Anda di halaman 1dari 3

Tinjauan Pustaka

I. Potensi Energi Terbarukan Indonesia


Indonesia memiliki banyak potensi energi terbarukan, seperti tenaga air
(termasuk minihidro), panas bumi, biomasa, angin dan surya (matahari) yang
bersih dan ramah lingkungan, tetapi pemanfaatannya belum optimal. Belum
optimalnya pemanfaatan energi terbarukan disebabkan biaya pembangkitan
pembangkit listrik energi terbarukan, seperti tenaga surya, tidak dapat bersaing
dengan biaya pembangkitan pembangkit listrik berbahan bakar energi fosil (bahan
bakar minyak, gas bumi, dan batubara).
Indonesia terletak di garis katulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai
sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata
sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia.
Di Indonesia sendiri, pemerintah telah menargetkan kontribusi energi
terbarukan pada 2025 sebesar 17% menurut Perpres no.5 tahun 2006 dan 23%
menurut rancangan DEN (Dewan Energi Nasional). Ringkasan potensi sumber
energi terbarukan Indonesia ditunjukkan pada Tabel 2.
TABEL 2. POTENSI DAYA ENERGI TERBARUKAN INDONESIA.
Potensi daya yang dapat
Jenis energi
dibangkitkan
Hidro
75 GW
Panas bumi
28,9 GW
Biomassa
32,7 GW
Surya
4,8 kWh/m2/hari
Angin
3-6 m/s
.
II. Smart Grid
Smart Grid merupakan sistem jaringan listrik cerdas yang
mengintegrasikan pembangkit energi terbarukan yang tersebar terdiri dari sistem
ketenagalistrikan, peningkatan kualitas daya pada grid dan pengendalian
pemakaian yang efisien. Smart Grid juga mengintegrasikan aktivitas seluruh
operator yang terhubung pada generator, transmisi, dan pelanggan. Integrasi
tersebut diharapkan efisien menghasilkan suplai tenaga listrik yang berkelanjutan,
ekonomis, dan aman. Setiap integrasi pada komponennya memastikan bahwa
keputusan yang diambil dan dieksekusi oleh infrastruktur tenaga listrik dianalisa
oleh kecerdasan buatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Smart Grid mampu
mendeteksi dan mengisolasi sistem ketika terjadi pemadaman hingga segera
mengambil alih suplai untuk mengantisipasi pemadaman yang lebih luas.
Teknologi Smart Grid juga memungkinkan dalam penggunaan listrik yang efisien,
mengurangi losses yang timbul selama distribusi dan mendorong pelanggan dalam

menggunakan energi dengan lebih efisien. Perkembangan terkini dalam teknologi


jaringan perangkat lunak dan ketersediaan perangkat keras yang hemat biaya
mendukung peningkatan teknologi Smart Grid tidak hanya di instalasi skala besar,
tetapi juga pada aplikasi permukiman penduduk dalam bentuk microgrids melalui
teknik islanding. Teknologi Smart Grid menjanjikan peluang yang baik untuk
penelitian di masa depan dan sebuah perkembangan aplikasi baru dalam
penyediaan energi listrik bagi daerah indsutri dan permukiman yang menunjang
kepentingan bangsa. Sistem ini membutuhkan teknologi instrumentasi dan
standarisasi yang memadai. Untuk mendapatkan karakteristik fitur cerdas tersebut,
teknologi instrumentasi yang memungkinkan meliputi berikut ini :
1. Bahan baru dan sumber energi alternatif yang bersih
Aplikasi material baru dan perangkat dalam sistem tenaga akan
meningkatkan efisiensi power suplai dengan meningkatkan kemampuan transfer
daya, mengurangi kerugian energi, dan menurunkan biaya konstruksi. Tingginya
penetrasi alternatif sumber energi bersih akan mengurangi konflik antara
perkembangan masyarakat manusia dan lingkungan keberlanjutan.
2. Perangkat elektronika daya yang modern
Perangkat elektronika daya yang modern akan dapat sangat meningkatkan
kualitas power suplai dan fleksibilitas dari kontrol aliran listrik.
3. Pengukuran dan penginderaan
Sistem kecerdasan penginderaan dan pengukuran serta teknologi
instrumentasi canggih akan berfungsi sebagai dasar untuk komunikasi, komputasi,
kontrol, dan kecerdasan.
4. Komunikasi
Jaringan komunikasi adaptif akan memungkinkan protokol komunikasi
terbuka untuk beroperasi pada platform yang unik. Kendali real-time berbasis
pada kecepatan dan keakuratan pertukaran informasi di platform yang berbeda
akan memperbaiki sistem ketahanan melalui peningkatan keandalan dan
keamanan sistem, serta optimalisasi pemanfaatan aset transmisi.
5. Komputasi dan teknologi kendali modern
Kebutuhan teknologi kendali modern ditunjang oleh sistem komputasi
yang handal akan memungkinkan pemodelan realtime dan simulasi sistem daya
yang kompleks. Metodologi sistem kendali modern menjadi sebuah paradigma
baru dalam menentukan kebutuhan distribusi dan otomatisasi jaringan pengiriman
daya.
6. Teknologi kecerdasan
Teknologi kecerdasan yang dikembangkan sekarang seperti fuzzy logic,
jaringan syaraf tiruan dan kecerdasan buatan yang lain akan trintegrasi untuk
membangun jaringan transmisi daya yang lebih cerdas.

III.

Sistem Manajemen Energi

Definisi sistem manajemen energi mengacu pada kemampuan untuk


menjadikan sistem tenaga listrik bekerja secara stabil, handal, aman dan daya
yang ditransfer ke beban dilakukan secara efisien dan ekonomis. Konsep sistem
manajemen energi diperkenalkan 50 tahun lalu dan mulai populer digunakan di
pusat kontrol sistem tenaga listrik di seluruh dunia. Pada tahun 1950an, sistem
kontrol untuk frekuensi beban dan economic dispatch diadopsi ke dalam sistem
manajemen energi. Pada tahun 1960an komputer digital dan remote terminal unit
(RTU) secara bertahap digunakan di pusat kontrol sistem tenaga listrik secara
spesifik digunakan pada kontrol pemabngkitan otomatis. Setelah tahun 1980an
sistem manajemen energi dengan fungsi dan aplikasi yang canggih digunakan
sampai saat ini. Sistem manajemen energi mempunyai peran penting sebagai
pengatur dan pengendali pada sistem tenaga listrik sehingga operasi dapat berjalan
secara aman dan optimal. Namun sejak tahun 1908an tidak ada perkembangan
yang signifikan pada sistem manajemen energi. Sistem manajemen energi
konvensional mempunyai topologi terpusat, artinya sistem informasi dan sistem
pengambil keputusan terpusat pada satu pusat kontrol. Seiring perkembangan
teknologi di bidang sistem tenaga listrik dan teknologi informasi, arsitektur sistem
manajemen energi harus mempunyai kemampuan terdistribusi, otomatis, interaktif
dan koordinasi yang baik.
IV.

Peraturan Perundang Undangan


Demi mendukung pengembangan energi terbarukan, pemerintah Indonesia
telah mengeluarkan beberapa kebijakan, antara lain :
1) PP No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi
2) Perpres No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
3) Permen ESDM No. 4 Tahun 2012 tentang Harga Pembelian Tenaga Listrik
Oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Tenaga Listrik Yang Menggunakan
Energi Terbarukan Skala Kecil dan Menengah Atau Kelebihan Tenaga Listrik.
4) Permen ESDM No. 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Permen ESDM
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Daftar Proyek Percepatan Pembangunan
Pembangkit Tenaga Listrik Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan
Gas Bumi serta Transmisi Terkait
5) Permen ESDM No. 22 Tahun 2012 tentang Penugasan Kepada PT. PLN
(Persero) untuk Melakukan Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi dan Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik oleh PT.
PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Anda mungkin juga menyukai