Anda di halaman 1dari 14

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita


3.1.1. Organ Feminina Eksterna

Gambar 3.1 Organ Feminina Eksterna5

a. Mons pubis / mons veneris


Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas
daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
b. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas
atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada
commisur posterior).
c. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

11

12

d. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Terdapat juga
reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut
saraf, sangat sensitif.
e. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia
minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu
orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii
kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat
fossa navicularis.
f. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal
terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan
sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma
lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan
robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut
parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang
tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal,
misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang
vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia
interna.
g. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri
di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di
sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix
posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral
dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah
mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus
pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas
vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas

13

dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar
cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di
sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitive terhadap stimulasi
orgasmus vaginal.
h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot
diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis
(m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body
adalah raphe median m.levator ani, Antara anus dan vagina. Perineum
meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk
memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
3.1.2. Organ Feminina Interna

14

Gambar 3.2 Organ Feminina Interna3

a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang
dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding
posterior 11 cm. Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung
kemih. Vagina merupakan saluran muskulomembraneus yang menghubungkan
rahim dengan vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari
muskulus sfingter ani dan muskulus levator ani oleh karena itu dapat
dikendalikan. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut
rugae dan terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol
serviks pada bagian uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina di
sebut portio. Portio uteri membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik
anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina
mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu dengan PH 4,5.
Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi. Fungsi utama vagina
yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi,
alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.

15

b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak di
pelvis minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki
bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari
tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas
kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian utama yang
mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang
berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas tertutup
peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung kemih.
Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa ligamentum,
jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita, pada
anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9
cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu peritoneum, miometrium /
lapisan otot, dan endometrium.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine
hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai
rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan ke arah lateral
mulai dari osteum tubae internum pada dinding rahim. Panjang tuba fallopi
12cm diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa,
muskular, serta mukosa dengan epitel bersilia.
d. Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon hormon steroid. Letak: Ovarium
ke arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat
pada ligamentum latum melalui mesovarium.
3.2. Fisiologi Kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami
perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan

16

hormone somatomatropin, estrogen, dan progesteron yang

menyebabkan

perubahan pada: 6
1. Rahim atau uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus
mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat
selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa
minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai
berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau dkurang. Selama kehamilan, uterus
akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta,
dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5
liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100
gram.
2. Vagina
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas
pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan
terlihat bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwicks. Perubahan
ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya

sejumlah jaringan ikat dan

hipertrofi dari sel-sel otot polos.


3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama

ditemukan di

6-7 minggu awal

kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam
jumlah yang relative minimal.
4. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan

payudara tidak dapat

dilepaskan dari pengaru hormone saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone,


dan somatromatropin.
5. Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

17

a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi


kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah,
yaitu:
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran
darah (hemodilusi), dengan puncaknya

pada hamil 32 minggu. Serum

darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah


bertambah sekitar 20%.

Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.

Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur hamil 16


minggu,

sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk

hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja

jantung

sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh

dalam

dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi hemokonsentrasi dengan


puncak hari ketiga sampai kelima.
2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel
darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat
dengan mencapai jumlah

sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan

anemia maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapi 4 kali
dari angka normal.
3) Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memnuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai

18

kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat,


ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.
4) Sistem pencernaan
Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh estrogen.
5) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering kemih.
Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus
keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah
mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
6) Perubahan pada kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai

daerah

payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
7) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama
kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar
penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.
Kemudian

payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada

kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh


kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.
Zinc (Zn) sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Beberapa

peneliatian

menunjukkan

kekurangan

zat

ini

dapat

menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.

3.3. Persalinan Pervaginam


3.3.1. Tanda permulaan persalinan
1. Lightening yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul (PAP)
terutama pada primi para.
2. Perut kelihatan lebih besar /melebar, fundus uteri menurun.
3. Pola kesuria dan sasuk miksi karena kandung kemih tertekan bagian
bawah janin.

19

4. False labair pain yaitu perasaan sakit diperut dan pinggang karena
adanya kontraksi lemah dari uterus.
5. Serviks menjadi lembek, mendatar dan mengeluarkan sekresi lendir,
darah dari vagina.7,8,9,10
3.3.2. Tanda dan gejala persalinan
1. Kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih
hebat.
2. Keluar lendir dan darah lebih banyak.
3. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam serviks mulai mendatar dan pembukaan
lengkap.7,8,9,10
3.3.3. Faktor Faktor Persalinan
1. Power
Kontraksi uterus, dinding perut dan daya meneran. Ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan
janin dan plasenta dari uterus.
Mulai timbul his yang dapat dikur intensitas/frekwensi dan durasinya.
Adanya 3 macam his ,yaitu :
-

His palsu : terjadi kontraksi uterus , intensitasnya masih lemah,


frekwensi

jarang, durasinya kurang dari 45 detik dan biasanya

menghilang bila istirahat.


-

His adequate : terjadi kontraksi uterus dengan intensitas cukup,


frekwensi 3-4 x dalam 10 menit, durasi 45-50 detik, tidak menghilang
saat istirahat dan menyebabkan terjadinya pembukaan cervix serta
penurunan janin

His inkoordinate : terjadi kontraksi uterus dengan intensitas berlebih,


freksensi lebih sering, dan durasi lebih lama, tetapi tidak
menyebabkan terjadinya pembukaan cervix maupun penurunan janin.

His yang terlalu kuat : terjadi kontraksi berlebihan dengan frekwensi


lebih dari 5 kali dalam 10 menit dengan durasi 120 detik, bisa
menimbulkan fetal disstres dan nyeri yang berlebihan pada ibu.
Adanya his menyebabkan terjadinya penipisan dan pembukaan cervix

serta penurunan dari janin.


2. Passageway

20

Jalan lahir terdiri panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus ( lubang luar vagina ) janin harus dapat
menyesuaikan diri dengan jalan lahir tersebut.
3. Passanger
Cara penumpang ( passanger ) atau janin bergerak disepanjang jalan
lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni : ukuran kepala
janin, presentasi letak kepala, letak, sikap, dan posisi janin.
4. Psikologikal respon
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia akan
perlukan.
5. Posisi ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan. Mengubah posisi
membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki
sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, dan
jongkok.8
3.3.4. Kala dalam persalinan
Kala I dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini berlangsung antara 18-24 jam ,terbagi dalam 2 fase yaitu:
a. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3cm.
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut
menjadi 4cm
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4cm menjadi 9cm
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam waktu
2 jam pembukaan dari 9cm menjadi lengkap Fase-fase tersebut
dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid pun terjadi
demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi
terjadi lebih pendek. Mekanisme membukanya seviks berbeda
antara pada primigravida dan multigravida, pada yang pertama
ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga

21

serviks akan mendatar dan menipis. Baru kemudian osteum uteri


eksternum membuka. Pada multigrvida osteum uteri internum
sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hampir atau
sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika
pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah
pecah sebelum pembukaan mencapai 5 cm, disebut ketuban pecah
dini. Kala I selesai apabila pembukaan seviks uteri telah lengkap.
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan
pada multigravida kira-kira 7 jam.
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira
2 sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah
masuk ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otototot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak
buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka, labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila
dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di
luar his, dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka,
dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai
lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primi
gravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara
rata-rata 0,5 jam.
Kala II setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus kontraksi
lagi untuk melepas plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta
lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar
spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah.

22

Kala IV dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama


post partum. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang
luar biasa. Rata-rata perdarahan normal adalah 250 cc. Perdarahan
persalinan yang lebih dari 500cc adalah perdarahan abnormal.7,8,9,10
3.3.5. Mekanisme persalinan normal
1. Engagement
Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala
dikatakan telah menancap ( engaged ) pada pintu atas panggul.9,10
2. Penurunan
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul.
Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan
amnion, tekanan langsung kontraksi fundus pada janin, dan kontraksi
diafragma serta otot-otot abdomen ibu pada tahap kedua persalinan.
3. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding
panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan
dagu didekatkan kearah dada janin.
4. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika.
Setiap kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung
pubis, dan kepala hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
5. Ekstensi
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah
simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.
6. Restitusi dan putaran paksi luar
Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga
mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran
paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip
dengan gerakan kepala.
7. Ekspulsi

23

Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu
dan badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah
simfisis pubis.
3.4. Penatalaksanaan
Pimpinan persalinan kala I

Segera setelah penderita dirawat di rumah sakit, periksa nadi, suhu,


tekanan darah dan pernafasan dicatat tiap jam. Kalau persalinan lebih
dari 24 jam atau timbul panas, pencatatan tiap 2 jam. Tensi dicatat tiap 6
jam, tetapi pada penderita preeclampsia pencatatan lebih sering.

Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui letak, posisiserta denyut


jantung janin. Dalam kala I pengawasan dilakukan tiap 3 jam. Semakin
maju persalinan, pengawasan lebih sering. Pada kala II pengawasan tiap
5-10 menit

Pengawasan denyut jantung janin untuk mengetahui frekuensi normal


antara 120-150/menit dengan rata-rata 10/menit. Bila frekuensi kurang
dari 80/menit dan disertai keluarnya meconium pada presentasi kepala
menandakan bahwa janin dalam keadaan distress. Teratur tidaknya
denyut jantung janin didengarkan denyut 5 detik pertama, kemudian 5
detik ke 3 dan 5 detik ke 5. Dalam keadaan normal akan terdengar
12;12;12. Bila beda pengamatan lebih dari 2, menandakan denyut jantung
tidak teratur.

Pimpinan persalinan kala II

Mulai mengejan

Memeriksa nadi setiap 30 menit, frekuensi lama kontraksi selama 30


menit, denyut jantung janin setiap selesai meneran

Posisi ibu saat meneran membantu untuk memperoleh posis yang


paling nyaman seperti posisi duduk atau setengah duduk, jongkok atau
berdiri, merangkak atau berbaring.

Bimbing ibu untuk meneran saat kepala janin terlihat pada vulva
dengan

diameter

5-6cm,

memasang

handuk

bersih

untuk

mengeringkan janin pada perut ibu. Saat sub occiput tampak dibawah

24

simfisis, tangan kanan melindungi perineum dengan dialas lipatan kain


dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncat kepala
agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir,
Mengusapkan kasa/kain bersih untuk membersihkan muka janin dari
lendir dan darah

Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam


ke bawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik ke atas untuk
melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait
untuk melahirkan sisa badan bayi

Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi


kecuali tali pusat. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3
cm dari umbilikus bayi. Melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama. Memegang tali
pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan
jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara kedua klem.

Pimpinan persalinan kala III

Pemberian oksitosin dengan segera

Pengendalian tarikan pada tali pusat,

Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir

Pimpinan persalinan kala IV


Observasi :

pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu

Kontraksi Rahim yang keras

Perdarahan

Kandung kemih diksongkan, karena dapat mengganggu kontraksi


Rahim

Bayi yang telah dibersihkan diletakkan disamping ibunya agar dapat


memulai pemberian ASI

Observasi dilakukan selama 2 jam dengan interval pemeriksaan setiap


jam.10

Anda mungkin juga menyukai