Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

ACARA III. HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN

NAMA

: ETTI YULINAR

NPM

: E1J014135

CO-ASS

: FITRI YUNIARTI

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Air merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan tanaman, tanpa air

maka mobilitas akan tanaman tersebut akan terganggu dan itu akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akan tanaman tersebut. Air
mempunyai fungsi yang sangat pnting bagi tanaman, salah satu fungsinya adalah
untuk mengatur suhu tubuh tanaman melalui proses transpirasi. Ketika tanaman
melakukan proses fotosintesis, maka tanaman akan menghasilkan energi yang
berguna untuk tanaman tumbuh dan berkembang. Tumbuhan merupakan mahluk
hidup yang bagi kita tidak terlihat seperti sebuah mahluk hidup karena ia tidak
dapat bergerak. Mereka memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan
yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah
kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya
berkembang menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga
dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ
tersebut. Namun, di setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan
terpenting yang terdiri dari xylem dan juga floem. Berikut ini, akan dipapaparkan
betapa pentingnya mereka bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan juga
bagaimana mereka berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian
menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat
berkembang secara maksimal.
Berkas pengangkut pada tumbuhan tersusun oleh jaringan Xilem yang berfungsi
sebagai saluran pengangkutan air dan zat-zat hara dari akar ke bagian tubuh yang
lain serta jaringan floem yang berfungsi sebagai pengangkut hasil assimilasi dari
daun ke tempat-tempat penyimpanan makanan cadangan dan bagian tubuh
lainnya. Sel-sel penyusun jaringan xylem berdinding tebal dan keras,pada
penampang lintang selnya kelihatan sebagai bagian yang jernih. Sel-sel penyusun
jaringan floem lebih lunak dan tipis,pada penampang melintang kelihatan sebagai
bagian yang jernih.

Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat
digunakan untuk mengangkutnya, selain itu air diperlukan juga sebagai substrat
atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis; dan air
dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat
digunakan untuk aktivitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi
layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang
dapat

menyebabkan

kematian.

Terdapat

lima

mekanisme

utama

yang

menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu melalui proses: difusi,
osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik, dan gravitasi.
1.2.

Mempelajari proses pengangkutan air oleh jaringan tanaman

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air mempunyai fungsi yang sangatbpenting bagi tanaman. Salah satu
fungsi air bagi tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh tanaman melalui
proses transpirasi. Ketika tanaman menerima sinar matahari, tanaman dapat
memproduksi pangan melalui proses fotosintesis. Namun demikian, selain
memberikan manfaat bagi tanaman melalui proses fotosintesis, cahaya mathari
juga menyebabkan meningkatnya suhu tanaman. Agar peningkatan suhu oleh
sinar matahari tidak mencapai tingkat yang membahayakan bagi tanaman, maka
tanaman mengatur suhu tubuhnya melalui proses tanspirasi. Pada transpirasi, air
keluar dari tubuh tanaman melalui stomata. Bersamaan dengan keluarnya air,
terjadi pembuangan energy panas dari tubuh tanaman. Dengan demikian taman
dapat menjaga suhu tubuhnya pada tingkat yang aman secara fisilogis. Jika
pembuangan energy melalui transpirasi ini tidak berjalan sebagaimana mestinya,
maka akan terjadi penumpukan energy panas pada tubuh tanaman. Hal ini sangat
berbahaya bagi tanaman karena suhu yang terlalu tinggi pada tubuh tanaman
dapat menyebabka rusaknya organ sel, sel, dan jaringan tanaman. Di dalam tubuh
tanaman, air bergerak melalui sebuah jaringan pengangkut (Usman,2015).
Untuk menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh tumbuhan
dapat dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu diantaranya
berdasarkan atas energi air di dalamnya jaringan tumbuhan yang lazim disebut
potensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan status
air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air. Suatu jaringan
akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang atau lebih dari 0 (nol)
bar. Cara yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air dari suatu jaringan
kandungan air nya dan menyatakan dengan kondisi standart tertentu (Ismail, 2011
).
Dinding sel dan membran sel tumbuhan merupakan ciri khas yang
membedakan sel tumbuhan dengan sel hewan. Membran sel dapat dilalui zat-zat
terlarut dengan mudah, sedangkan dinding sel yang bahan penyusunnya bersifat
kaku mengakibatkan terjadinya tekanan pada sel (Muhammadiah, 2010).

Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan penentuan


secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan. Semkain rendah
potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka semakin besar kemampuan
tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah. Sebaliknya, semakin tinggi
potensial air, semakin besar kemampuan jaringan untuk memberikan air kepada
sel yang mempunyai kandungan air lebih rendah (Basahona, 2011).
Pada umumnya nilai potensial air dalam tumbuhan mempunyai nilai yang
lebih kecil dari 0 bar, sehingga mempunyai nilai yang negative. Nilai potensial air
di dalam sel dan nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air dari dan ke
dalam sel tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai
potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik
dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel tumbuhan dapat dibagi
menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial osmotik dan potensial
tekanan (Basahona, 2011).
Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi bebas air, suatu
ukuran dapat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu sistem, seperti
jaringan tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau dari suatu bagian ke bagian lain
dalam suatu sistem. Potensial air mungkin merupakan parameter yang paling
bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya dengan sistem tanah, tanaman dan
atmosfir (Ismail, 2011).
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari
daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit Osmosis
sangat

di

tentukan

oleh

potensial

kimia

air

atau

potensial

air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukandifusi.


Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas dari pada
volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Zat terlarut yang berdifusi
cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju
daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).
Untuk menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh tumbuhan
dapat dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu diantaranya
berdasarkan atas energi air di dalamnya jaringan tumbuhan yang lazim disebut

potensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan status
air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air. Suatu jaringan
akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang atau lebih dari 0 (nol)
bar. Cara yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air dari suatu jaringan
kandungan airnya dan menyatakan dengan kondisi standart tertentu
(ismail, 2006).
Jika pada suatu tumbuhan terjadi peristiwa kekurangan air karena
ketersediaan air dalam media tanam kurang hal ini akan menyebabkan kecepatan
absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi
tanaman, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada tanaman
tersebut. (Haryati, 2003).
Banyak aktifitas tumbuhan ditentukan oleh sifat air dan bahan yang
larut dalam air. Maka dari itu nilai yang diperkirakan orang tentang kekentalan air
atau tahanan untuk mengalir, menjadi jauh lebih besar dari sebenarnya (Lakitan,
2004).

BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat : Pisau stek yang tajam

Bahan: Tanaman alamanda 30 cm

Botol

Air

Gelas ukur

Gumpalan Gum

3.2. Prosedur Kerja


1.

Menyiapkan air yang cukup di dalam botol. Memberi tanda dengan


menggunakan spidol permanen.

2.

Menyiapkan 3 (tiga) potong tangkai tanaman bunga alamanda yang masih


mempunyai banyak daun sepanajng 30 cm

3.

Membawa potongan tangkai ke ember berisi air.

4.

Memotong dan membuang bagian dasar tangkai daun (kira-kira 5 cm dari


pangkal). Siakan daun pada tangkai yang akan digunakan.

5.

Mengupas pada kulit batang tangkai pertama, (kira-kira 3 cm dari bawah),


mengikis jaringan floem dari kayu dan dibuang.

6.

Siapkankan 3 tangkai daun dengan cara yang sama.

7.

Menutup jaringan xylem tangkai pertama dengan lanolin.

8.

Menutup jaringan floem tangkai kedua dengan lanolin.

9.

Membiarkan jaringan floem dan xylem terbuka.

10. Memasukkan tangkai berdaun (pada langkah kerja 7,8, dan 9) ke dalam botol
yang berisi air( dan ukur volume airnya)
11. Menutup botol dengan menggunakan kapas, sampai benar-benar rapat
sehingga tidak akan terjadi penguapan.
12. Setiap mnggu, melakukan pengamatan dan ukur ketinggian air, dan
menambahkan air sampai pada titik awal.
13. Mencatat volume air yang digunakan untuk mengganti air yang hilang.

BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Perlakua
n
Xylem Di
tutup

Rata rata air diserap /


hari
7 (ml) 14(ml 21 (ml)
)
8 ml
17 ml
18 ml

Floem Di
tutup

13 ml

16 ml

40 ml

Control

8 ml

20 ml

30 ml

Catatan Morfologi
7

14

-Daun mulai
-Daun
gugur
menguning
- pucuk
dan gugur
tidak gugur
-tunas
tidak
gugur
-Daun mulai
-seluruh
gugur dan
daun dan
kering
pucuk
- pucuk
gugur.
gugur
-daun
-daun
menguning
tidak
tapi tidak
gugur
gugur
-bagian
-bagian
pucuk
pucuk masih
masih
hijau
hijau
- muncul
bunga

21
-daun gugur
dan batang
mulai kering
-bagian pucuk
masih hijau
- seluruh daun
gugur
- pucuk mati
- Daun mulai
menguning
-bagian pucuk
masih hijau

4.2. Pembahasan
Pada pengamatan yang kami lakukan pada tanaman alamanda kami melakukan
perlakuan yang berbeda pada 3 ranting alamanda. Hal ini kamikami lakukan untuk
melihat pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman alamanda serta proses
pengangkutan air oleh jaringan tanaman. Adapun perlakuan perlakuan yang kami
lakkan adalah sebagai berikut:
1. Perlakuan pertama kami lakukan dengan cara menutup jaringan xylem
dengan lanolin.
Pada perlakuan ini kami lakukan pengamatan selama 3 minggu, pada minggu
pertama terlihat bahwa beberapa daun dari tanamn kami mengalami keguguran
namun pucuk tetap segar serta terjadi pengurangan air sebanyak 8 ml.

pengurangan ini terjadi sebagai tanda adanya proses pengangkutan air yang terjadi
pada jaringan tanaman serta adanya proses respirasi pada tanaman tersebut. Pada
minggu kedua daun pada tanaman alamanda mulai habis namun pucuk tetap segar
dan tidak terjadi keguguran, pada minggu kedua terjadi pengurangan air sebanyak
17 ml. pada minggu ketiga batang mulai kering dan seluruh daun gugur namun
tidak terjadi keguguran pada pucuk dan terjadi pengurangan air sebanyak 18 ml.
2. Perlakuan menutup jaringan floem
Pada perlakuan ini kami lakukan pengamatan selama 3 minggu, pada minggu
pertama terlihat bahwa beberapa daun dari tanamn kami mengalami keguguran
dan kering pucuk juga gugur serta terjadi pengurangan air sebanyak 8 ml.
pengurangan ini terjadi sebagai tanda adanya proses pengangkutan air yang terjadi
pada jaringan tanaman serta adanya proses respirasi pada tanaman tersebut. Pada
minggu kedua daun pada tanaman alamanda mulai habis namun pucuk terjadi
keguguran, pada minggu kedua terjadi pengurangan air sebanyak 17 ml. pada
minggu ketiga batang mulai kering dan seluruh daun gugur namun dan terjadi
keguguran pada pucuk dan terjadi pengurangan air sebanyak 40 ml.
3. Perlakuan xylem dan floem tidak ditutup
Pada perlakuan ini kami lakukan pengamatan selama 3 minggu, pada minggu
pertama terlihat bahwa beberapa daun dari tanamn kami tidak mengalami
keguguran, pucuk tetap segar dan muncul bunga serta terjadi pengurangan air
sebanyak 8 ml. pengurangan ini terjadi sebagai tanda adanya proses pengangkutan
air yang terjadi pada jaringan tanaman serta adanya proses respirasi pada tanaman
tersebut. Pada minggu kedua daun pada tanaman alamanda tetap utuh dan pucuk
tetap segar dan tidak terjadi keguguran, pada minggu kedua terjadi pengurangan
air sebanyak 17 ml. pada minggu ketiga batang mulai kering dan seluruh daun
gugur namun tidak terjadi keguguran pada pucuk dan terjadi pengurangan air
sebanyak 30 ml.
Dengan demikian perlakuan pada setiap titik sample memengaruhi penyerapan air.
Jumlah daun pada setiap tanaman akan mempengaruhi jumlah air yang di serap.
Hal ini terjadi berkaitan dengan adanya daya tranfirasi dan evavorasi tanaman.
Tamanan yang memiliki daun banyak akan melakukan transpirasi yang lebih

tinggi di bandingkan tanaman yang memiliki daun yang lebih sedikit. Hal ini
dapat kita cermati berdasarkan hasil pengamatan. Sample tanaman yang di tutup
xilemnya akan lebih sulit menumbuhkan daun kembali karena dalam penterapan
air terganggua. Tanaman yang kita tutup floem meskipun dalam penyerapan air
pada hari ketujuh lebih sedikit, namun dalam regenerasi daun lebih cepat.
Perbandinaga dapat kita cermati pada perlakuan kontrol, pada perlakuan ini
seluruh aktivitas tanaman berkerja dengan baik.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan, demikian pentingnya
sehingga tidak mungkin ada kehidupan tanpa air. Banyak fungsi dalam biologi
sepenuhnya bergantung pada air. Dan sifat kehidupan sering secara langsung
merupakan hasil dari sifat air.
Hal ini dibuktikan pada perlakuan pada ketiga tanaman yang kami lakukan, pada
tanaman yang mengalami hambatan dalam proses penyerapan air pertumbuhannya
akan terganggu bahkan mati. Hal ini terjadi karena fungsi air yang sangat penting
bagi pertumbuhan tanaman.

Fungsi air bagi tumbuhan antara lain sebagai Penyusun utama protoplasma,
Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan, Menjadi alat transpor
untuk memindahkan zat hara, Menjadi medium berlangsungnya reaksi-reaksi
biokimia, Menjadi bahan dasar untuk reaksi-reaksi biokimia, Sebagai sistem
hidrolik Air, Stabilisasi dan pemindahan panas dan Sebagai alat gerak.
5.2. Saran
Diharapkan pada praktikan agar melakukan praktikum dengan baik dan benar,
begitu juga pada pengamatan yang dilakukan setiap minggunya diharapkan agar
pengamatan dilakukan dengan sungguh sungguh agar tujuan dari praktikum
tercapai dengan baik.

BAB VI
TINJAUAN PUSTAKA
Basahona, Sumanto. 2011. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Pengukuran
Potensial air jaringan.
Haryati.2003.Pengaruh

Cekaman Air

Terhadap

Pertumbuhan

dan

Hasil

Tanaman.Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.


Ismail dan Abd Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan
Biologi Universitas Negeri Makassar, Makassar.
Ismail.

2006. Fisiologi

Tanaman.

Makassar:

Jurusan

Biologi

FMIPA

UNMMakassar.
Lakitan, Benyamin.2004. Dasar - Dasar Fisiologi Tumbuhan. Radja Grafindo
Persada.
Muhammadiah, Asia dan Hilda Karim. 2010. Anatomi Tumbuhan. Jurusan
Biologi Universitas Negeri Makassar, Makassar.
Usman,2015. Penuntun praktikum fisiologi tumbuhan. Universitas Bengkulu.
Bengkulu
.

Anda mungkin juga menyukai