Anda di halaman 1dari 8

Sejarah Kedokteran Islam dan Pengobatan di Dunia [1]

Ahad, 19 Juli 2015 - 07:26 WIB


Ar-Razi menulis secara ekstensif pada pentingnya hubugan antara pasien dan dokter, percaya
bahwa dokter dan pasien harus membentuk hubungan yang berdasar pada kepercayaan

ilustras
Terkait

Rumah Sakit di Aleppo Dibom, Lusinan Orang Terperangkap dalam Reruntuhan

Bymaristan

Ibu, Susuilah Anakmu (1)

Perang di Yaman Sebabkan Pasien Kanker Telantar

MASA Keemasan Islam terentang antara abad ke-8 hingga 15, menunjukkan banyak kemajuan
di bidang ilmu pengetahuan. Para ilmuwan Islam mengumpulkan berbagai macam sumber
pengetahuan dari seluruh dunia dan menambahkan penemuan mereka adalah salah satu
faktornya. Salah satu bidang penting adalah kedokteran Islam, yang metode pengobatannya
mendekati kedokteran modern yang kini kita miliki. Jelas, selama periode ini mereka jauh lebih
maju daripada Eropa yang masih berkubang dalam Abad Kegelapan.
Inti dari kedokteran Islam adalah kepercayaan terhadap Quran dan Hadist, yang menyatakan
bahwa para Muslim memiliki tugas untuk merawat yang sakit dan ini biasa disebut sebagai
Pengobatan Rasul. Menurut Hadist Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassallam, beliau
percaya bahwa Allah telah menetapkan obat bagi setiap penyakit dan tugas seorang Muslim-lah
untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Ini berarti meningkatkan kualitas fasilitas
kesehatan dan memberikan aksesnya kepada siapa saja juga termasuk, dengan banyak Hadist
memberikan petunjuk untuk pendekatan holistik terhadap kesehatan.
Pada awalnya, banyak perdebatan mengenai boleh tidaknya para dokter Muslim menggunakan
teknik pengobatan dari Yunani, China, dan India, yang dipandang orang banyak sebagai praktek
paganisme. Setelah perdebatan sengit, para dokter Muslim akhirnya diberikan kebebasan untuk
mempelajari dan mengadopsi teknik-teknik yang diperlukan.
Pengobatan Islam, Rumah Sakit, dan Kualifikasi
Kontributor besar Islam dalam sejarah dunia kedokteran adalah pendirian rumah sakit yang
dibiayai oleh uang zakat. Ada bukti-bukti bahwa rumah sakit ini berdiri pada abad ke-8 dan
dengan segera menyebar ke seluruh dunia Islam.
Rumah sakit-rumah sakit ini tidak hanya merawat mereka yang membutuhkan, namun juga
mengirim para dokter dan bidan ke daerah-daerah yang miskin dan padat penduduk, serta
memberikan tempat bagi para dokter dan staff rumah sakit untuk melakukan penelitian dan

eksperimen. Tiap rumah sakit memiliki spesialisasinya sendiri, seperti rumah sakit khusus lepra,
orang cacat, dan mereka yang renta.
Sistem pendidikan dokter tersusun dengan sangat baik, biasanya menggunakan sistem tutoring
sebagai basis, dan dengan banyaknya dokter spesialis terkenal di berbagai daerah membuat
perjalanan para murid dari satu kota ke kota lain tidak sia-sia karena mereka belajar dari yang
terbaik. Sebagai tambahan, para dokter Islam sangat cermat dengan catatan mereka, sebagian
karena catatan mereka akan digunakan untuk menyebarkan ilmu, namun juga dijadikan barang
bukti kalau-kalau mereka dituduh melakukan malpraktek.
Para Dokter Muslim dan Penemuan Mereka
Banyak dokter Islam menghasilkan penemuan luar biasa pada segala bidang kedokteran selama
Masa Keemasan Islam, dengan berdasar pada pengetahuan dari dokter Yunani, termasuk
Galenus, lantas ditambah dengan penemuan mereka sendiri.
Bapak Kedokteran Islam: Ar-Razi
Muhammad ibn Zakariya Ar-Razi dikenal di Eropa dengan nama Rhazes (850- 923), adalah
peneliti Islam terdepan dalam bidang kedokteran. Seorang penulis produktif yang menghasilkan
lebih dari 200 buku tentang kedokteran dan filosofi, termasuk sebuah buku kedokteran yang
belum selesai, yang mengumpulkan seluruh ilmu kedokteran dalam dunia Islam ke dalam satu
buku. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi salah satu tulang punggung
sejarah kedokteran Barat.
Ar-Razi juga terkenal akan hasil kerjanya dalam memperbaiki metode ilmiah dan
mempromosikan eksperimen dan observasi. Aksi beliau yang paling terkenal adalah penentuan
lokasi rumah sakit di Baghdad. Ketika Ar-Razi ditanya dimanakah beliau akan membangun
rumah sakit di Baghdad, beliau menggantung sejumlah daging di sekeliling Baghdad, dan
memilih tempat dimana dagingnya paling tidak busuk. Beliau menyimpulkan bahwa para pasien
akan memiliki lebih sedikit resiko terkena sejumlah penyakit dan pencemaran di tempat tersebut.
Beliau menjabat sebagai direktur rumah sakit tersebut hampir sepanjang karirnya dan melakukan
sebagian besar penelitiannya yang memajukan dunia kedokteran Islam.

Ar-Razi menulis secara ekstensif pada pentingnya hubugan antara pasien dan dokter, percaya
bahwa dokter dan pasien harus membentuk hubungan yang berdasar pada kepercayaan. Jika
tugas dokter adalah membantu pasien, maka tugas pasien adalah mengikuti petunjuk dokter.
Seperti Galenus, beliau percaya bahwa pendekatan holistik dalam pengobatan adalah hal krusial,
dengan mempertimbangkan background pasien dan penyakit yang diderita oleh keluarga dekat
sebagai bagian dari pengobatan modern.
Pencapaian beliau lainnya yang luar biasa adalah pengertiannya akan sifat sebuah penyakit, yang
sebelumnya hanya melibatkan gejala, namun Ar-Razi membuat sebuah terobosan dengan melihat
faktor apa saja yang menyebabkan gejala-gejala tersebut. Pada kasus cacar dan campak beliau
menyalahkan darah, dan karena saat itu mikroba belum ditemukan, maka ini adalah pernyataan
yang masuk akal.
Ar-Razi menulis secara ekstensif mengenai fisiologi manusia dan memahami bagaimana otak
dan sistem syaraf mengoperasikan otot. Sayangnya, Muslim di masa tersebut dilarang melakukan
pembedahan mencegah Rhazes menyempurnakan studinya di area ini.*/Tika Afidah, dari
berbagai sumber
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
Sumber : http://www.hidayatullah.com/spesial/ragam/read/2015/07/19/74203/sejarahkedokteran-islam-dan-pengobatan-di-dunia-1.html

Kontribusi Muslim dalam Bidang Pengobatan


Muslimdaily.net Meskipun kesehatan dan

kesejahteraan mungkin ada dibenak setiap orang hari ini, perhatian terhadap kesejahteraan bukan
berarti konsep yang baru. Orang-orang telah mencari cara untuk berada dalam kondisi kesehatan
yang baik sejak awal peradaban. Walaupun kita tidak menyadari, dunia Islam telah sangat luar
biasa mempengaruhi pada bidang kesehatan seperti yang kita ketahui saat ini. Dari rumah sakit
yang peduli terhadap para sarjana yang mempunyai andil, muslim dahulu yang begitu progresif
dapat terus kita peroleh manfaat dari pekerjaan mereka saat itu.
Di dunia islam, ilmuan islam dan dokter memiliki peran yang sangat penting dalam praktek
kesehatan, alat-alat, dan etika yang selanjutnya akan mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Di
antara perkembangan-perkembangan yang sangat penting dalam kesehatan yang dibawa oleh
dunia Islam adalah pengenalan rumah sakit. Pada abad ke 8, Al-Wahid bin Abdul Malik,
khalifah bani Umayyah, adalah yang pertama membangun bangunan yang bertujuan untuk
lembaga kesehatan, yang disebut bimaristan. Kata yang diperoleh dari bahasa persia, bimar =
penyakit, stan = tempat, seperti institusi/bangunan untuk perawatan orang sakit. Tetapi juga
secara aktif memelopori untuk diagnosis, merawat, dan obat-obat untuk pencegahan
Kesehatan untuk Semua

Timur tengah dan afrika utara memiliki bangunan bimaristan yang sangat banyak, yang mana
penuh dengan peraturan sekolah dokter dan perpustakaan. Di antara banyak brimaristan terdapat
beberapa bimaristan yang sangat terkenal seperti bimaristan Al-Nouri di Damascus yang
dibangun tahun 1154 oleh Sultan Nour Aldeen Zanki), bimaristan Marrakesh di Marrakesh yang
dibangun tahun1190 oleh Al-Mansur Yaqub Ibnu Yusuf, bimaristan Al-Mansouri di Kairo yang
dibangun tahun 1248 oleh Sultan Saifuddin Qalawun as-Salihi. Brimaristan tersebut buka 24 jam
dan memiliki ribuan ranjang untuk pasien, dengan tidak menghiraukan ras, agama, dan latar
belakangnya. Beberapa juga diketahui menyediakan pakaian spesial untuk pasien pada saat
musin dingin atau musim panas. Bimaristan tidak hanya menawarkan pelayanan gratis, namun
juga memberikan uang untuk pasien ketika mereka sembuh,uUntuk membantu dalam hal gaji
yang hilang ketika di rumah sakit konsep ini yg seutuhnya tidak didengar saat ini.
Penemuan yang Berhubungan dengan Pengobatan
Bidang kedokteran tidak akan pergi jauh dalam dunia Islam tanpa dedikasi para sarjana Muslim
yang membuat banyak kemajuan dan penemuan yang telah meningkatkan pemahaman kita
tentang kesehatan. Dokter muslim, sebagai contoh, yang pertama kali dari yang lain yang dapat
membedakan antara cacar dan campak, maupun mendiagnosis wabah, difteria, leprosi, rabies,
kistat , diabetes, asam urat, dan hemofilia. Ketika di Eropa percaya bahwa epilepsi disebabkan
oleh suatu hal yang jahat, namun dokter-dokter muslim sudah dapat menjelaskan tentang
penyakit itu (epilepsi). Ahli bedah muslim juga sebagai pelopor dalam melakukan amputasi dan
katerisasi. Mereka juga menemukan sirkulasi darah, penggunaan usus binatang untuk jahitan,
dan alkohol untuk antiseptik. Inovasi-inovasi muslim yang lain termasuk seperti alat-alat operasi
dan gelas-gelas kimia, maupun penggunaan arsen, tembaga sulfat, besi sulfat, dan borax untuk
pengobatan penyakit.
Penemuan-penemuan muslim yang terdepan sebagai pusat kegiatan adalah dari Ibnu Sina. Dia
menemukan bahwa tuberkulosis menular dan dapat ditularkan melalui udara sehingga
menempatkan dia sebagai salah satu dokter terhebat sepanjang masa. Pada saat ini, metode
karantina yg dia kenalkan telah membantu untuk mambatasi penyebaran penyakit tersebut. Satu
hal yang ingin dilakulan dokter muslim adalah membagikan, bagaimanapun, ilmu mereka, yang
mana naskah tersebut sangatlah penting. Naskah tersebut sangat penting karena berisi informasi

yg bermanfast tentang anatomi manusia, termasuk sistem tulang, sistem syaraf, vena, arteri,
saluran cerna, organ, dan sistem otot.
Obat-Obat Alam
Para juru tulis akan menulis karya tulis seperti pengobatan dan kesehatan, termasuk salah
satunya ilmu tumbuh-tumbuhan dan obat tradisional. Ilmu itu akan disebarkan secara luas
termasuk asia tenggara. Hal ini jelas bahwa naskah ilmu tersebut digunakan secara luas. Di
belahan dunia ini, orang-orang yang belajar dan mendapatkan pengetahuan tumbuh-tumbuhan
dan menggunakan ilmu tersebut kadang-kadang disebut sebagai bomoh (dokter tradisional) atau
bidan.. Sebagai ahli pada obat akar kayu, atau obat yang dibuat dari jamu, akar, kulit batang, dan
produk alam yg lain, mereka akan menuliskan resep rumahan mereka untuk pasien, seringkali
sudah dibuat siap seperti tablet yang dikenal sebagai jamu atau majun.
Pengetahuan tentang jamu dan bahan bahan alam sekarang telah dihidupkan kembali melalui
bioteknologi, sebagaian konsumen modern mencari jalan alternatif untuk menjaga kesehatan
dengan memilih atau beralih ke pengobatan tradisional. Bagian lain dari dunia Islam, pembagian
obat sering dilakukan oleh apoteker. Mereka adalah orang yang memformulasikan dan
membagikan obat kepada pasien dan dokter, sekarang disebut dengan farmasi.Di antara banyak
alat alat perdagangan terdapat kotak aphotecary. Yang sering dihiasi dengan motif berhubungan
dengan bunga dan kadang-kadang meliputi syair-syair Al-Quran, kotak apothecary sering kali
berisi komponen-komponen yang berhubungan dengan praktek yang berat dan seimbang.
Aphotecharies dan Aromaterapi
Aphotecaries menggunakan guci obat yang disebut albarelli untuk menyimpan obat yang kering
dan obat yang memiliki bagian yang penting pada pengobatan pada saat mereka praktek. Guci
disegel dengan mengunakan kertas (perkamen) atau kulit dan diikat mnggunakan kawat, bentuk
seperti pingga kapal. Semula ditemukan oleh dunia islam, albarello diabdospsi secara antusias
oleh seluruh eropa.
Muslim adalah pengadobsi awal dari aromaterapi sebagai bentuk dari obat alternatif dan untuk
meningkatkan keadaan menjadi lebih baik. Walaupun Babilonian, Yunani dan Mesir kuno telah

melakukan destilasi, ahli kimia Muslim dari Khilafah Abbasiyah yang akhirnya
menyempurnakan proses pemurnian destilasi. Proses yang dikerjakan untuk memurnikan
senyawa kimia dan juga untuk mengembangkan attars, atau minyak wangi. Bersamaan , ketika
sedang mendestilasi mawar untuk attars, ahli muslim menemukan air mawar, yang mana
sekarang digunakan secara luas di seluruh uparara keagamaan dunia Islam dan di dalam
masakan. Faktor pokok yang melatar belakangi penggunaan minyak wangi dan air mawar pada
komunitas muslim adalah penghargaan bahwa bahan aromaterapi dapat mempengaruhi secara
positif pada pikiran, mood, semangat, dan juga kesehatan.
Kami telah pasti melalui perjalanan panjang dalam hal kesehatan. Tapi Dalam beberapa hal,
belum ada yang berubah. Virus Menjadi resisten, racun menjadi momok pada Kehidupan modern
dan setiap generasi berkembang dengan kebiasaan memakan yang tidak sehat dari sebelumnya.
Satu hal di sisi kita, bagaimanapun, adalah kesadaran bisa dibilang faktor yang paling penting
dalam kesehatan dan kesejahteraan. Tanpa hal tersebut kita akan mudah untuk menjadi bodoh.
Mari kita mengambil pelajaran dari pelajar dan dokter muslim dahulu dan membagikan apa yang
kita tahu tentang kehidupan yang lebih baik dan hidup yang lebih sehat dalam pikiran, tubuh, dan
semangat. Seperti yang dikatakan Ibnu Sina, ketidakadaan dari pemahaman tidak berarti
ketidakadaan dari kehidupan. (Annie/Andika)
Diterjemahkan dari artikel berjudul The Contributions of Muslims to Medicine yang ditulis oleh
Adline A Ghani di aquila-style.com pada 25 Februari 2105
Sumber : http://www.muslimdaily.net/artikel/kontribusi-muslim-dalam-bidang-pengobatan.html
Riyan Jaya

Anda mungkin juga menyukai