Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum pengolahan
bahan galian, sebagai berikut :
1.

Kominusi adalah tahapan awal dalam pengolahan bahan galian dimana


bertujuan untuk mereduksi ukuran bongkah material.

2.

Kegiatan kominusi yang dilaksanakan pada praktikum menggunakan


crusher jenis jaw crusher untuk mereduksi ukuran material.

3.

Feed yang digunakan material bijih besi sebanyak 150 kg. Diperlukan
waktu 0,04027 jam untuk mengolah feed, dengan berat produk 148,5 kg,
berarti berat yang hilang sebesar 1,5 kg.

4.

Produktivitas yang didapat setelah dilakukan analisa dan perhitungan


adalah sebesar 3,6876 ton/jam dan hasil recovery sebesar 99 %.

5.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan recovery dari


kegiatan praktikum crushing yaitu kinerja alat, banyaknya material yang
terlempar keluar pada proses pengolahan, ketelitian dalam menimbang
berat sampel, dan penggunaan waktu yang kurang maksimal pada waktu
memasukkan sampel ke dalam jaw crusher.

6.

Sizing merupakan suatu kegiatan untuk mengklasifikasikan ukuran


material berdasarkan ukuran dan berat jenis.

7.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material dalam menembus


lubang ayakan yaitu ukuran bukaan ayakan, ukuran relatif partikel,
pantulan dari material dan kandungan air.

8.

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini berupa vibrating screen yang
memiliki 4 buah ayakan dengan ukuran masing-masing lubang ayakan
pada vibrating screen adalah 3,5 cm, 2 cm, 1 cm, dan 0,5 cm serta satu
buah tempat penampungan yang berfungsi sebagai tempat untuk
menampung material yang lolos dari lubang ayakan.

Khairi Ramdhani
H1C113061

5-1

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
9.

Pada waktu putar 3 menit didapatkan nilai recovery dan efisiensi masingmasing deck yaitu :
a.

Pada deck 1, recovery oversize 99,99 % dan recovery undersize

b.

99,57 % serta efisiensi screen 99,56 %.


Pada deck 2, recovery oversize 100 % dan recovery undersize

c.

99,77 % serta efisiensi screen 99,77 %.


Pada deck 3, recovery oversize 99,99 % dan recovery undersize

d.

100 % serta efisiensi screen 99,99 %.


Pada deck 4, recovery oversize 99,97 % dan recovery undersize
100 % serta efisiensi screen 99,97 %.

10. Material yang hilang sebanyak 11,5 kg atau setara dengan 0,0115 ton
dimana disebabkan oleh adanya material yang tersangkut atau tertinggal
pada lubang ayakan, adanya material yang terbuang pada saat proses
screen dan ada sebagian material yang berubah menjadi debu karena
proses screening.
11. Sieve analysis merupakan suatu kegiatan analisa yang bertujuan untuk
mengklasifikasikan ukuran material berdasarkan banyak atau tidaknya
material yang lolos dari lubang ayakan.
12. Alat yang digunakan dalam praktikum sieve analysis ini yaitu sieve shaker
dan sieve yang berfungsi untuk menentukan persen kumulatif tertahan
atau lolos dari suatu material yang akan diuji.
13. Pada waktu getar selama 5 menit dengan amplitudo 2 meter dan
frekuensi 60 Hz didapatkan persen kumulatif material tertahan dan
material yang lolos dari masing-masing ukuran sieve yaitu :
a.

Pada sieve nomor 8, persen kumulatif material yang tertahan sebesar

b.

27,72 % dan persen kumulatif material yang lolos sebesar 72,28 %.


Pada sieve nomor 10, persen kumulatif material yang tertahan
sebesar 9,71 % dan persen kumulatif material yang lolos sebesar

c.

62,57 %.
Pada sieve nomor 14, persen kumulatif material yang tertahan
sebesar 14,84 % dan persen kumulatif material yang lolos sebesar

d.

47,73 %.
Pada sieve nomor 16, persen kumulatif material yang tertahan
sebesar 4,96 % dan persen kumulatif material yang lolos sebesar
42,77 %.

Khairi Ramdhani
H1C113061

5-2

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e.

Pada sieve nomor 18, persen kumulatif material yang tertahan


sebesar 5,81 % dan persen kumulatif material yang lolos sebesar

f.

36,96 %.
Pada sieve nomor 40, persen kumulatif material yang tertahan
sebesar 19,65% dan persen kumulatif material yang lolos sebesar

g.

17,31 %.
Pada sieve nomor 50, persen kumulatif material yang tertahan
sebesar 5,34 % dan persen kumulatif material yang lolos sebesar

h.

11,97 %.
Pada pan, persen kumulatif material yang tertahan sebesar 11,48 %.

14. Pada waktu getar selama 5 menit dengan amplitudo 2 meter dan
frekuensi 60 Hz didapatkan berat material tertahan dari masing-masing
ukuran sieve yaitu :
a.

Pada sieve nomor 8, berat material yang tertahan sebesar

b.

235,70 gram.
Pada sieve nomor 10, berat material yang tertahan sebesar

c.

82,60 gram.
Pada sieve nomor 14, berat material yang tertahan sebesar

d.

126,22 gram.
Pada sieve nomor 16, berat material yang tertahan sebesar

e.

42,19 gram.
Pada sieve nomor 18, berat material yang tertahan sebesar

f.

49,42 gram.
Pada sieve nomor 40, berat material yang tertahan sebesar

g.

167,10 gram.
Pada sieve nomor 50, berat material yang tertahan sebesar

45,41 gram.
h. Pada pan, berat material yang tertahan sebesar 97,61 gram.
15. Berat material akhir dari penjumlahan masing-masing ialah 846,25 gram,
maka material yang hilang sebesar 3,75 gram dari berat awal yaitu
850 gram.
16. Dulang

(panning)

merupakan

suatu

kegiatan

pemisahan

antara

konsentrat dengan tailing dengan menggunakan alat dulang dan aliran air
horizontal.
17. Dulang ada beberapa jenis, antara lain :
a.

Dulang kayu (lenggang)

b.

Dulang baja

c.

Batea

Khairi Ramdhani
H1C113061

5-3

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d.

Cowhorns

e.

Dulang plastik

18. Material-material yang biasanya menggunakan peralatan dulang, antara


lain :
a.

Emas

b.

Intan

c.

Pasir besi

19. Material konsentrat yang mempunyai berat jenis lebih berat akan tertahan
dibagian dasar alat dulang.
20. Material yang lebih kecil atau ringan berat jenisnya akan ikut larut
bersama air dan dianggap sebagai tailing.
21. Berdasarkan percobaan pada kegiatan panning didapatkan hasil feed (F)
sebesar 2600 gram, kadar feed (f) sebesar 0,4657 %, Konsentrat (C)
sebesar 576,27 gram dan kadar konsentrat (c) sebesar 2,018 %. Maka
nilai recovery yang diperoleh pada percobaan ini adalah 96,04%.
22. Sluice box merupakan suatu alat yang berfungsi memisahkan antara
konsentrat dengan tailing berdasarkan prinsip perbedaan berat jenis
dengan menggunakan aliran horizontal. Dimana dalam proses kerjanya,
material yang berat jenisnya lebih tinggi akan tertahan pada riffle yang
ada di sluice box sedangkan material yang berat jenisnya rendah akan
larut bersama aliran air.
23. Material-material yang biasanya menggunakan peralatan sluice box,
antara lain :
a.

Emas

b.

Intan

c.

Pasir besi

24. Material konsentrat yang mempunyai berat jenis lebih berat akan tertahan
dibagian oleh riffle yang ada pada box.
25. Material yang lebih kecil atau ringan berat jenisnya akan ikut larut
bersama air dan dianggap sebagai tailing.
26. Jadi yang mempengaruhi berhasil tidaknya dalam melakukan operasi
pemisahan dengan alat ini, sebagai berikut :
a.

Kecepatan aliran fluida

b.

Kekasaran permukaan karpet

c.

Berat jenis material yang akan dipisahkan

Khairi Ramdhani
H1C113061

5-4

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d.

Banyaknya air atau fluida

e.

Panjang box

f.

Ketinggian riflle

27. Humprey spiral adalah alat yang digunakan untuk memisahkan antara
konsentrat dengan tailing yang memanfaatkan aliran air horizontal
sebagai media pelarut.
28. Humprey spiral menggunakan beberapa gaya sebagai berikut :
a.

Gaya gesek

b.

Gaya dorong

c.

Gaya gravitasi

d.

Gaya sentrifugal

29. Ada 3 alat yang berperan penting pada humprey spiral, yaitu:
a.

Slide pirit

b.

Stick spiral

c.

Splitter

30. Pada percobaan kali ini, humprey spiral menghasilkan 3 produk, yaitu:
a.

Konsentrat sebesar 5800 gram

b.

Middling sebesar 700 gram

c.

Tailing sebesar 3375 gram

31. Hasil recovery didapat pada praktikum humprey spiral kali ini adalah
sebesar 82,84 %.
32. Prinsip pemisahan dalam kegiatan tabling ialah ukuran mineral harus
halus karena proses konsentrasi ini mendasarkan pada aliran fluida tipis.
Adanya gaya dorong air terhadap partikel yang sama besarnya tapi
berbeda berat jenisnya, maka partikel yang memiliki berat jenis ringan
(tailing)

akan

mendapatkan

dorongan

air

yang

lebih

berimbas

dibandingkan dengan partikel yang memiliki berat jenis yang lebih berat
(konsentrat). Alat yang digunakan kegiatan tabling ini ialah shaking table.
33. Adapun

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

dari

kegiatan

tabling

menggunakan shaking table yaitu kemiringan deck, kecepatan feeding,


viskositas dari pulp dan jumlah dan panjang stroke.
34. Persentase berat rata-rata dari pasir besi (Fe 2O3) pada feed adalah
36,10 %, pada konsentrat adalah 59,34 %, pada middling adalah 64,64 %
pada tailing adalah 45,12 %. Sedangkan persentase berat rata-rata dari

Khairi Ramdhani
H1C113061

5-5

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
pasir silika (SiO2) pada feed adalah 69,27 %, pada konsentrat adalah
40,66 %, dan pada middling adalah 35,36 %, pada tailing adalah 54,88 %.
35. Derajat liberasi pada pasir besi (Fe2O3) pada feed adalah 78,08 %, pada
konsentrat adalah 82,03 %, dan pada middling adalah 69,89 %, pada
tailing adalah 80,16 %. Sedangkan derajat liberasi pada pada silika (SiO2)
pada feed adalah 73,07 %, pada konsentrat adalah 63,99 %, dan pada
middling adalah 78,35 %, pada tailing adalah 72,07 %.
36. Coning quartering merupakan teknik sampling secara manual dan
sederhana dengan cara membentuk sampel menjadi kerucut kemudian
membaginya

menjadi

empat

bagian,

seperempat

bagian

diambil

dilakukan proses coning quartering kembali sampai 3 kali dan pembagian


terakhir diambil untuk proses grain counting.
37. Grain counting merupakan teknik memperkirakan kadar hasil sampel
secara manual dengan menjatuhkan sebagian sampel pada area persegi
dengan ukuran tertentu.
38. Persentase berat rata-rata dari pasir besi (Fe 2O3) pada percobaan 1
adalah 27,32 %, pada percobaan 2 adalah 38,92 %, pada percobaan 3
adalah 20,32 %. Sedangkan persentase berat rata-rata dari pasir silika
(SiO2) pada percobaan 1 adalah 61,56 %, pada percobaan 2 adalah
61,08 %, dan pada percobaan 3 adalah 79,67 %.
39. Derajat liberasi pada pasir besi (Fe2O3) pada percobaan 1 adalah
76,54 %, pada percobaan 2 adalah 76,48 %, dan pada percobaan 3
adalah 94,44 %. Sedangkan derajat liberasi pada pada silika (SiO 2) pada
percobaan 1 adalah 65,14 %, pada percobaan 2 adalah 71,47 %, dan
pada percobaan 3 adalah 81,87 %.
5.2. Saran
Adapun

kesimpulan

yang

dapat

disampaikan

pada

praktikum

pengolahan bahan galian, sebagai berikut :


1.

Sebaiknya sebelum praktikum adanya brifing terlebih dahulu berkaitan


dengan data yang akan diambil dan prosedur kerja alat yang digunakan
saat praktikum.

2.

Sebaiknya saat penimbangan dilakukan dengan teliti.

3.

Sebaiknya alat timbangan yang digunakan harus dalam kondisi baik.

Khairi Ramdhani
H1C113061

5-6

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4.

Sebaiknya tempat penampungan hasil crushing dibuat khusus untuk hasil


crushing agar menghindari hilangnya material.

5.

Sebaiknya dibuatkan tempat khusus hasil penampungan tiap-tiap screen,


agar mempermudah proses screening.

6.

Sebaiknya memastikan terlebih dahulu kondisi alat beroperasi dengan


baik.

7.

Sebaiknya

saat

pengumpanan

dilakukan

dengan

hati-hati

dan

memasukkan umpan dilakukan bertahap menghindari berkurangnya atau


hilangnya material.
8.

Sebaiknya digunakan earplug karena suara yang dihasilkan oleh sieve


shaker cukup keras.

9.

Sebaiknya berhati-hati dalam membersihkan lubang sarinngan setiap


menggunakan menghindari terjadinya kerusakan,

10. Sebaiknya dalam melakukan perhitungan berat material dilakukan dengan


teliti dan cermat untuk menghindari hilangnya material.
11. Sebaiknya praktikan harus mengetahui prosedur dalam penggunaan alat
serta prosedur praktikum yang berlangsung.
12. Sebaiknya praktikan diberikan evaluasi tentang praktikum yang telah
dilaksanakan agar praktikan lebih mengerti dan paham.
13. Sebaiknya

dalam

penggunaan

alat

berkaitan

praktikum

tersebut

dikembalikan ke tempat semula dan dibersihkan.


14. Sebaiknya praktikum harus mengetahui cara kerja sluice box.
15. Sebaiknya praktikan banyak bertanya saat di lapangan berkaitan dengan
sluice box.
16. Sebaiknya praktikan dapat melakukan langsung kegiatan berkaitan
dengan sluice box.
17. Sebaiknya material yang digunakan berukuran relatif kecil agar pada saat
proses pemisahan dengan humprey spiral material mudah larut dan dapat
terpisahkan oleh air.
18. Sebaiknya air yang digunakan tersedia cukup agar saat proses
pemisahan dengan humprey spiral berlangsung dengan cepat.
19. Sebaiknya praktikan dapat mengatur kecepatan air tetap (konstan) agar
tidak adanya material yang terlempar dari tempat penampungan.
20. Sebaiknya praktikan dapat melakukan percobaan shaking table dengan
teliti.
Khairi Ramdhani
H1C113061

5-7

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
21. Sebaiknya praktikan dapat memastikan dan menyediakan air untuk aliran
air tercukupi hingga praktikum selesai.
22. Sebaiknya mengatur aliran air yang digunakan agar selalu konstan.
23. Sebaiknya praktikan dapat mencampurkan pasir silika dengan pasir besi
dengan merata.

Khairi Ramdhani
H1C113061

5-8

Anda mungkin juga menyukai