Kisi Kisi Sejarah
Kisi Kisi Sejarah
Tahun
17306717431745
1755
1750-61
1781-4
1596-7
1796-1816
1061-3
1605
1619-23
1621
1623
1641
1677
1682
1818-23
1824
John Lancaster (Inggris) untuk pertama
kalinya mendatangi Aceh
1830-37
VOC merebut pelabuhan Portugis di
ambon
Jan Pieterszoon Coen sebagai
1848-9
1871
1894
Peristiwa Sejarah
Wabah malaria melanda
Batavia dan banyak
menimbulkan korban tewas
bagi orang yang baru datang
ke BataviaVOC mendapat
kewenangan penuh
menguasai Surabaya, Madura,
dan JeparaGubernur Jendral
Van Imroff mendirikan
Karesidenan di Buitenzorg
(Bogor)
VOC berkuasa diseluruh
daerah pesisir
Dibawah gubernur Jendral
Mossel, kantor VOC pindah
ke Weltevreden (kini Pasar
senen Jakarta)
Inggris menduduki Padang
Inggris menduduki maluku
Daendels mengusai Jawa
Gubernur Thomas Stamford
Penandatangan perjanjian
antara
Gubernur Bengkulu
1. Periodisasi
Periodisasi sejarah adalah pembabakan berdasarkan tingkat perkembangan masa dalam sejarah. Periodesasi
dilakukan karena kurun waktu dalam sejarah sangat panjang, sehingga untuk memudahkan kajian sejarah maka
disusunlah peristiwa-peristiwa sejarah sejarah yang berlangsung secara kronologis dalam periode-periode
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Periodesasi sejarah bermanfaat untuk mempermudah
pemahaman sejarah.
Contoh konsep periodesasi:
1. Periodesasi sejarah Indonesia
Sejarah Indonesia terbagi menjadi 3 periode yaitu : zaman prasejarah, zaman proto sejarah, zaman sejarah.
1). Zaman prasejarah yaitu zaman etika orang belum mengenal tulisan, zaman ini berakhir pada IV Masehi.
2). Zaman proto sejarah merupakan zaman ambang sejarah atau zaman mula sejarah pada zaman ini sudah ada
tulisan tapi sumbernya dari luar negeri dan beritanya masih samara
3). Zaman sejarah yaitu zaman ketika orang sudah menganal tulisan. Zaman ini terbagi manjadi tiga bagaian
yaitu :
a)
Zaman Indonesia Kuno, abab ke-1 sampai ke-14 M, masa ini dipengaruhi Hindu-Budha
b)
Zaman Indonesia Baru, dari abab ke-15 sampai ke-18 M dipengaruhi budaya islam
c)
Zaman Indonesia Modern, dari masa colonial Hindia Belanda (th1800 M) s.d sekarang.
2. Periodisasi
2)
3)
Masa Eropa Abad Pertengahan, sering disebut zaman kegelapan di Eropa. Focus pembahasan pengaruh
Gereja di segala aspek kehidupan masyarakat Eropa.
4)
Masa Kebangkitan Eropa (zaman Renaissance dan Humanisme), focus pembahasan kebangkitan Eropa
yang diilhami oleh kebesaran peradaban Yunai-Romawi Kuno.
5)
Masa Eropa Baru, fokus pembahasan kemajuan bangsa Eropa setelah Revolusi Industri.
6)
Kronik
Kronik adalah catatan kejadian atau peristiwa yang diurutkan sesuai waktu kejadian. Di China, kronik dapat
ditemukan dalam sejarah dinasti Cina, Kronik berisi kumpulan tulisan tentang perjalanan seorang musyafir
pendeta atau pujangga.
Contoh Kronik :
1) Catatan kisah perjalanan Fa-Hien, seorang Cina yang terdampar dipulau Jawa sepulang dari India.
2) Catatan kisah perjalanan Hui-ning di Kerajaan Holing.
Kronik belum bisa disebut cerita sejarah tapi masih perlu penelitian labih lanjut dengan metode sejarah
sehingga bisa menjadi cerita sejarah.
1. Historigrafi
Historiografi atau penulisan sejarah adalah merupakan puncak dari pengkajian dan penelitian secara akademis
dan kritis dari suatu peristiwa sejarah. Historiografi diupayakan untuk se-obyek dan sedekat mungkin dengan
kejadian yang sebenarnya.
Secara harfiah, historiografi berasal dari gabungan dua kata, yaitu histori yang berarti sejarah dan grafi
yang berarti deskripsi atau penulisan. Jadi, berdasarkan asal katanya historiografi berarti penulisan sejarah.
Secara lebih luas, historiografi dapat diartikan sebagai sejarah penulisan sejarah. Kronik-kronik yang ditulis pada
masa kerajaan-kerajaan kuno merupakan salah satu bentuk historiografi. Bentuk ini termasuk dalam historiografi
tradisional.
Masyarakat Indonesia pada masa lalu sudah memiliki kesadaran dalam menulis sejarahnya. Selain kronik,
terdapat beberapa bentuk historiografi tradisional seperti babad, hikayat, silsilah, tambo (Minangkabau), tutui
teteek (Roti), dan lain-lain. Historiografi di Indonesia mengalami perkembangan dari waktu ke waktu
Dalam perkembangan penulisan sejarah di Indonesia terdapat beberapa tahap perkembangan historiografi yaitu :
1. Historiografi tradisional
2. Historiografi colonial
3. Historiografi modern
4. Historiografi nasional
Mereka juga sudah memiliki kemampuan mengadakan persediaan makanan. Kemampuan ini diikuti juga
dengan kemahiran membuat wadah untuk menyimpan persediaan makanan tersebut.
Kala Plestocen:
Disebut juga zaman es. Mulai muncul manusia Purba, suhu bumi sangat rendah hanya yang memiliki rambut
tebal di seluruh tebal dapat bertahan.
Kala Holocen:
Disebut juga zaman banjir. Mulai muncul manusia cerdas, mulai memikirkan cara beradaptasi.
Dari zaman Plestocen ke Holocen banyak daratan yang terpisah, termasuk daratan Indnesia. Indonesia bagian
barat terpisah dari Asia disebut paparan sunda. Sedangkan Indonesia bagian timur terpisah dari Australia
membentuk paparan Sahul. Perpindahan ini mungkin disebabkan karena naiknya air laut akibat es yang
mencair.
Perkembangan Kebudayaan Masyarakat Awal Indonesia pada Zaman Batu
Ciri Kehidupan
a.
Hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan, serta menangkap ikan
b. Alat masih kasar
c.
Berpindah pindah (nomaden)
d. Hidup berkelompok (3-10 orang)
Hasil Kebudayaan
a.
Kebudayaan Pacitan
i.
Kapak genggam
ii.
Kapak perimba
iii. Alat serpih
b. Kebudayaan Ngandong
i. Alat dari tulang dan tanduk rusa (penusuk, pengorek, dsb)
ii.
Flakes/serpih bilah dari batu indah
iii.
Lukisan di gua berupa tapak tangan dan babi hutan
Pendukung Kebudayaan
a.
Pithecanthropus erectus
b. Megantropus paleojavanicus
c.
Homo soloensis
d. Homo wajakensis
Zaman Mesolithikum (berlangsung selama kala Plestocen)
Ciri Kehidupan
a.
Hidup semi sedenter
b. Pengembangan dari alat alat zaman Paleolithikum
c.
Bercocok tanam dengan sederhana, dan dilakukan berpindah pindah.
Hasil Kebudayaan
a.
Kebudayaan Pebble
i.
Kjokken moddinger
ii.
Pebble
iii.
Hachecourt
b. Kebudayaan bone
i.
Banyak ditemukan alat alat dari tulan
c.
Kebudayaan Flakes
i. Abis sous roche
ii.
Flakes dan ujung panah dari batu indah
d. Kebudayaan Bac Son hoa Binh
i.
Kebudayaan pebble dan perunggu
Pendukung Kebudayaan
a.
Homo sapiens ras Papua melanosoid.
Di Jaman Mesolithikum Terjadi gelombang masuk manusia purba melonosoid dan daerah teluk tonkin, vietnam,
melalui jalur fhilipina, malaysia dan indonesia. Sisa keturunan bangsa melonosoid yang masih ditemukan, antara
lain orang sakai di siak, orang aeta di filipina, orang semang di malaysia, dan orang papua melonosoid di
indonesia
Zaman Neolithikum (Dijadikan dasar kebudayaan Indnesia karena penginggalan kebudayaan zaman ini
tersebar di seluruh wilayah Indonesia)
Ciri Kehidupan
a.
Hidup dengan bertempat tinggal di rumah sederhana / mulai membentuk perkampungan
b. Hidup dengan bercocok tanam dan beternak
c.
Alat alat sudah halus
Hasil Kebudayaan
a.
Kapak persegi
b. Kapak batu
c.
Kapak lonjong
d. Alat alat perhiasan
e. Tembikar
f.
a.
b.
Gerabah
Pendukung Kebudayaan
Homo sapiens ras proto melayu (pendukung kebudayaan kapak persegi)
Homo sapiens ras Papua Melanosoid (pendukung kebudayaan kapak lonjong)
Pada jaman Neolithikum terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu)
dari daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, filipina, dan formosa. Kebudayaan
neolithikum, khususnya jenis kebudayaankapak persegi dan kapak lonjong.
Zaman Megalithikum
Ciri Kehidupan
a.
Dapat membuat kebudayaan dari batu batu besar
b. Mulai mengenal system kepercayaan
c.
Berkembang sejak zaman Neolithikum sampai zaman perunggu
Hasil Kebudayaan
a.
Menhir
b. Dolmen
c.
Sakrofagus
d. Waruga
e.
Punden berundak
f.
Peti kubur batu
Pendukung Kebudayaan
a.
Homo sapiens ras proto melayu
b. Homo sapiens ras Papua Melanosoid
Pada jaman Perundagian ini terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero
melayu ) dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk indonesia.
Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara , moko, bejana
perunggu, dan arca perunggu. Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son karena berasal dari donson
teluk tonkin)
Perkembangan budaya zaman logam
Dibagi 3:
Tembaga
Perunggu
Besi
Teknik pengolahan logam
1.
Teknik Bivalve (Teknik menggunakan 2 cetakan)
Proses: 2 cetakan disediakan ikat cetakan yang satu dengan yang lain namun sisakan rongga isi rongga
dengan cairan perunggu kemudia dinginkan dan bekukan cairan setelah beku, kedua cetakan dilepas
jadilah benda perunggu.
2.
Teknik A cire Perdue (Teknik menggunakan model lilin)
Proses: Sediakan model dari lilin lilin dilapisi dengan tanah liat dan bagian bawah diberi lubang llin dan tnah
liat dipanasi hingga meleleh seteleh lilin meleleh maka ada rongga dalam tanah liat rongga diisi cairan
perunggu tunggu cairan beku lapisan tanah liat dibuang jadi benda perunggu.
Kala
Jenis Manusia
Kala Holocen
Homo Sapiens (manusia cerdas)
Kala Plestocen atas
Homo Soloensis
Homo Wjakensis
Kala Plestocen tengah
Pithecantropus erectus (manusia kera yang berjalan tegak)
Kala Plestocen bawah
Pithecantropus robustus (manusia kera yang kuat)
Pithecantropus mojokertensis (manusia kera dari
mojokerto)
Megantrophus paleojavanicus (manusia kera besar dari
Jawa)
Nenek moyang Indonesia dan persebarannya
Nenek moyang kita berasala dari Yunan selatan. Orang orang itu bermigrasi dari pulau ke pulau dengan
perahu bercadik untuk sampai ke pulau pulau sebelah selatan (AUSTRONESIA).
Kapak Corong
Nekara
Keturunan
Batak & Toraja
Jawa, sumatera, & Kalimantan
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Ras Austromelanosoid
Orang orang yang tinggal di utara &
barat
Bangsa proto melayu dan deuteron
melayu masuk dalam ras ini.
Ciri cirri:
Kulit: kecoklatan - gelap
Mata: bulat
Hidung: besar
Bentuk wajah: lonjong
Dahi: menonjol ke depan
Pengaruh Budaya Bacson Hoabinh dan Dongson dengan perkembangan budaya masyarakat di
kepulauan Indonesia
Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan dalam kehidupan
masyarakat di Indonesia. Kebudayaan tersebut yaitu Kebudayaan Dongson, Kebudayaan Bacson-Hoabich,
Kebudayaan Sa Huynh, dan Kebudayaan India. Kebudayaan Dongson, Kebudayaan Bacson-Hoabinh,
Kebudayaan Sa Huynh terdapat di daerah Vietnam bagian Utara dan Selatan.
- Masyarakat Dongson hidup di lembah Sungai Ma, Ca, dan Sungai Merah, sedang masyarakat Sa Huynh
hidup di Vietnam bagian Salatan. Ada pada tahun 40.000 SM- 500 SM. Kebudayaan tersebut berasal dari
zaman Pleistosein akhir. Proses migrasi ke tiga kebudayaan tersebut berlangsung antara 2000 SM-300 SM.
Menyebabkan menyebarnya migrasi berbagai jenis kebudayaan Megalithikum (batu besar), Mesolitikum
(batu madya), Neolithikum (batu halus), dan kebudayaan Perunggu. Terdapat 2 jalur penyebaran kebudayaan
tersebut:
-Jalur barat, dengan peninggalan berupa kapak persegi
- Jalur Timur, dengan ciri khas peninggalan kebudayaan kapak lonjong. Pada zaman perunggu, kapak lonjong
ditemukan di Formosa, Filipina, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya.
Kebudayaan paleolitikum merupakan kebudayaan batu tua yang pertama kali muncul pada zaman pra aksara.
Oleh karena zamannya yang merupakan batu tua, hasil kebudayaannya pun masih sangat sederhana sekali.
Sifatnya masih kasar dan dan belum diasah halus.
KEBUDAYAAN TIPOLOGI
Secara Arkeologi, tipologi adalah ilmu yang mempelajari klasifikasi benda menurut karakteristiknya.
Dengan tipologi juga, kita dapat menentukan umur suatu benda hasil kebudayaan masa pra aksara.
Dalam tipologi kebudayaan, kita akan mempelajari berbagai benda hasil kebudayaan yang muncul pada masa
pra aksara. Dengan demikian, kita dapat melihat perkembangan kebudayaan dalam masyarakat praaksara.
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Hasil kebudayaan tertua di Indonesia (Palaeolithikum) dibagi menjadi dua, yaitukebudayaan Pacitan dan
Kebudayaan Ngandong.
a.) Di daerah Pacitan sejumlah alat-alat batu berupa kapak genggam, chopper, alat penetak/kapak berimbas
(berupa kapak tetapi tidak bertangkai digunakan dengan digenggam di tangan).
b.) Di daerah Ngandong ditemukan alat-alat dari tulang yang berfungsi sebagai penusuk/belati
Chopper
Di sekitar daerah Ngandong dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur) ditemukan kapak genggam
dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan ujung
tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan
keladi dari dalam tanah, serta menangkap ikan. Untuk lebih jelasnya tentang alat-alat ini maka amati gambar
3 berikut ini.
Selain alat-alat dari tulang yang termasuk kebudayaan Ngandong, juga ditemukan alat alat lain berupa alat
alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa
juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon. Untuk mengetahui bentuk flakes maka
amatilah gambar 4 berikut ini.
Hipotesis masuk
Indonesia
dan
berkembangnya
kebudayaan
Hindu-Budha
di
N.J. Krom menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayan Hindu-Budha melalui hubungandagang antara
India dan Indonesia. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia disesuaikan dengan angin musim .
Apabila anging musim tidak memungkinkan mereka untuk kembali, maka dalam waktu tertentu menetap di
Indonesia. Selama para pedagang India tersebut menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan
dengan perempuan-perempuan pribumi. Menurut N.J.Krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India
menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Namun, teori ini memiliki kelemahan, yaitu para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasasi
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang umumnya hanya dikuasi oleh kasta Brahmana. Namun bila menilik
peninggalan Prasasti yang dikeluarkan oleh negara-negara kerajaan Hindu-Budha di INdonesia, sebagian besar
menggunakan bahasa Sanskerta dan berhuruf pallwa. dengan demikian, timbul pertanyaan" Munkinkah para
pedagang India mampu membawa pengaruh kebudayaan yang sangat tinggi ke Indonesia, sedangkan di
daerahnnya sediri kebudayaan tersebut milik kaum brahmana ?. " Selain itu, terdapat kelemahan lain dalam
hipotesis ini yaitu dengan melihat peta persebaran kerajan-kerajan Hindu-Budha di Indonesia lebih banyak
berada di daerah pesisr di pantai.
b.Hipotesis Ksatria
Ada tiga ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai proses penyebaran agama dan kebudayaan HidnuBudha dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu sebagai berikut.
1. C.C Berg
mengemukakan bahwa golongan yang tuurut menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonsia adalah para
petualang yangsebagian besar berasal dari golongan Ksatria . Para Ksatria ini ada yang terlibat konflik dalam
masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para Kstaria ini sedikit banyak
membantu kemenanganbagi salah satu kelompok atau suku yang bertikai. Seagai hadiah atas kemenangan itu, ada
di antara mereka yang dinikahkan dengan salah seorang putri dari kepala suku yang dibantunya. Dari
perkawinannya ini memudahkan bagi para Ksatira untuk menyebarkan tadisi Hindu-Buddha dalam masyarakat
indonesia.
2 Mookerji
Mengatakan bahwa golongan Ksatria ( tentara ) dari india yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha
ke Indonesia. Para Ksatria ini kemudian membangun koloni-koloni yang akhirnya berkembang menjadi sebuah
kerajaa. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di India dan
mendatangkan para seniman yang berasal dari India untuk membangun candi-candi di Indonesia.
3. J.L Moens
Dia mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajan di indonesia pada awal abad ke-5 dengan
situasi yang terjadi di india pada abad yang sama. Perlu diketahui bahwa sekitar abad ke-5, banyak kerajaankerajaan di India Selatan yang mengalami kehancuran. Ada di antara para keluarga kerajaan tersebut, yaitu para
Ksatrianya yanmelarikan diri ke Indonesia. Mereka ini selanjutnya mendirikan kerajaan di kepulauan Nusantara.
Kekuatan hipotesis Ksatria terletak pada kenyataan bahwa semangat berpetualang pada itu umunya dimilki
olehpara Ksatria ( Keluarga kerajaan).
Sementara itu, kelemahan hipotesis yang dikemukakan oleh Berg, Moens, dan Mookerji yang menekankan pada
peran para Ksatria India dalam proses masuknya kebudayaan India ke Indonesia terletak pada hal-hal sebagai
berikut, yaitu:
a) Para Ksatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa;
b) Apabila daerah Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan-kerajaan India,
tentunya ada bukti prasasti (jaya prasasti) yan menggambarkan penaklukkan tersebut. Akan tetapi, balk di India
maupun Indonesia tidak ditemukan prasasti semacam itu. Adapun prasasti Tanjore yang menceritakan tentang
penaklukkan kerajaan Sriwijaya oleh salah satu kerajaan Cola di India, tidak dapat dipakal sebagal bukti yang
memperkuat hipotesis ini. Hal ini disebabkan penakluk tersebut terjadi pada abad ke-II sedangkan bukti-bukti
yang diperlukan harus menunjukkan pada kurun waktu yang lebih awal.
c. Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini menyatakan bahwa tradisi India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan
Brahmana. Pendapat mi dikemukan oleh J.C.Van Leur. Berdasarkan pada pengamatannya terhadap sisa-sisa
peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang
menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa, maka sangat jelas itu adalah pengaruh Brahmana. OIeh
karena itu, dia berpendapat bahwa kaum Brahmanalah yang menguasai bahasa dan huruf itu, sehingga pantasjika
mereka yang memegang peranan penting dalam proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia. Akan tetapi, bagaimana mungkin para Brahmana bisa sampai ke Indonesia yang terpisahkan dengan
India oleh lautan. Dalam tradisi agama Hindu terdapat pantangan bagi kaum Brahmana untuk menyeberangi
lautan, sehingga hal mi menjadi kelemahan hipotesis ini.
2. Teori Arus Balik
Pendapat yang dikemukakan tersebut di atas mendapat kritikan dan F.D.K Bosch. Adapun kritikan yang
dikemukakannya adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan pada peninggalan-peninggalan yang ada, tenyata teori kolonisasi tidak mempunyai bukti yang
kuat. Untuk hipotesis Waisya, tidak terbukti bahwa kerajaan awal di Indonesia yang bercorak Hindu-Buddha
ditemukan di pesisir pantai, melainkan terletak di pedalaman. Kritikan untuk hipotesis Ksatria, ternyata tidak ada
prasasti yang menyatakan daerah atau kerajaan yang ada di Indonesia pernah ditaklukkan atau dikuasai oleh para
Ksatria dan India.
b. Bila ada perkawinan antara golongan Ksatnia dengan putri pribumi dan Indonesia, seharusnya ada keturunan
dan mereka yang ditemukan di Indonesia. Pada kenyataannya, hal itu tidak ditemukan.
c. Dilihatdani hasil karya seni, terdapat perbedaan pembangunan antara candi-candi yang dibangun di Indonesia
dengan candi-candi yang dibangun di India.
d. Kritikan yang lain adalah.dilihat darl sudut bahasa. Bahasa Sanskerta hanya dikuasai oleh para Brahmana,
tetapi kenapa bahasa yang digunakan oleh masyarakat pada waktu itu adalah bahasa yang digunakan oleh
kebanyakan orang India.
F.D.K Bosch
Selanjutnya, F.D.K Bosch punya pendapat lain. Teori yang dikemukakan oleh Bosch ini dikenal dengan
teori Arus Balik. Menurut teori ini, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah mereka yang memiliki
semangat untuk menyebarkan Hindu-Buddha, yaitu para intelektual yang ikut menumpang kapal-kapal dagang.
Setelah tiba di Indonesia, mereka menyebarkan ajarannya. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh
masyarakat yang tertanik untuk mengikuti ajarannya tersebut. Pada perkembangan selanjutnya banyak orang
Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berkunjung dan belajar agama Hindu-Buddha di India. Sekembalinya
di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya kepada masyarakat Indonesia yang lain. Bukti-bukti darl pendapat
tersebut adalah adanya prasasti Nalanda yang menyebutkan bahwa Balaputradowa (raja Sriwijaya) telah
merninta kepada raja di India untuk membangun wihara di Nalanda sebagai tempat untuk menimba ilmu para
tokoh dan Sriwijaya. Permintaan raja Sniwijaya itu ternyata dikabulkan. Dengan demikian, setelah para tokoh
atau pelajar itu menuntut ilmu di sana, mereka kembali ke Indonesia. Merekalah yang selanjutnya menyebarkan
pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
Raja yang paling terkenal pada masa Kerajaan Kalingga adalah seorang raja wanita yang bernama Ratu
Sima. Ia memerintah sekitar tahun 674 M. Ia dikenal sebagai raja yang tegas, jujur, dan sangat bijaksana.
Hukum dilaksanakan dengan tegas dan seadil-adilnya. Rakyat patuh terhadap semua peraturan yang berlaku.
Untuk mencoba kejujuran rakyatnya, Ratu Sima pernah mencobanya, dengan meletakkan pundi- pundi di
tengah jalan.
Ternyata sampai waktu yang lama tidak ada yang mengusik pundi-pundi itu. Akan tetapi, pada suatu hari
ada anggota keluarga istana yang sedang jalan- jalan, menyentuh kantong pundi-pundi dengan kakinya Hal
ini diketahui Ratu Sima. Anggota keluarga istana itu dinilai salah dan harus diberi hukuman mati. Akan tetapi
atas usul persidangan para menteri, hukuman itu diperingan dengan hukuman potong kaki. Kisah ini
menunjukkan, begitu tegas dan adilnya Ratu Sima. Ia tidak membedakan antara rakyat dan anggota kerabatnya
sendiri.
Agama utama yang dianut oleh penduduk Kalingga pada umumnya Buddha. Agama Buddha
berkembang pesat. Bahkan pendeta Cina yang bernama Hwi-ning datang di Kaling dan tinggal selama tiga
tahun. Selama di Kalingga, ia menerjemahkan kitab suci agama Buddha Hinayana ke dalam bahasa Cina.
Dalam usaha menterjemahkan kitab itu Hwi- ning dibantu oleh seorang pendeta bernama Jnanabadra.
Kepemimpinan raja yang adil, menjadikan rakyat hidup teratur, aman,dan tenteram. Mata
pencaharian penduduk pada umumnya adalah bertani, karena wilayah Kalingga subur untuk pertanian. Di
samping itu, penduduk juga melakukan perdagangan.
Kerajaan Kalingga mengalami kemunduran kemungkinan akibat serangan Sriwijaya yang menguasai
perdagangan. Serangan tersebut mengakibatkan pemerintahan Kijen menyingkir ke Jawa bagian timur atau
mundur ke pedalaman Jawa bagian tengah antara tahun 742-755 M
Bukti dari hipotesis Mekkah dan Persia tentang masuknya islam ke Indonesia
Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat.
Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab
(Mesir). Dasar teori ini adalah:
Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab);
dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4.
Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafii, dimana pengaruh mazhab Syafii terbesar pada
waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir. Pendukung
teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini
menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi
jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa
Arab sendiri. Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham simak
Bukti arkeologis juga ditemukan di Barus, berupa sebuah makam kuno di kompleks pemakaman
Mahligai, Barus. Pada salah satu batu nisannya tertulis nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun
672 M. Para arkeolog dari Ecole Francaise Dextreme-Orient Prancis dan Pusat Penelitian Arkeologi
Nasional menyatakan bahwa sekitar abad 9 sampai 12 Masehi, Barus menjadi sebuah perkampungan dari
berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, Cina, Tamil, Jawa, Bugis, dan Bengkulu
Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran).
Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang
sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan
upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al Hallaj.
Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda- tanda bunyi Harakat.
Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah satu Pendukung teori
ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu
berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad
ke 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam
adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).
Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan jalan damai melalui
beberapa jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan Gujarat.
Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan masyarakat Indonesia. Pada kesempatan tersebut dipergunakan
untuk menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya diantara pedagang tersebut ada yang terus menetap, atau
mendirikan perkampungan, seperti pedagang Gujarat mendirikan perkampungan Pekojan. Dengan adanya
perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan
ada yang sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam semakin cepat
berkembang.
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubaliqh yang menyebarkan Islam
melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah tempat para pemuda dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat menimba ilmu
agama Islam. Setelah tammat dari pondok tersebut, maka para pemuda menjadi juru dakwah untuk menyebarkan
Islam di daerahnya masing- masing. Di samping penyebaran Islam melalui saluran yang telah dijelaskan di atas,
Islam
juga disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit. Dengan
demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan para pedagang,
mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam
kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan Walisongo.
-Kalang Obong
Upacara tradisional kematian orang Kalang, upacara ini seperti Ngaben di Bali, tetapi kalau upacara Kalang
Obong ini bukan mayatnya yang dibakar melainkan pakaian dan barang-barang peninggalannya
-Pertapaan
Kembang
Lampir
Kembang Lampir merupakan petilasan Ki Ageng Pemanahan yang terletak di Desa Girisekar, Kecamatan
Panggang, Kabupaten Gunung Kidul. Tempat ini merupakan pertapaan Ki Ageng Pemanahan ketika mencari
wahyu
karaton
Mataram.
-Perayaan Sekaten yaitu untuk memperingati Maulid Nabi di Istana yang berasal dari kata syahadatain yang
berarti mengenalkan dua kalimat syahadat.
- Upacara Syawalan
upacara syawalan merupakan upacara terdisional masyarakat demak yang tinggal di sekitar pantai, yaitu
berupa upacara sedekah laut. Penyelenggaraan upacara syawalan ini dilakukan pada tanggal 7 Syawal atau 7 hari
setelah hari raya Idul Fitri dan bertempat di sekitar muara sungai Gerebeg Besar, acara syawalan ini belum masuk
dalam agenda pariwisata Jawa Tengah. Sebagian besar yang datang pada peringatan acara syawalan ini adalah
masyarakat yang tinggal di sekitar muara sungai tuntang dan daerah-daerah lainnya di kabupaten Demak. Ada
pula yang datang dari daerah di luar kabupaten Demak misalnya Semarang, Kudus , dan daerah lainnya. Acara
syawalan ini tidak semeriah acara Grebeg Besar.
HANIFA SAFIRA
XII MIPA 6
SMA N 2 PADANG