Relapse
Short-term relapse (recrudescence = false relapse)
Relaps yang timbul oleh parasit yang masih ada dalam darah (Ecycle).
Terjadi karena toleransi penderita menurun
parasitemia
meninggi kembali.
Long-term relapse (recurrence = true relapse)
Relapse yang timbul oleh parasit yang masih ada dalam hepar
(hypnozoite).
Terjadi karena immunitas penderita menurun
parasitemia kembali.
terjadi
Hari II
: 300 mg
Hari III
: 300 mg
Quinine sulfate
Tanpa komplikasi
Dengan komplikasi
Diagnosis Malaria :
1. Menemukan parasit dalam darah dengan pengecatan Giemsa
2. Quantitative Buffy Coat (QBC)
Stratifikasi centrifugal, penawaran DNA dan RNA dengan
acridine orange dan mikroskop electron (cahaya ultra violet).
Inti parasit berfluoresensi hijau, cytoplasma merah.
Darah diperiksa sebanyak 20 ul.
Parasit dapat dihitung.
3. Demostrasi antigen antibody
Dipstick mengandung antibody terhadap antigen Histidine Rich
Protein II (HRP II) pada Plasmodium falciparum dapat
Malaria berat
Disebabkan Plasmodium falciparum karena schizogoni eritrositer
terjadi di dalam kapiler organ-organ tubuh, menyebabkan terjadinya
syndrome organo spesifik.
Organ tubuh yang sering terganggu :
Otak
Hati
: icterus
dll.
Malaria cerebral
Merupakan komplikasi berat malaria falciparum. Terjadi hanya pada
kasus non-immune. Pathogenesis malaria cerebral belum jelas,
dianggap karena terjadi sludge (trombus) dalam kapiler otak. Ada
yang menganggap karena penyumbatan kapier otak oleh aglutinasi
eritrosit yang diparasiter diikuti dengan oedema cerebral dan
haemorrhagi perivaskuler atau koagulasi intravaskuler.
Diagnosis klinis :
1. Demam tinggi
2. Manifestasi cerebral :
- depresi
- koma
- eksitasi
- ataxia cerebellum
- kejang-kejang
3. Parasitemia Plasmodium falciparum
4. Pemeriksaan fungsi lumbal normal.
Pengelolaan malaria cerebral
Drug of choice
- Chloroquine 200 mg basa IV pelan, dilanjutkan dalam 20 ml /
500 ml larutan garam faal.
- Quinine dengan infuse dalam glucose 5 % (maksimum 2 gr/hari)
Obat lain :
- Heparin 50 mg setiap 6 jam minimal 48 jam
- Dextran 500 ml setiap 24 jam bila terjadi koma atau gagal ginjal
Bila perlu :
Anti kejang, diuretika dan antibiotika
Eradikasi Malaria
Malaria mungkin merupakan musuh paling besar dalam sejarah
umat manusia. Oleh WHO pernah diusahakan dijalankan eradikasi
malaria secara global dengan biaya mahal (400 juta dolar/tahun) sejak
1956.
Pada mulanya hasilnya menakjubkan, tetapi sejak tahun 1969
mulai terlihat kelemahannya sehingga pada tahun 1975 oleh WHO
dinyatakan gagal.
Kegagalan karena :
1. Resistensi nyamuk malaria terhadap insektisida (DDT,dll),
mungkin karena intensifikasi pertanian, pemakaian DDT
berlebihan.
2. Resistensi parasit malaria sendiri terhadap obat anti malaria
(Chloroquine).
Di Asia Tenggara, Chloroquine resistant malaria mulai dijumpai
sejak 1962.
: Chloroquine
Parasit malaria
: P.falcifarum
: 25 mg/kg BB
Hari I
: 10 mg/kg BB
Hari II
: 10 mg/kg BB
Hari III
: 5 mg/kg BB