Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Tambang adalah suatu proses untuk mendapatkan material yang terkandung

di dalam bumi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia tambang merupakan


lombong (cebakan, parit, lubang didalam tanah) tempat menggali (mengambil) hasil
dari dlam bumi berupa bijih logam, batubara dan sebagainya. Dalam dunia tambang
itu sendiri memiliki bentuk tidak dapat diperbaharui (non renewable) karena
mempunyai risiko yang relatif tinggi dan pengusahaannnya mempunyai dampak
lingkungan baik fisik dan sosial dibandingkan pengusahaan komoditi lainnya.
Dunia pertambangan dikenal ada dua jenis tambang, yaitu tambang terbuka
dan tambang bawah tanah. Dimana tambang terbuka adalah suatu kegiatan
penambangan dengan cara membuka dan menggali yang sangat luas hingga
membentuk lubang terbuka yang sangat lebar. Sedangkan, tambang bawah tanah
adalah kegiatan penambangan dengan membuat lubang atau terowongan bawah
tanah dengan tanpa membuka lahan diatasnya secara luas.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 menyebutkan
bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dikuasai
oleh negara memaknai Hak Penguasaan Negara atas aset kekayaan alam (Anonim,
2016).
1.2.

Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan pada tambang bawah tanah, sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.

Mengetahui sejarah tambang bawah tanah di Indonesia.


Mengetahui tentang pengertian tambang bawah tanah.
Mengetahui dan memahami faktor-faktor penentu tambang bawah tanah.
Mengetahui bagian-bagian dari tambang bawah tanah.

1.3.
Dasar Teori
1.3.1. Sejarah Tambang Bawah Tanah
Khairi Ramdhani
H1C113061

I-1

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Sejarah pertambangan bisa dilacak mundur setua peradaban manusia. Satu
fakta yang mudah dipahami, manusia memerlukan bahan mentah untuk membuat
bermacam perkakas sebagai penunjang kehidupan. Bahan mentah adalah bahan
dasar yang tidak dapat diciptakan. Material ini harus terlebih dahulu diekstrak dari
alam.
Bukti adanya tambang yang diusahakan manusia dapat dilacak sampai
sejauh 3000-1900 sebelum masehi dengan ditemukannya sisa-sisa sebuah
tambang hematit (bahan dasar besi) di daerah Flint. Bukti lain adalah tiga
lempengan timah dengan variasi berat antara 37-78 kg yang diperkirakan dicetak
pada jaman Romawi yang ditemukan di Matlock, Inggris. Lempengan ini ditemukan
dekat tungku peleburan tua, hanya beberapa sentimeter dibawah permukaan tanah.
Terdapat ukiran tulisan di lempeng timah tersebut dengan bunyi: Luci Aruconi
Verecundi metal(li) Lutud(arensis), yang berarti Produk Lucius Aruconius
Vericundus dari tambang Lutudarensian.
Sejak tahun 1858 Bangsa Belanda telah meyakini adanya deposit atau
endapan batubara di daerah Ombilin, diantaranya adalah seorang ahli tambang
yang bernama Ir.C.De Groot. Kemudian baru pada tahun 1867 dengan Surat
Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tertanggal 26 Mei 1867 ditugaskan
seorang insinyur tambang muda saat itu umurnya 27 tahun yaitu Ir. Willem Hendrik
de Greve untuk menyelidiki secara pasti dengan ditemukannya lapisan batubara
pada awal tahun 1868 di daerah Ulu air, di tepi Batang Ombilin.
Pada tahun 1891 Pemerintah Hindia Belanda menugaskan Ir, J.A Hooze
untuk mempersiapkan dan merencanakan penggalian batubara di lapangan Sungai
Durian, penugasan ini atas desakan Ir. E. Van der Elst yang pada masa itu sebagai
Inspektur Jenderal Tambang di Negeri Belanda. Pada tanggal 25 Mei 1891 ditunjuk
Ir. W. Godefroy untuk menjadi pimpinan dalam penambangan batubara di Ombilin.
Rancangan undang-undang untuk penambangan batubara Ombilin yang
diajukan oleh Pemerintah Hindia Belanda akhirnya ditetapkan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) Belanda pada tanggal 24 November 1891. Selanjutnya
RUU tersebut disahkan dan mempunyai kekuatan hukum sebagai undang-undang,
oleh Dewan Penasehat Kepala Negara pada tanggal 28 Desember 1891 dan
diterbitkan pada Lembaran Negara No. 223 yang isinya tentang kenaikan Anggaran
Belanja Pemerintah untuk Tahun Anggaran 1892 dalam rangka eksploitasi tambang
batubara Ombilin oleh Pemerintah. Dengan berdasarkan pada tanggal pengesahan
rancangan undang-undang dan diterbitkannya lembaran negara tersebut, maka
ditetapkanlah Hari Jadi Tambang Batubara Batubara Ombilin.
Khairi Ramdhani
H1C113061

I-2

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Untuk lebih meningkatkan peranan tambang batubara terutama untuk
membantu sumber pendapatan Pemerintah Hindia Belanda, maka pada tanggal 3
Juli 1918 dikeluarkan Surat Keputusan No. 64 dan diterbitkan Lembaran Negara No.
375, yang menyatakan bahwa usaha pertambangan tersebut ditetapkan menjadi
bentuk perusahaan di bawah pengelolaan Departemen Usaha-Usaha Pemerintah
hingga tahun 1942.
Seiring dengan berjalannya waktu, bahan galian yang dapat diambil dengan
metode tambang terbuka telah banyak diambil, sehingga untuk mengambil bahan
galian yang masih ada jauh di bawah permukaan bumi perlu dilakukan metode
penambangan bawah tanah.Metode tambang bawah inipun dapat membantu
mengurangi kerusakan permukaan lingkungan di suatu tempat.

*Sumber : http://www.campursari.web.id, 2016

Gambar 1.1.
Awal Manusia Mengenal Tambang

Khairi Ramdhani
H1C113061

I-3

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
1.3.2. Pengertian Tambang Bawah Tanah
Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistem
penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak
berhubungan langsung dengan udara terbuka.
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral
yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi terdapat mineral
tersebut.Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas,
tembaga, seng, nikel, dan timbal.Karena letak cadangan yang umumnya berada
jauh di bawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan.
1.3.3. Faktor-Faktor Penentu Tambang Bawah Tanah
Pemilihan metode penambangan dilakukan berdasarkan faktor ekonomi,
yaitu jumlah keuntungan yang diperoleh dari sumber daya tersebut dan jumlah
perolehan sumberdaya yang paling maksimal. Pemilihan metode penambangan
tidak didasarkan pada letak sumber daya itu sendiri (dangkal atau dalam).
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode penambangan,
yaitu :
a

Karateristik spasial endapan, faktor-faktor ini meliputi :


1

Ukuran (terutama ukuran dan tebal)

Bentuk (tabular,rectingular,massive, dan irregular)

Orientasi (dip/inklinasi)

Kedalaman (rata-rata kedalaman dan nilai extrim, yang akan berpengaruh


terhadap nilai stripping rationya)

Kondisi geologi dan hidrogeologi, kondisi geologi dari endapan bijih maupun
batuan samping akan mempengaruhi pemilihan metode penambangan
terutama dalam pemilihan metode selektif atau non selektif mining serta
pemilihan metode penyanggaan pada tambang bawah tanah. Sedangkan
kondisi hidrogeologi akan mempengaruhi pada metode penyaliran tambang.

Sifat-sifat geoteknik, meliputi mekanika tanah dan mekanika batuan dari bijih
dan batuan samping. Sifat-sifat geoteknik ini akan mempengaruhi jenis
peralatan yang akan digunakan dalam sistem penggalian. Kekuatan batuan ini
akanmenentukan batuan tersebut perlu diledakkan atau bisa dihancurkan
hanya dengan kekuatan digging dari peralatan tambang.

Khairi Ramdhani
H1C113061

I-4

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
d

Konsiderasi ekonomi, faktor ini akan mempengaruhi besar keuntungan yang


akan diperoleh perusahaan. Faktor ekonomi meliputi :
1

Cadangan

Produksi

Umur tambang

Produktivitas

Perbandingan biaya penambangan untuk berbagai macam metode


penambangan

yang

sesuai

sehingga

bisa

ditentukan

metode

penambangan yang bisa menghasilkan keuntungan yang optimal.


e

Faktor teknologi, meliputi :


1

Perolehan tambang

Kefleksibelan metode dengan perubahan kondisi

Selektifitas metode dalam memisahkan bijih dan waste

Konsentrasi atau dispersi pekerja

Modal, pekerja dan mekanisasi

Faktor lingkungan, faktor lingkungan yang dimaksud tidak hanya meliputi


lingkungan fisik namun juga meliputi lingkungan social, ekonomi dan politik.

1.3.4. Bagian-Bagian pada Tambang Bawah Tanah


Adapun bagian-bagian pada tambang bawah tanah, sebagai berikut :
a. Shaft adalah istilah dalam tambang bawah tanah dimana merupakan lubang
masuk vertikal dari permukaan menuju ke arah dalam tambang bawah tanah,
dimana lubang itu untuk jalan masuk pekerja, material dan peralatan, sarana
dan prasarana, serta ventilasi udara untuk sirkulasi udara luar permukaan; jika
posisi shaft relatif miring maka itu dapat disebut juga incline shaft.
b. Tunnel adalah terowongan. Tunnel ini merupakan lubang bukaan horisontal
yang dimana lubang bukaan tersebut menembus kedua sisi pada bidang lepas
pada sisi lain atau menembus bukit.
c. Adit adalah sama seperti penjelasan tunnel, untuk adit ini lubang bukaan
horisontal tetapi hanya menembus satu sisi saja tanpa menembus sisi bidang
lepas lainnya atau hanya menembus sebalah bukit saja.
d. Level dan Sub-level adalah lubang bukaan mendatar ke arah endapan bijih
berhubungan dengan shaft dan letaknya dari level teratur bergantung pada
posisi penggalian berada di atas ataupun berada di bawah , sedangkan sublevel lubang bukaan mendatar sama seperti level, dimana letaknya sub-level

Khairi Ramdhani
H1C113061

I-5

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
diantara level-level atau berada di tengah-tengah daripada posisi level ke arah
endapan bijih tanpa langsung berhubungan dengan shaft.
e. Winze adalah lubang bukaan vertikal ataupun relatif miring, dimana pembuatan
lubang bukaan vertikalnya itu dari posisi level atas ke level bawahnya.
f.

Chute Gate adalah lubang akhir dari ore chute atau bagian bawah dari ore bin
yang digunakan untuk tempat penuangan pada alat angkut dari material atau
endapan bijih yang tertimbun atau terakumulasi pada ore bin.

g. Drift adalah suatu lubang bukaan mendatar yang dibuat dekat endapan bijihdan
arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi dari endapan bijih tersebut dimana
biasanya guna untuk transport drift atau aksesnya alat angkut, dan drift ini
berdekatan dengan crosscut atau loading crosscut.
h. Raise adalah lubang bukaan vertikal ataupun relatif miring, dimana pembuatan
lubang bukaan vertikalnya itu dari posisi level bawah ke level atasnya.

*Sumber : http://nature.nps.gov/, 2016

Gambar 1.2.
Bagian-Bagian Tambang Bawah Tanah
i.

Ramp adalah akses jalan yang relatif miring berbentuk melingkar atau spiral
dimana akses jalan ini biasanya dilalui oleh alat-alatberat mekanis (alat bor, alat
angkut, alat muat, dll). Ramp ini merupakan akses jalan dari permukaan atau
dari bawah tanah menuju level atau sub-level tertentu.

Khairi Ramdhani
H1C113061

I-6

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
j.

Ore Pass adalah material atau endapan bijih yang telah dilakukanpenggalian
dan dipindahkan atau ditransfer melalui ore chute dengan melewati level-level
di atas dan di bawahnyayang akan tertimbun pada ore bin.

k. Ore Chute adalah lubang bukaan tegak atau vertikal ataupun miring yang
menghubungkan dua atau lebih level-level berguna untuk memindahkan hasil
penggalian dari stope dimana material tersebut akan turun dengan bantuan
gravitasi dan tertimbun atau terakumulasi di ore bin.

*Sumber :http://www.ec.gc.ca/l, 2016

Gambar 1.3.
Ore Chute
l.

Crosscut adalah lubang bukaan mendatar yang menyilang ataupun memotong


dengan jurus endapan bijih menuju arah endapan bijih, atau juga sebagai
lubang yang berdekatan dengan drift dimana tegak lurus terhadap drift menuju
arah endapan bijih sebagai akses untuk pemuatan ore dengan alat angkut.

Khairi Ramdhani
H1C113061

I-7

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

*Sumber :http://schatzi-yans.blogspot.co.id/, 2016

Gambar 1.4.
Cross Cut
m. Broken Ore adalah hancuran atau fragmentasi bijih dari ore tersebut hasil
peledakan atau pemboran dan digunakan sebagai pijakan penyangga
sementara.
n. Country Rock adalah atau batuan samping merupakan lapisan batuan
yangtidak berharga dimana batuan tidak berharga tersebut terletak disekeliling
badan bijih.

*Sumber :http://www.slideshare.net/, 2016

Gambar 1.5.
Broken Ore and Country Rock
o. Drawpoint adalah titik tempat pemuatan endapan bijih ke alat angkut dengan
bantuan alat muat dimana letak dari drawpoint ini dekat dengan area tempat
penambangan endapan bijih dimana dengan pemuatan ore bantuan gravitasi.

Khairi Ramdhani
H1C113061

I-8

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH


LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

*Sumber :http://media-2.web.britannica.com/, 2016

Gambar 1.6.
Drawpoint

p. Hanging Wall adalah lapisan batuan yang terletak di bagian atas suatu vein
disebut roof untuk endapan.
q. Foot Wall adalah lapisan batuan yang terletak di bagian bawah suatu vein
disebut floor untuk endapan.

*Sumber :http://image.slidesharecdn.com/, 2016

Gambar 1.7.
Hanging Wall and Foot Wall

Khairi Ramdhani
H1C113061

I-9

Anda mungkin juga menyukai