Anda di halaman 1dari 2

TENDER

Tender atau pelelangan adalah tawaran mengajukan harga untuk


memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang atau
untuk menyediakan jasa (KPPU Nomor 2 Tahun 2010). Menurut Keppres
No. 80 Tahun 2003, Tender adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang
dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola
maupun oleh penyedia barang/jasa.
Tender memiliki berbagai macam bentuk. Macam-macam tender
menurut Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah adalah :

Pelelangan

Umum

adalah

metode

pemilihan

Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan


yang

dapat

diikuti

oleh

semua

Penyedia

Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.


Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang
mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang
kompleks.

Pelelangan

Sederhana

adalah

metode

pemilihan

Penyedia

Barang/Jasa Lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp.


200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Sayembara

adalah

metode

pemilihan

Penyedia

Jasa

yang

memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu


yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga
Satuan.

Kontes

adalah

metode

pemilihan

Penyedia

Barang

yang

memperlombakan Barang/benda tertentu yang tidak mempunyai


harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan Harga Satuan.
Penetapan Harga penawaran tender dalam praktik kebanyakan
perusahaan-perusahaan memilih harga penawaran dengan menetapkan
markup pada beberapa pengukuran biaya yang berhubungan dengan
pekerjaan tertentu. Metode-metode penawaran dalam bersaing, yaitu:
1. Markup bid pricing untuk memaksimumkan expected present value
Penetapan markup perusahaan dapat lebih tinggi dari tingkat
standard apabila dengan diterimanya kontrak perusahaan harus
menambah kapasitas, melatih tenaga kerja, dan lain-lain. Tetapi apabila
perusahaan telah memiliki keuntungan non moneter, perusahaan dapat
menetapkan markup yang rendah.
2. Rekonsiliasi teori dan praktik
Apabila biaya mencari informasi lebih besar dari keuntungan yang
diperolehnya informasi tersebut, maka perusahaan akan menetapkan
markup pricing. Apabila memiliki wawasan yang tidak tetap tentang hal-hal
yang berpengaruh pada keputusan harga, maka perusahaan cenderung
membuat cushion dalam markup bid pricing untuk kepuasan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai