-thickness palpebra


inferior

Laserasi partial-thickness
palpebra inferior
11

Diagnosis Kerja
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang
terdapat pada pasien mengarah pada Closed Globe Injury:

- Ruptur kanaliculus lacrimalis OS


- Laserasi full-thickness palpebra inferior OS

Planning
1. Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap) sebagai persiapan dalam

tindakan operatif
Roentgen Thorax AP-lateral sebagai persiapan dalam tindakan operatif

2. Tatalaksana
Penatalaksanaan pada pasien dengan laserasi full-thickness adalah
dengan dilakukan tindakan repair palpebral, yaitu dengan melakukan

aproksimasi tepi palpebral, lempeng tarsal, dan kulit yang terlaserasi.


Penatalaksanaan pada ruptur kanalikulus lakrimalis dilakukan dengan
tindakan operatif. Perbaikan atau repair kanalikulus lakrimalis
disarankan dilakukan sejak dini karena jaringan menjadi semakin sulit

diidentifikasi dan diperbaiki saat membengkak.


Antibiotik PO
Analgetik PO

3. KIE
Edukasi mengenai penyakit pasien dan tindakan yang akan dilakukan.
Edukasi mengenai resiko perasi dan komplikasi yang mungkin terjadi

apabila tidak segera dilakukan tindakan operatif, yaitu:


Epiphora
Dellen formation
Ulserasi kornea
Edukasi mengenai perawatan luka post operatif

Prognosis
- Ad vitam
- Ad functionam
- Ad sanationam

:
:
:

bonam
dubia
dubia

12

BAB V
RINGKASAN AKHIR
Seorang laki-laki, An. F, usia 4 tahun datang ke IGD RSUP NTB diantar
oleh kedua orang tuanya karena dikeluhkan mengalami luka robek pada kelopak
bawah mata kiri sejak sesaat setelah terjatuh pada tanggal 25 Maret 2016 sekitar
pukul 13.00 WITA. Sebelumnya, pasien sudah diperiksakan ke IGD RSUD Praya
dan mendapat terapi berupa IVFD RL 10 tpm dan cofotaxime injeksi.
Pada pemeriksaan oftalmologi, didapatkan visus ODS kesan normal. Pada
inspeksi palpebra didapatkan dua luka robek pada palpebra inferior OS. Luka
pertama, sebelum ditautkan luka berbentuk huruf V ukuran + 1, 5 cm x 1 cm x
0,5 cm. Setelah ditautkan luka berbentuk garis melengkung dengan ukuran
panjang + 1,5 cm. luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 2,5 cm
dari kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, tampak adanya lubang dari canaliculus
lacrimalis, permukaan luka ditutupi oleh darah.
Sedangkan, luka kedua berbentuk garis lurus dengan ukuran 2 cm x 0,3 cm
x 0,1 cm. Luka berada pada + 0,5 cm dari kantus medialis dan + 0,5 cm dari
kantus lateralis. Batas luka tegas, tepi luka tidak rata, tebing luka tidak rata,
permukaan luka berwarna merah, permukaan luka ditutupi oleh darah. Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan visus kesan normal.
Sehingga, pasien dapat didiagnosa dengan Closed Globe Injury:

- Ruptur kanaliculus lacrimalis OS


- Laserasi full-thickness palpebra inferior OS
Tindakan yang akan dilakukan pada pasien ini adalah tindakan pembedahan
berupa repair kanaliculus lakrimalis OS dan repair palpebral inferior OS.

13

Daftar Pustaka

1. Augsburger J & Asbury T. Trauma Mata dan Orbita. Dalam: Vaughan &
Asburys General Ophthalmology 17th Ed. New York: Mc Graw Hill
Company; 2007. Pp. 372-81.
2. Khan AK. Ocular Injury: Prevalence in Different Rural Population of
Bangladesh. Bangladesh Med Res Counc Bull. 2013. Vol 39. Pp. 130-8.
3. Long JA & Tann TM. Eyelid and Lacrimal Trauma. Dalam: Ocular
Trauma, Principles and Practice. New York: Thieme; 2002. Pp. 373-81.
4. International Society of Ocular Trauma. Birmingham Eye Trauma
Terminology System (BETTS). Available from: http://isotonline.org/betts/
5. American Academy of Ophthalmology. Classification and Management of
Eyelid Disorders. Dalam: Basic and Clinical Science Course. San
Fransisco: AAO. 2011. Pp. 77-87.
6. Ilyas, S. & Yulianti, SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.

14

Anda mungkin juga menyukai